Anda di halaman 1dari 82

1

HIV STADIUM III + TUBERCULOSIS PARU


+ ANEMIA RINGAN HIPOKROMIK
MIKROSITER ET CAUSA AKIBAT
PENYAKIT KRONIS
Oleh:
Riza Astuti 1210070100121

Preseptor:
dr. Elvi Fitraneti, Sp.PD

08/08/2016
2

HIV/AIDS

08/08/2016
3

08/08/2016
4

08/08/2016
5

08/08/2016
6

08/08/2016
PATOFISIOLOGI Virus menanamkan diri pd permukaan sel darah putih

Virus melebur dengan membran sel

RNA virus merekam informasi genetik manusia dan bahan gen virus ini bergabung
dgn gen manusia

Virus menggunakan sel yg terinfeksi utk memproduksi komponennya

Virus HIV memisahkan diri dgn benang protein -> memotong diri utk membentuk
enzim

Komponen virus mjdi partikel baru -> memisahkan diri dari membran sel

Proses pematangan -> virus melepaskan diri dari sel

Virus berkembang cepat -> terjadilah AIDS

Virus baru telah matang mampu menginfeksi sel lain -> kekebalan tubuh terganggu
08/08/2016 7
• HIV penyebab AIDS, virus retrovirus anggota subfamili
lentivirinae
• 4-11 hari masa antara inf.mukosa dan viremia yg dpt
dideteksi 8-12 minggu.
• Virus tersebar ke seluruh tubuh dan mencapai organ
limfoid
• Terjadi penurunan jmlh sel CD4
• Respon imun thdp HIV tjdi 1 minggu-3 bulan setelah
infeksi, viremia plasma menurun, sel CD4 kembali
meningkat tpi tetap ada infeksi
• Masa laten 10 thn, selama masa initerjadi replikasi virus
meningkat
• Waktu paruh virus dalam plasma 6 jam
• Limfosit TCD4 yg terinfeksi waktu paruhnya 1,6 hari
• Lalu timbul gejala-gejala konstitusional
08/08/2016 8
9

Tanpa gejala 5-10


tahun

6 bulan – 2thn

08/08/2016
Window period
10

 Periode setelah terinfeksi HIV dimana tes


HIV masih (-)
 90% tes (+) dalam jangka waktu 3 bulan
setelah terinfeksi
 10% tes (+) dalam 3-6 bulan

08/08/2016
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research
(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas
beberapa fase
11

Fase awal Fase akhir


Fase lanjut

diare berulang, - penurunan


Gejala tidak penurunan berat badan
khas berat badan secara cepat (>
secara 10%),
mendadak, -diare terus-
demam, letih, sakit sariawan di menerus lebih
sendi, sakit menelan mulut dan dari 1 bulan
dan pembengkakan pembengkakan
kelenjar getah bening di daerah
di bawah telinga, kelenjar getah
ketiak dan bening
selangkangan 08/08/2016
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala

12

Gejala minor
Gejala mayor
• a. Berat badan menurun • a. Batuk menetap lebih dari
lebih dari 10% dalam 1 1 bulan
bulan • b. Dermatitis generalisata
• b. Diare kronis yang • c. Adanya herpes zoster
berlangsung lebih dari 1 multisegmental dan herpes
bulan zoster berulang
• c. Demam berkepanjangan • d. Kandidias orofaringeal
lebih dari 1 bulan • e. Herpes simpleks kronis
• d. Penurunan kesadaran dan progresif
gangguan neurologis • f. Limfadenopati
• e. Demensia/ HIV generalisata
ensefalopati • g. Retinitis virus Sitomegalo
08/08/2016
Stadium HIV menurut WHO pada orang dewasa:

13

Stadium klinis 1:
 Asimptomatik

 Limfadenitis generalisata

 Status performance 1 : asimptomatik, aktifitas normal

Stadium klinis 2:
 Penurunan berat badan <10%

 Gejala kulit minor: deramtitis seboroik, prurigo, infeksi jamur


kuku, ulkus oral rekuren
 Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir

 ISPA misal: sinusitis bakterialis

 Status performance 2: simptomatik, aktifitas 08/08/2016


normal
Stadium klinis 3:
• Penurunan BB >10%
• Diare kronik yang tak jelas penyebabnya, lebih 1
bulan
• Demam lama yang tak jelas penyebabnya,
intermiten atau konstan >1 bulan
• Kandidiasis oral
• Oral hairy leukoplakia
• TB paru
• Infeksi bakteri berat , misal: pneumonia, piomiositis
• Status performance 3: berbaring di tempat tidur
<50% hari dalam 1 bulan terakhir.
08/08/2016 14
Stadium klinis 4
• Penurunan BB >10% + diare kronik atau kelemahan kronik
dan demam yang tidak jelas penyebabnya
• Pneumonia, pneumocystic carinii
• Ensefalitis toksoplasma
• Penyakit CMV pada hati,limpa, atau kelejnar getah bening
• Herpes simplek mukokutan > 1 bulan
• Kandidiasis esofagus, trakea, bronkus
• TB paru
• Limfoma
• Ensefalopati HIV: gangguan kognitif, disfungsi motorik
memburuk dalam seminggu atau bulam terakhir tanpa
penyebab selain HIV
• Status performance 4: berbaring di tempat tidur >50% dalam
108/08/2016
bulan terakhir. 15
Infeksi oportunistik menurut data di RSCM
16

Infeksi oportunistik Frekuensi (%)

Kandidiasis mulut – esofagus 80,8


Tuberculosis 40,1
Citomegalovirus 28,8
Ensefalitis toksoplasma 17,3
Pneumonia P. Carinii (PCP) 13,4
Herpes simplek 9,6
Kriptosporodiosis 2,0
Histoplasmosis paru 2,0

08/08/2016
17

08/08/2016
Prinsip pemberian ARV
18

 Indikasi sesuai pedoman WHO


 Pilihan obat dan dosis sesuai pedoman WHO
 Atasi dulu infeksi oportunistik terutama TB, obat
ARV dapat ditunda dulu bbrp bulan

Manfaat ARV
 Menghambat replika virus
 Meningkatkan CD4 limfosit -> meningkatkan
kualitas hidup ODHA
08/08/2016
Terapi antiretroviral dengan salah satu dari paduan
di bawah ini:
19

 AZT + 3TC + NVP (Zidovudine + Lamivudine + Nevirapine)

 AZT + 3TC + EFV (Zidovudine + Lamivudine + Efavirenz)

 TDF + 3TC (atau FTC) + NVP(Tenofovir + Lamivudine (atau


Emtricitabine) + Nevirapine)

 TDF + 3TC (atau FTC) + EFV(Tenofovir + Lamivudine (atau


Emtricitabine) + Efavirenz)

08/08/2016
20

08/08/2016
Komplikasi
21

 Komplikasi pada mata


 Komplikasi neurologi
 Kandidiasis
 Kandidiasi esophagus
 Herpes simplek
 Cytomegalovirus (CMV).
 Cryptococcal meningitis

08/08/2016
22

TB PARU
08/08/2016
Definisi
23

 Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit


yang diketahui banyak menginfeksi manusia
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis kompleks. Penyakit ini biasanya
menginfeksi paru. tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.

08/08/2016
Epidemiologi
24

 Angka penderita TB paru di negara


berkembang cukup tinggi, di Asia jumlah
penderita TB paru berkisar 110 orang
penderita baru per 100.000 penduduk.
 Hasil survey prevalensi TB di Indonesia tahun
2004 menunjukkan bahwa angka prevalensi TB
BTA positif secara nasional 110 per 100.000
penduduk.

08/08/2016
25

08/08/2016
Klasifikasi TB
26

• 1. TB Paru BTA positif


Pemeriksaan sputum
• 2. TB Paru BTA Negatif
• 1. Kasus baru
• 2. Kasus kambuh (Relaps)
Riwayat • 3. Kasus setelah putus berobat (Default )
pengobatan • 6. Kasus Lain
sebelumnya • 5. Kasus Pindahan (Transfer In)
• 4. Kasus setelah gagal (Failure)

• Tb milier
Lokasi anatomi • Limfadenitis TB
• TB ekstra paru

08/08/2016
Gejala klinis
27

Gejala respiratorik Gejala sistemik


a. Batuk produktif a. Demam.
≥ 2 minggu. b. Keringat malam.
b. Batuk darah. c. Anoreksia.
c. Sesak nafas. d. Berat badan
d. Nyeri dada. menurun

08/08/2016
28

08/08/2016
Tabel . Pengelompokan OAT
29

Obat lini 1 Lini 2 Lini 3 Lini 4

• Isoniazid (H) • Kanamycin • Ofloxacin • Para amino


• Etambutol (E) (Km) (Ofx) salisilat )PAS)
• Pyrazinamide • Amikacin • Levofloxacin • Tetrizidone (Trd)
(Z) (Am) (Lfx) • Ethionamide (Eto)
• Rifampicin (R) • Capreomycin • Moxifloxacin • Prothionamide
• Streptomycin (Cm) (Mfx) (Pto)
(S) • Cycloserine (Cs)

08/08/2016
Tabel . dosis OAT kombinasi dosis tetap
30

08/08/2016
Tabel . dosis OAT kombinasi dosis tetap
31

08/08/2016
Komplikasi
32

 1. Lesi Parenkim
 2. Lesi Saluran Nafas
 3. KomplikasiVaskular
 4. Lesi Mediastinum
 5. Lesi Pleura
 6. Lesi dinding dada

08/08/2016
33

ANEMIA
08/08/2016
Definisi anemia
34

 penurunan jumlah massa eritrosit (red cell


mass) sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk membawa oksigen dalam
jumlah yang cukup ke jaringan perifer
(penurunan oxygen carrying capacity).

08/08/2016
Etiologi anemia
35

 Gangguan pembentukan eritrosit oleh


sumsum tulang
 Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)

 Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh

sebelum waktunya

08/08/2016
Kriteria Anemia menurut WHO
36

 Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL


 Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL
 Wanita hamil Hb < 11
gr/dL

08/08/2016
Klasifikasi menurut WHO dalam Waryana (2010)

37

 Tidakanemia : 11 gr %
 Anemia ringan : 9-10 gr %
 Anemia sedang : 7-8 gr %
 Anemia berat : < 7 gr %

08/08/2016
Klasifikasi Anemia menurut etiopatogenesis
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit
dalam sumsum tulang
Kekurangan bahan
Gangguan Kerusakan sumsum
esensial pembentuk
penggunaan besi tulang
eritrosit
• Anemia aplastik
• Anemia defisiensi • Anemia • Anemia mieloptisik
besi sideroblastik • Anemia pada
• Anemia defisiensi • Anemia akibat keganasan
asam folat penyakit kronik hematologi
• Anemia defisiensi • Anemia
vitamin B12 diseritropoietik
• Anemia pada
sindrom
mielodisplastik
08/08/2016 38
• Anemia akibat perdarahan
• Anemia pasca perdarahan akut
• Anemia akibat perdarahan kronik
• Anemia hemolitik
• Anemia hemolitik intrakorpuskular
• Gangguan membran eritrosit (membranopati)
• Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia
akibat defisiensi G6PD
• Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)
• Thalasemia
• Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll
• Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler
• Anemia hemolitik autoimun
• Anemia hemolitik mikroangiopatik
08/08/2016 39
Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi:

• Anemia hipokromik mikrositer • Anemia makrositer


– Anemia defisiensi besi – Bentuk megaloblastik
– Thalasemia major • Anemia defisiensi asam folat
– Anemia akibat penyakit kronik • Anemia defisiensi B12,
– Anemia sideroblastik termasuk anemia pernisiosa
• Anemia normokromik normositer – Bentuk non-megaloblastik
– Anemia pasca perdarahan akut • Anemia pada penyakit hati
– Anemia aplastik kronik
– Anemia hemolitik didapat • Anemia pada hipotiroidisme
– Anemia akibat penyakit kronik • Anemia pada sindrom
mielodisplastik
– Anemia pada gagal ginjal kronik
– Anemia pada sindrom
mielodisplastik
– Anemia pada keganasan
hematologik
08/08/2016 40
41

 Klasifikasi lain untuk anemia dapat dibuat


berdasarkan gambaran morfologik dengan melihat
indeks eritrosit atau hapusan darah tepi.
 Dalam klasifikasi ini anemia menjadi 3 golongan:

 Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV <80 fl dan MCH


<27 pg
 Anemia normokromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan
MCH 27-34 pg
 Anemia makrositer bila MCV >95 fl

08/08/2016
42

ANEMIA AKIBAT
PENYAKIT KRONIK

08/08/2016
DEFINISI
43

 Sering dijumpai pada pasien dengan infeksi atau


inflamasi kronis maupun keganasan.
 umumnya ringan atau sedang, disertai oleh rasa
lemah dan penurunan berat badan dan disebut
anemia pada penyakit kronis
 Anemia ini ditandai dengan kadar besi serum yang
rendah, kadar transferin yang rendah atau normal,
dan kadar feritin yang normal atau tinggi.
Disamping itu, kadar hemoglobin berkisar antara
7-12 g/dL. 08/08/2016
Etiologi dan patogenesa
44

A. Pemendekan Masa Hidup Eritrosit


1. sitokin secara berlebihan
2. Sitokin yang berlebihan ini yang akan menyebabkan
sekuestrasi makrofag.
3. Produksi sitokin yang berlebihan terjadi karena
kerusakan jaringan akibat infeksi, inflamasi, atau kanker.
4. sitokin yang berlebihan juga akan menyebabkan
peningkatan aktivitas fagositosis makrofag dan sebagai
bagian dari filter limpa menjadi kurang toleran terhadap
kerusakan minor eritrosit. 08/08/2016
45

b. Penghancuran eritrosit
Aktivasi makrofag oleh sitokin menyebabkan
peningkatan daya fagosistosis makrofag dan
sebagai bagian dari filter limpa kurang toleran
Terhadap perubahan atau kerusakan minor dari
eritrosit.

08/08/2016
46

c. Gangguan Produksi Eritrosit


 1. Gangguan metabolisme besi.
 cadangan besi normal tetapi kadar besi rendah.

 penurunan kemampuan Fe dalam sintesis Hb.


Pada umumnya terdapat gangguan absorpsi Fe
walaupun ringan.
 gangguan pembebasan Fe dari makrofag dan
sel- sel hepar pada pasien.
08/08/2016
Gejala klinis
47

 Pada pemeriksaan fisik umumnya hanya


dijumpai konjungtiva yang pucat tanpa
kelainan yang khas dari anemia jenis ini
dan diagnosis biasanya tergantung dari
hasil pemeriksaan laboratorium.

08/08/2016
Pemeriksaan labor
48

 Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV


<80 fl dan MCH <27 pg
 Nilai retikulosit absolut dalam batas normal
atau sedikit meningkat.
 leukosit dan trombosit tidak konsisten,
tergantung dari penyakit dasarnya.

08/08/2016
Tabel. perbedaan parameter Fe pada orang normal, anemia
defisiensi Fe, dan anemia pada penyakit kronis
49 Normal Anemia defisiensi Anemia penyakit
besi kronis

Fe plasma (mg/dL) 70-90 30 30

TIBC 250-400 >450 <200

Persen saturasi 30 7 15

Kandungan Fe di ++ - +++
makrofag

Feritin serum 20-200 10 150

Reseptor transferin 8-28 >28 8-28


serum 08/08/2016
Penatalaksanaan
50

A. Transfusi
B. Preparat Besi
C. Eritropoietin : untuk diberikan pada pasien
anemia akibat kanker, gagal ginjal, mieloma
multipel, artritis reumatoid dan pasien HIV.

08/08/2016
51

LAPORAN KASUS

08/08/2016
Identitas Pasien
52

 Nama : Ny. D
 Jenis kelamin : perempuan
 Umur : 39 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : pedagang
 Alamat : Dilam
 Suku bangsa : minang
 Tanggal Masuk : 26 Juli 2016
 Jam masuk : 09.30 WIB 08/08/2016
ANAMNESA
• Keluhan Utama:
• Demam sejak 1 bulan yang lalu dan bertambah berat
sejak 5 hari yang lalu
• Riwayat penyakit sekarang
• Demam sejak 1 bulan yang lalu dan bertambah berat
sejak 5 hari yang lalu. Demam dirasakan hilang timbul,
dan meningkat pada siang dan malam hari. Demam
disertai dengan menggigil, dan berkurang setelah
pasien minum obat paracetamol.
• Nyeri dada 1 bulan yang lalu, nyeri dada bertambah
berat sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dada menjalar ke
punggung sebelah kanan, dan nyeri dada terasa berat.
Nyeri
08/08/2016
dada bertambah berat jika pasien batuk. 53
• Batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu. Batuk
berdahak bertambah berat sejak 7 hari yang lalu.
Batuk berdahak berwarna putih, tidak berdarah.
• Pusing berputar dirasakan sejak 5 bulan yang lalu,
dan bertambah berat sejak 5 hari yang lalu.
Pusing tidak disertai dengan pandangan kabur
dan telinga berdenging
• Sakit kepala dirasakan 15 hari yang lalu. Sakit
kepala dirasakan pada bagian depan kepala, dan
berkurang jika pasien istirahat
• Berat badan pasien menurun drastis sejak 1 bulan
yang lalu, dari 58 kg menjadi 45 kg
08/08/2016 54
• Pasien merasakan lemas, dan pucat sejak 1 minggu yang
lalu
• Sulit menelan sejak 1 bulan yang lalu dan bertambah
berat sejak 5 hari yang lalu
• Lidah berjamur sejak 1 bulan yang lalu, dan bertambah
berat sejak 4 hari yang lalu, dan ada sariawan pada bibir
bawah sejak 5 hari yang lalu
• Vagina berjamur, terasa gatal, perih (-)
• Perdarahan gusi tidak ada, kulit gatal dan merah tidak ada
• Mual ada dan muntah tidak ada
• Sesak nafas tidak ada
• BAB encer sejak 1 hari yang lalu, warna biasa dan
frekuensi 4 kali. BAK dalam batas normal
• BAK sering pada malam hari tidak ada, sering merasa
haus, lapar tidak ada
08/08/2016 55
56

 Riwayat penyakit dahulu


 Pasien pernah di rawat di RSUD Solok di bulan Juli
2015 dengan diagnosa anemia + tifoid + IO
selama 14 hari
 Pasien juga pernah dirawat di RSUD solok 5 bulan
yang lalu dengan diagnosa anemi+tifoid+IO
 Riwayat TB (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat hipertensi (-)

08/08/2016
57

 Riwayat penyakit keluarga


 Suami ke dua pasien menderita penyakit yang sama
dengan pasien sejak tahun 2009 dan suami pasien
dirawat di RS batusangkar dengan diagnosa HIV
 Anak pasien yang berumur 18 bulan dari suami yang
kedua sering diare dan demam terus-menerus.
 Riwayat TB (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat hipertensi
08/08/2016
• Riwayat pribadi dan sosial
• Pasien seorang penjual lontong di pasar solok.
• Mempunyai 4 orang anak dan 2 orang suami. Pasien
sudah cerai dengan ke 2 suami. Anak dengan suami 1
memiliki anak 3 orang yang sudah SMP dan SD. suami
ke 2 anak 1 orang yang berusia 18 bulan . Suami pasien
yang kedua memiliki 4 orang istri dan bekerja sebagai
pedagang dan berpenghasilan menengah keatas.
Setelah pasien berhubungan intim dengan suami yang
kedua pasien mulai sering demam, lelah dan keputihan
yang lebih banyak dari biasanya, keputihan seperti air
nasi dan tidak berbau busuk. Pasien memiliki anak
yang berumur 18 bulan dari suami yang kedua , saat
ini anak pasien mengalami diare dan demam semenjak
diberikan ASI. Pasien sudah tidak berhubungan lagi
dengan kedua suami.
08/08/2016 58
59

 Pasien memakai pil KB anak ke 3


 Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol,
tidak narkoba, tidak menggunakan jarum
suntik bergantian

08/08/2016
Status generalisata

60

 Keadaan umum : sakit sedang


 Kesadaran : compoc mentis cooperatif
 Tekanan darah : 110/90 mmHg
 Frekuensi nadi : 90 kali/menit
 Frekuensi nafas : 24 kali/menit

 Suhu: 39oC

 GCS : E4M6V5

Status antropometri:
 Berat badan: 45 kg

 Tinggi badan: 155 cm 08/08/2016


Pemeriksaan fisik

61

 Kepala : ukuran normocephal, rambut hitam dan mudah


dicabut
 Kulit : turgor normal, sianosis (-), perabaan normal
 Mata : konjunctiva anemis (+), sklera ikterik (-), pupil
isokor
 Telinga : bentuk dan ukuran dalam batas normal
 Hidung : bentuk dan ukuran dalam batas normal
 Mulut : bibir pucat, lidah berjamur pada seluruh
permukaan lidah dan lebih banyak pada lidah sebelah kiri,
sariawan di bibir bawah
 Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada pembesaran KGB
submandibula, sepanjang submandibula, sepanjang
m.sternocleidomastoideus, supra/infra clavicula kiri dan kanan.
08/08/2016
62

 Jantung
 Inspeksi :Ictus cordis tidakterlihat
 Palpasi :Ictus cordis teraba 2 jari di RIC V
linea Mid clavicularis sinistra.
 Perkusi
 Batas kiri :RIC V lineamidclavicularissinistra
 Batas kanan :RIC IV lineasternalisdextra
 Batas atas :RIC II lineaparasternalissinistra
 Auskultasi :Irama murni, M1>M2, P2<A2,
bising jantung (-)
08/08/2016
63

 Paru
 Inspeksi : simetris kiri dan kanan dalam keadaan
statis dan dinamis
 Palpasi : fremitus meningkat pada RIC 1-3 paru
kanan
 Perkusi : redup pada RIC 1-3 paru kanan

 Auskultasi : suara nafas bronkial, ronchi basah


pada lapangan atas paru kanan (RIC 1-3 paru
kanan)
08/08/2016
64

 Abdomen
 Inspeksi: perut terlihat cekung
 Palapasi: nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
- Hepar : tidak teraba
- - Limpa: tidak teraba
- - Ginjal : bimanual (-), balottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
 Perkusi : timpani
 Auskultasi: bising usus (+) normal
08/08/2016
 Anggota gerak : dalam batas normal
Pemeriksaan labor
65
Keterangan Nilai normal
Hb : 9,8 menurun 11,5-16,5
Ht : 29,9% menurun 37-45
MCV : 69,9 fL menurun 82-92
MCH: 22,9 pg menurun 27-31
MCHC : 32,8 g/dL normal 32-37
Leukosist : 3.980/uL menurun 4-11
Trombosit : normal 150.000-400.000
381.000/uL

08/08/2016
66

 Faal ginjal:
 Ureum : 20,8 mg/dl : normal (N: 20-50)
 Creatinin: 0,78 mg/dl : normal (N: 0,5-1,5)
 Metabolisme karbohidrat:
 Ad random: 89

08/08/2016
Anjuran pemeriksaan:
67

 Cek darah rutin, cek faal ginjal, cek


elektrolit
 Rontgen foto thoraks PA

08/08/2016
Diagnosa kerja

68

 HIV stadium III + TB paru + anemia ringan


hipokromik mikrositer et causa akibat penyakit
kronis

08/08/2016
Penatalaksanaan
69

 IVFD RL 8 jam/kolf
 Inj. Ranitidin 2x1
 Cotrimoxazole 2x960 mg
 Ambroxol 3x1
 Sucralfat syr 3x1 cth
 Paracetamol 3x1
 Curcuma 3x1
 Kandistatin drop 4x1 ml

08/08/2016
70

Prognosis

 Dubia ad malam

08/08/2016
Follow Up

Hari/tanggal
71 subjective objective assasement Plan

Rabu / 27-7-16 -nyeri dada KU: sedang HIV stadium -inj. Cefotaxim
-Lidah berjamur Kes: CMC III + TB 2x1 i.v (skin test)
-batuk TD: 100/70 paru + -interhistin 3x1
berdahak N: 78 anemia -rontgen foto
-susah menelan RR: 20 ringan thoraks PA
T: 36,5 hipokromik
mikrositer et
causa
akibat
penyakit
08/08/2016
Hari/tanggal subjective objective assasement Plan

Kamis
72 /28-7-16 -demam (+) KU: sedang HIV stadium -dexametason
-nyeri dada Kes: CMC III + TB 3x1 (p.o)
-pusing TD: 100/70 paru + -konsul dokter
-batuk N: 81 anemia spesialis paru
berdahak RR: 21 ringan
-nyeri dada T: 37,8 hipokromik
mikrositer et
causa
akibat
penyakit
kronis
08/08/2016
Hasil rontgen foto thoraks PA:

73

08/08/2016
Subjective objectivee assasement plan

Jumat/29-7-16
74 -demam KU: sedang HIV stadium - INH 1x300
-lidah berjamur Kes: CMC III + TB mg
-pusing TD: 120/80 paru + - Rifampisin
-batuk N: 81 anemia 1x4 mg
berdahak RR: 20 ringan
T: 37,8 hipokromik
mikrositer et
causa
akibat
penyakit
kronis
08/08/2016
Subjective objectivee assasement plan

Sabtu/30-7-16 -demam KU: sedang HIV stadium - OAT


75
-batuk Kes; CMC III + TB - Cek darah
berdahak TD: 100/90 paru + rutin
-lidah berjamur N: 72 anemia - Jika Hb<10,
-pusing RR: 21 ringan transfusi PRC
T: 37 hipokromik
mikrositer et
causa
akibat
penyakit
kronis

08/08/2016
subjective objective assesment plan

Senin/ 1-8-16 -batuk Ku: sedang HIV stadium Hb<10, tranfusi

76
berdahak Kes: CMC III + TB PRC 2 unit = 1
-nyeri dada TD:110/80 paru + unit/hari
N:72 anemia
RR:22 ringan
T:36,5 hipokromik
Pem.labor: mikrositer et
Hb: 8,3 causa
Ht: 26,1 akibat
Leukosit: 4660 penyakit
Trombosit: kronis
325.000

08/08/2016
subjective objective assesment plan

Selasa/
77
2-8-16 -kulit merah dan Ku: sedang HIV stadium Konsul paru
gatal diseluruh Kes: CMC III + TB
badan TD:100/80 paru +
-batuk N:73 anemia
berdahak RR:21 ringan
-nyeri dada T:37 hipokromik
mikrositer et
causa
akibat
penyakit
kronis
-suspek alergi
08/08/2016
OAT
subjective objective assesment plan

Rabu/ 3-8-16 -kulit gatal dan Ku; sedang HIV stadium -alprazolam
78
merah seluruh Kes: CMC III + TB 1x0,5 mg
badan TD:110/80 paru + -prednison 3x1
-pusing N:72 anemia -Terapi lanjut
-batuk RR: 22 ringan -Konsul dr.paru
berdahak T: 36,8 hipokromik
Hb: 11,2 mikrositer et
Ht:33,5 causa
Leukosit: 3260 akibat
Trombosit: penyakit
220.000 kronis
-suspek alergi
08/08/2016
OAT
subjective objective assesment plan

Kamis/ 4-8-16 -kulit gatal dan Ku: sedang HIV stadium -hentikan OAT
79 merah Kes: CMC III + TB -terapi lain
berkurang TD: 110/90 paru + lanjut
-demam (-) N:78 anemia
-batuk RR:20 ringan
berdahak T:36,8 hipokromik
berkurang mikrositer et
causa
akibat
penyakit
kronis

08/08/2016
DISKUSI KASUS
• Telah dilaporkan seorang pasien perempuan umur 39
tahun, dengan keluhan demam sejak 1 bulan yang lalu dan
bertambah berat sejak 5 hari yang lalu. Demam dirasakan
hilang timbul, dan meningkat pada siang dan malam hari,
nyeri dada bertambah berat sejak 3 hari yang lalu. Nyeri
dada menjalar ke punggung sebelah kanan, dan nyeri dada
terasa berat. Batuk berdahak bertambah berat sejak 7 hari
yang lalu. Batuk berdahak berwarna putih, tidak berdarah.
Berat badan pasien menurun drastis .Pasien merasakan
lemas, dan pucat sejak 1 minggu yang lalu, sulit menelan
bertambah berat sejak 5 hari yang lalu.Lidah berjamur
bertambah berat sejak 4 hari yang lalu, dan ada sariawan
pada bibir bawah sejak 5 hari yang lalu. Pasien pernah
dirawat sebelumnya dengan penyakit yang sama bulan juli
2015, dan suami kedua pasien memiliki riwayat penyakit
yang sama.
08/08/2016 80
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan: konjunctiva anemis,
lidah berjamur, kulit merah dan gatal, pada
pemeriksaan paru ditemukan redup,suara nafas
bronchial dan ronchi pada RIC 1-3 paru kanan. Pada
pemeriksaan labor ditemukan penurunan Hb, Ht,
leukosit, MCV <80, MCH <27 dan trombosit normal.
Hasil rontgen foto thoraks ditemukan infiltrat pada
apeks kanan paru.

• Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang pasien didiagnosa HIV stadium
III + TB paru + anemia ringan hipokromik mikrositer et
causa akibat penyakit kronis. Oleh karena itu diberikan
penanganan suportif dan terapi farmakologis terhadap
pasien sesuai indikasi medis yang bersangkutan
08/08/2016 81
08/08/2016 82

Anda mungkin juga menyukai