Khairunnisa Nugrahenni
405100210
Psikotik
• Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai
dengan ketidak mampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat
halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
• Halusinasi
– pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun
pada panca indra seorang pasien, yang terjadi
dalam keadaan sadar, dasarnya mungkin organik,
fungsional, psikotik ataupun histerik.
• Waham
– Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak
sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan
inteligensi dan latar belakang kebudayaannya,
biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu.
Teori Skizofrenia
• Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis
dengan variasi psikopatologi, biasanya
berat, berlangsung lama dan ditandai
oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi
serta emosi
• gangguan kognitif, emosi, persepsi, dan
aspek perilaku yg lain.
Skizofrenia
• Gangguan ini melibatkan fungsi yang paling mendasar yang
memberikan kepada orang normal suatu perasaan
kepribadian (individuality), keunikan, dan pengarahan diri
(self-direction)
• Pikiran, perasaan dan perbuatan yang paling intim/mendalam
sering terasa diketahui oleh atau terbagi rasa dengan orang
lain, dan waham – waham dapat timbul, yang menjelaskan
bahwa kekuatan alami dan supernatural sedang bekerja
mempengaruhi pikiran dan perbuatan penderita dengan cara
– cara yang sering tidak masuk akal atau bizarre
• Halusinasi, terutama auditorik, lazim dijumpai dan mungkin
memberi komentar perilaku dan pikiran individu itu
Skizofrenia
• Persepsi sering terganggu secara lain pula: warna – warna
atau suara – suara berubah menjadi amat intensif atau
berubah dalam kualitasnya, dan gambaran yang tidak relevan
mengenai benda atau hal yang biasa (sehari – hari) dapat
tampak menjadi lebih penting daripada objek atau situasi
keseluruhannya
• Kebingungan pada awal penyakit sering mengakibatkan
keyakinan bahwa situasi sehari – hari itu benar memiliki suatu
makna khusus, biasanya bernada seram/mengancam, yang
ditujukan secara khas pada inidividu tersebut
Sejarah
• Emil Kraepelin : demensia prekoks. Cirinya
pasien mengalami penurunan kognitif &
perilaku, serta ada halusinasi & waham.
• Eugene Bleuler : schizophrenia. Tdk hrs ada
penurunan kognitif & perilaku, tp ada
perubahan personality, “dissociative identity
disorder”
Epidemiologi
• Prevalensinya di Amerika Serikat, dilaporkan bervariasi (1
- 1,5 %)
– angka insidens 1:10.000 orang/ tahun.
• Berdasarkan jenis kelamin : prevalensi sama
– Onset u/ laki laki : 15-25 tahun
– Onset u/ wanita : 25-35 tahun.
– Prognosisnya adalah lebih buruk pada laki laki dibandingkan
wanita.
• Suicide could be found in schizophrenia cases:
– 50 % attempted suicide 1 X in their live
– 10-15 % schizophrenia patients died because of
suicide
Etiologi
1. Faktor genetika
2. Model diatesis – stress
3. Faktor neurobiologi
4. Faktor psikososial
1. Faktor genetika
• Prevalensi (saddock 2003)
– Populasi umum 1%
– Saudara kandung pasien skizofren 8%
– Anak dengan salah satu orang tua skizofren 12%
– Kembar 2 telur dari pasien skizofren 12%
– Anak dengan kedua orang tua skizofren 40%
– Kembar satu telur dengan pasien skizofren 47%
2. Model diatesis-stress
• Integrasi faktor biologis, psikososial dan lingkungan
• Seseorang mungkin mempunyai kerentanan fisik
yang jika dipengaruhi oleh lingkungan yang
menimbulkan stress dapat menyebabkan skizofrenia
• Stress dapat berupa
– Biologis infeksi
– Psikologis kematian orang terdekat
• Pada model ini, stressor sebesar apapun tidak akan
menimbulkan skizofrenia jika orang yang
bersangkutan tidak mempunyai kerentanan fisik
3. Model neurobiologi
(Faktor biokimia)
– Dopamin
• Schizophrenia timbul krn aktivitas dopaminergik.
Alasannya adlh :
– Kebanyakan obat antipsikotik sifatnya adlh sbg antagonis
reseptor dopamin tipe 2.
– Obat yg meningkatkan efek dopaminergik (kokain, amfetamin)
bersifat psikomimetik.
• Masih tdk jelas apakah peningkatan aktivitas
dopaminergik disebabkan oleh :
– Pengeluaran dopamin yg berlebihan
– Terlalu bnyk reseptor dopamin
– Reseptor dopamin sangat sensitif trhdp dopamin
– Kombinasi dr mekanisme tersebut
• Faktor biologis
– Penyebab skizofrenia umumnya tidak diketahui
– Integrasi teori biologis
• Daerah otak utama yang terlibat dalam skizofrenia adalah
struktur limbik, lobus frontalis, ganglia basalis
• Dari hasil penelitian pada kembar yang tidak sama-sama
menderita skizofrenia, didapatkan kembar yang memiliki
skizofrenia mempunyai peningkatan aliran darah yang
lebih kecil dari korteks frontalis dorsolateral saat
melakukan prosedur aktivasi=psikologis
– Hipotesis dopamin
• Skizofrenia disebabkan dari terlalu banyaknya aktivitas
dopaminergik
– Neurotransmitter lainnya
• Serotonin
– Antagonisme pada reseptor serotonin tipe 2 penting untuk
menurunkan gejala psikotik dan menurunkan perkembangan
gangguan gerakan berhubungan dengan antagonnisme D2
• Norepinefrin
– Sistem noradrenergik memodulasi sistem dopaminergik dalam
cara tertentu sehingga kelainan sistem noradrenergik
mempredisposisikan pasien untuk sering relaps
• Asam amino (GABA)
– Beberapa pasien skizofrenia, mengalami kehilangan neuron
GABA dalam hipokampusnya
– Neuropatologi
• Sistem limbik
– Adanya suatu penurunan ukuran daerah amigdala,
hipokampus, girus parahipokampus
• Ganglia basalis
– Ganglia basalis terlibat dalam pergerakan, dengan
demikian patologi pada ganglia basalis ini
dihubungan dengan patofisiologi dengan skizofrenia
– Ganglia basalis timbal balik dengan lobus frontalis,
sehingga meningkatkan kemungkinan kelainan pada
lobus frontalis yang terlihat pada beberapa
pemeriksaan disebabkan oleh lesi patologi didalam
ganglia basalis
– Psikoneuroimunologi
• Sejumlah kelainan imun telah dihubungan dengan pasien
skizofrenia
• Penurunan produksi IL-2 sel T, penurunan jumlah dan
responsivitas limfosit perifer, kelainan pada reaktivitas seluler,
dan humoral terhadap neuron dan adanya antibodi yang
diarahkan ke otak
– Psikoneuroendokrinologi
• Banyak penelitian menggambarkan perbedaan neuroendokrin
antara kelompok skizofrenia dengan kelompok normal
• Contohnya, tes supresi dexametason abnormal pada sekelompok
pasien skizofrenia, penurunan konsentrasi LH/FSH kemungkinan
dihubungan dengan onset usia dan lamanya penyakit
• Penumpulan pelepasan prolaktin dan hormon pertumbuhan
terhadap stimulasi GnRH/TRH dan penumpulan pelepasan
hormon pertumbuhan terhadap stimulasi apomorphine yang
dikorelasikan dengan adanya gejala negatif
4. Faktor psikososial
• Teori psikoanalitik
– Freud mengatakan bahwa gangguan psikosis
merupakan konflik antara ego dan dunia luar
– Kerusakan ego memberikan kontribusi munculnya
gejala skizofrenia regresi sebagai respon terhadap
frustasi dan konflik
– Harry stack sullivan kesulitan interpersonal yang
terjadi sebelumnya
– Kerusakan ego mempengaruhi interpretasi terhadap
realitas dan kontrol dorongan dari dalam seperti seks
dan agresi
• Teori psikodinamik
– Simptom positif diasosiasikan dengan onset akut
terhadap faktor pemicu/pencetus dan erat kaitannya
dengan konflik
– Simptom negatif erat kaitannya dengan faktor biologis
dan karakteristiknya adalah absennya perilaku/fungsi
tertentu
– Gangguan hubungan interpersonal mungkin timbul
akibat konflik intrapsikis, mungkin juga akibat
kerusakan ego yang mendasar
– Simptom-simptom psikotik memiliki makna dalam
skizofrenia misalnya waham kebesaran muncul
setelah harga dirinya terluka
• Teori belajar
– Menurut teori ini, seseorang menjadi
skizofrenia karena pada masa kanak-kanak
ia belajar pada model yang buruk
– Ia mempelajari reaksi dan cara pikir yang
tidak rasional dengan meniru orang tuanya,
yang mungkin juga memiliki gangguan
emosional
• Teori tentang keluarga
– Double bind
• Anak menerima pesan yang bertolak belakang
dari orang tua berkaitan dengan perilaku,
perasaan atau tingkah lakunya
• Akibatnya anak menjadi bingung menentukan
mana yang benar sehingga menarik diri
kedalam keadaan psikotik untuk melarikan diri
dari konfliknya
• Teori tentang keluarga
–Schimz and skewed families
–Pseudomutual and pseudohostiles
families
–Ekspresi emosi
• Teori sosial industrialisasi dan
urbanisasi
Fase
• Fase Prodromal :
– gejala non spesifik
– lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun
sebelum onset psikotik menjadi jelas, meliputi : hendaya fungsi
pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan
fungsi perawatan diri.
– Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta
membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan
“orang ini tidak seperti yang dulu”.
• Fase Aktif :
– gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku
katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan
afek.
• Fase Residual :
– gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala
positif / psikotiknya sudah berkurang.
SCHIZOPHRENIA
GEJALA PRIMER
(Bleuler, 1857-1938)
3. Gangguan kemauan
– Kelemahan kemauan
– Tidak dapat mengambil keputusan
– Tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan
– Kadang penderita dapat melamun selama
berhari-hari
– Negativisme
– Ambivalensi kemauan
– Otisme
SCHIZOPHRENIA
GEJALA SEKUNDER
(Bleuler, 1857-1938)
1. Waham
– Sering tidak logis dan aneh
– Menurut pasien, wahamnya merupakan fakta
– Pasien tidak mengubah sikapnya yang mungkin
bertentangan dengan wahamnya
– Mayer-Gross, membagi waham mjd 2:
• Waham primer: timbul secara tidak logis sama sekali,
tanpa penyebab eksternal
• Waham sekunder: biasanya logis
– Waham dinamakan menurut isinya
SCHIZOPHRENIA
GEJALA SEKUNDER
(Bleuler, 1857-1938)
2. Halusinasi
– Timbul tanpa penurunan kesadaran
– Sering: halusinasi pendengaran dalam bentuk
suara-suara manusia, bunyi barang-barang, atau
siulan
– Jarang: halusinasi penciuman, halusinasi citarasa,
halusinasi singgungan, halusinasi visual (lebih
sering pada psikosa akut yang berhubungan dgn
sindroma otak organik)
SCHIZOPHRENIA
GEJALA SEKUNDER
(Bleuler, 1857-1938)
SCHIZOPHRENIA
GEJALA NEGATIF GEJALA POSITIF
SCHIZOPHRENIA
Diagnosis
• Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)
– “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang
atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda
; atau
“thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar
masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal);
dan
“thought broadcasting”= isi pikiranya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umum mengetahuinya;
– “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan
oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
“delusion of passivitiy” = waham tentang dirinya tidak
berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari
luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk
kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus);
“delusional perception” = pengalaman indrawi yang
tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasnya bersifatmistik atau mukjizat;
– Halusinasi auditorik:
• suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau
• mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau
• jenis suara halusinasi lain yang berasal dan salah satu bagian
tubuh.
– Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu
yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di
atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan
dunia lain)
• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
– halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja,
apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu minggu
atau berbulan-bulan terus menerus;
– arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation), yang berkibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,
atau neologisme;
– perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
– gejala-gejala “negative”, seperti sikap sangat apatis,
bicara yang jarang, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
Subtipe Skizofrenia
F20.0 Skizofrenia paranoid
F20.1 Skizofrenia hebefrenik
F20.2 Skizofrenia katatonik
F20.3 Skizofrenia tak terinci
(undifferentiated)
F20.4 Depresi pasca-skizofrenia
F20.5 Skizofrenia residual
F20.6 Skizofrenia kompleks
F20.8 Skizofrenia lainnya
F20.9 Skizofrenia YTT
F20.0 Skizofrenia Paranoid
• Gambaran klinis didominasi oleh waham – waham
yang secara relatif stabil, sering kali bersifat paranoid,
biasanya disertai oleh halusinasi, terutama halusinasi
pendengaran dan gangguan persepsi
• Gangguan afektif, dorongan kehendak (volition) dan
pembicaraan serta gejala – gejala katatonik tidak
menonjol
Perjalanan penyakit
• Dapat terjadi secara episodik, dengan remisi
sebagian atau sempurna atau bersifat kronis.
• Pada kasus – kasus yang kronis, gejala yang nyata
menetap selama bertahun – tahun dan sukar untuk
membedakan episode – episode yang terpisah
• Onset cenderung terjadi pada usia yang lebih tua
daripada bentuk – bentuk hebefrenik dan katatonik
Manifestasi klinik
• Gejala paranoid yang paling umum :
– Waham – waham kejaran, rujukan (reference),
“exalted birth” (merasa dirinya tinggi, istimewa), misi
khusus, perubahan tubuh atau kecemburuan
– Suara – suara halusinasi yang mengancam pasien atau
memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa
bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling),
mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
– Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atau lain – lain perasaan tubuh;
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol
Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
• Kriteria umum skizofrenia harus dipenuhi
• Halusinasi dan atau waham harus menonjol, sedangkan
gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta
gejala katatonik secara relatif tidak nyata
• Halusinasi biasanya seperti yang diuraikan di atas (manifestasi
klinik 2,3)
• Waham dapat berupa hampir setiap jenis tetapi waham
dikendalikan, dipengaruhi (influence), atau “passivity”, dan
keyakinan dikejar – kejar yang bernake ragam adalah yang
paling khas
Diagnosis banding
• Penting untuk menyingkirkan diagnosis epilepsi dan
psikosis yang diinduksi oleh obat – obatan dan harus
diingat bahwa waham kejaran mungkin hanya
mempunyai bobot diagnostik yang tak berarti pada
orang – orang yang berasal dari negara/budaya
tertentu
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
• Suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan afektif
yang tampak jelas, dan secara umum juga dijumpai
waham dan halusinasi yang bersifat mengambang
secara terputus – putus (fragmentary), perilaku yang
tak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan,
serta umumnya mannerisme
TIPE I TIPE II
SCHIZOPHRENIA
DIAGNOSIS BANDING
MEDIS DAN NEUROLOGIS PSIKIATRIK
• Akibat zat: amfetamin, halusinogen, • Psikosis atipikal
alkaloid beladona, alkohol, • Gangguan autistik
barbiturat, kokain, PCP • Gangguan psikotik singkat
• Epilepsi (pd lobus temporalis) • Gangguan delusional
• Neoplasma, CVD, trauma (t.u • Gangguan buatan dengan tanda
frontalis atau limbik) dan gejala psikologis menonjol
• Kondisi lain: AIDS, porfiria • Berpura-pura
intermitten akut, defisiensi B12, • Gangguan mood
keracunan CO, lipoidosis serebral, • Masa remaja normal
Creutzfieldt-Jakob d., Fabry d., Fahr • Gangguan obsesif kompulsif
d., Hallervorden-Spatz d., • Gangguan kepribadian – skizotipal,
keracunan logam berat, ensefalitis skizoid, ambang, paranoid
herpes, homosistinuria, Huntington • Gangguan skizoafektif
d., Lekodistrofi metakromatik, • Gangguan skizofreniform
neurosifilis, hidrosefalus tekanan N,
pellagra, SLE, Wernicke-Korsakoff
synd., Wilson d.
SCHIZOPHRENIA
• PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• Penjelasan umum
• Mood, perasaan, dan afek
• Gangguan persepsi
• Ilusi
• Pikiran
• Impulsivitas
• Sensorium dan kognisi
• Pertimbangan dan tilikan
• Reliabilitas
• TES PSIKOLOGIS
• Tes neuropsikologis
– Hasilnya sering kali berguna secara klinis
– Pengukuran objektif kinerja neuropsikologis sering kali
memberikan hasil yang abnormal
• Tes inteligensia
– Cenderung memiliki nilai yang lebih rendah dari orang
normal
– Tes proyektif dan kepribadian dapat menyatakan
gagasan yang kacau , dan penelitian kepribadian
seringkali memberikan hasil yang abnormal
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
– CT.SCAN / MRI
– MRS
– PET
– EEG
Psikopatologi Skizofrenia
Diagnosa
•Alasan berobat •Riwayat perkembangan
ANAMNESIS •Riwayat gangguan dri
sekarang •Latar belakang sosial,
•Riwayat gangguan keluarga,dll
terdahulu
–Indikasi:
• pasien katatonik
• pasien yang tidak bisa mendapat
antipsikotik
• Pasien sakit < 1 thn
TERAPI PSIKOSOSIAL
• Terapi perilaku:
– Frekuensi perilaku maladaptif dapat diturunkan
– Latihan ketrampilan perilaku– role playing
• Terapi berorientasi-keluarga:
– Efektif untuk menurunkan relaps
– Karena pasien sring dipulangkan dengan remisi
parsial.
– Jika memang ada masalah– >dipecahkan
– Proses pemulihan: lama.
– keluarga diberitahu tentang skizofrenia
• Terapi kelompok:
– Dipusatkan pada rencana, masalah, dan hubungan
dalam kehidupan nyata
– Efektif menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa
persatuan, dan meningkatkan tes realitas
• Psikoterapi individual:
– Membangun kepercayaan ahli terapi dengan pasien
membantu terapi farmakologis
– Psikoterapi pada skizofrenia harus dimengerti dalam
hitungan dekade
– Sikap terapitik yang benar : menerima mereka bukan
mengamati
SCHIZOPHRENIA
PROGNOSIS BAIK PROGNOSIS BURUK
Onset lambat Onset muda
Faktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetus
Onset akut Onset tidak jelas
Riwayat seksual, sosial, dan pekerjaan Riwayat seksual, sosial, dan pekerjaan
pramorbid yang baik pramorbid yang buruk
Gejala gangguan mood (t.u gangguan depresif) Perilaku menarik diri/autistik
Menikah Tidak menikah, bercerai, janda/duda
Riwayat keluarga gangguan mood Riwayat keluarga schizophrenia
Sistem pendukung yang baik Sistem pendukung yang buruk
Gejala positif Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3 thn
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
SCHIZOPHRENIA
F22. Gangguan Waham Menetap
2. Farmakoterapi
– Antipsikotik adalah obat terpilih untuk penanganan
gangguan waham menetap
– Mulai dengan dosis rendah anti psikotik (Haloperidol
2 mg) dan naikan bertahap.
– Dosis maintenance biasanya rendah
– Bila gagal dengan anti psikotik, maka dihentikan
CARA PENANGANAN PASIEN GANGGUAN
WAHAM MENETAP
3. Psikoterapi
– Terapi individual lebih efektif dari terapi kelompok
– Terapi suportif berorientasi tilikan, kognitif, dan perilaku
sering afektif.
– Bina hubungan dan kepercayaan
– Hindari membicarakan waham pasien, dan tidak boleh
meremehkan ataupun mendukung isi waham tersebut.
4. Terapi Keluarga
– Target hubungan sosial yang baik.
GANGGUAN WAHAM TERINDUKSI
• Pedoman Diagnosis
– Dua orang atau lebih mengalami waham yang sama
dan saling meyakinkan
• Ciri-ciri utama
1. Onset akut -> 2 minggu/kurang -> gejala-gejala
psikotik menjadi nyata dan menganggu sedikitnya
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari
2. Sindrom khas -> “polimorfik” atau “schizophrenia-like”
3. Stres akut yang berkaitan
4. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan
berlangsung
F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
FARMAKOTERAPI PSIKOTERAPI
• Utama: Antipsikotik antagonis
reseptor dopamin dan
benzodiazepin • Psikoterapi individual
• Pasien yang berisiko tinggi • Psikoterapi kelompok
untuk mengalami efek
samping ekstrapiramidal • Psikoterapi keluarga
(orang muda): antikolinergik + • Diskusi tentang stressor,
antipsikotik episode psikotik, dan
• Benzodiazepin dapat perkembangan strategi
digunakan untuk terapi singkat
untuk mengatasinya
• Hindari medikasi jangka
panjang
Prognosis Psikotik Akut
• Kesembuhan yang sempurna biasanya terjadi dalam
2-3 bulan, sering kali dalam beberapa minggu atau
bahkan beberapa hari dan hanya sebagian kecil dari
pasien dengan gangguan ini berkembang menjadi
keadaan yang menetap dan berhendaya
CIRI PROGNOSTIK BAIK
GANGGUAN PSIKOTIK SINGKAT
• Termasuk :
– Psikosis skizoafektif tipe manik
– Psikosis skizofreniform tipe manik
F25.1 Gangguan Skizoafektif tipe
depresif
• Pedoman diagnostik :
– Depresi yang menonjol,
– disertai sedikitnya 2 gejala depresif yang khas atau
kelainan perilaku terkait (F32-)
– Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada
satu dan sebaiknya ada 2 gejala skizofrenik yang khas
(F20-, (a) sampai (d))
• Termasuk :
– Psikosis skizoafektif tipe depresif
– Psikosis skizofreniform tipe depresif
F25.2 Gangguan Skizoafektif tipe
campuran
• Gangguan dengan gejala skizofrenia (F20-) ada
secara bersama-sama dengan gejala gangguan
afektif bipolar campuran (F31.6)
• Termasuk :
– Skizofrenia siklik
– Psikosis skizofrenik & afektif campuran
• F25.8 Gangguan Skizoafektif lainnya