Anda di halaman 1dari 47

LATAR BELAKANG

PT. Tanjung Putia, adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel dan salah
satu kontraktor yang di miliki oleh PT. Bintang Delapan Mineral yang berlokasi di Desa
Bahomakmur Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

Kegiatan penambangan dilakukan dengan sistem tambang terbuka dimana penambangannya


disesuaikan dengan target produksi perusahaan. Dan merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang pertambangan logam khususnya nikel laterit.

Tujuan utama dari kegiatan survey pemetaan pada PT. Tanjung Putia adalah untuk mengetahui
seberapa signifikan kahh perubahan bentuk topografi dari penambangan di area tambang.
Untuk efisiensi pekerjaan penambangan maka dilakukan pengukuran kemajuan tambang
dengan menggunakan alat ukur pemetaan, kususnya di area penambangan PT. Tanjung Putia
IDENTIFIKASI MASALAH

Perlunya diketahui metode pemodelan kemajuan tambang untuk mengetahui berapa perubahan
volume material sehingga menjadi acuan penilaian langkah-langkah teknis pada kegiatan
selanjutnya.

Perlunya diketahui metode pengukuran pada pemetaan topografi

Perlunya diiketahui berapa volume dan luas material yang ditambang

Perlunya diiketahui berapa rata-rata penurunan dan peningkatan elevasi berdasarkan hasil
pengukuran.
MASALAH PENILITIAN

Bagaimana metode pemodelan kemajuan Berapa rata-rata perubahan atau penurunan


dan peningkatan elevasi berdasarkan hasil
tambang pengukuran

Berapa perubahan volume material yang Berapa perubahan luas material daerah
ditambang yang ditambang
BATASAN MASALAH
Masalah kemajuan tambang
pada PT. Tanjung Putia,
sebagai lokasi penilitian

Pemodelan kemajuan
tambang hasil survey
pemetaan
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
berapa rata-rata
perubahan berapa
penurunan dan
volume material yang
peningkatan elevasi
di tambang dalam
setiap hasil
setiap minggu
pengukuran

Berapa luas daerang yang Bagaimana metode Pemodelan


ditambang dalam setiap minggu Kemajuan tambang
Senin, 24 Desember 2018
MANFAAT PENETLITIAN

Menambah pengetahuan dan pengalaman bekerja


MAHASISWA
diperusahaan pertambangan yang profesional.

Menambah data – data sebagai pertimbangan dalam survey


pemetaan kemajuan tambang. PERUSAHAAN
LOKASI PENELITIAN

Secara administratif lokasi Izin


Usaha Pertambangan Eksplorasi PT.
Bintang Delapan Mineral berada
pada Desa Bahomakmur Kecamatan
Bahodopi Kabupaten Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah.
Sedangkan secara geografis terletak
pada koordinat 121° 48’ 18.3” – 122°
7’ 59.1” Bujur Timur dan 2° 43’ 0.4”
– 2° 55’ 43.7” Lintang Selatan.

Senin, 24 Desember 2018


METODE PENELITIAN

DATA PRIMER, Merupakan DATA SEKUNDER, Merupakan


semua data yang didapat dari semua data yang dapat menunjang
pengamatan peneliti di lapangan penelitian, meliputi data penelitian
dan data-data hasil pengukuran dari perusahaan.

CONTOH, Geology Regional,


CONTOH, Koordinat Y X,
Iklim & Curah Hujan, Sejarah
Elevasi Z, dan Keterangan Lain.
Perusahaan
LANDASAN TEORI
Survey pertambangan yaitu sebuah cabang ilmu dan teknologi dan bidang pertambangan.
Pekerjaan ini meliputi pengukuran, perhitungan, dan pemetaan yang melayani tujuan
mendapatkan informasi pada semua tahap dari prospeksi untuk eksploitasi dan memanfaatkan
kandungan mineral, baik berada pada permukaan maupun pada bawah tanah.

Pemodelan Kemajuan Tambang yaitu proses pengolahan data baik data dari hasil survey
maupun hasil pengukuran lapangan yang kemudian diolah melalui software pendukung
sehingga menhasilkan perubahan-perubahan yang terjadi pada daerah tambang. Dalam hal ini
adalah perubahan bentuk permukaan pada daerah tambang PT. Tanjung Putia.

Total Station adalah alat ukur berbasis elektronik hasil gabungan antara teknologi Theodolit
dengan teknologi EDM (Electronic Distance Measurement). EDM adalah alat ukur jarak
elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik sinar infra merah sebagai
gelombang pembawa sinyal pengukuran. Hasil output dari Total Station berupa koordinat X,
koordinat Y, dan elevasi dan keterangan lain sehingga perhitungan untuk mendapatkan nilai
koordinat dan elevasi tidak perlu dilakukan.
TOTAL STATION
1. Alat Bantu Bidik

2. Teropong atau Teleskop

3. Sekrup Gerak Vertikal

4. Nivo Tabung

5. Batu Baterai

6. Tombol Operasi

7. Layar

8. Sekrup Gerak Horizontal

9. Nivo Kotak

10. Sekrup Penyetel


SOFTWARE PENDUKUNG

ArcGIS adalah perangkat yang sangat populer dan andal Surpac adalah software yang sudah dikenal di dunia
dalam melakukan tugas- tugas Sistem Informasi pertambangan tidak hanya untuk engineer tapi juga
Geografis (GIS). Meskipun cukup banyak perangkat digunakan untuk geology, surveying, dan IT dan
lunak alternatif yang lebih murah dan bahkan gratis, finance. surpac merupakan salah satu software tambang
tetapi ArcGIS masih menjadi perangkat lunak GIS yang analist. Perangkat lunak ini memberikan efisiensi dan
utama. Keandalan ArcGIS tidak saja dalam hal membuat akurasi melalui kemudahan penggunaan 3-D, grafis
peta, melainkan yang lebih utama adalah membantu yang bagus dan alur kerja otomatis serta dapat
praktisi SIG melakukan analisis, pemodelan, dan disesuaikan dengan proses kerja khususnya untuk
pengelolaan data spasial secara efektif dan efisien. perusahaan yang bergerak di industri pertambangan
TEORI DASAR PERHITUNGAN
SURVEY PEMETAAN
a) Azimuth (Sudut Jurusan)
Azimuth adalah suatu sudut yang diukur dari titik utara ke suatu titik
tertentu searah jarum jam.

Penentuan azimuth
TEORI DASAR PERHITUNGAN
SOFTWARE PENDUKUNG
SURVEY PEMETAAN
b) Jarak Datar (d)
c) Sudut Vertikal (Zenith)
Jarak datar dapat diperoleh dengan menggunakan
rumus : Sudut antara PA dan garis mendatar
D = ( BA-BB ) x 100 sin² Z dinamakan sudut miring h dan sudut
antara PA dan garis tegak lurus
Dimana :
dinamakan sudut zenith z, karena garis
D = Jarak Datar
tegak lurus yang ditarik selalu melalui
BA = Benang Atas titik zenit. Hubungan antara sudut miring
BB = Benang Bawah h dan sudut zenith z adalah h + z = 90°.
Z = Zenit atau sudut vertical Bila Garis PA terletak di bawah garis
mendatar maka sudut h akan diberi tanda
d) Koordinat (x dan y)
X = Xawal + D x Sin α
negatif. Nilai h berada pada 0 - 90°
Y = Yawal + D x Cos α dengan tanda positif dan negatif.
Dimana : Sedangkan sudut zenith selalu
X = Absis
Y = Ordinat mempunyai tanda positif dengan nilai 0 -
D = Jarak datar 180°.
Α = Sudut Jurusan (Azimuth
TEORI DASAR PERHITUNGAN
SOFTWARE PENDUKUNG
SURVEY PEMETAAN

e) Beda Tinggi (ΔH)


Beda Tinggi dapat diperoleh dengan rumus sebagai
berikut :
ΔH = ( BA – BB ) x 100 x cos Z + TA – BT
Dimana :
ΔH = Beda Tinggi
TA = Tinggi alat Theodolit
BT = Benang Tengah
Ketinggian = Ketinggian titik + Beda Tinggi
KERANGKA PIKIR
KEMAJUAN TAMBANG

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

DATA PENGUKURAN
Geology Regional, Iklim & Curah Hujan,
LAPANGAN
Sejarah Perusahaan
( Koordinat X, Y Dan Elevasi Z )

PEMODELAN
Mining Area (Ob, Quary Dan
PEMBUATAN PETA Disposal ) Dan Menggunakan
KEMAJUAN TAMBANG Metode CUT AND FILL dan CROSS
Per Pekan SECTION

LUAS, VOLUME DAN


PENURUNAN DAN PENINGKATAN ELEVASI
HASIL PENILITIAN DAN
PEMBAHASAN
VOLUME, PENURUN ELEVASI DAN PENINGKATAN ELEVASI

Metode Cut And Fill Metode Cross Section

Untuk mengetahui berapa prubahan volume per-week, Untuk mengetahui berapa perubahan penurunan dan
peningkatan elevasi per-week, dilakukanlah proses
dilakukanlah proses pemodelan yang selajutnya
pemodelan yang selajutnya dianalisis dengan Metode
dihitung dengan Metode Cut And Fill pada Surpac Cross Section pada Surpac 6.3.2. Metode Cross Section

6.3.2. Cut And Fill adalah salah satu metode untuk adalah salah satu metode untuk menganalisis penurunan
dan peninkatan elevasi pada area tambang dari hasil
menghitung volume, luas, dan tonase cut and fill dari
survey pemetaan dan pemodelan.
hasil pemodelan.
PEMODELAN KEMAJUAN TAMBANG
WEEK I (WK I)

ATAS SAMPING BAWAH

Gambar 4.1. Kemajuan Tambang Pit 8A tanggal 2-10 februari 2018


METODE CUT AND FILL
Pengolahan data perhitungan volume kemajuan tambang menggunakan metode Cut And Fill pada pit

8A pandawa tanggal 2 - 10 februari 2018 dimana pada luas Boundery tiap Segmen dan pengambarannya

pada surpac sehingga diperoleh jumlah luas Cut Area Tiap segmen memerlukan nilai Density pada area

tambang. Nilai density pada PT. Tanjung Putia adalah 1.48 gram/cm3. Adapun nilai hasil pengolahan luas

Cut Area tiap Segmen berdasarkan data yang di peroleh.

Tabel 4.1. Digital Terien Model (DTM) Extens

DTM X Minimum X Maximum Y Minimum Y Maximum Z Minimum Z Maximum

Act-8a-01-02-2018.dtm 384696.987 387636.987 9680003.866 9682779.071 585.267 975.110

Minggu Eksp.dtm 386203.838 386411.251 9681808.459 9682110.814 876.516 912.781


VOLUME CUT AND FILL

Dan dari hasil pengolahan pada metode Cut And


Fill dalam menghitung volume tertambang pada
pit 8A pandawa tanggal 2-10 februari 2018 maka
Tabel 4.3. Luas Cut And Fill Volume tiap segmen
diperoleh hasil volume yang tertambang adalah
37,043.74 m3
Segmen Cut Volume

1 21237.02 m3

2 1756.28 m3

3 891.64 m3

4 13158.80 m3

Total 37,043.74 m3
PEMODELAN KEMAJUAN TAMBANG
WEEK II (WK II)

ATAS SAMPING BAWAH

Gambar 4.2. Kemajuan Tambang Pit 8A tanggal 11-17 februari 2018


METODE CUT AND FILL
Pengolahan data perhitungan volume kemajuan tambang menggunakan metode Cut And Fill pada pit

8A pandawa tanggal 11 - 17 februari 2018 dimana pada luas Boundery tiap Segmen dan

pengambarannya pada surpac sehingga diperoleh jumlah luas Cut Area Tiap segmen memerlukan nilai

Density pada area tambang. Nilai density pada PT. Tanjung Putia adalah 1.48 gram/cm3. Adapun nilai hasil

pengolahan luas Cut Area tiap Segmen berdasarkan data yang di peroleh.

Tabel 4.4. Digital Terien Model (DTM) Extens

DTM X Minimum X Maximum Y Minimum Y Maximum Z Minimum Z Maximum

Minggu01-
384696.987 387636.987 9680003.866 9682779.071 585.267 975.110
10febriari2018.dtm

Week II.dtm 386215.104 386440.989 9681799.435 9681995.461 881.115 911.397


VOLUME CUT AND FILL
Tabel 4.6. Luas Cut And Fill Volume tiap segmen

Segmen Cut Volume

1 253.52 m3

2 396.03 m3

3 3063.74 m3

4 3170.94 m3

5 4943.05 m3

6 812.25 m3 Dan dari hasil pengolahan pada metode Cut And

Total 12,639.53 m3 Fill dalam menghitung volume tertambang pada


pit 8A pandawa tanggal 11-17 februari 2018
maka diperoleh hasil volume yang tertambang
adalah 12,639.53 m3
PEMODELAN KEMAJUAN TAMBANG
WEEK III (WK III)

ATAS SAMPING BAWAH

Gambar 4.3. Kemajuan Tambang Pit 8A tanggal 19-24 februari 2018


METODE CUT AND FILL
Pengolahan data perhitungan volume kemajuan tambang menggunakan metode Cut And Fill pada pit

8A pandawa tanggal 19 - 24 februari 2018 dimana pada luas Boundery tiap Segmen dan

pengambarannya pada surpac sehingga diperoleh jumlah luas Cut Area Tiap segmen memerlukan nilai

Density pada area tambang. Nilai density pada PT. Tanjung Putia adalah 1.48 gram/cm3. Adapun nilai hasil

pengolahan luas Cut Area tiap Segmen berdasarkan data yang di peroleh.

Tabel 4.7. Digital Terien Model (DTM) Extens

DTM X Minimum X Maximum Y Minimum Y Maximum Z Minimum Z Maximum

Act11-17febrari2018.dtm 384696.987 387636.987 9680003.866 9682779.071 585.267 975.110

Week III.dtm 385192.693 386434.463 9680346.015 9682226.022 873.776 953.584


VOLUME CUT AND FILL
Tabel 4.9. Luas Cut And Fill Volume tiap segmen

Segmen Cut Volume

1 13623.15 m3

2 36561.44 m3

3 11081.33 m3

Total 61,265.92 m3
Dan dari hasil pengolahan pada metode Cut And
Fill dalam menghitung volume tertambang pada
pit 8A pandawa tanggal 19-24 februari 2018
maka diperoleh hasil volume yang tertambang
adalah 61,265.92 m3
PEMODELAN KEMAJUAN TAMBANG
WEEK IV (WK IV)

ATAS SAMPING BAWAH

Gambar 4.4. Kemajuan Tambang Pit 8A tanggal 26 februari – 05 maret 2018


METODE CUT AND FILL
Pengolahan data perhitungan volume kemajuan tambang menggunakan metode Cut And Fill pada pit

8A pandawa tanggal 26 februari – 05 maret 2018 dimana pada luas Boundery tiap Segmen dan

pengambarannya pada surpac sehingga diperoleh jumlah luas Cut Area Tiap segmen memerlukan nilai

Density pada area tambang. Nilai density pada PT. Tanjung Putia adalah 1.48 gram/cm3. Adapun nilai hasil

pengolahan luas Cut Area tiap Segmen berdasarkan data yang di peroleh.

Tabel 4.10. Digital Terien Model (DTM) Extens

DTM X Minimum X Maximum Y Minimum Y Maximum Z Minimum Z Maximum

Act19-24februari2018.dtm 384696.987 387636.987 9680003.866 9682779.071 585.267 975.110

Week IV.dtm 385210.589 386421.312 9680357.239 9682202.723 875.476 954.527


VOLUME CUT AND FILL

Dan dari hasil pengolahan pada metode Cut And


Fill dalam menghitung volume tertambang pada
pit 8A pandawa tanggal 26 februari – 05 maret
2018 maka diperoleh hasil volume yang Tabel 4.12. Luas Cut And Fill Volume tiap segmen
tertambang adalah 72,322.73 m3
Segmen Cut Volume

1 8592.76 m3

2 53977.13 m3

3 494.13 m3

4 5301.60 m3

5 3957.11 m3

Total 72,322.73 m3
Penurunan Elevasi
( Metode Cross Section )
Dengan menggunakan metode Cross Section pada surpac 6.3.2 penurunan

elevasi dapat di analisis menggunakan metode tersebut. Dan dapat

dianalisa pada setiap point sehingga diketahui berapa meter penurunan

elevasi pada area tambang dari data actual sebelumnya dengan sesudah.

Dalam penilitian kali ini peneliti menghitung berapa penurunan elevasi

kemajuan tambang tiap minggu ( week ).


Line Section / Sayatan
Penurunan Elevasi WK II dan WK III
Sayatan A – A’

Sayatan B - B’

Sayatan C – C’

Gambar 4.5. Sayatan penurunan elevasi WK II & WK III


Line Section / Sayatan
Penurunan Elevasi WK II dan WK III
Sayatan D – D’

Penurunan Elevasi Daerah Di Area Tambang Dari Minggu 2 Sampai Ke 3


Penurunan Elevasi Penampang
No.Poin Penampang 1 Penampang 2 Penampang 3 Penampang 4 Penampang 5 Penampang 6

Sayatan E – E’ 1 2.25 1.56 3.13 3.68 2.93 2.85


2 6.21 2.81 4.04 3.77 2.81 2.78
3 8.74 4.63 4.19 3.8 2.78 2.46
4 4.64 3.91 2.9 2.49
5 4.22 3.11 2.24
6 4.26 3.51 1.84
7 3.84 3.31
8 2.51 3.27
9 2.69 3.07
Jumlah 17.2 9 16 32.68 27.69 14.66

Rata-rata Perpoin 5.733333333 3 4 3.631111111 3.076666667 2.443333333


Sayatan F – F’ Jumlah 21.88444444

Rata-rata
3.64 M
Perpenampang
Line Section / Sayatan
Penurunan Elevasi WK III dan WK IV
Sayatan A – A’

Sayatan B - B’

Sayatan C – C’
Line Section / Sayatan
Penurunan Elevasi WK III dan WK IV

Sayatan D – D’ Sayatan G – G’

Sayatan E – E’ Sayatan H – H’

Sayatan I – I’
Sayatan F – F’
Hasil Penurunan Elevasi
WK III dan WK IV
Penurunan Elevasi Daerah Dari Minggu 3 Sampai Ke 4
Penurunan Elevasi Penampang
No.Poin Penampang 1 Penampang 2 Penampang 3 Penampang 4 Penampang 5 Penampang 6 Penampang 7 Penampang 8 Penampang 9
1 3.6 3.36 3.48 8.75 1.77 3.18 5.27 6.52 9.78
2 3.58 3.93 3.81 8.91 6.38 8.82 2.65 6.07 7.02
3 3.98 4.14 0.72 7.85 8.99 9.31 6.98
4 1.39 4.21 1.21 6.49 8.24 7.78
5 1.76 0.91 0.92 6.34 6.65 6.15
6 1.64 1.36 8.27 5.81 5.58 2.72
7 0.78 2.34 8.3 6.15 4.53 1.63
8 2.2 8.19 6.76 2.52
9 1.66 5.6 4.85 3.21
10 1.52 2.37 4.67 2.64
11 1.24 4.72
12 3.23
Jumlah 16.73 25.63 44.11 74.53 50.51 39.59 7.92 12.59 23.78
Rata-rata Perpoin 2.39 2.563 4.01 6.210833333 5.051 5.655714286 3.96 6.295 7.926666667
Jumlah 44.06221429
Rata-rata
4.89 M
Perpenampang
Peningkatan Elevasi
( Metode Cross Section )
Dengan menggunakan metode Cross Section pada surpac 6.3.2

peningkatan elevasi dapat di analisis menggunakan metode tersebut. Dan

dapat dianalisa pada setiap point sehingga diketahui berapa meter

peningkatan elevasi pada area tambang dari data actual sebelumnya

dengan sesudah. Dalam penilitian kali ini peneliti menghitung berapa

peningkatan elevasi kemajuan tambang dalam sebulan.


Line Section / Sayatan
Peningkatan Elevasi WK I dan WK IV
Sayatan A – A’

Sayatan B - B’

Sayatan C – C’
Line Section / Sayatan
Penurunan Elevasi WK III dan WK IV
Sayatan D – D’ Sayatan G – G’

Sayatan E – E’ Sayatan H – H’

Sayatan F – F’ Sayatan I – I’
Hasil Peningkatan Elevasi
WK I dan WK IV
Peningkatan Elevasi Daerah Disposal Dari Minggu 1 Sampai Ke 4
Peningkatan Elevasi Penampang
No.Poin Penampang 1 Penampang 2 Penampang 3 Penampang 4 Penampang 5 Penampang 6 Penampang 7 Penampang 8 Penampang 9
1 2.09 2.09 2.01 0.99 1.31 1.01 0.93 0.45 0.79
2 2.4 1.95 1.97 1.63 1.61 2.78 0.79 1.28 1.95
3 2.75 2.72 2.58 2.65 2.1 3.1 0.95 2.06 3.07
4 2.91 2.8 3.42 3.19 4.95 3.98 1.1 2.65 4.02
5 3.81 2.77 4 4.43 6.87 4.18 1.11 2.65 4.41
6 5.77 4.14 4.46 5.71 7.28 4.93 1.37 2.95 4.41
7 6.32 5.27 5.15 6.92 6.79 4.54 1.48 3.69 4.13
8 5.17 6.4 6.39 7.87 4.73 2.92 3.27 4.53 3.77
9 2.85 6.58 6.77 7.52 3.79 3.69 3.9 4.29 2.45
10 2.03 5.81 4.99 5.23 2.1 3.97 2.96 3.05 1.61
11 1.49 3.95 3.33 3.76 2.21 4.01 3.62 1.28 1.52
12 1.04 2.48 3.1 3.03 1.88 3.62 4.09 0.39
13 0.42 1.69 3.35 2.81 0.78 0.83 4.48
14 0.57 0.98 2.06 1.79 3.04
15 0.7 0.92 0.77 1.22
16 0.53
Jumlah 39.62 50.86 54.5 58.3 46.4 43.56 34.31 29.27 32.13
Rata-rata Perpoin 2.83 3.17875 3.633333333 3.886666667 3.569230769 3.350769231 2.287333333 2.439166667 2.920909091
Jumlah 28.09615909
Rata-rata Perpeanampang 3.12 M
Luas Dan Pembuatan Peta
Kemajuan Tambang Tanggal 02-10 Januari 2018

Mining Area Luasan

Top Soil 1239.129 m2

Overburden 8034.194 m2

Limonite 713.16 m2

Saprolite 2197.099 m2

Total 12183.582 m2
Luas Dan Pembuatan Peta
Kemajuan Tambang Tanggal 11-17 Januari 2018

Mining Area Luas

Overburden 4883.786 m2
Limonite 1222.87 m2
Jalan 675.126 m2

Total 6781.782 m2
Luas Dan Pembuatan Peta
Kemajuan Tambang Tanggal 19-24 Januari 2018

Mining Area Luas

Overburden 43910.002 m2

Limonite 6886.89 m2

Saprolite 3357.939 m2

Quary 3678.505 m2

Jalan 210.915 m2

Total 58044.251
Luas Dan Pembuatan Peta
Kemajuan Tambang Tanggal 26 Januari – 05 Maret 2018

Mining Area Luasan

Top Soil 2414.046 m2


Overburden 24661.64 m2
Limonite 1757.681 m2
Saprolite 4908.296 m2
Bedrock 1227.105 m2
Quary 2637.881 m2
Jalan Tambang 140.504 m2
Disposal 49781.67 m2

Total 87528.823 m2
KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab-bab sebelumya perhitungan volume dengan menggunakan metode cut and fill, penurunan dan
peningkata elevasi dengan menggunakan metode cross section, serta perhitungan luas area tambang hasil pengukuran sebagai
perbandingan kemajuan tambang di PT. Tanjung Putia, maka dapat disimpulkan :

Dari hasil perhitungan dengan metode Dari hasil perhitungan dan analisis Perhitungan dan analisis dengan
dengan metode cross section diperoleh
cut and fill diperoleh volume total cut rata - rata penurunan elevasi Week I metode cross section diperoleh rata -
area selama tanggal 2-10 januari 2018( dan Week II tidak dilakukan rata peningkatan elevasi Week I, II, III
perhitungan antara Week I dan Week II,
WK I ) sebesar, 37,043.74 m3, tanggal Week II dan Week III diperoleh rata – dan Week IV tidak dilakukan
11-17 januari 2018 ( WK II ) sebesar, rata penurunan elevasi sebesar 3.64 perhitungan. Perhitungan dan analisis
Meter, Week III, Week II dan Week IV
12,639.53 m3, tanggal 19-24 januari diperoleh rata – rata penurunan elevasi Week I dan Week IV diperoleh rata-rata
2018 ( WK III ) sebesar, 61,265.92 m3, sebesar 4.89 Meter. peningkatan elevasi sebesar 3.12
dan tanggal 26 januari – 05 maret 2018 Meter
( WK IV ) sebesar, 72,322.73 m3.
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan perubahan luas area tambang dari hasil pengukuran diperoleh total luas selama tanggal 2-10 januari
2018( WK I ) sebesar, 12.183,582 m2, tanggal 11-17 januari 2018 ( WK II ) sebesar, 6.781,782 m2, tanggal 19-24 januari 2018 (
WK III ) sebesar, 58.044,251 m2, dan tanggal 26 januari – 05 maret 2018 ( WK IV ) sebesar, 87528.823 m2.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan atau analisis perbedaan jumlah/hasil volume, penurunan dan peningkatan
elevasi, dan luas dari hasil pangukuran dan pemodelan.
1. Density pada suatu area tambang, nilai density sangat diperlukan ketika menghitung volume cut area dengan metode
cut and fill.
2. Pangupasan lapisan yang tidak menentu tergantung tebal atau luas suatu lapisan yang yang akan ditambang.
3. Banyak-sedikitnya data koordinat hasil pengukuran lapangan/survey. Karna hasil dari pangukuran pemodelan
kemajuan tambang bisa dilakukan, baik pemodelan kemajuan tambang per-hari, per-minggu (week) ataupun per-
bulan.
Senin, 24 Desember 2018

Anda mungkin juga menyukai