Anda di halaman 1dari 8

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

(ABRAHAM MASLOW)
1.Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar
pada manusia. Antara lain ; pemenuhan kebutuhan oksigen dan
pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi,
istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta
seksual.
2.Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, dibagi menjadi
perlindungan fisik dan perlindungan psikologis. Perlindungan
fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan
kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll.
Perlindungan psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa
atau pengalaman baru atau asing yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan seseorang.
3.Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki, memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan,
persahabatan, dan kekeluargaan.
4.Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang
lain serta pengakuan dari orang lain.
5.Kebutuhan aktualisasi diri, ini merupakan kebutuhan tertinggi
dalam hierarki Maslow, yang berupa kebutuhan untuk
berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai
SKOR : 5 potensi diri sepenuhnya.
TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi  pemeriksaan yang dilakukan dengan cara
melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan
2. Palpasi  suatu teknik yang menggunakan indera
peraba/meraba.
3. Perkusi  pemeriksaan dengan jalan mengetuk
bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri
kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
4. Auskultasi  pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh.
Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan
stetoskop.
SKOR : 4
CONTOH TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK
• INSPEKSI
– Mata : tampak simetris, tidak tampak ikterik, …
– Hidung : tampak simetris, tidak tampak sekret, …
• PALPASI
– Payudara : teraba lunak, tidak teraba massa/tumor/benjolan, …
– Abdomen : tidak teraba hepatomegali, …
• AUSKULTASI
– Dada :
• Jantung : terdengar normal, irama teratur, tidak ada bunyi tambahan mur-
mur
• Paru : tidak terdengar bunyi tambahan wheezing dan roncho
– Abdomen : terdengar bising usus sebanyak 18 x/menit
• PERKUSI
– Dada : Sonor, hipersonor, redup
– Abdomen : timpani, hipertimpani
SKOR : 4
TANDA-TANDA VITAL
• Pemeriksaan tanda – tanda vital adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap tanda vital seseorang yang bertujuan untuk
mendeteksi gangguan, kelainan atau perubahan pada sistem penunjang
kehidupan.

TTV NILAI NORMAL


SUHU Anak - dewasa 36,5 – 37,5 derajat C
TEKANAN DARAH Sistol 110 – 120 mmHg
Diastol 70 – 80 mmHg
NADI Bayi 120 -160 x/menit
Anak 80 – 90 x/menit
Dewasa 60 – 100 x/menit
Lansia 60 – 70 x/menit
PERNAFASAN Bayi 40 – 60 x/menit
Anak 30 – 40 x/menit / 20 – 30 x/menit
Dewasa 16 – 20 x/menit
SKOR : 4
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSONAL HYGIENE
1. Body Image ( Citra Tubuh )  penggambaran individu terhadap dirinya
juga mempengaruhi kebersihan diri.
2. Praktik Sosial  Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi  Status sosial ekonomi seseorang dapat juga
mempengaruhi personal hygiene pada seseorang dan dapat juga berpengaruh
terhadap pembelian alat kebersihan.
4. Pengetahuan  Tingkat pengetahuan tentang kesehatan personal hygiene dapat
diketahui dari timgkat kesadaran orang tersebut tentang personal hygiene
5. Budaya  Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan, karena menurut mereka dapat memungkinkan timbulnya penyakit
lain
6. Kebiasaan seseorang  Kebiasaan seseorang dalam menggunakan produk
kebersihan sangat mempengaruhi personal hygiene nya
7. Kondisi fisik atau psikis  Ketidakmampuan kondisi fisik seseorang dalam
perawatan diri sangat berpengaruh pada personal hygiene dan sama halnya juga
pada kondisi psikisnya. SKOR : 3
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER
WANITA
SKOR
NO Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
1 Informed consent (menyampaikan untung rugi pemasangan kateter, menyampaikan resiko &
komplikasi tindakan, membuat surat persetujuan atau penolakan)
2 Mempersiapkan alat –alat yang diperlukan
3 Melengkapi meja sterl
4* Mencuci tangan
5* Memasang sarung tangan steril dan melakukan disinfeksi pada genitalia dan daerah di
sekitarnya, dan daerah genitalia dipersempit dengan kain steril
6* Mengolesi kateter dengan pelicin/jelly
7* Membuka labia dengan tangan yang tidak dominan, dan mempertahankan sampai
mengembangkan balon
8* Memasukkan kateter ke dalam orifisium uretra eksterna dengan teknik yang aseptis
9* Dengan pelan-pelan mendorong kateter masuk
10* Meminta pasien untuk menarik nafas (merilekskan sfingter)
11* Kateter terus didorong hingga masuk ke buli-buli yang ditandai dengan keluarnya urine dari
lubang kateter
12* Kateter terus didorong masuk ke buli-buli lagi hingga pertengahan kateter menyentuh meatus
uretra eksterna
13 * Mengembangkan balon kateter dengan memasukkan 5-10 ml air steril
14 * Menghubungkan kateter dengan pipa penampung (urin bag)
15* Meyakinkan bahwa kateter sudah terfiksasi di dalam kandung kencing dengan sedikit menarik
kateter
16 * Melakukan fiksasi dengan plester di daerah inguinal atau paha bagian proksimal
17* Mencuci tangan

SKOR : 7 (1 P0IN ½)
SKOR : 5

POSISI TIDUR
Fowler Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi
atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi
fungsi pernafasan pasien.
Semi Fowler Semi fowler adalah posisi setengah duduk 30-45
Posisi Sim Sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk memberikan
kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (suppositoria).
Trendelenburg adalah posisi pasien berbaring ditempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari
kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Posisi Dorsal Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ditarik diatas tempat
Recumbent tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia dan proses persalinan.
Posisi Litotomi Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya
keatas bagian perut.Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses
persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Posisi Genu Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada
Pectrocal/ Knee menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah
Chest rectum dan sogmoid.
Posisi Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada,
Orthoponeic seperti pada meja.
Posisi Supinasi Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
Posisi Pronasi Tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap kebantal.
Posisi Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh
Lateral berada pada pinggul dan bahu.
• NILAI = NILAI YANG DI PEROLEH : 32
= ……………………..

Anda mungkin juga menyukai