Oleh:
Emir Rasyid Hafiz, S.Ked
NIM: 712016047
Pembimbing:
Dr. Susi Handayani Sp.An
Post
Pre Renal
Renal
Etiologi
Pre Renal
Penyebab pre-renal adalah hipoperfusi ginjal
Hipovolemia : Perdarahan, Luka bakar, diare, pemakaian
diuretik berlebih, asupan kurang
Penurunan curah jantung pada gagal jantung kongestif, infark
miokardium, tamponade jantung, dan emboli paru.
Vasodilatasi perifer terjadi pada syok septic, anafilaksis dan
cedera, dan pemberian obat antihipertensi.
Pre Renal
Penyebab terjadinya AKI post renal --> akibat sumbatan dari sistem traktus
urogenital seperti ureter, pelvis renal, vesika urinaria, dan uretra.
Penyebab sumbatan dapat bermacam-macam seperti adanya striktur,
pembesaran prostat, dan keganasan.
Obstruksi intrarenal terjadi karena deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide)
dan protein (mioglobin, hemoglobin).
Obstruksi ekstrarenal dapat terjadi pada pelvis ureter oleh obstruksi intrinsic
(tumor, batu, nekrosis papilla) dan ekstrinsik (keganasan pada pelvis dan
retroperitoneal, fibrosis) serta pada kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi/
keganasan prostate) dan uretra (striktura). GGA post-renal terjadi bila
obstruksi akut terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau
obstruksi pada ureter unilateral dimana salah satu ginjal tidak berfungsi.
Gambaran Klinis
Jumlah volume urine berkurang dalam bentuk oligouri bila
produksi urine > 40 ml/hari, anuri bila produksi urin < 50 ml/hari,
jumlah urine > 1000 ml/hari tetapi kemampuan konsentrasi
terganggu --> High Output Renal Failure
Uremia dimana BUN di atas 40 mmol/l
Edema paru terjadi pada penderita yang mendapat terapi
cairan
Asidosis metabolik dengan manifestasi takipnea
Ggejala klinik lain tergantung dari faktor penyebabnya
Penatalaksanaan
Suportif --> Penggunaan obat-obatan atau cairan
dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi
progresivitas, morbiditas, dan mortalitas penyakit akibat
komplikasi AKI. Jika gagal --> terapi pengganti ginjal
Tujuan terapi konservatif adalah :
Mencegah progresifitas penurunan fungsi ginjal.
Meringankan keluhan-keluhan akibat akumulasi toksin
azotemia
Mempertahankan dan memperbaiki metabolisme secara
optimal
Memelihara keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa.
Penatalaksanaan
Konservatif --> homeostasis tubuh dengan mengurangi efek
buruk akibat komplikasi AKI
Komplikasi Terapi
Kelebihan cairan Batasi garam (l-2 gram/hari) dan air (<1 liter/hari)
Intravaskuler Diuretik (biasanya furosemide/thiazide)
Hiponatremia Batasi cairan (<1 liter/hari)Hindari pemberian cairan hipotonis (termasuk dekstrosa 5%)
Batasi asupan kalium (<40 mmol/hari)Hindari suplemen kalium dan diuretik hemat kaliumBeri resin
potassium-binding ion exchange (kayexalate)Beri glukosa 50% sebanyak 50 cc + insulin 10 unitBeri
Hiperkalemia
natrium bikarbonat (50-100 mmol)Beri salbutamol 10-20 mg inhaler atau 0,5-l mg lVKalsium
glukonat 10% (10 cc dalam 2-5 menit)
Batasi asupan protein (0,8-1,0 g/kgBB/hari)Beri natrium bikarbonat (usahakan kadar serum
Asidosis metabolik
bikarbonat plasma > 15 mmol/l dan pH arteri > 7,2)
Batasi asupan fosfat (800 mg/hari)Beri pengikat fosfat (kalsium asetat-karbonat, alumunium HCl,
Hiperfosfatemia
sevalamer)
Hipokalsemia Beri kalsium karbonat atau kalsium glukonat 10% (10-20 cc)
Hiperurisemia Tidak perlu terapi jika kadar asam urat < 15 mg/dl
Penatalaksanaan
Kebutuhan nutrisi pasien AKI bervariasi tergantung dari
penyakit dasarnya dan kondisi komorbid yang dijumpai.
Sebuah sistem klasifikasi pemberian nutrisi berdasarkan
status katabolisme diajukan oleh Druml pada tahun
2005
Penatalaksanaan
Katabolisme
Ringan Sedang Berat
Contoh Toksik karena obat Pembedahan +/- Infeksi Sepsis, ARDS, MODS
keadaan klinis
Dialisis Jarang Sesuai kebutuhan Sering
Sumber energi Glukosa 3-5 Glukosa : 3-5 g/kgBB/hari Glukosa : 3-5 g/kgBB/hari
g/kgBB/hari Lemak : 0,5-1 g/kgBB/hari Lemak : 0,8-1,2g/kgBB/hari
Kebutuhan protein 0,6-1 g/kgBB/hari 0,8-1,2 g/kgBB/hari 1,0-1,5 g/kgBB/hari