Anda di halaman 1dari 18

1.

Agung Prassetia Aji (1510001)

2. Aisyah Putri Aritami (1510003)

3. Peny Indrawati (1510041)

4. Rizky Novitasari Suherman (1510048)

5. Sherley Ajeng Pratiwi (1510051)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA 2018
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH 2

SURABAYA 2018
Aspek legal adalah ilmu
pengetahuan mengenai hak dan
tanggung jawab legal yang terkait
dengan praktik keperawatan
merupakan hal yang penting bagi
perawat.
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan, keperawatan
merupakan kegiatan pemberian
asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat.
ADD A FOOTER 3
Perawat dalam melaksanakan Praktik Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan
Keperawalan berhak: (Pasal 36 UU No. 38 tahun berkewajiban (Pasal 37 UU No. 38 tahun 2014 tentang
2014 tentang keperawatan): keperawatan):

1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang 1. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai
melaksanakan tugas sesuai dengan standar pelayanan, dengan standar pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan
standar profesi, standar prosedur operasional, dan perundangundangan.
ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik,
2. Memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari standar pelayanan keperawatan, standar profesi, standar prosedur
klien dan/alau keluarganya. operasional, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang 3. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau
telah diberikan tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan
4. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang tingkat kompetensinya.
bertentangan dengan kode etik, standar pelayanan, 4. Mendokumentasikan asuhan keperawalan sesuai dengan standar.
standar profesi, standar prosedur operasional, atau 5. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah
ketentuan peraturan perundang-undangan. dimengerti mengenai tindakan keperawatan kepada klien dan/atau
5. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar. keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya
6. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga
kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi perawat.
7. Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.

ADD A FOOTER 4
Prinsip etik keperawatan dalam memberikan
layanan keperawatan kepada individu, kelompok
atau keluarga dan masyarakat, yaitu:
1. Otonomi (Autonomi)
2. Beneficience (Berbuat Baik)
3. Justice (Keadilan)
4. Nonmaleficince (tidak merugikan)
5. Veracity (Kejujuran)
6. Fidelity (Menepati janji)
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
8. Accountability (Akuntabilitasi)

ADD A FOOTER 5
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP
PPNI) tahun 1999,standar praktik keperawatan
merupakan kornitmen profesi keperawatan Tujuan standar praktik keperawatan di antaranya
dalam melindungi masyarakat terhadap praktik sebagai berikut:
yang dilakukan oleh anggota profesi. Di 1. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
dalamnya terdapat penegasan tentang mutu dengan memberikan perhatian pada upaya dan
pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, peningkatan kinerja perawat terhadap target
tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pencapaian tujuan.
pedoman daJam pemberian pelayanan
2. Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak
keperawatan serta tolok ukur dalam penilaian bermanfaat bagi kllen sehlngga dapat menekan
kerja seorang perawat biaya perawatan.
3. Menjaga mutu asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien di masyarakat,
kornunitas, kelompok, dan keluarga.
ADD A FOOTER 6
• Standar 1: Pengkajian • Standar 2: Prioritas dan Diagnosis
• Perawat kesehatan kornunitas mengkaji Komunitas
status komunitas menggunakan data, • Perawat kesehatan komunitas
idcntifikasi sumber surnber yang ada di menganalisis pengkajian data untuk
komunitas, masukan dari komunitas dan menentukan prioritas atau diagnosis
pemangku kepentingan (stakeholder) lain, komunitas.
serta penilaian professional.

ADD A FOOTER 7
• Standar 3: Identifikasi Hasil • Standar 4: Perencanaan
• Perawatkesehatan komunitas • Perawat kesehatan komunitas
mengidentifikasi hasilyang diharapkan mengembangkan perencanaan untuk
untuk merencanakan berdasarkan mengidentifikasi strategi, rencana
prioritas atau diagnosis komunitas. tindakan, dan alternatif untuk mencapai
hasil yang diharapkan.

ADD A FOOTER 8
• Standar 5: Implementasi • Standar 6: Evaluasi
• Perawat kesehatan komunitas • Perawat kesehatan komunitas melakukan
mengimplementasikan rencana yang evaluasi status kesehatan komunitas.
telah dlidentifikasi bersama tim kesehatan
lain.

ADD A FOOTER 9
• Standar 7: Kualitas Praktik • Standar 8: Pendidikan
• Perawat kesehatan komunitas secara • Perawat kesehatan
sistematis mcnirrgkatkan kualitas dan komunit.asmemperoleh pengetahuan dan
efektivitas praktik keperawatan. kompetensi yang menggambarkan praktik
keperawatan kesehatan komunitas terkini.

ADD A FOOTER 10
• Standar 9: Evaluasi Praktik Profesional • Standar 10: Hubungan Sejawat dengan
• Perawat kesehatan masyarakat Profesi Lain
mengevaluasi praktik keperawatan • Perawat kesehatan komunitas
mandiri yang sesuai dengan standar dan membangun hubungan kesejawatan
panduan praktik profesional, sesuai ketika berinteraksi dengan wakil
undang-undang, aturan, dan regulasi, komunitas, organisasi, dan pelayanan
profesional serta berkontribusi terhadap
pengembanganke1ompok, sejawat, dan
lainnya.

ADD A FOOTER 11
• Standar 11: Kolaborasi • Standar 12: Etik
• Perawat kesehatan komunitas • Perawat kesehatan komunitas harus
berkolaborasi dengan perwakilan mengintegrasikan nilai-nilai etik dalam
kornunitas, organisasi, dan tenaga semua area praktik.
profesionallain dalam menyediakan dan
melakukan promosi kesehatan pada
komunitas.

ADD A FOOTER 12
• Standar 13: Penelitian • Standar 14: Menggunakan Sumber-
• Perawat kesehatan komunitas Sumber
mengintegrasikan hasil penelitian ke • Perawat kesehatan komunitas
dalarn praktik keperawatan komunitas. mempertimbangkan faktor-faktor yang
berhubungan dengan keamanan,
efektivitas, biaya, serta dampak praktik
pada komunitas dalam merencanakan
dan memberikan peJayanan, program,
maupun kebijakan keperawatan dan
kesehatan masyarakat.

ADD A FOOTER 13
• Standar 15: Kepemimpinan • Standar 16: Advokasi
• Perawat kesehatan komunitas • Perawat kesehatan kornunitas melakukan
menerapkan prinsip kepemimpinan dalam advokasi dan usaha keras untuk
keperawatan dan kesehatan komunitas. melindungi kesehatan, keamanan, dan
hak-hak komunitas.

ADD A FOOTER 14
PEMBAHASAN

ADD A FOOTER
Kasus Legal, Etik dan Standar Keperawatan Kelompok dan 15
Komunitas
Terdapat seorang mantri yang bernama Misran yang bertugas sudah 18 tahun di puskesmas pembantu yangada di
pelosok kalimantan tepatnya desa kuala samboja, Kutai Krtanegara, Kalimantan Timur.Ketika ada warga sekitar yang sakit,
maka warga akan datang berobat ke mantri Misran. Warga disana sudah menganggap mantri Misran sudah seperti dokter,
hal ini dikarenakan tidakadanya dokter di desa mereka serta akses yang tidakmemadai dan jarak yang jauh menuju
puskesmas induk. Namun, masalahmunculketikaada yang melaporkan mantri Misran kr polisi dikarenakan ada pasien yang
sakit ISPA yang kemudian oleh mantri Misran pasien tersebut di beri obat berlabel “G” yang seharusnya diberikan atasresep
dokter. Mantri Misran ditahan polisi dandijatuhi hukuman 3 bulan penjara denda 2 juta dengan tuduhan melanggar UU No
36 tahun 2009 pasal 108 ayat 1 yaitu karena memberikan obat keras tanpa resep dari dokter. Hal ini yang memunculkan pro
kontra sehingga mantri Misran mencari keadilan dengan mangajukan banding ke mahkamah konstitusi.

ADD A FOOTER 16
Aspek Legal Etik Keperawatan
1. Otonomi (kebebasan)
Dalam kasus ini,warga di desa tersebut memutuskan berobat ke mantri Mmisranyangatrlah mengabdi selama 18 tahun tersebut atas
dasar kemauan sendiri. Hal ini dikarenakan pustu di desa mereka tidak adanya dokter dan mempertimvangkan jarak yang terlalu jauh
untuk berobat ke puskesmas induk.
2. Benefience (berbuat baik)
Mantri Misran yang sudah bertugas dan mengabdi di PUSTU desa tersebut selama 18 tahun mengatakan tidak memiliki sedikitpun
niatan buruk, ia hanya ingin menolong 24 jam bagi warga yang sakit dan membutuhkan pertolongan.
3. Justice (keadilan)
Mantri Misran berniat hanya ingin membantu menolong semua warga yang sakit di desa tersebut tanpa membedabedakan. Tetapi
karena adanya kasus ini mantri Misran mendekam di penjara, sehingga ia mencari keadilan dengan mengajukan banding ke
mahkamah konstitusi.
4. Veracity (kebenaran)
Warga di desa tersebut mengetahui jika mantri Misran bukan dokter tetapi mereka sudah mempercayainya seperti dokter. Mantri
Misran juga memberitahu warga jika ingin berobat dan di tangani dokterlangsung maka warga bisa mengunjungi puskesmas induk di
kota.
5. Non Malfience (tidak merugikan)
Mantri Misran saat mengobati warga tidak merugikan atau membahayakan keselamatan justru warga merasa terbantu dengan
adanya mantri Misran di desa mereka yang bisa memberikan pengobatan dan menolong warga 24 jam.
6. Fidelity (memegang janji)
Sebagai tenaga kesehatan matri Misran memegang sumpahnya sebagi perawat untuk mrngabdi dan memberikan pelayanan
kesehatam pada masyarakat.
ADD A FOOTER 17

Anda mungkin juga menyukai