Anda di halaman 1dari 28

7 Mei 2018 Arya Dirgantara, ST., M.

Sc
4.0 Pendahuluan

Dalam perencanaan perkerasan jalan, perlu dipertimbangkan seluruh faktor-


faktor yang dapat memperngaruhi fungsi pelayanan perkerasan jalan seperti :
1. Fungsi jalan
2. Kinerja perkeraan
3. Umur rencana
4. Lalu lintas yang merupakan beban dari perkeraan jalan
5. Sifat tanah dasar
6. Kondisi lingkungan
7. Sifat
8. Jumlah material yang tersedia di lokasi yang akan dipergunakan sebagai
lapis perkerasan serta
9. Bentuk geometrik lapisan perkerasan.
4.2 Kinerja Perkerasan Jalan (Pavement Performance)

Kinerja perkerasan jalan meliputi 3 hal, yaitu :


1. Keamanan, yaitu ditentukan oleh besarnya gesekan akibat adanya kontak
antara ban dan permukaan jalan.

2. Wujud perkerasan (struktur perkerasan), berhubungan dengan kodisi fisik


dari jalan tersebut seperti adanya retak-retak, amblas, gelombag, dsb.

3. Fungsi pelayanan, berhubungan dengan bagaimana perkerasan tersebut


memberikan pelayanan kepada pengguna jalan.
Kinerja perkerasan dapat dinyatakan dengan :

1. Indeks Permukaan (Serviceability Index)


Diperkenalkan oleh AASHTO yang diperoleh dari pengamatan kondisi jalan
meliputi kerusakan-kerusakan seperti retak-retak, lubang-lubang, dll. IP
bervariasi dari angka 0 – 5, yaitu :

Jalan dengan lapis aspal yang baru selesai merupakan contoh jalan dengan
IP = 4,2.
2. Indeks Kondisi Jalan (Road Condition Index = RCI)
Adalah skala dari tingkat kenyamanan atau kinerja dari jalan, dapat diperoleh
sebagai hasil dari pengukuran dengan alat roughometer ataupun secara
visual. Skala angka bervariasi dari 2 – 10, dengan pengertian yaitu :
4.3 Umur Rencana

 Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun dari saat jalan
tersebut dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukan suatu
perbaikan yang bersifat struktural.
 Umur rencana untuk perkerasan lentur jalan baru umumnya diambil 20
tahun dan untuk peningkatan jalan 10 tahun.
 Umur rencana yang lebih besar dari 20 tahun tidak lagi ekonomis karena
perkembangan lalu lintas yang terlalu besar dan sukar untuk mendapatkan
ketelitian yang memadai.
4.4 Lalu Lintas

Tebal lapisan perkerasan jalan ditentukan dari beban yang akan dipikul, hal
ini berhubungan dengan arus lalu lintas yang hendak melewati jalan tersebut.
Besarnya arus lalu lintas dapat diperoleh dari :
1. Analisa lalu lintas saat ini, sehingga diperoleh data mengenai : jumlah
kendaraan yang akan memakai jalan, jenis kendaraan, konfigurasi sumbu
dari setiap jenis kendaraan. Pada perencanaan jalan baru perkiraan
volume lalu lintas ditentukan dari hasil survei volume lalu lintas.
2. Perkiraan faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana, antara lain
berdasarkan atas analisa ekonomi dan sosial daerah tersebut.
4.5 Sifat Tanah Dasar
 Subgrade atau lapisan tanah dasar merupakan lapisan tanah dimana di atasnya
diletakkan material yang lebih baik dan sifat tanah dasar mempengaruhi ketahanan
lapisan di atasnya.
 Di Indonesia daya dukung tanah dasar untuk kebutuhan perencanaan tebal
perkerasan ditentukan dengan menggunakan pemeriksaan CBR (California
Bearing Ratio)

4.5.1 Nilai CBR Pada Sau Titik Pengamatan


 Jenis tanah dasar itu berbeda-beda sehubungan dengan perubahan kedalaman
pada satu titik pengamatan.
Japan Road Association merekomendasikan rumus sbb :
3

 h1 CBR1  ...  hn CBRn 
3 3

CBRtitikpengamatan  

 100 

dimana
hn : tebal tiap lapisan tanah ke – n
100 : tebal lapisan tanah yang diamati dalam cm
CBRn : nilai CBR pada lapisan ke - n

100 cm

Gambar 4.1 Lapisan tanah pada satu titik pengamatan


4.5.2 CBR Segmen Jalan
 Jalan dalam arah membujur cukup panjang dibandingkan dengan jalan
dalam arah melintang yang mungkin saja melintasi jenis tanah, keadaan
medan yang bervariasi, kekuatan tanah dasar yang bervariari antara nilai
yang baik dan jelek.
 Sebaiknya panjang jalan dibagi atas segmen-segmen jalan dimana setiap
segmen mempunyai daya dukung yang hampir sama.
 Setiap segmen mempunyai satu nilai CBR yang mewakili daya dukung
tanah dasar dan dipergunakan untuk perencanaan tebal lapisan
perkerasan dari segmen tersebut.
 Nilai CBR segmen dapat ditentukan dengan mempergunakan cara analitis
atau dengan cara grafis.
a. Secara Analitis
CBRrata rata  CBRmaks  CBRmin 
CBRsegmen 
R
 Dimana nilai R tergantung dar jumlah data yang terdapat dalam satu
segmen.
b. Secara Grafis

Prosedurnya adalah sbb :


1. Tentukan nilai CBR terendah.
2. Tentukan berapa banyak nilai CBR yang sama atau lebih besar dari
masing-masing nilai CBR dan kemudian disusun secara tabelaris mulai
dari nilai CBR terkecil sampai yang terbesar.
3. Angka terendah diberi angka 100 %, angka yang lain merupakan
persentase dari 100 % .
4. Dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
5. Nilai CBR segmen adalah nilai pada keadaan 90 %.
Contoh
Diketahui data BR rencana pada suatu segmen jalan diperoleh sebagai
berikut :
5 3 3 3 2 7 7 2 4 5
4 4 4 2 3 3 3 3 3 4

Hitung nilai CBR segmen jalan tersebut dengan metoda analitis dan metoda
grafis

Penyelesaian
• Perhitungan dengan Metoda Analitis

74
CBRratarata   3,7 CBRmaks  7 CBRmin  2 R  3,18
20
Didapat nilai R = 3,18 dari tabel 4.3, karena jumlah titik CBR > 10 yaitu 20
titik.
CBRrata rata  CBRmaks  CBRmin 
CBRsegmen 
R
3,7  7  2
CBRsegmen   2,13%
3,18

NEXT
• Perhitungan dengan Metoda Grafis
Dari grafik di atas, diperoleh nilai CBR yang mewakili (CBR 90 %) = 2,6 %
4.5.3 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan pada
Penggunaan CBR Rencana

Setiap segmen mempunyai satu nilai CBR yang mewakili daya dukung tanah
dasar dan dipergunakan untuk perencanaan tebal lapisan perkerasan dari
segmen tersebut. Berikut adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan pada
penggunaan CBR (CBR Rencana) :
1. Pada perencanaan jalan baru dimana tanah dasarnya adalah tanah
galian, perencanaan tebal perkerasan menggunakan CBR yang diperoleh
secara empiris dari hasil contoh tanah yang diambil dengan menggunakan
bor.
2. Pada perencanaan jalan baru dimana tanah dasarnya merupakan tanah
timbunan, perencanaan tebal perkerasan menggunakan CBR yang
diperoleh dari contoh tanah bakal tanah timbunan (borrow material).
3. Pada lokasi rencana jalan yang mempunyai intensitas hujan yang tinggi,
perhatian terhadap drainase harus ditingkatkan.
4. Banyaknya data dan ketelitian data yang diperoleh untuk suatu lokasi
jalan mempengaruhi hasil perencanaan
5. Pada segmen dimana terdapat daerah yang lemah dengan nilai CBR
kecil dibandingkan dengan nilai rata-rata CBR segmen, sebaiknya
ditentukan dengan terlebih dahulu diadakan evaluasi apakah nilai CBR
yang rendah tersebut akan diperhitungkan atau diasumsikan sama
dengan nilai terkecil kedua tetapi dengan pertimbangan kondisi tanah di
daerah tersebut akan diperbaiki.
4.6 Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan dimana lokasi jalan tersebut berada, memperngaruhi
lapisan perkerasan jalan dan tanah dasar antara lain :
1. Sifat teknis konstruksi perkerasan dan sifat komponen material lapisan
perkerasan.
2. Pelapukan bahan material.
3. Penurunan tingkat kenyamanan dari perkerasan jalan.

Faktor utama yang mempengaruhi konstruksi perkerasan jalan adalah air


yang berasal dari air hujan dan pengaruh perubahan temperatur akibat
perubahan cuaca.
4.6.1 Air dan Tanah Dasar (subgrade)

Adanya aliran air di sekitar badan jalan dapat mengakibatkan rembesan air
ke badan jalan, yang dapat menyebabkan :
1. Ikatan antara butir-butir agregat dan aspal lepas, sehingga lapisan
perkerasan tidak lagi kedap air dan rusak.
2. Perubahan kadar air mempengaruhi sifat daya dukung tanah dasar.

Aliran air di sekitar lapisan perkerasan dapat berasal dari :


1. Seepage dari tempat yang lebih tinggi di sekitar konstruksi perkerasan.
Hal ini terjadi terutama pada badan jalan tanah galian.
2. Fluktuasi ketinggian muka air tanah.
3. Infiltrasi air melalui permukaan perkerasan atau bahu jalan.
4. Rembesan air dari tempat yang lebih basah ke tempat yang lebih kering.
Besarnya intensitas aliran air ini tergantung dari :
1. Presipitasi (hujan) dan intensitas hujan berhubungan dengan iklim
setempat. Air hujan akan jatuh ke badan jalan dan masuk ke lapisan
tanah dasar melalui bahu jalan.
2. Sifat kapilaritas dari tanah dasar. Jika tanah dasar mempunyai kadar air
rendah dan di bawahnya terdapat air tanah, maka air akan merembes ke
atas akibat adanya kapilaritas.

Intensitas aliran air juga ditentukan oleh kondisi drainase di sekitar badan
jalan tersebut.
Besar kecilnya bangunan drainase yang dibuat tergantung dari :
1. Intensitas hujan, semakin tinggi intensitas hujan semakin banyak air yang
harus dialirkan, maka semakin besar kebutuhan akan drainase.
2. Keadaan medan dan ketinggian muka air tanah dari elevasi tanah dasar.
Gambar 4.2 Pergerakan Air di Badan Jalan
Dengan demikian kondisi yang terbaik yaitu dapat memelihara kadar air
dalam keadaan seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan :
1. Membuat drainase di tempat yang diperlukan.
2. Bahu jalan dipilih dari material yang cepat mengalirkan air, d tempat
tertentu dbuat lapisan kedap air.
3. Tanah dasar dipadatkan pada keadaan kadar air optimum sehingga
dicapai kepadatan yang baik.
4. Menggunakan tanah dasar yang distabilsasi.
5. Menggunakan lapisan permukaan yang kedap air.
6. Lapisan perkerasan dibuat lebih lebar dari lebar yang dibutuhkan.
4.7 Sifat Material Lapisan Perkerasan

Perencanaan tebal lapisan perkerasan juga ditentukan dari jenis lapisan


perkerasan. Hal ini berkaitan dengan tersedianya material di lokasi dan mutu
material tersebut.

4.8 Bentuk Geometrik Lapisan Perkerasan

Bentuk geometrik lapisan perkerasan jalan mempengaruhi cepat atau


lambatnya aliran air meninggalkan lapisan perkerasan jalan. Pada umumnya
bentuk geometrik perkerasan dapat di bedakan atas :

NEXT
 Konstruksi Berbentuk Kotak (Boxed Construction)

Gambar 4.3 Lapisan Perkerasan Berbentuk Kotak

Lapisan perkerasan diletakkan di dalam lapisan tanah dasar. Kerugian dari


jenis perkerasan ini adalah air yang jatuh di atas permukaan perkerasan dan
yang masuk melalui lubang-lubang pada perkerasan, lambat keluar karena
tertahan oleh material tanah dasar.
 Konstruksi Penuh Sebadan Jalan (Full Width Construction)

Gambar 4.4 Lapisan Perkerasan Penuh Sebadan Jalan

Lapisan perkerasan diletakkan di atas tanah dasar pada seluruh badan jalan.
Keuntungannya air yang jatuh dapat segera dialirkan keluar lapisan
perkerasan.
TUGAS KE 3
Diketahui data CBR rencana pada suatu segmen jalan diperoleh data
sebagai berikut :

Data CBRnya adalah dari NIM kalian + Angka NIM dari 1 orang teman kalian
(tulis namanya yang punya NIM).

Hitung nilai CBR segmen jalan tersebut dengan metoda analitis dan metoda
grafis.

Note : Untuk grafik dari Metoda Grafis dibuat dengan skala yang sesuai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai