- Therapetis
- Eugenetis
- Criminalis
untuk disembuhkan.
4. Atas atau tanpa permintaan pasien dan
atau keluarganya.
5. Demi kepentingan pasien dan atau
keluarganya.
Lumpuh, buta, bisu. Untuk apa hidup ? Pertanyaan itu selalu merasuki Vincent Humbert.
Pemuda Prancis ini mengalami kecelakaan mobil pada akhir September 2000. Tiga tahun
Vincecnt dirawat di sebuah rumah sakit di kota Bercksur-Mer - sembilan bulan pertama
dalam keadaan koma. Ketika kesadarannya pulih, Vincent sudah kehilangan penglihatan
dan kemampuan berbicara. Tubuhnya pun lumuh. Cuma jempol tangan kirinya yang bisa
digerakkan.
"Saya tidak hidup. Saya dibuat untuk hidup. Saya tetap hidup. Untuk Siapa, untuk apa yang
tak saya ketahui, yang saya tahu saya hanyalah mayat hidup.",
Vincent Humbert Kondisi tanpa daya ini membuat Vincent tak mau meneruskan
hidupnya. Pada November 2002, ia mengirimkan surat kepada Presiden Prancis, Jacques
Chirac, meminta agar ia diberi hak untuk mati. Chirac membalas surat Vinceent dan
menelponnya ke rumah sakit, menjelaskan bahwa ia tak bisa memenuhi permintaannya
itu. Vincent pun akhirnya menyusun rencana kematian bersama ibunya, Marie Humbert.
Ia juga menulis buku berisi penjelasan soal kasusnya - dibantu seorang wartawan
bernama Frederick Veille.
Hingga laporan ini diturunkan sekitar pukul 03.00 Wita belum ada keterangan
resmi mengenai pelaksanaan hukuman mati. Penasihat hukum maupun
rochaniawan pendamping mereka juga belum menerima keterangan resmi.
Hukuman Mati
Pasal 5 DUHAM PBB
Tidak seorangpun boleh dianiaya atau
diperlakukan secara kejam, dengan tak
mengingat kemanusiaan atau cara perlakuan atau
hukuman yang menghinakan.
HUKUMAN MATI ADALAH HUKUMAN YG KEJAM,
TIDAK MANUSIAWI & MERENDAHKAN MARTABAT
MANUSIA. HUK MATI MERUPAKAN SUATU
PELANGGARAN TERHADAP HAK HIDUP.
HUKUMAN INI TIDAK DAPAT DIBATLKAN JIKA
SUDAH DIBERIKAN & DAPAT SAJA DIJATUHKAN
KEPADA ORG YANG SESUNGGUHNYA TDK
BERSALAH.
HUKUMAN INI JUGA BELUM PERNAH TERBUKTI
SEBAGAI HUKUMAN YG EFEKTIF/LBH EFEKTIF
DRPD HUKUMAN LAINNYA DGN TUJUAN
MENURUNKAN ANGKA KEJAHATAN.
KEMATIAN YG DIJATUHKAN OLEH NEGARA SBG
AKIBAT DR KEJAHATAN YG SERIUS YG TELAH
DILAKUKAN OLEH SSO (BLACK LAWS DICTIONARY)
AMERIKA SERIKAT :
FELONY MURDERS RULE ORANG2 YG MASUK
DLM KATEGORI PARA PEMBUNUH YG TELAH
DIJATUHI HUKUMAN MATI KRN TERBUKTI
MELAKUKANNYA SEBAGAI TAMBAHAN AKIBAT
KEJAHATAN SERIUS LAIN TMSK PERKOSAAN DAN
PERAMPOKAN
INGGRIS:
PEMBUNUHAN BERENCANA KORBAN
TEWAS/MENGAKIBATKAN DERITA FISIK YG PARAH
RIGHT TO LIFE – NON DEROGABLE RIGHT
(DUHAM, ICCPR, PSL. 28i UUD’45 AMANDEMEN KE
2,
ps. 9 UU NO. 39/1999)
DIODITUS :
HUKUMAN MATI MENGHAPUS HARAPAN AGAR
PARA PELAKU KEJAHATAN BERTOBAT/MENEBUS
KESALAHANNYA
RESTORATIVE JUSTICE : memulihkankeadaan
korban dan pelaku
JIKA TERJADI ERROR JUDICIARE, MAKA TDK DPT
DIPERBAIKI LAGI.
Capital punishment is a contentious issue.
Supporters of capital punishment argue that
it :
◦ deters crime,
◦ prevents recidivism, and
◦ an appropriate retribution for the
crime of murder.
Opponents of capital punishment argue that
◦ it does not deter criminals more than life
imprisonment,
◦ violates human rights,
◦ leads to executions of some who are wrongfully
convicted, and
◦ discriminates against minorities and the poor.
Pasal 6 mengizinkan dijatuhkannya hukuman mati
dengan syarat:
a. Terhadap kejahatan-kejahatan yang paling serius
b. Berdasarkan hukum yang berlaku
c. Tidak bertentangan dengan konvensi atau
kovenan lain
d. Dijatuhkan oleh pengadilan yang berwenang
e. Tidak dijatuhkan untuk anak dibawah umur atau
wanita hamil
f. Terpidana mati berhak meminta mengampunan.