Anda di halaman 1dari 17

BIOFARMASI

FAKTOR FISIOLOGIK DAN PATOLOGIK


SEDIAAN PARENTERAL

Erni Rustiani, M.Farm, Apt


FISIOLOGI-ANATOMI
1. INTRA VENA
• Biasanya vena di daerah Antecubital (dibagian depan
siku).
- Pembuluh darah Vena : besar, di permukaan, dan mudah
dilihat.
• Cara memasukan jarum:
- Ujung yg miring hadap ke atas & ujung yg tajam hadap
ke vena.
- Dengan teknik aseptis.
FISIOLOGI –ANATOMI
INTRA VENA

• Bahaya:
- Terbentuknya trombus (gumpalan darah) akibat
rangsangan jarum pd dinding vena terutama bila cairan
obat mengiritasi.
- Trombus  embolus  Emboli
- Embolisme  penyumbatan pembuluh darah oleh
embolus (zat asing) yg terbawa mll aliran darah.
• Bisa untuk volume besar/kecil.
• Volume tetesan : 2 – 3 ml/menit.
FISIOLOGI –ANATOMI

INTRA MUSKULAR
• Efek tidak secepat IV, biasanya lebih lambat.
• Absorbsi larutan > suspensi & sediaan air > minyak.
• Pada otot rangka.
• Dibentuk oleh otot bergaris & mempunyai vaskularisasi yg
sangat byk (setiap 20 mm3 otot terdiri atas 200 otot bergaris
dan 700 kapiler darah).
FISIOLOGI –ANATOMI
INTRA MUSKULAR

• Aliran darah tergantung pd posisi anatomik otot di tempat penyuntikan


 distribusi obat mjd lbh sempurna bila aliran darah bertambah besar.
Contoh: kadar Lidokain dlm plasma setelah penyuntikan i.m di otot
lengan lbh tinggi dibandingkan bila penyuntikan di otot kaki.
• Jumlah serabut saraf pada jaringan muskuler lebih sedikit dibanding
jaringan s.c  penyuntikan i.m kurang terasa sakit dibandingkan
penyuntikan s.c.
• Biasanya di otot gluteus maksimus (pantat), otot deltoid (lengan atas).
FISIOLOGI –ANATOMI
INTRA MUSKULAR

• Pada bayi, otot di gluteus blm berkembang dgn baik 


i.m di otot deltoid, otot midlateral (di paha).
• Kerusakan akibat i.m: hematoma, emboli, terkelupasnya
kulit, kerusakan saraf.
• Volume penyuntikan umumnya 5 ml (di gluteal), 2 ml (di
deltoid).
FISIOLOGI –ANATOMI

SUB KUTAN (SC)


• Di bawah permukaan kulit.
• Umumnya di jaringan interstitial dgn struktur yg kendor atau berlapis (lengan
bawah, paha, atau pantat).
• Membentuk suatu berkas serabut kolagen dan serabut elastik yg mengandung byk
Elastin.
• Obat yg mengiritasi, larutan suspensi kental sebaiknya tidak dengan sc 
menimbulkan sakit, lecet, abses.
• Aliran darah di jaringan SC rendah (sekitar 1 ml/100gram jaringan/menit)
• Volume suntikan jarang > 2 ml.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS

FAKTOR FAKTOR FAKTOR


FISIKOKIMIA FISIOLOGI FORMULASI
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
FAKTOR FISIKOKIMIA

LAJU DISOLUSI
Particle Size Average Blood Level
(µm) (units/ml)
150 – 250 1,37
105 – 150 1,24
58 – 105 1,54
35 - 38 1,64
< 35 2,40
1–2 2,14
(Turco salvatore, M.S.Pharm.D, Sterile Dosage Form: Their Preparation and Clinical
Application, 3rd edition, Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore, USA, P:99, 1994).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
FAKTOR FISIOLOGI
TERUTAMA DALAM PROSES ABSORBSI OBAT
• Aliran Darah dari area yg disuntikan  kecepatan
absorbsi.
• Pengaruh suatu obat terhadap obat lainnya (interaksi
obat).
Contoh: obat yg menyebabkan vasokontriksi / vasodilatasi.
Pada Odontologi:
 bius lokal yg diberikan bersama Nor-adrenalin
(Vasokontriktor)  membatasi absorbsi dan
memperpanjang efek pd tempat penyuntikan.
 Sebaliknya Vasodilator Metakolin  meningkatkan
absorbsi obat yg diberikan bersamanya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
FAKTOR FISIOLOGI

• Gerakan, meningkatkan dan mempercepat absorbsi z.a yg


disebabkan oleh peningkatan pengaliran darah setempat.
• Tempat injeksi (terutama i.m).
Contoh:
Konsentrasi puncak Cephradine setelah injeksi i.m dgn
berbagai injection
Injection site site. Males Females
Gluteus maximus 11,1 4,3
Deltoid muscle 11,7 10,2
Vastus lateralis 9,8 9,4
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
2. FAKTOR FISIOLOGI

Laju penyerapan z.a yg disuntikkan secara s.c tergantung pd:


permeabilitas kapiler darah.
 aliran darah dr area yg disuntikkan.
 kepadatan jaringan di tempat penyuntikan dan di sisi lain
tergantung laju pelepasan z.a sediaan.
Mekanisme Difusi Pasif menentukan proses penyerapan
molekul yg larut-lemak (sampai BM 3.000) dan yg
intensitasnya merupakan fungsi dari koefisien partisi lemak-
air.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai