Anda di halaman 1dari 15

STATIKA

OLEH;
SARJIYANA
POKOK BAHASAN
 Konsep dasar mekanika, gaya sebagai besaran dan vektor dan sistem
satuan
 Sistem gaya dua dimensi, sistem gaya tiga dimensi, momen dan kopel
 Hukum Newton dan kesetimbangan: kondisi dan syarat
kesetimbangan, dan free body diagram
 Struktur: rangka batang satu bidang, metode sambungan, metode
potongan, kerangka dan mesin
 Titik berat dan pusat gravitasi: titik berat dari garis, bidang, dan
ruang
 Beam: jenis-jenis pembebanan pada beam, gaya geser, momen lentur
dan torsi, hubungan antar beban, geseran dan momen
 Gesekan: jenis-jenis gesekan, penerapan gesekan pada mesin
 Pesawat angkat sederhana: kerek tunggal, kerek majemuk, kerek
majemuk berulir, kerek diferensial, dan dongkrak berulir22
DAFTAR PUSTAKA

 Modul Ajar Statika, Politeknik Negeri Malang, 2012


 Alan Darbyshire, Mechanical Engineering BTEC National
Engineering Specialist Units, Elsevier, 2008
 Dietmar Gross, Engineering Mechanics 1 Statics, Springer,
2009
 AS Hall, Engineering Statics, University of New South Wales
Press Ltd, 1999
 Andrew Pytel, Engineering Mechanics Statics, Cengage
Learning, 2010
 J. L. Meriam, Engineering Mechanics Statics, John Wiley &
Sons, Inc, 2012
 Michael E. Plesha, Engineering Mechanics Statics, The
McGraw-Hill Companies, Inc, 2010
Mekanika diabagi dalam 3 bagian

MEKANIKA

MEKANIKA MEKANIKA
MEKANIKA
BENDA-BENDA BENDA-BENDA
FLUIDA
KAKU ELASTIS

Mekanika benda kaku dibagi


MEKANIKA
BENDA-
BENDA KAKU

STATIKA DINAMIKA
Statika
 Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang kesetimbangan
benda, termasuk gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda
agar benda tersebut dalam keadaan setimbang.
Gaya
 Gaya adalah sesuatu yang menyebabkan benda diam menjadi
bergerak atau sebaliknya dari bergerak menjadi diam. Gaya
dapat digambarkan sebagai sebuah vektor, yaitu besaran yang
mempunyai besar dan arah. Gaya biasanya disimbolkan dengan
huruf F.
 Gaya yang bekerja pada benda di atas antara lain: Gaya
berat (W) yang selalu berpusat pada titik beratnya dan
arahnya selalu ke pusat gravitasi bumi. Gaya (F) dapat
sejajar dengan permukaan benda atau membentuk sudut
dengan permukaan tumpuan. Gaya F dapat menyebabkan
masa (m) dari diam menjadi bergerak hingga memiliki
percepatan sebesar a (m/s2), dapat dituliskan:

 F = m (Kg) · a (m/s2) = Kg · m/s2 = Newton (N)


 Bila gaya F dihilangkan benda (m) akan mengalami perlambatan
hingga setelah waktu t detik benda akan berhenti (kecepatan v = 0).
Hal ini karena benda melewati permukaan kasar yang memiliki gaya
gesek (f) yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Besarnya f tergantung pada harga koefisien geseknya (µ). Semakin
kasar permukaan benda maka koefisien geseknya (µ) akan semakin
besar. Bila gaya gesek lebih besar dari gaya tarik (F), maka benda
akan berhenti (v = 0). Gaya gesek (f) berbanding lurus dengan gaya
normal (N) benda atau dapat dituliskan:

 f = µ · N Newton

 di mana:
N = gaya normal yang selalu tegak lurus permukaan benda
(Newton)
µ = koefisien gesek permukaan benda (tanpa satuan)
 Aplikasi dari gaya gesek dapat diilustrasikan pada contoh:
roda yang masih baru akan memiliki cengkeraman yang lebih
kuat dibanding dengan roda yang aus/halus. Pengereman di
permukaan aspal lebih baik bila dibandingkan dengan di
permukaan lantai keramik, karena µ aspal lebih besar dari µ
permukaan keramik.
Menentukan besaran suatu gaya adalah:
 Besar gaya tersebut
 Arah kerja gaya
 Titik tangkap atau atau titik kerja gaya

Besar suatu gaya dinyatakan dalam unit (satuan)


S.I unti yang dipergunakan oleh para ahli mengukur besar gaya adalah:
Newton [N] dan kelipatannya kilonewton [kN], yang sama dengan
1000 [N].
Sistem satuan teknik lama yang dipergunakan adalah Kp dan Mp yang
besarnya sama dengan 1000 Kp.
Arah gaya ditentukan dengan oleh garis aksi (garis kerja) nya dan tujuan
gaya, garis kerja ini garis lurus yang tak terbatas, dimana gaya tersebut
bekerja.
Membentuk sudut terhadap aksis (sumbu) tetap.
Gaya itu sendiri digambarkan sebagai ruas (bagian) pada garis
tersebut melalui penggunaan skala tertentu.
Panjang ruas ini bisa diyentukan untuk menggambarkan besar
gaya, dan terakhir tujuan gaya harus ditandai oleh anak panah.

 Skala: 1 [N] = 5 [mm]


 Titik A disebut titik kerja
[titik tangkap]gaya

α
A
HUKUM NEWTON
 HUKUM NEWTON 1
Suatu partikel akan tetap diam atau bergerak kontinyu pada
suatu garis lurus dengan kecepatan tetap apabila disana tidak
ada gaya yang tak seimbang (gaya luar) yang bekerja pada
benda tersebut.
• HUKUM NEWTON 2
Percepatan suatu partikel sebanding dengan resultan gaya yang
bekerja pada partikel tersebut dan arahnya searah dengan
resultan gaya.
• HUKUM NEWTON 3
Gaya aksi dan reaksi diantara interaksi benda-benda adalah
sebanding besarnya, berlawanan arah dan segaris kerja, bisa
dikatakan: Gaya reaksi sama besar berlawanan aarah dan
segaris kerja dengan gaya aksi
 HUKUM GRAFITASI
 Dalam statika maupun dinamika kita seringkali perlu menghitung
berat suatu benda. Tarikan grafitasi bumi pada suatu benda diketahui
sebagai berat benda. Karena tarikan ini merupakan suatu gaya maka
berat benda dinyatakan dalan Newton.
 Gaya ini terjadi baik pada benda dalam keadaan diam maupun
bergerak.

 Untuk suatu benda yang bermassa : m pada permukaan bumi yang


mempunyai percepatan akibat grafitasi : g. Maka kita nyatakan akibat
grafitasi beratnya sebagai :W
W = m . g [N]
W = berat [kg.m/s2]=[N]
m = massa [kg]
g = percepatan grafitasi [m/s2]
A B

 Batang ditarik pada kedua ujungnya A dan B


 Kedua ujung dalam keadaan setimbang , jika gaya yang bekerja pada
arah A sama dengan gaya yang bekerja pada arah B. mengingat arah
gaya berlawanan, maka dapat dituliskan:
FA = - FB
FA + FB = 0
Benda dalam keadaan setimbang (dalam kesetimbangan) bila jumlah
gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol.
Kedua bagian itu akan tetap dalam keadaan setimbang bila menarik
batang silinder pada titik kerja yang berbeda selama dalam satu garis
kerja.
 Titik kerja gaya bisa dipindahkan hanya sepanjang garis kerjanya

B A D C

 Panjang benda kerja tidak berpengaruh.


 Jarak antara titik kerja tidak berpengaruh terhadap
keseimbangan
 Arah kerja gaya selau pada garis lurus yang disebut garis kerja
gaya.

 Titik kerja gaya dapat dipindahkan hanya sepanjang daris


kerjanya.
Gaya pada satu titik tangkap

 Gaya-gaya bekerja pada tidak pada titik yang sama, tetapi


garis kerjanya mempunyai titik perpotongan yang sama,
maka kita bisa mengatakan bahwa gaya-gaya tersebut
bekerja pada satu titik.
FD
Titik Perpotongan

FC
FA

FB

Anda mungkin juga menyukai