Crs Dika
Crs Dika
Mortalitas
02 WHO: 1 juta kematian /tahun (10 % dari jumlah kematian berusia <5tahun)
Dengan CFR 40%. Negara berkembang > negara maju.
04 Persalinan dan kelahiran kurang bulan, ketuban pecah lebih dari 18-24 jam,
korioamnionitis, persalinan dengan tindakan, demam pada ibu (>38,4oC), ISK
pada ibu, dan gizi ibu
SEPSIS NEONATORUM
Faktor Pencetus dari Bayi
05 asfiksia perinatal, berat lahir rendah, bayi kurang bulan, prosedur invasif dan
kelainan bawaan
Klasifikasi
06 Sepsis Neonatus Awitan Dini (SNAD) : 72 jam pertama kehidupan
Sepsis Neonatus Awitan Lambat (SNAL) : >72 jam pertama kehidupan
Analitik Retrospektif
Sumber Data
Data Sekunder : Catatan
Medik bayi Penderita sepsis
neonatorum periode
Tempat Agustus 2012-2013
di Bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSUP Prof. Dr. R. D.
Waktu Kandou Manado
S
Pengambilan Sampel A Analisis Data
Teknik Total Sampling, uji Chi-square dan
yaitu sebanyak 215 bayi diolah dengan
lahir yang menderita sepsis menggunakan teknik
neonatorum komputerisasi SPSS.
Hasil dan Pembahasan
Distribusi Sampel berdasarkan Berat Badan Bayi
160
140
65,1%
120
20
7,9%
0
<2500 gr 2500-4000 gr >4000 gr
Distribusi Sampel berdasarkan Umur Kehamilan
180
160
65,1% 74%
140
120
Umur Jumlah (n) Persentase
Kehamilan (%) 100
<37 minggu 56 26 Add Text Add Text Add Text
80Simple Simple Simple
37-42 minggu 159 74 PowerPoint PowerPoint PowerPoint
60
26%
40
20
0
<37 minggu 37-42 minggu
Hasil Penelitian ini bertentangan dengan
Teori :
Salah satu faktor risiko terjadi sepsis adalah berat
badan lahir rendah (BBLR) dan bayi prematur yang
organ tubuhnya (hati, paru, pencernaan, otak, sistem
imunitas) masih belum matang sehingga bisa menjadi
faktor predisposisi terjadinya infeksi
120 60,5%
65,1%
100
Nilai Apgar Jumlah (n) Persentase
(%)
80 39,5%
Rendah 130 60,5
Add Text Add Text Add Text
Normal 85 39,5 60Simple Simple Simple
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
40
20
0
Rendah Normal
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian di Rumah Sakit
Umum Dr. Saiful Anwar Malang, bayi baru lahir dengan nilai
Apgar rendah memiliki proporsi terbanyak terjadi sepsis
neonatorum.
100
KPD Jumlah (n) Persentase 41,9%
(%) 80
>18 Jam 125 58,1 Add Text Add Text Add Text
Simple Simple Simple
<18 Jam 90 41,9 60
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
40
20
0
>18 Jam <18 Jam
Hasil yang hampir sama yang dilakukan di RSUD Curup
Rejang Lebong bahwa status ketuban berhubungan
dengan kejadian sepsis neonatorum. Bayi yang lahir dari
ibu dengan KPD berisiko mengalami sepsis neonatorum
7,595 kali. Hal ini dapat terjadi karena infeksi neonatus
setelah pecah ketuban dipengaruhi oleh kolonisasi kuman
streptococcus grup beta. Lama ketuban pecah
berhubungan dengan peningkatan koloni kuman, infeksi
ascending dan jumlah pemeriksaan vagina.
Distribusi Sampel berdasarkan Faktor Risiko Ibu dengan
Demam Intrapartum 160
140 67%
65,1%
< 38⁰C 71 33
80 Text
Add Add Text Add Text
Simple Simple Simple
PowerPoint PowerPoint PowerPoint
33%
60
Infeksi neonatal dapat terjadi intrauterine melalui
transplasental, didapat intrapartum saat melalui
jalan lahir selama proses persalinan atau 40
pascapartum akibat sumber infeksi dari luar
setelah lahir. 20
0
> 38⁰C < 38⁰C
Distribusi Sampel berdasarkan Berat Badan Bayi
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bayi
yang lahir dengan tindakan lebih berisiko terjadi sepsis neonatorum.Hal
ini terjadi karena kontaminasi kuman yang terjadi setelah lahir, seperti
alat-alat yang digunakan saat dilakukan pertolongan persalinan.
7,9%
KESIMPULAN
Angka kejadian sepsis neonatorum sebanyak 4,6% pada periode Agustus 2012
2
– Agustus 2013
Bayi yang lahir dengan tindakan (ekstraksi vakum) berisiko tinggi untuk terjadi
3 sepsis neonatorum. Oleh karena itu perlu dipantau tentang sterilisasi
penggunaan alat-alat pertolongan persalinan
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak menilai faktor-faktor risiko
4 lainnya yang berhubungan dengan sepsis neonatorum dan kurangnya data yang
lengkap sehingga peneliti tidak merinci tentang klasifikasi sepsis neonatorum.
Terimakasih