Anda di halaman 1dari 16

TINGGINYA RESIKO KECELAKAAN

BAGI PERKERETAAPIAN DI INDONESIA


“TERUTAMA PADA PERSIMPANGAN ANTARA
JALAN RAYA DENGAN JALUR JALAN REL KERETA API”

Di susun oleh :
1. Sukma Roza D. 6. M Azwarland.
2. Rina Wijayanti. 7. Aditnya Wardana.
3. Ajeng. 8. David Firmansah.
4. Jemi Putra. 9. Ade Setia Budi.
5. Fakhrul Razi. 10.
Latar Belakang

Gambaran angkutan sungai dan danau adalah angkutan yang sangat


tua umurnya, bahkan dapat dikategorikan sebagai angkutan tradisional. Sungai
dan danau sebagai prasarana diwilayah tersebut telah mampu memberikan
kontribusi yang besar serta akses sampai jauh kepedalaman dimana moda
Transportasi lain seperti jalan belum menjangkaunya. Perlu diketahui bahwa
moda ini prasarananya telah disediakan oleh alam dan investasi untuk
penyelenggaraannya terjangkau oleh masyarakat. Angkutan ini telah
berkembang cepat kearah modernisasi dengan munculnya bus air, truk air,
angkutan muatan curah dan cair seperti batu bara dan minyak sawit. Prospek
angkutan ini cukup cerah seiring dengan keunggulan karateristiknya yang
mampu mengangkut jumlah banyak barang, hemat energy dan polusi rendah,
dampak pengrusakan lingkungan kecil dan prasarana telah disediakan alam
berupa sungai dan danau.
Kota Palembang yang dikatogorikan sebagai kota yang menuju kota
dunia tentu memiliki investasi kota diantaranya potensi transportasi angkutan
sungai, danau dan penyebrangan.
Oleh karena itu langkah strategis pembinaan angkutan sungai, danau
dan penyebrangan perlu diambil untuk menempatkan secara tepat dan
proporsional kontribusinya dari angkutan ini dalam rangka sistem transportasi
kota.
Perkembangan angkutan sungai, danau dan penyebangan ditinjau dari
jaringan pelayanannya meliputi jaringan pelayanan angkutan orang dan barang.
Kedua jaringan ini dapat dilakukan dalam trayek tetap, trayek tidak tetap dan
tidak dalam trayek.
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Manfaat Transportasi


Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat
ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin.. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat,
laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan
banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih
canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan
dengan alat transportasi lainnya.
Manfaat terpenting dari transportasi itu sendiri adalah untuk
memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam prakteknya,
masyarakat sangat membutuhkan transportasi untuk melakukan aktivitasnya
masing-masing.
B. ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan)
Kata ASDP yang berarti “Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan”
merupakan istilah yang terdiri dari dua aspek yaitu “Angkutan Sungai dan Danau”
atau ASD dan “Angkutan Penyeberangan”. Istilah ASDP ini merujuk pada sebuah
jenis “moda” atau “jenis angkutan” dimana suatu sistem transportasi terdiri dari 5
macam yaitu moda angkutan darat (jalan raya), moda angkutan udara, moda
angkutan kereta api, moda angkutan pipa (yang mungkin belum dikenal luas),
moda angkutan laut dan moda ASDP.
Angkutan Perairan Daratan atau angkutan perairan pedalaman
merupakan istilah lain dari Angkutan Sungai dan Danau (ASD). Jenis angkutan ini
telah lama dikenal oleh manusia bahkan terbilang tradisional. Sebelum
menggunakan angkutan jalan dengan mengendarai hewan seperti kuda dan sapi,
manusia telah memanfaatkan sungai untuk menempuh perjalanan jarak jauh.
Demikian juga di Indonesia, sungai merupakan wilayah favorit sehingga banyak
sekali pusat pemukiman, ekonomi, budaya maupun kota-kota besar yang berada di
tepian sungai seperti Palembang.
Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, terutama pada
pasal 1, dijelaskan bahwa angkutan perairan daratan yang juga dikenal sebagai
angkutan sungai dan danau (ASD ) adalah meliputi angkutan di waduk, rawa, anjir,
kanal, dan terusan. Di Indonesia, angkutan perairan daratan merupakan bagian dari
sub sistem perhubungan darat dalam sistem transportasi nasional.
Moda angkutan ini tentunya tidak mempergunakan perairan laut sebagai
prasarana utamanya namun perairan daratan. Dalam kamus Himpunan Istilah
Perhubungan, istilah perairan daratan didefinisikan sebagai semua perairan danau,
terusan dan sepanjang sungai dari hulu sampai dengan muara
Sementara itu, angkutan penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi
sebagai jembatan bergerak yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan
kereta api yang terputus karena adanya perairan. Dalam bahasa Inggris, moda ini
dikenal dengan istilah ferry transport. Lintas penyeberangan Merak – Bakauheni
dan Palembang – Bangka bahkan juga Inggris – Perancis adalah beberapa contoh
yang sudah dikenal masyarakat.
C. Permasalahan Transportasi ASDP di Kota Palembang
• Kondisi Sungai
Dalam sejarah kota Palembang, di era kerajaan Sriwijaya, Sungai
memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan sosial ekonomi
masyarakat. Setidaknya Palembang memiliki Sungai besar yang membelah
wilayah ini yaitu Sungai Musi. Namun, kini sungai mulai tercemar.
Saat melewati pemukiman warga, kita akan menyaksikan aneka sampah
yang menumpuk karena dibuang begitu saja di bantaran sungai. Kondisi ini
banyak dijumpai di anak sungai Musi
Kendala yang dihadapi secara umum fasilitas yang tersedia pada
dermaga sungai sangatlah sederhana. Belum dilengkapi dengan fasilitas
penumpukan barang, lapangan parkir untuk menampung moda lain yang akan
menggunakan moda angkutan sungai.
• Fasilitas yang kurang memadai
Seperti data yang sudah dipaparkan pada sub bab diatas, terlihat bahwa
fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Negara untuk transportasi ASDP dirasa
masih kurang jika melihat banyaknya masyarakat yang memanfaatkan transporatsi
dalam aktifitas mereka sehari-hari. Seperti kapal-kapal penyebrangan yang kotor
dan tidak terawat
• Sarana dan Prasarana yang kurang baik
Buruk dan minimnya sarana-prasarana yang ada di dunia transportasi
sudah menjadi rahasia umum. Hal inilah yang menjadi penyebab banyak
terjadinya kecelakaan, misalnya banyak terjadi kebocoran-kebocoran pada kapal
yang menyebabkan hilangnya keseimbangan dari kapal tersebut, bahkan dapat
menyebabkan kapal karang.
• Kurangnya pengawasan Pemerintah
Terbatasnya pengawasan pemerintah terhadap moda transportasi yang
beredar, menyebabkan banyak pemilik dari moda transportasi tersebut seenak
mereka sendiri dalam mengoperasikan moda transportasi tersebut . padahal
banyak dijumpai di sekitar kita banyak perahu-perahu yang seharusnya sudah
tidak layak jalan tetapi karena kebutuhan ekonomi yang mendesak mereka tetap
mengoperasikan angkutan tersebut. imbasnya kembali lagi kepada keselamatan
masyarakat yang terancam. Disinilah peran pemerintah untuk memberi perhatian
lebih terhadap moda transportasi, untuk menyeleksi transportasi mana saja yang
memenuhi prosedur layak jalan agar nantinya masyarakat yang menggunakan
transportasi tersebut bisa merasa aman dan nyaman.
D. Potensi Transportasi ASDP di Kota Palembang
Palembang, dengan posisi Sungai Musi yang tepat berada di tengah-
tengah daerah perkotaan di Palembang, sangat berpotensi sebagai sarana
transportasi ASDP, ukuran sungai yang memungkinkan untuk kapal angkutan
barang maupun orang
Potensi sebagai kawasan wisata pedesaan, sehingga kapal-kapal/perahu
dapat dikelolah sebagai ankutan sungai pariwisata. Selain itu Mempermudah akses
dan mengurangi kemacetan jalan yang di akibatkan oleh angkutan barang yang
berukuran besar.
PERMASALAHAN KERETA API.

Persimpangan antara jalan raya dengan jalan rel KA merupakan fenomena


yang unik dalam dunia transportasi, sebab masing-masing moda transportasi
tersebut memiliki sistem prasarana yang berbeda, dioperasikan dengan sistem
sarana yang berbeda, penanggung jawab dan pengelolanya juga berbeda.
Kedua moda transportasi dengan karakteristik yang berbeda tersebut bertemu
di persimpangan/pintu perlintasan (level crossing) sehingga daerah tersebut
memiliki risiko tinggi bagi semua perkeretaapian di dunia.

Potensi terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh perkeretaapian yang


operasinya tidak dapat dikontrol merupakan "sebagian permasalahan",
sedangkan "sebagian permasalahan" lainnya yaitu kendaraan jalan raya dapat
dikatakan tidak sepenuhnya mampu dikontrol oleh satu entitas.Meskipun
aturan-aturan lalu lintas dan standar desain jalan raya dianggap sudah cukup
mapan, namun pergerakan pengguna jalan raya tidak diorganisasi dan dipantau
oleh satu entitas spesifik yang sangat ketat
SUMBER DATA KECELAKAN

Data di Indonesia sepanjang tahun 2002 telah terjadi sejumlah 231


kali kecelakaan KA terdiri atas :
• tabrakan antara KA dengan KA 6 kali.
• tabrakan antara KA dengan kendaraan jalan raya di pintu perlintasan (58).

• KA anjlok/terguling (69).
• kecelakaan KA akibat banjir/longsor (12).
• kecelakaan lain-lain (86)
Kecelakaan KA tersebut telah merenggut 76 nyawa meninggal, 114
orang luka berat dan 58 orang luka ringan. Kecelakaan pada pintu
perlintasan mencapai 25,11% dari keseluruhan kecelakaan KA. Dari
sejumlah 8.370 pintu perlintasan di Jawa dan Sumatera, yang dijaga
1.128 (13,48%) dan tidak dijaga 7.242 (86,52%).
Sumber : data PT KAI
PENYEBAB KECELAKAAN PADA PINTU PERLINTASAN.

Penyebab utama kecelakaan pada pintu perlintasan, dapat


diidentifikasi berupa :
• Disiplin masyarakat yang masih rendah.
• Persepsi yang keliru dari pengendara kendaraan terhadap kondisi
jalan, mekanisme operasi KA yang mendekati pintu perlintasan
(termasuk kemampuan pengereman KA), serta kecepatan kendaraan
dan kemampuan pengeremannya.
• Malfungsi/kerusakan teknis pada kendaraan.
• Tidak dipenuhinya standar pemeliharaan jalan raya di sekitar pintu
perlintasan.
• Buruknya pemeliharaan sistem proteksi dan sistem peringatan pada
pintu perlintasan.
• Human error yang dibuat oleh penjaga pintu perlintasan
TINDAKAN PERBAIKAN PADA PINTU PERLINTASAN

• Meningkatkan disiplin pengendara kendaraan dan kepatuhan terhadap


hukum pada pintu perlintasan.
• Modernisasi, penyempurnaan, dan peningkatan keandalan sistem
peralatan teknis yang dioperasikan pada pintu perlintasan.
• Menerapkan metode yang tepat dalam pemeliharaan pintu perlintasan.
• Pembentukan organisasi yang lebih baik dalam mengendalikan
keselamatan lalu lintas pada pintu perlintasan.
• Meningkatkan program pendidikan dan pelatihan, serta persyaratan
kualifikasi bagi pengendara kendaraan dan penjaga pintu perlintasan.
• Memperbaiki sistem klasifikasi pintu perlintasan.
• Menyebarkan bahan-bahan informasi kepada publik tentang aturan
keselamatan pada pintu perlintasan.
• Memberikan prioritas yang tinggi pada anggaran penyempurnaan pintu
perlintasan.
KESIMPULAN.

Hal utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas pengolahan


transportasi kereta api serta mampu menguranggi tingkat kecelakaan adalah
dengan melakukan “PERAN PENGAWASAN”. Dalam hal ini peran
pengawasan dapat dilakukan baik oleh pemerintah dan masyarakat sebagai
pengguna jasa transportasi tersebut. Akan tetapi sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku di negara Indonesia ini, maka proposi utama dalam
proses pengawasan dan penanggung jawab utama adalah pemerintah, maka
oleh karena itu pemerintahlah sebagai penentu kebijakan dalam pengawasan
dan penggelolaan transportasi.
SEKIAN DAN TRIMAKASIH
ATAS PERHATIANYA

Anda mungkin juga menyukai