Anda di halaman 1dari 10

KEPRIBADIAN DAN NILAI

KELAS AKUNTANSI 16 C
KELOMPOK 11
IRMA FUJIANINGRUM
SRIDEPI
APA ITU KEPRIBADIAN?

Definisi kepribadian yang sering digunakan dibuat oleh Gordon


Allport. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah “organisasi
dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yangmenentukan
caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap
lingkungannya”. Untuktujuan kita, hendaknya menganggap bahwa
kepribadian (personality) merupakan keseluurhancara dimana
seseorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadianpaling sering didiskripsikan dalam istilah sifat yang bisa
diukur dan ditunjukkan oleh seseorang.
SIFAT DAN KEPRIBADIAN

Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu


adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.
Karakteristik-karakteristik tersebut, ketika, ditunjukan dalam berbagai
situasi, disebut sifat-sifat kepribadian.
Mengapa sifat-sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat
perhatian cukup besar? Jawabannya adalah : para peneliti telah lama
meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi
karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan
memandu keputusan pengembangan karier.
Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat
utama yang mengatur prilaku. Akan tetapi, seringnya upaya ini sekedar
menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan
hanya memberikan sedikit bimbingan praktis para pembuat
organisasional. Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator
dan Model Lima Besar.
MODEL KEPRIBADIAN
Model Lima Besar
MBTI mungkin kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak
berlaku pada model lima faktor kepribadian yang biasanya disebut Model Lima Besar (Big
Five Model).
Faktor-faktor Lima Besar mencakup :
 Ekstraversi (extraversion).
Dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan seseorang dalam berhubungan dengan
individu lain. Individu yang memiliki sifat ekstraversi cenderung suka hidup
berkelompok, tegas dan mudah bersosialisasi. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat
introver cenderung suka menyendiri, penakut, dan pendiam.
 Mudah akur atau mudah bersepakat (agreeableness)
Dimensi ini merujuk pada kecenderungan individu untuk patuh terhadap individu
lainnya. Individu yang sangat mudah bersepakat adalah individu yang senang bekerja
sama, hangat, dan penuh kepercayaan. Sementara itu, individu yang tidak mudah
bersepakat cenderung bersikap dingin, tidak ramah, dan suka menentang.·    
Lanjutan…

Sifat berhati-hati (conscientiousness)


Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang sangat berhati-hati adalah individu
yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat
berhati-hati yang rendah cenderung mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.
 Stabilitas ekonomi (emotional stability)
Sering juga disebut berdasarkan kebalikannya, yaitu neurosis. Dimensi ini menilai kemampuan
seseorang untuk menahan stres. Individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang,
percaya diri, dan yang mempunyai stabilitas emosi yang postif cenderung tenang, percaya diri,
dan memiliki pendirian teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi yang negatif
cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki pendirian yang teguh.
 Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience)
Dimensi ini merupakan dimensi terakhir yang mengelompokan individu berdasarkan lingkup
minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung kreatif,
ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal yang bersifat seni. Sebaliknya, mereka yang tidak terbuka
cenderung memiliki sifat konvensional dan merasa nyaman dengan hal-hal telah ada.
Dibandingkan dengan individu dengan karakteristik introver, individu yang ekstraver cenderung
lebih bahagia dalam pekerjaan dan kehidupan mereka secara keseluruhan. Mereka biasanya
memiliki lebih banyak teman dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersosialisasi
dibandingkan dengan individu yang introver.
INDIKATOR KEPRIBADIAN
Ada lima indikator dari kepribadian menurut indikator tipe Myers-
briggs/MBT (Robbins; 2006; 131) :
1. Ekstroversi, kepribadian yang menggambarkan seseorang yang supel,
riang dan percaya diri.
2. Kemampuan bersepakat, kepribadian yang menggambarkan seseorang
yang bersifat baik, kooperatif dan mempercaya.
3. Keampuan mendengarkan suara hati, kepribadian yang mengambarkan
seseorang yang bertanggungjawab , dapat diandalkam, stabil, tertata.
4. Stabilitas emosi, kepribadian yang mencirikan seseorang yang tenang,
percaya diri, tentra, tertekan.
5. kepribadian yang mencirikan seseorang yang berdasar imajinasi,
sensitivitas dan keingintahuan.
NILAI, PENTINGNYA NILAI DAN
PEMBENTUKAN NILAI
Nilai (value) menunjukan alasan danar bahwa “cara pelaksanaan atau keadaan
akhir tertentu lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan cara pelaksanaan
atau keadaan akhir yang berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang
membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau
diinginkan. Nilai memiliki sifat isi dan intensitas. Sistem nilai(value system) adalah
sebuah hierarki yang didasarkan pada penggolongan nilai-nilai seorang individu
menurut intensitas mereka.

Nilai sangat penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi


dasar pemahaman dan motivasi individu, dan dikarenakan berpengaruh juga pada
persepsi kita. Secara umum nilai mempengaruhi sikap dan perilaku, misal sebuah
perusahaan dan memiliki pendangan bahwa pengalokasian imbalan berdasarkan
pretasi kerja adalah benar, sementara pengalokasian imbalan berdasarkan senioritas
adalah salah. Sehingga hal tersebut memicu untuk tidak berupaya semaksimal
mungkin karena “bagaimana pun juga, hal tersebut tidak akan menghasilkan lebih
banyak imbalan”.
MENGAITKAN ANTARA KEPRIBADIAN
DAN NILAI-NILAI DI TEMPAT KERJA
Memadankan persyaratan pekerjaan dengan karakteristik kepribadian merupakan
pernyataan terbaik dalam teori kesesuaian kepribadian-pekerjaan (personality-job fit
theory) milik Jhon Holand. Teori ini didasarkan pada pendapat tentang kesesuaian
antara karekteristik kepribadian sesorang individu dengan pekerjaan. Holland
menghadirkan enam tipe kepribadian dan mengemukakan bahwa kepuasan dan
kecenderungan untuk meninggalkan satu posisi bergantung pada tingkat sampai mana
individu secara berhasil mencocokan kepribadian mereka dengan suatu pekerjaan.

Seorang realistis yang melakukan pekerjaan sosial berada dalam situasi yang sangat
tidak sesuai. Poin-poin utama dari model ini adalah :
1. Terdapat perbedaan intrinsik dalam hal kepribadian diantara para individu
2. Terdapat jenis pekerjaan yang berbeda-beda
3. Individu yang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian mereka harus
merasa lebih nyaman dan berkemungkinan lebih sedikit untuk mengundurkan diri
bila dibandingkan individu yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan
kepribadian mereka.
Lanjutan….
Mengaitkan Kepribadian dan Nilai-nilai individu di tempat kerja
 Kecocokan Orang-Pekerjaan
Teori kecocokan kepribadian-pekerjaan (personality-job fit theory) merupakan
teori John Holland yang mengidentifikasi enam tipe kepribadian dan mengusulkan
bahwa kecocokan antara tipe kepribadian dan lingkungan pekerjaan menentukan
kepuasan dan perputaran.
 Kecocokan Orang-Organisasi
Teori ini berpendapat bahwa orang-orang tertarik pada dan dipilih oleh
organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, dan mereka meninggalkan
organisasi yang tidak cocok dengan kepribadiannya. Beberapa riset membuktikan
bahwa kecocokan orang-organisasi lebih penting dalam memprediksi perputaran
pekerja di Negara kolektivistik (India) daripada di Negara yang lebih individualistis
(Amerika Serikat).

Anda mungkin juga menyukai