Mola Hidatidosa Kojo
Mola Hidatidosa Kojo
DISEASE (GTD)
F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
GEJALA KLINIK
• Asimtomatik (41%) 12-14 minggu
• Vaginal bleeding (58%)
• Anemia atau hyperemesis (2%)
• uterus lebih besar dari umur
kehamilan, namun DJJ tidak
ditemukan
• Dapat terjadi preeclamsia (early onset)
• hCG fT4 meningkat dan TSH
menurun Tirotoksikosis “thyroid
storm”
• Emboli paru-paru akut
• Kista lutein, baik unilateral maupun
bilateral (20-50%)
F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
MECHANISM OF
ABDOMINAL PAIN
• Overstretching of uterus
• Concealed hemorrhage
• Perforation by invasive mole (rare)
• Infection
• Uterine contraction
DIAGNOSIS
• Serum β-HCG
• Komplit mola Peningkatan melebihi usia kehamilan
• Mola parsial cenderung meningkat namun terkadang
masih sesuai dengan usia kehamilan.
ULTRASOUND
• trimester II Kavum uteri berisi massa ekogenik bercampur
bagian anekoik vesikular berdiameter antara 5 - 10 mm
“honeycomb” atau “snowstorm”
• trimester I tidak spesifik -- sulit dibedakan dari kehamilan
anembrionik, missed abortion, abortus inkomlet atau mioma
uteri
• Mola parsial placenta, fetus atau jaringan fetus
F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
PATHOLOGI KLINIK
Pada usia kehamilan <10 minngu villi masih belum
membesar dan molar stroma masih belum avascular.
TATALAKSANA
Pengelolaan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap berikut ini, yaitu:
• Perbaikan keadaan umum
• pemberian transfusi darah memperbaiki syok atau anemia dan menghilangkan
• mengurangi penyulit -- preeklampsia atau tirotoksikosis
• Pengeluaran jaringan mola
• Vakum kuretase
• Histerektomi
• Evaluasi post evakulasi mola
• Tes hCG harus mencapai nilai normal dalam 8 minggu setelah evakuasi
F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
TATALAKSANA
F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
TREATMENT
• Pemberian chemotherapy (primary treatment)
• Repeat evacuation – tidak di rekomendasikan karena
meningkatkan risiko perforasi uterus, perdarahan, infeksi atau
intrauterine adhesion formation
• Suction curettage dapat dipertimbangkan bila ditemukan
perdarahan atau substantial amount of retained molar tissue.
• Single-agent chemotherapy protocols dapat diberikakan pada
nonmetastatic atau low-risk metastatic neoplasia.
• Untuk kasus high risk Combination chemotherapy dapat
menyembuhkan hingga 90 % (Lurain, 2010)
THANK YOU