Anda di halaman 1dari 53

Eva Achjani Zulfa,SH,MH

EVA ACHJANI ZULFA-2008 1


Hak Untuk Hidup
‘setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan
keamanan pribadi’
(Pasal 3 DUHAM)
Setiap manusia memiliki melekat hak untuk
hidup. Hak ini harus dilindungi oleh hukum.
Tidak seorang pun insan manusia yang secara
gegabah boleh dirampas hak kehidupannya
(Pasal 6 ayat (1) ICCPR)
Tiap-tiap anak mempunyai hak yang melekat atas
kehidupannya
(Pasal 6 CRC)

EVA ACHJANI ZULFA-2006 2


UUD 1945 Amandemen II
Pasal 28 A :
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
 Pasal 28 B ayat (2) :
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

Pasal 53 ayat (1) UU 39/1999


Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup,
mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf hidup.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 3


Sejak lama penghilangan nyawa seseorang
“dengan sengaja” sudah menjadi suatu
masalah yang menyangkut aspek :
1. Agama
2. Moral
3. Hukum
4. Sosial

EVA ACHJANI ZULFA-2006 4


 Aborsi
 Eutanasia
 Hukuman mati

EVA ACHJANI ZULFA-2006 5


Revisi Undang-Undang Nomor 23/1992
tentang Kesehatan, yang diselenggarakan
Komisi VII DPR RI bekerja sama dengan Forum
Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan
Pembangunan serta Pusat Pengkajian dan
Pelatihan Informasi (23 September 2005)
Sumber : Suara Pembaharuan.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 6


 ABORTUS SPONTANEUS
 ABORTUS PROVOCATUS

- Therapetis
- Eugenetis
- Criminalis

EVA ACHJANI ZULFA-2006 7


 Menyelamatkan nyawa ibu
 Alasan Kesehatan
 Alasan Kesehatan Jiwa
 Perkosaan atau incest
 Dugaan Lahir cacat
 Alasan Ekonomi & Sosial
 Atas permintaan
 Dan lain-lain

EVA ACHJANI ZULFA-2006 8


AKIBAT DILARANGNYA ABORSI
DITENGARAI BANYAK WANITA YANG
NEKAT MELAKUKANNYA DENGAN CARA-
CARA yang TIDAK AMAN.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 9


- Data WHO menyebutkan, 15-50% kematian ibu
disebabkan pengguguran kandungan yang tidak aman
. Di Asia 38.000 Wanita meninggal akibat aborsi
yang dilakukan secara tidak aman.
- Data WHO, Indonesia menempati peringkat ke-7
tertinggi jumlah kematian karena aborsi yang tidak
aman

EVA ACHJANI ZULFA-2006 10


Majelis Ulama Indonesia telah
mengeluarkan fatwa, membolehkan
praktik aborsi untuk korban pemerkosaan
(Sumber : Kartini, No : 2141 tahun 2005)
Dengan syarat :
Usia janin belum 40 hari dan hanya bagi
korban perkosaan saja.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 11


ALASAN Indonesia Philipina Pakistan Malaysia Thailand India Singapura Turki
Menyelamatkan nyawa ibu
Alasan Kesehatan
Alasan Kesehatan Jiwa
Perkosaan atau incest
Dugaan Lahir cacat
Alasan Ekonomi & Sosial
Atas permintaan

EVA ACHJANI ZULFA-2006 12


 Diamerika Kasus Roe v. Wade (putusan
Supreme Court memperkenalkan
diperkenankannya aborsi sebagai hak dari
perempuan untuk memilih apakah akan
meneruskan kandungannya atau tidak)
 Jepang (the Eugenic Protection Law 1948

yang diamandemen dengan The Maternal


Body Protection Law 1996
 The Abortion Act 1974

EVA ACHJANI ZULFA-2006 13


KUHP UU 23/1992 RKUHP
tentang
Kesehatan

Pasal 346, Pasal Pasal 15 Pasal 577, 578


347 dan Pasal dan 579
348

EVA ACHJANI ZULFA-2006 14


KUHP UU Kesehatan RKUHP

Dilarang Boleh jika dengan Pasal 579 ayat (2)


alasan “dalam Tidak dipidana, Dokter
dengan keadaan darurat yang melakukan tindakan
alasan sebagai upaya medis tertentu dalam
menyelamatkan keadaan darurat untuk
apapun jiwa ibu dan atau menyelamatkan jiwa ibu
janin dalam hamil dan atau janinnya.
kandungannya”.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 15


EVA ACHJANI ZULFA-2006 16
 Benar-benar menjadi jalan terakhir dalam
situasi darurat guna menyelamatkan jiwa
ibu….
 Bila ada pilihan lain, maka aborsi hendaknya
dihindari…
 Pendidikan moral dan agama hendaknya
sebagai tameng untuk mencegah jangan
sampai aborsi dengan alasan perkosaan, ibu
yang masih dibawah umur, incest dsb.. Tidak
perlu ada

EVA ACHJANI ZULFA-2006 17


Berdasarkan pada cara terjadinya, ilmu
pengetahuan membedakan kematian ke
dalam tiga jenis, yaitu:
 1. Orthothanasia, yaitu kematian yang terjadi
karena proses alamiah.
 2.  Dysthanasia, yaitu kematian yang terjadi
secara tidak wajar.
 3.  Euthanasia, yaitu kematian yang terjadi
dengan pertolongan atau tidak dengan
pertolongan dokter.
  

EVA ACHJANI ZULFA-2006 18


Euthanasia berasal dari bahasa Yunani, yaitu
eu yang berarti indah, bagus, terhormat atau gracefully and with
dignity, dan
thanatos yang berarti mati. Jadi secara etimologis, euthanasia
dapat diartikan sebagai mati dengan baik.

Menurut Philo (50-20 SM) euthanasia berarti mati dengan tenang


dan baik,
Suetonis penulis Romawi dalam bukunya yang berjudul Vita
Ceasarum mengatakan bahwa euthanasia berarti “mati cepat
tanpa derita’

Sejak abad 19 terminologi euthanasia dipakai untuk


penghindaran rasa sakit dan peringanan pada umumnya bagi
yang sedang menghadapi kematian dengan pertolongan dokter.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 19


◦ Berpindahnya ke alam baka dengan tenang dan
aman tanpa penderitaan, buat yang beriman
dengan nama Allah di bibir.

◦ Waktu hidup akan berakhir, diringankan


penderitaan sisakit dengan memberikan obat
penenang.

◦ Mengakhiri penderitaan dan hidup seorang sakit


dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri
dan keluarganya.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 20


 1.Berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.
 2. Mengakhiri hidup, mempercepat kematian,

atau tidak memperpanjang hidup pasien


 3.Pasien menderita suatu penyakit yang sulit

untuk disembuhkan.
 4. Atas atau tanpa permintaan pasien dan

atau keluarganya.
 5. Demi kepentingan pasien dan atau

keluarganya.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 21


◦ A. Euthanasia pasif, di mana tenaga medis
                        

tidak lagi memberikan atau melanjutkan bantuan


medik.

◦ B. Euthanasia aktif, baik secara langsung


                        

maupun tidak langsung, di mana dokter dengan


sengaja melakukan tindakan untuk mengakhiri
hidup pasien.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 22


Suntikan Maut "Euthanasia"

Lumpuh, buta, bisu. Untuk apa hidup ? Pertanyaan itu selalu merasuki Vincent Humbert.
Pemuda Prancis ini mengalami kecelakaan mobil pada akhir September 2000. Tiga tahun
Vincecnt dirawat di sebuah rumah sakit di kota Bercksur-Mer - sembilan bulan pertama
dalam keadaan koma. Ketika kesadarannya pulih, Vincent sudah kehilangan penglihatan
dan kemampuan berbicara. Tubuhnya pun lumuh. Cuma jempol tangan kirinya yang bisa
digerakkan.
"Saya tidak hidup. Saya dibuat untuk hidup. Saya tetap hidup. Untuk Siapa, untuk apa yang
tak saya ketahui, yang saya tahu saya hanyalah mayat hidup.",

Vincent Humbert Kondisi tanpa daya ini membuat Vincent tak mau meneruskan
hidupnya. Pada November 2002, ia mengirimkan surat kepada Presiden Prancis, Jacques
Chirac, meminta agar ia diberi hak untuk mati. Chirac membalas surat Vinceent dan
menelponnya ke rumah sakit, menjelaskan bahwa ia tak bisa memenuhi permintaannya
itu. Vincent pun akhirnya menyusun rencana kematian bersama ibunya, Marie Humbert.
Ia juga menulis buku berisi penjelasan soal kasusnya - dibantu seorang wartawan
bernama Frederick Veille.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 23


Kemudian tepat tiga tahun setelah kecelakaan, Vincent dan Marie
melaksanakan rencana mereka, Marie menyuntikkan obat
penenang dengan dosisi berlebih ke pembuluh darah putranya.
Hari berikutnya, buku karya Vincent, Fe Vous Demande le Droit
de Mourir (Saya Meminta Pada Anda Hak untuk Mati), pun
terpajang di rak toko-toko buku di Prancis. Dalam buku itu
Vincent berkata, "Saya tidak hidup. Saya dibuat untuk hidup.
Saya tetap hidup. Untuk Siapa, untuk apa yang tak saya ketahui,
yang saya tahu saya hanyalah mayat hidup.”Jumat 26 September
2003, Vincent meninggal pada usia 22 tahun,

“Saya sangat bahagia, akhirnya kakak saya bebas," kata Laurent


Humbert, adik Vincent, kepada LCI TV. Marie, 48 tahun, yang
genjar mengkampanyekan hak putranya untuk mengakhiri
hidup, ditahan polisi karena dituduh melakukan pembunuhan
dengan sengaja. Hari berikutnya, Marie dibebaskan dan
diperbolehkan menemui putranya sebelum meninggal. Marie
kemudian dimasukkan ke rumah sakit yang dirahasiakan nama
dan tempatnya. Keberadaannya pun sekarang tak diketahui
umum. Kasus Vincecnt kontan menjadi pembicaraan panas di
Prancis.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 24


Seruan-seruan agar Prancis mencabut larangan euthanasia --suntik mati-- datang
dari berbagai penjuru Prancis. Perdana Menteri Jean-Piere Raffarin dan sejumlah
menter lain menolak seruan itu. "Hidup buan milik para politikus," kata Raffarin
dalam wawancaranya deengan koran Le Figaro.

Menteri Urusan Sosial, Francois Fillon, juga menyatakan menentang perubahan


hukum tentang euthanasia. Pada hal, sebelumnya ia menyerukan perubahan
dan mengatakan, Ibu Vincent bisa merasa bangga karena telah membuka debat
soal bunuh diri dengan bantuan orang lain. "Sebagai anggota pemerintah, saya
tak bisa menganjurkan pelanggaran hukum. Tapi, kita harus membuka debat
untuk memodifikasi hukum-huhkum kita dan memperhatikan situasi ini," kata
Fillon epada radio Europe I.
Mantan Menteri Kesehatan, Bernard Koucher, menyatakan bahwa
sudah waktunya Prancis menyusul negara-negara yang telah melegalkan
euthanasia. "Belanda dan Belgia telah melakukannya, di Inggris sedang
berkembang, dan Italia serta Spanyol segera melangkah," kata Koucher. "Saya
tak ingin negara saya menjadi di negara terakhir yang melakukan hal itu," ia
menambahkan.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 25


Belanda merupakan negeri pembuka jalan bagi hukum euthanasia.
Negeri liberal ini memberikan toleransi terhadap praktek euthanasia
sejak beberapa dekade lalu. April 2003, parlemen akhirnya
mengatur praktek itu dalam undang-undang. Dinyatakan bahwa
bunuh diri dengan bantuan orang lain yang dilaksanakan karena
penderitaan yang berkelanjutan dan tak tertahankan adalah legal.
Selanjutnya hukum itu menyatakan, pasien harus dalam keadaan
pikiran ang tenang. Dokter pun harus mendapatkan opini kedua,
dan hanya dokter -- bukan keluarga -- yang boleh memberikan
obat mematikan pada pasien.

Belgia adalah negara kedua yang membolehkan praktek euthanasia.


Pada September 2002, Mario Verstraete, penderita sklerosis berusia
39 tahun, merupakan orang Belgia pertama yang meninggal dengan
suntikan mematikan. Swiss akhirnya menyusul langkah Belanda dan
Belgia. Negeri ini bahkan erap disebut-sebut sebagai negara yang
menawarkan "Turis-me bunuh diri". Pada Januari 2003, Reginald
Crew menjadi orang Inggris pertama yang melakukan perjalanan ke
Swiss untuk mendapatkan suntikan mematikan itu.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 26


PALU, KOMPAS –
Eksekusi hukuman mati terhadap terpidana mati Fabianus Tibo, Dominggus da
Silva dan Marinus Riwu, bisa dipastikan sudah dilaksanakan, Jumat (22/9) dini
hari. Meski demikian, hingga pukul 03.00 Wita, belum ada penjelasan resmi
mengenai pelaksanaan hukuman mati tersebut dari Polda maupun Kejati Sulawesi
Tengah.

Kepastian sudah dilaksanakannya hukuman mati itu diperoleh setelah utusan


Kepala Polda Sulteng, Ajun Komisaris Besar Victor Batara, Jumat pukul 02.30
Wita menemui penasihat hukum dan rochaniawan pendamping para terpidana
mati di Gereja Santa Maria. Victor Batara datang menanyakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyemayamkan para terpidana di gereja tersebut.

Hingga laporan ini diturunkan sekitar pukul 03.00 Wita belum ada keterangan
resmi mengenai pelaksanaan hukuman mati. Penasihat hukum maupun
rochaniawan pendamping mereka juga belum menerima keterangan resmi.
Hukuman Mati
Pasal 5 DUHAM PBB
Tidak seorangpun boleh dianiaya atau
diperlakukan secara kejam, dengan tak
mengingat kemanusiaan atau cara perlakuan atau
hukuman yang menghinakan.
 HUKUMAN MATI ADALAH HUKUMAN YG KEJAM,
TIDAK MANUSIAWI & MERENDAHKAN MARTABAT
MANUSIA. HUK MATI MERUPAKAN SUATU
PELANGGARAN TERHADAP HAK HIDUP.
HUKUMAN INI TIDAK DAPAT DIBATLKAN JIKA
SUDAH DIBERIKAN & DAPAT SAJA DIJATUHKAN
KEPADA ORG YANG SESUNGGUHNYA TDK
BERSALAH.
 HUKUMAN INI JUGA BELUM PERNAH TERBUKTI
SEBAGAI HUKUMAN YG EFEKTIF/LBH EFEKTIF
DRPD HUKUMAN LAINNYA DGN TUJUAN
MENURUNKAN ANGKA KEJAHATAN.
 KEMATIAN YG DIJATUHKAN OLEH NEGARA SBG
AKIBAT DR KEJAHATAN YG SERIUS YG TELAH
DILAKUKAN OLEH SSO (BLACK LAWS DICTIONARY)

AMERIKA SERIKAT :
 FELONY MURDERS RULE  ORANG2 YG MASUK
DLM KATEGORI PARA PEMBUNUH YG TELAH
DIJATUHI HUKUMAN MATI KRN TERBUKTI
MELAKUKANNYA SEBAGAI TAMBAHAN AKIBAT
KEJAHATAN SERIUS LAIN TMSK PERKOSAAN DAN
PERAMPOKAN
INGGRIS:
 PEMBUNUHAN BERENCANA  KORBAN
TEWAS/MENGAKIBATKAN DERITA FISIK YG PARAH
RIGHT TO LIFE – NON DEROGABLE RIGHT
 (DUHAM, ICCPR, PSL. 28i UUD’45 AMANDEMEN KE
2,
 ps. 9 UU NO. 39/1999)
 DIODITUS :
 HUKUMAN MATI MENGHAPUS HARAPAN AGAR
PARA PELAKU KEJAHATAN BERTOBAT/MENEBUS
KESALAHANNYA
 RESTORATIVE JUSTICE : memulihkankeadaan
korban dan pelaku
 JIKA TERJADI ERROR JUDICIARE, MAKA TDK DPT
DIPERBAIKI LAGI.
Capital punishment is a contentious issue.
Supporters of capital punishment argue that
it :

◦ deters crime,
◦ prevents recidivism, and
◦ an appropriate retribution for the
crime of murder.
Opponents of capital punishment argue that
◦ it does not deter criminals more than life
imprisonment,
◦ violates human rights,
◦ leads to executions of some who are wrongfully
convicted, and
◦ discriminates against minorities and the poor.
Pasal 6 mengizinkan dijatuhkannya hukuman mati
dengan syarat:
a. Terhadap kejahatan-kejahatan yang paling serius
b. Berdasarkan hukum yang berlaku
c. Tidak bertentangan dengan konvensi atau
kovenan lain
d. Dijatuhkan oleh pengadilan yang berwenang
e. Tidak dijatuhkan untuk anak dibawah umur atau
wanita hamil
f. Terpidana mati berhak meminta mengampunan.

EVA ACHJANI ZULFA-2006 37


◦ SELAIN MEMANG PIDANA MATI DIRUMUSKAN DALAM KUHP,
DUKUNGAN SCR SOSIAL, BUDAYA & PANDANGAN AGAMA
TTT YG TDK MENOLAK HUK MATI (PRINSIP
PARTIKULARISTIK)
◦ HUKUMAN MATI HRS DILAKUKAN SCR SELEKTIF & HATI2
◦ HANYA UTK KEJAHATAN YG SANKSINYA BERAT, TINDAK
PIDANANYA SERIUS, DILAKUKAN DGN CARA YG KEJAM,
KORBANNYA BESAR, CO: TERORISME, KEJAHATAN
TERORGANISIR, NARKOBA.
◦ PIDANA MATI TDK PELU DICANTUMKAN DLM KETENTUAN,
TP HRS ADA DLM PEDOMAN PEMIDANAAN
◦ JIKA KEBERATAN TERHADAP PIDANA MATA  PIDANA MATI
BERSYARAT: TDK LGSG DIEKSEKUSI TP TUNGGU 6 – 10 THN;
JIKA ADA PERUBAHAN PERILAKU DPT DIUBAH JD PIDANA
SEUMUR HIDUP. CO. PSL. 83 RKUHP.
 DISCIPLINE & PUNISHMENT (The Birth of Prison)
 Co. Damiens (Prancis) napi yang dibunuh
secara keji dgn cara dipotong/disiksa sampai
mati, digantung  dicari bentuk pemidanaan
yg lbh spiritual : MEMENJARAKAN JIWA UTK
DIPERBAIKI krn HUK MATI TDK
MENGOREKSI/MEMPERBAIKI PELAKU. PDHAL
HUKUMAN ITU HRS MEMPUNYAI EFEK
PEMBELAJARAN.
 HUKUMAN MATI SBG SALAH SATU HUKUMAN
POKOK SESUAI PSL. 10 KUHP, DILAKUKAN OLEH
ALGOJO DI TINAG GANTUNGAN (PSL. 11 KUHP)
 CARA EKSEKUSI DIANGGAP KEJAM DAN KEJI, TDK
SESUAI DGN PERKEMBANGAN JIWA REVOLUSI RI
 DIUBAH MJD DITEMBAK SAMPAI MATI (PENPRES
2/1964  UU No. 5/1969)
 HUKUMAN MATI DILAKUKAN DGN CARA DITEMBAK
SAMPAI MATI DI SUATU TEMPAT YG RAHASIA
(BUKAN DI TEMPAT UMUM), DI DAERAH HUKUM
PENGADILAN YG MENJATUHKAN PUTUSAN DLM TK.
1.
 KHUSUS UTK TERPIDANA YG PADA SAAT PUTUSAN
DALAM KONDISI TTT: ORG GILA, DITUNGGU
HINGGA SEHAT & IBU HAMIL, DITUNGGU HINGGA
BAYI-NYA LAHIR LALU DIEKSEKUSI.
 HUKUMAN MATI TDK TDPT PADA PS. 60 TTG JENIS2
PIDANA TP DIATUR TERSENDIRI DLM PSL. 61 &
DIANCAMKAN SECARA ALTERNATIF
 PIDANA MATI MRPK JENIS PIDANA YG BERSIFAT
KHUSUS:
 ..... DIANCAM DGN PIDANA MATI ATAU PIDANA
PENJARA SEUMUR HIDUP (SAMA DGN KUHP);
 PSL. 80 RKUHP: PIDANA MATI SCR ALTERNATIF
DIJATUHKAN SBG UPAYA TERAKHIR UTK MEGAYOMI
MASY
 TATA CARA: PSL 81
 PSL. 83: KEMUNGKINAN MENGUBAH PIDANA MATI
 PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP.
Menurut KUHP, di Indonesia ada sembilan
macam kejahatan yang diancam pidana mati.

1. Makar dengan maksud membunuh presiden


dan wakil presiden (Pasal 104 KUHP);
2. Melakukan hubungan dengan negara asing
sehingga terjadi perang (Pasal 111 Ayat 2
KUHP);
3. Pengkhianatan memberitahukan kepada
musuh di waktu perang (Pasal 124 Ayat 3
KUHP);
4. Menghasut dan memudahkan terjadinya huru-
hara (Pasal 124 bis KUHP);
5. Pembunuhan berencana terhadap kepala
negara sahabat (Pasal 140 Ayat 3 KUHP);
6. Pembunuhan berencana (Pasal 340 KUHP);
7. Pencurian dengan kekerasan secara
bersekutu mengakibatkan luka berat atau
mati (Pasal 365 Ayat 4 KUHP);
8. Pembajakan di laut mengakibatkan
kematian (Pasal 444 KUHP);
9. Kejahatan penerbangan dan sarana
penerbangan (Pasal 149 K Ayat 2 & Pasal
149 O Ayat 2 KUHP).
Di luar macam-macam kejahatan dalam KUHP,
masih ada ancaman pidana mati:
1. Tindak Pidana Narkotik & Psikotropika (UU No 22
Tahun 1997 & UU No 5 Tahun 1997);
2. Tindak Pidana Korupsi (UU No 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan
UU No 20 Tahun 2001);
3. Tindak Pidana terhadap Hak Asasi Manusia (UU No
26 Tahun 2000);
4. Tindak Pidana Terorisme
◦ PS. 14 PERPU NO. 1/2002  UU No. 15/2003 ttg
pemberantasan t.p TERORISME (dibatalkan dgn judicial
review oleh MK)
 10 TAHUN MENUNGGU EKSEKUSI PIDANA
MATI  BLM DIEKSEKUSI JUGA  PIDANA
PENJARA SEMENTARA.
 KARENA JIKA TERLALU LAMA MENUNGGU
EKSEKUSI: DOUBLE PUNISHMENT 
TEKANAN PSIKOLOGIS KRN PUTUSANNYA &
MEMNUGGU2 KAPAN AKAN DIEKSEKUSI.
 BRAZIL (1979), JERMAN (1949), KOLUMBIA (1919),
KOSTA RIKA (1882), DENMARK (1978), DOMINIKA
(1924), EKUADOR (1897), FIJI ( (1979), FINLANDIA
(1972), HONDURAS (1965), LUXEMBURG (1979),
NORWEGIA (1979), AUSTRIA (1968), PORTUGAL (1977),
URUGUAY (1907), VENEZUELA (1863), ESLANDIA
(1928), SWEDIA (1973), SWISS (1973), PRANCIS,
INGGRIS, AUSTRALIA, BELGIA MSH MENCANTUMKAN
PIDANA MATI TP TIDAK PERNAH DITERPKAN LAGI.
 LAPORAN DR AMNESTY INT’L: INDONESIA ADALAH 1
DR 78 NEGARA YG MSH MENERAPKAN HUKUMAN
MATI.
A total of 69 countries retain it. Among retentionist
countries, seven use capital punishment on juveniles (under
18). China performed more than 3400 executions in 2004,
amounting to more than 90% of executions worldwide. In
China, some inmates are executed by firing squad, but it
has been decided that all executions will be by lethal
injections in the future. Iran performed 159 executions in
2004. The United States performed 60 executions in 2005.
Texas conducts more executions than any of the other
U.S. states that still permit capital punishment, with 370
executions between 1976 and 2006. Singapore has the
highest execution rate per capita, with 70 hangings for a
population of about 4 million.
In 1977, 16 countries were abolitionist, while
the figure was 122 for the end of 2005. In
more detail, 88 countries have abolished
capital punishment for all offences, 11 for all
offences except under special circumstances,
and 29 others have not used it for at least 10
years
 PENGGAL (GUILLOTINE), CO. PRANCIS &
CINA
 GANTUNG CO. DULU DI INDONESIA
 KAMAR GAS CO. US
 KURSI LISTRIK CO. US
 SUNTIK MATI
 TEMBAK MATI, SDH DITERAPKAN DI
BEBERAPA NEGARA, PENGGANTI PENGGAL,
HUK GANTUNG, DSB.
 TEMBAK MATI: PENJERAAN :
DETTERENCE/PREVENSI UMUM
Kursi listrik adalah kursi yang dialiri arus listrik untuk
mengeksekusi terpidana mati atau tahanan yang dijatuhi
hukuman mati. Penggunaan kursi listrik untuk eksekusi
terpidana mati ini lazim digunakan di Amerika Serikat,
khususnya di negara bagian Alabama, South Carolina, dan
Virginia, serta menjadi satu-satunya metode hukuman mati
di negara bagian Nebraska.
Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi Perancis,
tetapi sebenarnya sebelumnya sudah ada alat seperti ini.
Guillotine dinamakan menurut Joseph Ignace Guillotin
(1738 - 1814), yang menyarankan supaya memakai alat
ini sebagai alat eksekusi. Ironisnya ia sendiri
sebenarnya tidak setuju dengan hukuman mati. Ia
berharap bahwa alat'nya' akan menghapuskan hukuman
mati. Guillotine menjadi terkenal pada Revolusi
Perancis, tetapi sebenarnya sebelumnya sudah ada alat
seperti ini. Guillotine dinamakan menurut Joseph
Ignace Guillotin (1738 - 1814), yang menyarankan
supaya memakai alat ini sebagai alat eksekusi.
Ironisnya ia sendiri sebenarnya tidak setuju dengan
hukuman mati. Ia berharap bahwa alat'nya' akan
menghapuskan hukuman mati. Terdakwa terakhir yang
dihukum mati dengan alat ini adalah Hamida
Djandoubi. Ia dieksekusi di Marseille pada tanggal 10
September 1977

Anda mungkin juga menyukai