Anda di halaman 1dari 26

Hubungan pemberian ASI Ekslusif, status gizi dan keja

dian diare dengan perkembangan motorik pada 1000


hari pertama kehidupan

Disusun oleh:
Dyah Farah Deta
Pembimbing:
dr. Dewi Laksmi, Sp.A, M.Kes
Identitas Jurnal
judul Hubungan pemberian ASI Ekslusif, status gizi dan kejadian diare
dengan perkembangan motorik pada 1000 HPK

Dahliansyah, Diffa Hanim, Harsono Salimo

03 Sari Pediatri, Vol. 20, No. 2, Agustus 2018

04 2018
Pendahuluan
Pemberian ASI tidak eksklusif dapat menyebabkan risiko kesehatan p
01 ada bayi, yaitu penyimpangan perkembangan motorik, serta kejadian
diare

02 Di kota pontianak, cakupan ASI eksklusif tahun 2015- 1026 mengalami


penurunan (80,14% menjadi 73,1%)

Pada tahun 2016, kejadian diare kecamatan pontianak utara paling tinggi dib
03 andingkan 5 kecamatan lain. Yaitu sebesar 37,3 per 1000 penduduk hidup

Status gizi tahun 2016 ditemukan balita dengan kategori status gizi buruk
04 sebanyak 27,6%

05 suatu studi kohort di autralia menyatakan bahwa pemberia ASI eksklusif


jangka panjang berdampak pada kesehatan dan motorik anak

Gerakan nasional percepatan perbaikan gizi atau dikenal dengan gerakan


06 100 hari pertama kehidupan (HPK) adalah sebuah gerakan global sebagai
upaya mencegah
Tujuan penelitian :
Penelitian ini untuk menganalisis hubungan pemberian
ASI ekslusif, status gizi, dan kejadian diare dengan per
kembangan motorik pada 1000 HPK
Jenis Penelitian Rancangan Penelitian
observasional analitik desain cross sectional.

Tempat Penelitian Subjek penelitian

Kota pontianak Subjek dipilih secara


porposive sampling

Metode Analisis
data dianalisis menggunakan softwer SPSS
Penelitian versi 18. Analisis bivariat digunakan uji Chi
square. Analisis multivariat digunakan regre
Presentation Designed si logistik.
Alur Penelitian
Subjek dalam
penelitian ini adalah Kriteria eksklusi
ibu yang memiliki • memiliki
anak baduta (>6 – penyakit bawaan
24) bulan dengan •Tidak tinggal dg
catatan lengkap ibu kandung Analisis
2 •Memiliki kakak 4
umur <1th

1 Kriteria inklusi 3 Pengambilan data 5


• baduta yg
memiliki KMS
•Tidak sedang
sakit
•Tinggal di
pontianak
Pengambilan Data
138 Baduta

ASI eksklusif Status gizi  Perkembangan


Kejadian diare
 buku motorik 
antropometri  wawancara
KIA/KMS KPSP

Analisis bivariat digunakan uji Chi square.


Analisis multivariat digunakan regresi logistik
Karakteristik orang tua dan baduta
Hubungan ASI eksklusif, status gizi, dan kejadian
diare dengan perkembangan motorik
Analisis hubungan ASI eksklusif, status gizi, kejadian
diare dengan perkembangan motorik
Hasil Penelitian

Ada hubungan yang signifikan (p=0,028) antara ASI eksklusif


dengan perkembangan motorik baduta

tidak ada hubungan status gizi berdasarkan indeks TB/U dengan perkemban
gan motorik (p=0,240)

tidak ada hubungan yang signifikan (p=0,453) antara kejadian diare dengan
perkembangan motorik baduta
Hasil Penelitian
Baduta yang tidak ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki peluang
0,45 kali mengalami gangguan perkembangan motorik dibanding
kan dengan yang ASI eksklusif (OR=0,45 IK95%:0,21-0,99)

anak yang status gizi normal berpeluang 2,45 kali mengalami perkembangan
motorik sesuai.

anak yang menderita diare berpeluang 1,56 kali mengalami perkembangan


motorik menyimpang.
Pembahasan
• Berdasarkan hasil penelitian, kami menemukan bahwa pemberian ASI be
rpengaruh terhadap perkembangan motorik kasar dan halus pada baduta

• Sejalan dengan penelitian kami, Ali dkk18 dengan penelitian restrospektif


nya, melaporkan bahwa pemberian ASI eksklusif berpengaruh positif pada
perkembangan motorik balita

•Bayi yang diberikan ASI eksklusif memiliki pertumbuhan dan perkembang


an yang lebih baik. Pemberian ASI pada perkembangan kognitif bisa jadi di
jelaskan oleh dua faktor. Salah satunya adalah adanya asam lemak tak jen
uh ganda berantai panjang dan asam decosahexaenoic (DHA), yang penti
ng untuk perkembangan otak
Pembahasan
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara status
gizi dengan perkembangan motorik

•Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian Gunawan dkk27 yang melapork
an bahwa tidak terdapat hubungan antara gangguan perkembangan dengan
status gizi

•bukan berarti status gizi tidak berpengaruh sama sekali. Banyak faktor yang
dapat memengaruhi hal tersebut.28 Perkembangan motorik anak akan lebih
maksimal bila didukung dengan integrasi lingkungan, pendidikan, dan interve
nsi stimulasi
Pembahasan
• Pada penelitian kami tidak terdapat hubungan antara kejadian diare
dengan perkembangan motorik.

• Beberapa penelitian melaporkan terdapat pengaruh kejadian diare


pada balita dengan perkembangan motorik.

• Berdasarkan data hasil penelitian dari 138 respon den, 33 (24%) me


nderita diare, serta 9 (27,3%) menderita diare dan motorik menyimpan
g baduta. Dengan demikian, berdasarkan sebaran data sangat tidak p
roposional karena responden yang tidak menderita diare dan tidak me
ngalami penyimpangan perkembangan motorik lebih banyak.
Kesimpulan

 Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif selama p


eriode 1000 HPK dengan perkembangan motorik baduta

 Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa baduta (>6-24)


bulan yang tidak diberi ASI eksklusif berisiko 0,45 kali mengala
mi gangguan perkembangan motorik.
Keterbatasan penelitian
o data yang bersumber dari KMS sangat rendah karena kebanyakan dat
a ASI eksklusif diisi kader Posyandu bukan petugas kesehatan

o Data kejadian diare yang diperoleh hanya melihat 3 bulan terakhir, yan
g mungkin belum bisa mewakili kejadian diare sebenarnya.

o Sementara data perkembangan motorik kasar dan halus yang diperole


h melalui kuesioner KPSP memiliki kelemahan. Hal tersebut disebabkan
aktifitas anak terbatas di lokasi penelitian karena sarana dan prasarana
yang mendukung pengamatan tersebut terbatas sehingga banyak kema
mpuan motorik yang tidak bisa dilakukan oleh subyek penelitian.
TERIMAKASIH
v
v

v
v

v
Can’t tell

yes
v

Anda mungkin juga menyukai