(CACING PITA)
• 2 ordo: 1. Pseudophyllidea
2. Cyclophyllidea
PSEUDOPHYLLIDEA
• Diphyllobothrium latum, D.mansoni
• Skoleks dengan 2 lekuk isap
• Lubang genital dan lubang uterus
di tengah-tengah proglotid
• Distribusi geografik:
– Amerika, kanada, Eropa, Swis, Rumania,
Turkestan, Israel, Mancuria, Jepang, Afrika,
Malagasi, Siberia
Morfologi dan daur hidup
• C.dewasa:
– Warna gading, p : 10 m
– 3000-4000 proglotid
jantan dan betina
• Telur:
– Punya operkulum,
– 70 x 45 µ
– Melalui lubang uterus
proglotid gravid
– Ditemukan dalam tinja
Morfologi dan daur hidup
• Telur menetas di air korasidium
HP I: Copepoda (Cyclops, Diaptomus)
proserkoid HP II: ikan salem
pleroserkoid (sparganum)
• Cara infeksi: makan ikan yang
mengandung sparganum yang tidak
dimasak dengan baik c.dewasa di
usus halus
Patologi & gejala klinis
• Gejala sal cerna: diare, tidak nafsu
makan, tidak enak di perut
• Anemia hiperkrom makrositer
cacing menyerap vit B12
defisiensi vit
• Obstruksi usus
• Diagnosis:
– menemukan telur atau proglotid dalam
tinja
• Pengobatan:
– Atabrin + Na-bikarbonas
– Niclosamid (Yomesan) obat pilihan
– Paromomisin
– Prazikuantel
• Prognosis: baik
• Epidemiologi:
– Di Indonesia belum ditemukan
– Di negara yang makan ikan mentah
– Perhatikan hospes reservoar
SPARGANOSIS
• Diphyllobothrium binatang
(anjing,kucing,dll) D.mansoni
• Sparganosis
• Distribusi geografis:
– Asia timur, tenggara, Jepang, Indo-
cina, afrika, eropa, australia,
amerika utara-selatan, Indonesia
Morfologi &Daur hidup
• Dalam tubuh
manusia
sparganum
mengembara di
otot dan fasia
tidak menjadi
dewasa
Morfologi &Daur hidup
• Daur hidup = D.latum
• HPI: cyclops proserkoid
• HPII: hewan pengerat kecil, ular,
kodok pleroserkoid/sparganum
Patologi dan gejala klinis
• Larva ditemukan diseluruh badan t.u: mata,
kulit, jar otot, toraks, perut, paha, inguinal,
dada dalam.
• Perentangan dan pengerutan larva
peradangan dan edema jar sekitar, nyeri
• Peradangan lokal, nekrosis
• Sakit lokal, urtikaria raksasa periodik,
edema, kemerahan, menggigil, demam,
hipereosinofilia
• Konjungtivitis: bengkak,lakrimasi, ptosis
• Diagnosis:
– menemukan larva di tempat kelainan
– Identifikasi binatang percobaan
• Pengobatan:
– Pembedahan/pengangkatan larva
• Prognosis
– Tergantung lokasi dan pembedahan
Epidemiologi
• Manusia mendapat infeksi karena:
– Minum air yang mengandung Cyclops
infektif
– Makan kodok, ular atau binatang
pengerat yang mengandung
pleroserkoid
– Mempergunakan daging kodok yang
infektif untuk obat