Anda di halaman 1dari 40

Case Report Session

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

Oleh :

Fauziah Adma (1210070100202)


Nevia Anggraini (1210070100197)
Naniek Pangkuan Kasih (1210070100074 )

PRESEPTOR :
dr. Reno Sari Chaniago,Sp.S, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN ILMU PENYAKIT SYARAF– RSUD SOLOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Hernia nukleus pulposus (HNP) keadaan dimana anulus fibrosus
dan nukleus ulposusnya menunjol kedalam kanalis spinalis.
Didaerah lumbal penonjolan dapat terjadi kearah posterolateral
atau posteolateral. Hernia nukleus pulposus (HNP) merupakan salah
satu penyebab dari nyeri punggung (LBP). Prevalensinya berkisar
antara 1-2% dari populasi. HNP lumbalis paling sering mengenai
diskus intervertebralis L4-S1 dan L4-L5.
1.2. Tujuan Penulisan
- Melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Rumah
Sakit Umum Daerah Solok tahun 2016.
- Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di
bagian Syaraf di Rumah Sakit Umum Daerah Solok tahun 2016.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI & FISOLOGI
2.2. HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

• DEFINISI

Penonjolan diskus intervertebralis kedalam kanalis


vertebralis atau ruptur diskus vertebra akibat menonjol
nukleus pulposus
• EPIDEMIOLOGI

Prevalensinya berkisar 1 – 2% populasi dunia


HNP lumbal paling sering (90%).
Insiden meningkat setelah umur 19 tahun.
• ETIOLOGI

1. Nyeri punggung bawah mekanis


2. Penyakit sistemik
3. Skiatika(sciatica)
4. Riwayat pekerjaan
• FAKTOR RESIKO

1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Body Mass Indeks (BMI)
4. Merokok
5. Faktor fisik/Pekerjaan
6. Faktor Psikososial dan Lingkungan Kerja
• PATOFISIOLOGI
PROSES DEGENERATIF

KEHILANGAN PROTEIN
POLISAKARIDA

KANDUNGAN AIR
MENURUN

TRAUMA STRESS

HNP

NUCLEUS PULPOSUS TERDORONG

UJUNG SARAF SPINAL TERKENA TERTEKAN

PERUBAHAN PENURUNAN KERJA REFLEKS


NYERI NYERI

GANGGUAN MOBILITAS FISIK


• KLASSIFIKASI

1. Hernia Servikalis
2. Hernia Thoracalis
3. Hernia Lumbosacral
• GEJALA KLINIS
1) Pada HNP lumbal, timbul Low Back Pain
2) nyeri radikular
3) Kelemahan otot
4) Parastesia
• DIAGNOSA

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Neurologik
4. Pemeriksaan Penunjang
• PENATALAKSANAAN
a) Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif :
 mengurangi iritasi saraf
 memperbaiki kondisi fisik pasien
 melindungi &meningkatkan fungsi tulang punggung
Terapi konservatif meliputi :

 Tirah baring
- mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiscus
- Dianjurkan 2 – 4 hari.
 Medikamentosa
–Analgetik dan NSAID
–Muscle relaxan
–Analgetik adjuvant : dipakai pada HNP kronis.
b) Terapi Fisik
terdiri dari :
 Diatermi/kompres panas/dingin
 Korset lumbal
 Latihan
 Proper body mechanics
c) Operatif
1. Laminectomy
2. Discectomy
3. Mikrodiskectomy
• PENCEGAHAN
1. Hindari mengangkat barang terlalu berat.
2. Pertahankan postur yang benar.
3. Berhenti merokok
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. M
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pekerjaan : petani
Status Pernikahan : Sudah menikah
Tanggal masuk : 13 Oktober 2016
Tanggal pemeriksaan : 14 Oktober 2016
II. ANAMNESA

Autoanamnesa dan Alloanamnesa tanggal 14 Oktober


2016, pukul 10.00 WIB

• KELUHAN UTAMA
: nyeri pinggang menjalar ke tungkai sejak 1 minggu yang lalu
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
• Nyeri pinggang menjalar ke tungkai sejak 1 minggu yang
lalu.
• nyeri dirasakan seperti ditusuk – tusuk disertai kesemutan
lalu nyeri menjalar di sepanjang kedua tungkai.
• Awalnya pasien merasakan nyeri pinggang ketika pasien
sedang beraktifitas (memanen), nyeri dirasakan terus –
menerus.
• Nyeri semakin bertambah apabila pasien membungkuk dan
berkurang apabila tidur terlentang.
• 3 hari sebelum masuk rumah sakit pasien merasakan lemah
pada kedua tungkai, dan lemah dirasakan semakin lama
semakin berat.
• Sejak merasakan nyeri pinggang ini pasien tidak dapat
melakukan aktifitas seperti biasa.
• Pasien tidak pernah mengalami trauma sebelumnya.
• Keluhan ini tidak disertai dengan nyeri kepala, pingsan,
muntah sebelum serangan. BAB dan BAK masih terkontrol.
Pasien juga tidak mengalami sesak nafas, nyeri dada dan
batuk.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat diabetes mellitus : disangkal
• Riwayat sakit jantung : disangkal
• Trauma kepala : disangkal
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang


sama dengan pasien dengan keluhan nyeri pinggang
menjalar ke tungkai, dan penyakit lainnya.
• RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL :

• Seorang pria berumur 80 tahun


• Bekerja sebagai petani.
• Sejak nyeri pinggang, pasien tidak bekerja.
• Pasien juga tidak memiliki kebiasaan merokok
• PEMERIKSAAN FISIK

– STATUS INTERNUS
• Keadaan umum : sedang
• Kesadaran : compos mentis cooperatif
• Tinggi badan :68 kg
• Berat badan : 170 cm
• Tanda vital :
– Tekanan darah : 140/70 mmHg
– Nadi : 68 x/ menit
– Nafas : 21 x/ menit regular
– Suhu : 36° C
• Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran KGB
• Jantung : BJ I – BJ II regular, gallop (-), murmur (-)
• Paru : suara nafas vesikuler, wheezing (-), ronki (-)
• Hepar : tidak teraba pembesaran
• Lien : tidak teraba pembesaran
• Ekstremitas : akral hangat, tidak ada edema
– STATUS NEUROLOGI
GCS :E4M6V5 =15

• TANDA RANGSANG MENINGEAL :


Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Kernig’s sign : (-)
- TANDA PENINGKATAN INTRACRANIAL
Pupil : isokor

- PEMERIKSAAN NERVUS KRANIALIS


• N. I (Olfactorius)

KANAN KIRI

Daya penghidu Normosmia Normosmia


N. II (Optikus)

KANAN KIRI

Ketajaman penglihatan
Baik
Pengenalan warna
Baik
Lapang pandang
Sama dengan pemeriksa
Fundus
Tidak dilakukan
• N. III (Occulomotorius)/N.IV (Trochlearis)/N. VI (Abducens)
KANAN KIRI

Ptosis (-) (-)


Strabismus (-) (-)
Nistagmus (-) (-)
Exopthalmus (-) (-)
Enopthalmus (-) (-)
KANAN KIRI
Gerakan bola mata

•Lateral
(+) (+)
•Medial
(+) (+)
•Atas lateral
(+) (+)
•Atas medial
(+) (+)
•Bawah lateral
(+) (+)
•Bawah medial
(+) (+)
•Atas
(+) (+)
•Bawah
(+) (+)
•Gaze
(+) (+)
KANAN KIRI

Pupil
 Ukuran pupil Ø 3 mm Ø 3 mm

 Bentuk pupil Bulat Bulat

 Isokor/anisokor Isokor isokor

 Posisi ditengah ditengah

 Reflek cahaya (+) (+)


langsung
 Reflek cahaya tidak (+) (+)
langsung

 Reflek akomodasi (+) (+)


• N. V (Trigeminus)
KANAN KIRI
Mengigit Baik
Membuka mulut Simetris
Sensibilitas atas :
Tengah (+) (+)
(+) (+)
Bawah

Reflek masseter Tidak dilakukan

Reflek zigomatikus Tidak dilakukan

Reflek kornea (+) ( (+)


+
)
Reflek bersin (+) ( (+)

Anda mungkin juga menyukai