Diharapkan undang-undang ini dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan yang timbul selama ini
dalam pengadaan tanah yang dilaksanakan pemerintah dan sekaligus menjadi jembatan emas titik
temu antara masyarakat pemilik tanah dengan pemerintah yang memerlukan tanah, yang pada
akhirnya terbangunnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pembangunan untuk
kepentingan umum serta kesejahteraan bagi masyarakat semakin meningkat.
9
10. Bahwa dalam pelaksanaan undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dilakukan melalui 4 (empat) tahapan yaitu :
1) Perencanaan; 3) Pelaksanaan;
2) Persiapan; 4) Penyerahan Hasil.
Tahapan yang diatur dalam Undang-undang ini tidak diatur dalam peraturan-peraturan
pengadaan tanah sebelumnya.
11. Reformasi pada peraturan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan umum
Berdasarkan undang-undang pengadaan tanah telah terjadi reformasi yang sangat
fundamental dalam kegiatan pengadaan tanah, yaitu pelaksanaan pengadaan tanah
menjamin terwujudnya keadilan bagi masyarakat pemilik tanah, hal ini sebagaimana telah
ditetapkan dalam prinsip-prinsip dasar dalam pengadaan tanah yaitu sebagai berikut :
1. Mengedepankan prinsip musyawarah;
2. Masyarakat berhak mendapatkan informasi dan memberikan masukan dalam
pembangunan;
3. Keterlibatan pemilik tanah dalam setiap tahapan kegiatan;
4. Persetujuan pemilik tanah dalam penetapan lokasi pembangunan;
5. Terjaminnya kelangsungan hidup pemilik tanah atas ganti rugi yang diterima (ganti rugi
yang layak dan adil);
6. Pembangunan memberikan manfaat bagi masyarakat pemilik tanah dan bagi wilayah
lokasi pembangunan;
7. Segala perbedaan diselesaikan melalui badan peradilan (PTUN dan PN);
8. Kejelasan masalah objek dan subjek pengadaan tanah;
9. Penilaian besarnya nilai ganti dilakukan oleh lembaga independen;
10. Pemerintah tidak dapat campur tangan dalam menentukan besarnya nilai ganti rugi. 10
Bahwa untuk menjamin tersedianya tanah bagi kelangsungan pembangunan, Pemerintah
memberikan fasilitas kepada pelaku pembangunan untuk kepentingan umum berupa daya
paksa yang harus dilaksanakan, apabila keadilan telah diwujudkan sepenuhnya kepada
masyarakat dan hak-hak masyarakat telah dihormati serta telah ada putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap namun masyarakat tetap melakukan penolakan
maka Pemerintah mempunyai kedaulatan untuk menggunakan daya paksa, hal ini
sebagaimana telah ditetapkan dan dijamin oleh Undang-Undang pengadaan tanah yaitu
sebagai berikut :
1. Pembangunan untuk kepentingan umum wajib diwujudkan oleh Pemerintah;
2. Pemerintah menjamin tersedianya tanah dan tersedianya dana untuk pengadaan tanah;
3. Pengadaan tanah diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Hukum Milik Negara yang mendapat penugasan khusus;
4. Pemerintah mempunyai kewenangan dalam menetapkan lokasi pembangunan;
5. Pemerintah menetapkan 4 (empat) tahapan dalam pengadaan tanah dengan membagi
tanggung jawab yang jelas dalam masing-masing tahapan;
6. Pelaksanaan pengadaan tanah waktunya terukur, kegiatannya jelas, dan outputnya pasti;
7. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum dapat dilakukan pada tanah milik
masyarakat, tanah milik pemerintah maupun tanah-tanah yang dikuasai oleh
Pemerintah;
8. Jangka waktu pelepasan aset yang dimiliki/dikuasai pemerintah hanya dibatasi selama
60 Hari;
9. Pemerintah dapat menitipkan ganti rugi atas objek tanah yang masih bermasalah;
10. Pemerintah mempunyai daya paksa terhadap adanya Penolakan/keberatan atas
besarnya ganti rugi yaitu dengan melakukan penitipan ganti rugi di Pengadilan;
Kebijakan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Sistem Kepentingan Umum
UU 2 / 2012 tentang Pengadaan Perpres 71 /2012, 40/2014, PERKABPN 5/2012, PERMEN
Tanah 99/2014, 30/2015, 148/2015 ATR/BPN 6/2015, 22/2015
(Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Untuk
(Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk 1) Susunan Anggota Pelaksanaan
Kepentingan Umum)
Kepentingan Umum) Pengadaan Tanah
4 Tahapan Pelaksanaan 2) Pemberitahuan kpd masyarakat
3) Identifikasi & Inventarisasi
Pengadaan Tanah
I Pendahuluan Objek dan Subjek
I Perencanaan 4) Penunjukan Penilai (Appraisal)
1) Tujuan Pengadaan Tanah 1. Dasar Perencanaan 5) Musyawarah bentuk Ganti Rugi
2) Skema Umum Pengadaan 2. Kelembagaan 6) Penyerahan hasil
3. Substansi Perencanaan
Tanah 4. Dokumen Perencanaan PERMENDAGRI 72/2012
3) Prinsip-prinsip Perumusan II Persiapan
1. Tim Persiapan
UU 2/2012 2. Tim Kajian Biaya Operasional dan Pendukung
3. Tahap Kegiatan Pelaksanaan Pengadaan Tanah
II Pokok-Pokok Pengadaan Tanah
4. Penetapan Lokasi yang bersumber dari APBD
1) Jaminan Pemerintah dan III Pelaksanaan Penetapan Harga pelaksanaan
Pemda terhadap Tersedianya 1. Sosialisasi Pengadaan pengadaan tanah bersumber dari
Tanah Kepada Masyarakat APBD
Tanah dan Pendanaan 2. Inventarisasi dan
2) Pihak yang Berhak melepas identifikasi
tanahnya
3. Penetapan Penilai PMK 13 / 2013
4. Musyawarah
III Jenis Kepentingan Umum IV Penyerahan Hasil
1. Serah Terima Dokumen Biaya Operasional dan Pendukung
IV Penyelenggaraan Pengadaan Pengadaan Tanah Pelaksanaan Pengadaan Tanah
2. Kegiatan Pembangunan yang bersumber dari APBN
Tanah
3. Kegiatan Pendaftaran Pembentukan Tim & Honorarium
(Sertipikasi) Tim
1. PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
(DOKUMEN PERENCANAAN)
16
PEMANTAUAN DAN SUMBER DANA
17
KETENTUAN PERALIHAN
1. Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia ini diselesaikan berdasarkan ketentuan Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005
2. Proses Pengadaan Tanah yang sedang dilaksanakan dimaksud meliputi :
1) Telah dituangkan dalam dokumen perencanaan/proposal pembangunan;
2) Telah dianggarkan pada tahun anggaran yang sedang berjalan;
3) Telah diterbitkan penetapan lokasi;
4) Telah terlaksana pelepasan hak;
5) Ganti kerugian telah dititipkan di pengadilan negeri.
3. Proses Pengadaan tanah diselesaikan paling lama sampai dengan 31 Desember 2014, namun
telah diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2015 sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
99 Tahun 2014, yanga kemudian dengan perpres 30/2015 dinyatakan semua kegiatan pengadaan
tanahtetapi telah mendapat Penetapan Lokasi Pembangunan atau Surat Persetujuan Penetapan
Lokasi Pembangunan (SP2LP) atau nama lain yang dimaksudkan sebagai penetapan Lokasi
pembangunan, proses Pengadaan Tanah dapat diselesaikan berdasarkan tahapan sebagaimana
diatur dalam Perpres 71/2012.
18
PENYELENGGARAAN PENGADAAN TANAH
UNTUK KEPENTINGAN UMUM
29
PERPRES 148 Tahun 2015
- Tentang -
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor
71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
TAHAPAN PERSIAPAN PENGADAAN TANAH (SESUAI PERPRES 148/2015)
Jangka Waktu
NO Kegiatan Dasar Hukum
Normal Perubahan
1. Pembentukan Tim Persiapan Pengadaan Tanah oleh Psl. 8 Perpres 10 Hari Kerja 2 Hari Kerja
Gubernur 148/2015
2. Pemberitahuan Rencana Pembangunan Kepada Psl. 11 20 Hari Kerja 3 Hari Kerja
masyarakat yang terkena rencana pembangunan dan Perpres 148/2015
yang terkena dampak pembangunan
3. Penyampaian Surat Pemberitahuan Rencana Psl. 14 20 Hari Kerja 3 Hari Kerja
Pembangunan sejak ditandatanganinya Surat Perpres 148/2015 (sejak Diterimanya
Pemberitahuan Rencana Pembangunan kepada Dokumen
masyarakat pemilik tanah. Perencanaan)
4. Proses Penanganan Keberatan oleh tim kajian atas Psl. 39 Perpres 14 Hari Kerj 3 Hari Kerja
keberatan pada pihak 148/2015
5. Proses Penetapan Lokasi kegiatan rencana Psl. 41 Perpres 14 Hari Kerja 7 Hari Kerja
pembangunan sejak adanya kesepakatan atau sejak 148/2015
ditolaknya keberatan dari pihak yang berkeberatan
6. Tenggang waktu Pengumuman Penetapan Lokasi (sejak Psl. 46 Perpres 3 Hari Kerja 2 Hari Kerja
dikeluarkan penetapan lokasi) 148/2015 (Paling Lambat)
7. Masa pengumuman penetapan lokasi Psl. 46 14 Hari Kerja 7 Hari Kerja
Perpres 148/2015 (Selama)
8. Pendelegasian kewenangan pelaksanaan persiapan Psl. 47 - 5 Hari Kerja
pengadaan tanah kepada Bupati/Walikota sejak Perpres 148/2015
diterimanya dokumen Perencanaan
9. Pembentukan Tim Persiapan oleh Bupati/Walikota Psl. 47 - 5 Hari Kerja
sejak diterimanya Pendelegasian. Perpres 148/2015
31
TAHAPAN PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH (SESUAI PERPRES 148/2015)
Jangka Waktu
NO Kegiatan Dasar Hukum
Normal Perubahan
1. Penetapan Pelaksana Pengadaan Tanah sejak diterimanya Psl. 49 Perpres - 2 Hari Kerja
pengajuan pelaksanaan pengadaan tanah 148/2015
3. Pembentukan Tim Pelaksana Pengadaan Tanah oleh Kepala Psl. 51 - 2 Hari Kerja
Kantor Pertanahan sejak diterimanya Perpres 148/2015
Penugasan/Pendelegasian.
4. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah membentuk Satgas A dan Psl. 54 - 2 Hari Kerja
Satgas B sejak dibentuknya Pelaksana Pengadaan Tanah Perpres 148/2015
5. Pelaksanaan Pengumuman Hasil Inventarisasi dan Psl. 60 Perpres 14 Hari Kerja 14 Hari Kerja
Identifikasi berupa Peta bidang tanah dan daftar nominatif 148/2015 (Selama)
yang memuat objek dan subjek pengadaan tanah
6. Tenggang Waktu Penyampaian Undangan Musyawarah Psl. 69 Perpres 5 Hari Kerja 2 Hari Kerja
148/2015 (Paling Lambat)
kepada pemilik tanah sebelum tanggal pelaksanaan
musyawarah
7. Validasi oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah sejak berita Psl. 76 - 3 Hari Kerja
acara kesepakatan bentuk ganti rugi Perpres 148/2015
32
TAHAPAN PENYERAHAN HASIL PENGADAAN TANAH
(SESUAI PERPRES 148/2015)
Jangka Waktu
1. Penyerahan Dokumen Pengadaan Tanah dari Psl. 112 Perpres 7 Hari Kerja 3 Hari Kerja
Ketua Pelaksanaan pengadaan tanah kepada 148/2015
instansi yang memerlukan tanah
2. Tenggang waktu masa Pendaftaran/ Psl. 112 Perpres 30 Hari Kerja 30 Hari Kerja
Pensertipikatan oleh Instansi yang 148/2015
memerlukan tanah sejak penyerahan hasil
pengadaan tanah
33
PENGADAAN TANAH SKALA KECIL
34
PENGADAAN TANAH OLEH BADAN USAHA
35
KETENTUAN LAIN-LAIN
36
PERMENDAGRI NOMOR 72 TAHUN 2012
- Tentang -
Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah
SUMBER PENDANAAN BIAYA OPERASIONAL DAN PENDUKUNG
38
PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL DAN
BIAYA PENDUKUNG PENGADAAN TANAH
1. Perencanaan;
2. Persiapan;
3. Pelaksanaan;
4. Penyerahan hasil;
5. Administrasi dan pengelolaan;
6. Sosialisasi.
39
BIAYA KEGIATAN PERENCANAAN
1. Penelitian dan analisa terhadap rencana pembangunan dengan tata ruang, prioritas
pembangunan, rencana pembangunan jangka menengah, rencana strategis, dan
rencana kerja pemerintah;
2. Koordinasi dengan instansi teknis terkait;
3. Membuat analisa rencana pembangunan;
4. Melakukan kajian teknis dengan instansi terkait;
5. Melakukan kajian oleh lembaga profesional;
6. Merumuskan rencana pengadaan tanah;
7. Melakukan dan menganalisa maksud dan tujuan serta rencana pembangunan;
8. Merumuskan hasil kajian yang menguraikan maksud dan tujuan rencana
pembangunan;
9. Mendata objek dan subjek atas rencana lokasi pengadaan tanah;
10. Menentukan kepastian letak, status tanah dan luas tanah yang diperlukan;
40
11. Memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk proses pengadaan tanah;
12. Melakukan analisa, waktu yang diperlukan meliputi:
1) Persiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
2) Pelaksanaan pengadaan tanah;
3) Penyerahan hasil pengadaan tanah;
4) Pelaksanaan pembangunan;
13. Melakukan kegiatan survei/sosial, kelayakan lokasi, termasuk kemampuan pengadaan
tanah dan dampak yang akan terkena rencana pembangunan;
14. Melakukan studi budaya masyarakat, politik, keagamaan, budaya, dan kajian amdal;
15. Melakukan analisa kesesuaian fisik lokasi terutama kemampuan tanah dituangkan dalam
peta rencana lokasi pembangunan;
16. Melakukan perhitungan ganti rugi ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman,
dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah;
17. Menyusun rencana kebutuhan biaya dan sumber;
18. Melakukan perhitungan alokasi anggaran meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
penyerahan hasil, administrasi, pengelolaan, sosialisasi;
19. Melakukan perhitungan dan analisis biaya yang diperlukan;
20. Melakukan analisa dan manfaat pembangunan.
41
BIAYA KEGIATAN PERSIAPAN
1. Pemberitahuan rencana pembangunan;
2. Pendataan awal lokasi;
3. Konsultasi publik/konsultasi publik ulang;
4. Penetapan lokasi;
5. Pengumuman penetapan lokasi;
6. Menerima Keberatan pihak yang berhak;
7. Melakukan Kajian atas keberatan pihak yang berhak;
8. Menerima/menolak keberatan pihak yang berhak;
9. Proses beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara;
10. Proses beracara di Mahkamah Agung atas keberatan dari
pihak yang berhak.
42
BIAYA KEGIATAN PELAKSANAAN
43
BIAYA KEGIATAN PENYERAHAN HASIL
44
BIAYA ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN
45
3. Besarnya biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh Gubernur untuk provinsi dan
kabupaten/kota di provinsi yang bersangkutan dengan Keputusan
Gubernur mempedomani standar harga satuan yang berlaku.
4. Penetapan standar harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) huruf a dan b memperhatikan
satuan biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
5. Penetapan standar harga satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk biaya operasional dan biaya pendukung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (4) huruf c mempedomani biaya tarif penerimaan
negara bukan pajak sesuai peraturan perundang-undangan di bidang
pertanahan.
46
PENGELOLAAN BIAYA OPERASIONAL DAN
BIAYA PENDUKUNG PENGADAAN TANAH
50
KODE REKENING PENGANGGARAN
BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
51
PERMENKEU NOMOR 13/PMK.02/2013
- Tentang -
Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara
BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG SUMBER DANA
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
53
2. Besaran satuan biaya, Biaya Operasional dan Pendukung
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai standar
biaya.
3. Satuan biaya tidak tercantum dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai standar biaya, penggunaan biayanya harus
dilampiri dengan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak.
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dikecualikan untuk
honorarium dan/atau fasilitas yang menambah penghasilan.
5. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak tercantum format
Lampiran I.
6. Besaran paling tinggi Biaya Operasional dan Biaya Pendukung
untuk kegiatan tahapan pelaksanaan dan penyerahan hasil
tercantum dalam Lampiran II.
54
BIAYA INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI
55
BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
(TAHAPAN PERENCANAAN)
58
BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
(TAHAPAN PELAKSANAAN)
60
TIM PENGADAAN TANAH
61
PEMBENTUKAN TIM DAN HONORARIUM
62
8. Honorarium untuk tim kajian keberatan diberikan sejak penginventarisasian
masalah sampai dengan hasil kajian diserahkan kepada Gubernur.
9. Honorarium untuk pelaksana pengadaan tanah diberikan sejak penyiapan
pelaksanaan sampai dengan penyerahan pemberian ganti kerugian atau
penitipan uang.
10. Honorarium untuk satuan tugas diberikan sejak penyusunan rencana jadwal
kegiatan sampai dengan penyerahan hasil inventarisasi dan identifikasi.
11. Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dibebankan dalam (DIPA) satuan
kerja yang memerlukan pengadaan tanah.
12. Biaya Operasional dan Biaya Pendukung dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
akuntabel.
13. Pelaksanaan pembayaran dan pertanggungjawaban Biaya Operasional dan
Biaya Pendukung sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Keuangan mengenai tata cara pembayaran dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
63
14. Proses pengadaan tanah yang sedang dilaksanakan sebelum Peraturan
Presiden Nomor 71 Tahun 2012 mengikuti Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 58/PMK.02/2008 sampai dengan paling lama tanggal 31 Desember
2014.
15. Pengadaan tanah yang dilaksanakan setelah Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 58/PMK.02/2008 sampai dengan Peraturan Menteri ini
diundangkan.
16. ketentuan mengenai biaya dalam proses pengadaan tanah yang
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 setelah
Peraturan Menteri ini diundangkan, mengikuti ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini.
17. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 58/PMK.02/2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
64
SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
NOMOR : .........................................................
Kode dan Nama Satuan Kerja : ..................................................................
Lokasi Pengadaan Tanah : ..................................................................
Tahun Anggaran : ..................................................................
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya selaku Pengguna Anggaran / Kuasa
Pengguna Anggaran, menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh atas
penggunaan jenis satuan biaya di luar standar biaya yang ditetapkan / disetujui oleh
Menteri Keuangan dalam Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum pada lokasi tersebut di
atas.
Penghitungan satuan biaya tersebut telah dilakukan secara profesional, efisien,
dan efektif.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
.............................., ..............................
Pengguna / Kuasa Pengguna Anggaran
65
..............................................................
BIAYA OPERASIONAL DAN BIAYA PENDUKUNG
UNTUK KEGIATAN PADA TAHAPAN PELAKSANAAN DAN PENYERAHAN HASIL
Biaya Operasional dan Biaya Pendukung untuk kegiatan pada tahapan pelaksanaan dan penyerahan
hasil ditentukan berdasarkan perhitungan dimulai dari 4% (empat persen) untuk nilai ganti kerugian
tanah sampai dengan atau setara dengan Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) pertama dan
selanjutnya dengan persentase menurun sebagai berikut :
paling tinggi
s.d Rp 10 miliar = (4 % X 10 miliar) =
Rp 400 juta
di atas
(biaya s.d Rp 10 milyar sebelumnya) paling tinggi
Rp 10 miliar s.d = =
+ (3% X 5 miliar) Rp 450 juta
Rp 15 miliar
di atas
(biaya s.d Rp 10 milyar sebelumnya) paling tinggi
Rp 15 miliar s.d = =
+ (2% X 15 miliar) Rp 850 juta
Rp 30 miliar
di atas
(biaya s.d Rp 10 milyar sebelumnya) paling tinggi
Rp 30 miliar s.d = =
+ (1% X 25 miliar) Rp 1,100 miliar
Rp 55 miliar
di atas
(biaya s.d Rp 10 milyar sebelumnya) paling tinggi
Rp 55 miliar s.d = =
+ (0,50% X 50 miliar) Rp 1,350 miliar
Rp 105 miliar