Anda di halaman 1dari 17

Clinical Science Section

HUBUNGAN JENIS PERSALINAN DENGAN KEJADIAN


SEPSIS NEONATORUM DI RSUP PROF. DR. R. D.
KANDOU MANADO
Maria Y. Lihawa1), Max Mantik2), Rocky Wilar
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado

Oleh : Juzaini Dika Nasriati


Pembimbing : dr. Mustarim, Sp.A (K)., M. Si.Med,
SEPSIS NEONATORUM
Sepsis Neonatorum
01 Infeksi bakteri pada neonatus yang terjadi selama bulan pertama kehidupan.

Mortalitas
02 WHO: 1 juta kematian /tahun (10 % dari jumlah kematian berusia <5tahun)
Dengan CFR 40%. Negara berkembang > negara maju.

Morbiditas : Laki-laki 4x > Perempuan


03 Di beberapa Rumah sakit rujukan: 8,7-30,29%, angka kematian 11,56-49,9%
RSCM: Janiuari-September 2005 : 13,68%

Faktor Pencetus Dari Ibu

04 Persalinan dan kelahiran kurang bulan, ketuban pecah lebih dari 18-24 jam,
korioamnionitis, persalinan dengan tindakan, demam pada ibu (>38,4oC), ISK
pada ibu, dan gizi ibu
SEPSIS NEONATORUM
Faktor Pencetus dari Bayi
05 asfiksia perinatal, berat lahir rendah, bayi kurang bulan, prosedur invasif dan
kelainan bawaan

Klasifikasi
06 Sepsis Neonatus Awitan Dini (SNAD) : 72 jam pertama kehidupan
Sepsis Neonatus Awitan Lambat (SNAL) : >72 jam pertama kehidupan

Insiden Sepsis : Seksio Sesarea (SC) > Spontan


07 R.S Dr. Soetomo : risiko sepsis 1,89 kali SC > tidak SC
Metode
TUJUAN PENELITIAN
untuk mengetahui hubungan jenis
persalinan dengan kejadian sepsis
neonatorum. Sifat

Analitik Retrospektif
Sumber Data
Data Sekunder : Catatan
Medik bayi Penderita sepsis
neonatorum periode
Tempat Agustus 2012-2013
di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSUP Prof. Dr. R. D.
Waktu Kandou Manado

November -Desember 2013


Kriteria Inklusi & Eklusi Variabel Penelitian
Kriteria inklusi adalah bayi Jenis persalinan
yang dilahirkan yang BBLR
menderita sepsis
neonatorum.
Kriteria eksklusi adalah bayi
K V
Bayi prematur
Bayi dengan nilai Apgar rendah
Ibu dengan KPD >18 jam
yg menderita kelainan Ibu dengan demam intrapartum >38oC
bawaan yang berat.

S
Pengambilan Sampel A Analisis Data
Teknik Total Sampling, uji Chi-square dan
yaitu sebanyak 215 bayi diolah dengan
lahir yang menderita sepsis menggunakan teknik
neonatorum komputerisasi SPSS.
Hasil dan Pembahasan
Distribusi Sampel berdasarkan Berat Badan Bayi
160

140
65,1%

120

Berat Badan Jumlah (n) Persentase 100


Lahir (%)
80 Text
Add Add Text Add Text
<2500 gr 58 27 Simple Simple Simple
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
2500-4000 gr 140 65,1 60
>4000 gr 17 7,9 27%
40

20
7,9%
0
<2500 gr 2500-4000 gr >4000 gr
Distribusi Sampel berdasarkan Umur Kehamilan
180

160
65,1% 74%
140

120
Umur Jumlah (n) Persentase
Kehamilan (%) 100
<37 minggu 56 26 Add Text Add Text Add Text
80Simple Simple Simple
37-42 minggu 159 74 PowerPoint PowerPoint PowerPoint

60
26%
40

20

0
<37 minggu 37-42 minggu
Hasil Penelitian ini bertentangan dengan
Teori :
Salah satu faktor risiko terjadi sepsis adalah berat
badan lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur yang
organ tubuhnya (hati, paru, pencernaan, otak, sistem
imunitas) masih belum matang sehingga bisa menjadi
faktor predisposisi terjadinya infeksi

Penelitian di RS. Dr. Soetomo:


•BBLR pada bayi memiliki risiko sepsis 2,75
kali lebih tinggi.
•Persalinan prematur juga berisiko 4 kali lebih
tinggi dibandingkan bayi-bayi yang lahir cukup
bulan.
Distribusi Sampel berdasarkan Nilai Apgar
140

120 60,5%
65,1%

100
Nilai Apgar Jumlah (n) Persentase
(%)
80 39,5%
Rendah 130 60,5
Add Text Add Text Add Text
Normal 85 39,5 60Simple Simple Simple
PowerPoint PowerPoint PowerPoint

40

20

0
Rendah Normal
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian di Rumah Sakit
Umum Dr. Saiful Anwar Malang, bayi baru lahir dengan nilai
Apgar rendah memiliki proporsi terbanyak terjadi sepsis
neonatorum.

Penelitian Wong et al:


Nilai Apgar yang rendah saat menit pertama meningkatkan
kebutuhan prosedur ventilasi mekanik dan pemasangan kateter
umbilikal sehingga meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada
bayi baru lahir.
Distribusi Sampel berdasarkan Faktor Risiko Ibu
Ketuban Pecah Dini
140

120 58,1% 65,1%

100
KPD Jumlah (n) Persentase 41,9%
(%) 80
>18 Jam 125 58,1 Add Text Add Text Add Text
Simple Simple Simple
<18 Jam 90 41,9 60
PowerPoint PowerPoint PowerPoint

40

20

0
>18 Jam <18 Jam
Hasil yang hampir sama yang dilakukan di RSUD Curup
Rejang Lebong bahwa status ketuban berhubungan
dengan kejadian sepsis neonatorum. Bayi yang lahir dari
ibu dengan KPD berisiko mengalami sepsis neonatorum
7,595 kali. Hal ini dapat terjadi karena infeksi neonatus
setelah pecah ketuban dipengaruhi oleh kolonisasi kuman
streptococcus grup beta. Lama ketuban pecah
berhubungan dengan peningkatan koloni kuman, infeksi
ascending dan jumlah pemeriksaan vagina.
Distribusi Sampel berdasarkan Faktor Risiko Ibu dengan
Demam Intrapartum 160

140 67%
65,1%

Demam Jumlah (n) Persentase 120


Intrapartum (%)
> 38⁰C 144 67 100

< 38⁰C 71 33
80 Text
Add Add Text Add Text
Simple Simple Simple
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
33%
60
Infeksi neonatal dapat terjadi intrauterine melalui
transplasental, didapat intrapartum saat melalui
jalan lahir selama proses persalinan atau 40
pascapartum akibat sumber infeksi dari luar
setelah lahir. 20

0
> 38⁰C < 38⁰C
Distribusi Sampel berdasarkan Berat Badan Bayi

Jenis Persalinan Jumlah Persentase P


(n) Sepsis (%)
Spontan 122 3,9
Seksio Sesarea 77 5,6
0,001
Ekstraksi Vakum 16 10,5
Ekstraksi Forceps 0 Add Text 0 Add Text
Simple Simple
PowerPoint PowerPoint

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bayi
yang lahir dengan tindakan lebih berisiko terjadi sepsis neonatorum.Hal
ini terjadi karena kontaminasi kuman yang terjadi setelah lahir, seperti
alat-alat yang digunakan saat dilakukan pertolongan persalinan.
7,9%
KESIMPULAN

1 Adanya hubungan bermakna antara jenis persalinan dengan kejadian sepsis


neonatorum

Angka kejadian sepsis neonatorum sebanyak 4,6% pada periode Agustus 2012
2
– Agustus 2013

Bayi yang lahir dengan tindakan (ekstraksi vakum) berisiko tinggi untuk terjadi
3 sepsis neonatorum. Oleh karena itu perlu dipantau tentang sterilisasi
penggunaan alat-alat pertolongan persalinan
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak menilai faktor-faktor risiko
4 lainnya yang berhubungan dengan sepsis neonatorum dan kurangnya data yang
lengkap sehingga peneliti tidak merinci tentang klasifikasi sepsis neonatorum.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai