Anda di halaman 1dari 29

Tuberkulosis

Paru
Fauziyah Rifdah Dhia Rani
2017 4011 168
Identitas Pasien
O Nama : Tn. Y.
O Usia : 50 th
O Alamat : Magelang
O Pekerjaan : Supir
O Pendidikan : SD
O Agama : Islam
Keluhan Utama
Sesak napas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan sesak napas, batuk
berdahak sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu, dahak
berwarna putih dan kental. Keluhan disertai dengan
keringat dingin pada malam hari, dan disertai penurunan
berat badan 10 kg selama 6 bulan. Pasien sudah
memeriksakan diri ke dokter terkait keluhannya, namun
tidak ada perbaikan pada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Melitus (kontrol tidak rutin)

Riwayat Penyakit Keluarga


Diabetes Melitus (Ibu Pasien)

Riwayat Personal Sosial


Pasien adalah seorang kepala keluarga yang mempunyai
seorang istri dan 4 orang anak, pasien bekerja sebagai
supir dan sudah berhenti selama 6 bulan setelah
terdiagnosis penyakit DM. Pasien adalah mantan perokok
berat. Riw. Konsumsi alkohol dan obat-obatan disangkal.
Clinical Pathway
26/4/18 27/4/18 28/4/18 29/4/18 30/4/18 1/5/18

Batuk berdahak, Nyeri kepala, sesak Nyeri kepala, lemas, Batuk berdahak Nyeri tenggorok, Batuk, pusing.
sesak nafas, napas, mual, batuk, mual, muntah, BAB pusing, batuk, perut Lemas, nyeri
keringat malam, muntah hitam. hitam, batuk mules, BAB 4x tenggorokan.
muntah hitam, berdahak.
mual, nyeri telan.

TD 140/100 , HR TD 110/80 , HR 82, TD 130/90 , HR TD 130/80 , HR 82, TD 110/60 , HR 96, TD 120/80 , HR 82,
80, RR 24, S 36,6 RR 20, S 36,7 104, RR 20, S 37,0 RR 20, S 36,0 RR 20, S 36,7 RR 20, S 36,7
Kepala : CA-/-, SI -/- Kepala : CA-/-, SI -/- Kepala : CA-/-, SI -/- Kepala : CA-/-, SI -/- Kepala : CA-/-, SI -/- Kepala : CA-/-, SI -/-
Thorax : SDV +/+ , Thorax : SDV +/+ , Thorax : SDV +/+ , Thorax : SDV +/+ , Thorax : SDV +/+ , Thorax : SDV +/+ ,
Rh +/+, Sonor +/+ , Rh +/+, Sonor +/+ , Rh +/+, Sonor +/+ , Rh +/+, Sonor +/+ , Rh +/+, Sonor +/+ , Rh +/+, Sonor +/+ ,
S1/S2 reguler S1/S2 reguler S1/S2 reguler S1/S2 reguler S1/S2 reguler S1/S2 reguler
Abdomen : DBN Abdomen : NT Abdomen : NT Abdomen : NT Abdomen : NT Abdomen : NT
epigastrik epigastrik epigastrik epigastrik epigastrik
AL: 22,0 (H)
GDS: 450 (H) MTB High Detected

Hematemesis Hematemesis Hematemesis TB paru TB paru TB paru


DM II DM II Susp. TB paru DM II DM II

Inf. RL Inf. RL Inf. RL Inf. RL Inf. RL Inf. RL


Inj, ceftriaxone Inj, ceftriaxone Inj, ceftriaxone Inj, ceftriaxone Inj, ceftriaxone Inj, ceftriaxone
Inj, kalnex Inj, kalnex Inj, kalnex Inj, kalnex Inj, kalnex Inj, kalnex
Drip. esomeprazole Drip. esomeprazole Drip. esomeprazole Drip. esomeprazole Drip. esomeprazole Drip. esomeprazole
Drip. Insulin Drip. Insulin Novorapid Novorapid Novorapid Novorapid
Foto thorax (26/4/2018)
Bronkopneumonia susp TB.
Tinjauan Pustaka
Tuberkulosis Paru adalah suatu infeksi pada paru yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri ini menyebar melalui inhalasi droplet nuklei,
kemudian masuk ke saluran napas dan bersarang di
jaringan paru.
Patogenesis
Masalah yang dikaji
O Bagaimana penegakkan diagnosis penyakit
tuberkulosis paru?
O Bagaimana hubungan dan pengaruh
penyakit Diabetes Melitus terhadap penyakit
Tuberkulosis?
1. Bagaimana penegakkan diagnosis
pada penyakit Tuberkulosis?
O Anamnesis
O Pemeriksaan fisik
O Pemeriksaan penunjang
O Pemeriksaan radiologis
O Pemeriksaan laboratorium
Anamnesis
Keluhan pada penyakit TB:
O Demam
O Batuk/batuk darah
O Sesak napas
O Nyeri dada
O Malaise
Pemeriksaan fisik
O Inspeksi
Conj. anemis, palor, BB menurun, retraksi otot dada.
O Perkusi
Suara redup pada apeks paru atau dapat juga
menjadi hipersonor atau timpani.
O Palpasi
Teraba hangat dan nyeri tekan jika sudah menjadi
pleuritis.
O Auskultasi
Suara napas bronkial, ronkhi basah kering, dan
wheezing. Dapat juga vesikuler melemah dan suara
amforik.
Pemeriksaan radiologis
O Lokasi lesi ada di apeks paru(segmen apikal
lobus atas atau segmen apikal lobus
bawah)
O Gambaran:
Bercak seperti awan dan dengan batas tidak
tegas
TB milierbercak bercak hilus <1 mm
Pemeriksaan laboratorium
1. Darah

O Leukosistosis
O Limfositopenia
O LED menurun
O Anemis ringan dengan gambaran normositik
normokromik
2. Sputum
O SPS (sewaktu pagi
sewaktu)
O Jika didapatkan kuman
BTA  diagnosis dapat
dipastikan.
O Sputum dapat
memberikan evaluasi
terapi.

Bagaimana dengan anak-


anak?
Bagaimana dengan pasien
yang batuknya non produktif?
3. Tes tuberkulin
Merupakan alergi tipe lambat.
Untuk menyatakan apakah pasien
sedang atau pernah mengalami
infeksi M. Tb, M. bovis, vaksinasi
BCG, dan Mycobakterium lain.
O Tes mantoux yakni dengan
menyuntikan 0,1 cc tuberkulin
PPD tunggu 48-72 jam
apakah terlihat kemerahan?
O IGRA (interferon-gamma release
assay)  untuk screening TB
laten.
O Untk deteksi infeksi laten
dipelukan uji ulang 5 tahun.
Diagnosis TB
O Cukup dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan sputum.
O Pemeriksaan radiologi sering memberikan hasil yang
tidak pas.
O BTA +:
O (+) pada 2 x pemeriksaan
O (+) pada 1 x pemeriksaandan pemeriksaan radiologi
dengan gambaran TB paru
O (+) sputum dan (+) kultur
O BTA - :
O (-) pada 2 x pemeriksaan meskipun px radiologi (+)
O (-) pada 2x pemeriksaan sputum dan kultur (+)
Bagaimana hubungan dan pengaruh
penyakit Diabetes Miletus terhadap
penyakit Tuberkulosis?
Kondisi hiperglikemia, bahkan pengguna insulin berisiko
tinggi menderita TB paru. Risiko penderita DM untuk
mengalami TB paru sebesar 4,7 kali lipat dan banyak
ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun.
Gambaran klinik dan lab
Frekuensi demam dan hemoptisis lebih sering
ditemukan pada penderita TB paru dengan
DM.
Penderita TB baru dengan DM sering
menunjukkan hasil kultur M.TB positif dengan
jumlah basil lebih tinggi.
Gambaran radiologi TB
dengan DM
Pada penderita TB
paru disertai DM,
lapangan paru bawah
lebih sering terlibat
(29% pada kasus
dengan DM, 4,5%
pada kasus non-
DM),dan diikuti lobus
atas kemudian tengah
Tatalaksana TB dengan DM
Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia (PDPI)
menyarankan pemberian
OAT dan lama
pengobatan pada
prinsipnya sama dengan
TB paru tanpa DM,
dengan syarat gula
darah harus terkontrol.
Apabila gula darah tidak
terkontrol, pengobatan
perlu dilanjutkan hingga
9 bulan.
kadar obat antidiabetik golongan sulfonilurea
dan thiazolidinedion (TZD jika diberikan
bersamaan dengan rifampisin akan
mengalami penurunan (sulfonilurea 22%-30%,
TZD 54%-64%).
Hal ini dapat menjelaskan mengapa respons
pengobatan pasien TB paru dengan DM lebih
rendah dibandingkan dengan pasien TB tanpa
DM.
Semoga bermanfaat…

Anda mungkin juga menyukai