Anda di halaman 1dari 16

GESTATIONAL TROPHOBLASTIC

DISEASE (GTD)

DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


FKUI – RSCM
DEFINISI

• Merupakan istilah yang digunakan untuk sekelompok tumor yang


ditandai dengan proliferasi trofoblas yang abnormal
• Sel trofoblas akan menghasilkan human chorionic gonadotropin
(hCG)  diagnosa, tatalaksana dan evaluasi GTD
MOLA HIDATIDOSA
• Prevalence meningkat pada Asians, Hispanics, and American
Indians (Drake, 2006; Lee, 2011; Smith, 2006).
• Risiko meningkat pada wanita berusia 36-40 tahun
• Pada usia >40 thn, risiko meingkat hingga 10x
• Temuan histologis klasik kehamilan mola meliputi edema
stroma vili dan proliferasi trofoblas
• Kehamilan mola terbagi menjadi:
• Komplit  terdiri hanya dari proliferasi jaringan trofoblas
• Partial  selain proliferasi trofoblas terdapat elemen
mudigah
PATHOGENESIS
• Disebabkan fetilisasi abnormal cromosom

F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
GEJALA KLINIK
• Asimtomatik (41%)  12-14 minggu
• Vaginal bleeding (58%)
• Anemia atau hyperemesis (2%)
• uterus lebih besar dari umur
kehamilan, namun DJJ tidak
ditemukan
• Dapat terjadi preeclamsia (early onset)
• hCG  fT4 meningkat dan TSH
menurun  Tirotoksikosis  “thyroid
storm”
• Emboli paru-paru akut
• Kista lutein, baik unilateral maupun
bilateral (20-50%)

Gambaran kista luthein dengan mola hidatidosa

F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
MECHANISM OF
ABDOMINAL PAIN
• Overstretching of uterus
• Concealed hemorrhage
• Perforation by invasive mole (rare)
• Infection
• Uterine contraction
DIAGNOSIS
• Serum β-HCG
• Komplit mola  Peningkatan melebihi usia kehamilan
• Mola parsial  cenderung meningkat namun terkadang
masih sesuai dengan usia kehamilan.
ULTRASOUND
• trimester II  Kavum uteri berisi massa ekogenik bercampur
bagian anekoik vesikular berdiameter antara 5 - 10 mm 
“honeycomb” atau “snowstorm”
• trimester I  tidak spesifik -- sulit dibedakan dari kehamilan
anembrionik, missed abortion, abortus inkomlet atau mioma
uteri
• Mola parsial  placenta, fetus atau jaringan fetus

A. Sagittal view, complete hydatidiform mole. “snowstorm”


appearance
B. partial hydatidiform mole, the fetus is seen above a
multicystic placenta.

F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
PATHOLOGI KLINIK
Pada usia kehamilan <10 minngu  villi masih belum
membesar dan molar stroma masih belum avascular.
TATALAKSANA
Pengelolaan mola hidatidosa dapat terdiri atas 4 tahap berikut ini, yaitu:
• Perbaikan keadaan umum 
• pemberian transfusi darah  memperbaiki syok atau anemia dan menghilangkan
• mengurangi penyulit -- preeklampsia atau tirotoksikosis
• Pengeluaran jaringan mola
• Vakum kuretase
• Histerektomi
• Evaluasi post evakulasi mola
• Tes hCG harus mencapai nilai normal dalam 8 minggu setelah evakuasi

F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
TATALAKSANA

F. Gary Cunninghamm, et all. Williams obstetrics, 24th ed. McGraw-Hill. New York. 2014
TREATMENT
• Pemberian chemotherapy (primary treatment)
• Repeat evacuation – tidak di rekomendasikan karena
meningkatkan risiko perforasi uterus, perdarahan, infeksi atau
intrauterine adhesion formation
• Suction curettage dapat dipertimbangkan bila ditemukan
perdarahan atau substantial amount of retained molar tissue.
• Single-agent chemotherapy protocols dapat diberikakan pada
nonmetastatic atau low-risk metastatic neoplasia.
• Untuk kasus high risk  Combination chemotherapy dapat
menyembuhkan hingga 90 % (Lurain, 2010)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai