Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara dengan


prevalensi stunting yang cukup tinggi dibandingkan
dengan negara-negara berpendapatan menengah
lainnya

Kerdil (stunting) pada anak mencerminkan kondisi


gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah 5 Tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak
menjadi terlalu pendek untuk usianya.

Pada tahun 2007 prevalensi anak balita yang


mengalami gizi kurang dan pendek masing –
masing 18,4 persen dan 36,8%,
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting
pada balita. Baik faktor internal maupun eksternal.

Konsumsi makanan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman


dapat memenuhi kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan
berkembang.

Gizi pada ibu hamil sangat berpengaruh pada perkembangan


otak janin, sejak dari minggu ke empat pembuahan sampai lahir
dan sampai anak berusia 2 tahun

Pemberian ASI eksklusif juga berpengaruh terhadap


perkembangan bayi dan balita. Untuk itu dilakukan penelitian ini
untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap
kejadian stunting di Desa Blambangan Kecamatan Penengahan
• kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya status gizi anak demi
kepentingan pertumbuhan dan
Permasalahan perkembangan anak

• Tujuan Umum
• Meningkatkan kesadaran
masyarakan akan pentingnya gizi
Tujuan anak sejak dalam kandungan sampai
usia dibawah 5 tahun untuk
mencegah kejadian balita stunting.
Tujuan Khusus

• Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa


Blambangan mengenai gangguan tumbuh kembang yang
dapat terjadi pada anak yang memiliki tinggi badan yang
pendek (stunting)
• Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa
Blambangan mengenai pentingnya kesehatan dan gizi
sebelum dan pada masa kehamilan.
• Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa
Blambangan mengenai pentingnya ASI eksklusif untuk
pertembuhan dan perkembangan anak
• Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa
Blambangan mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan
bergizi dan meluruskan pola pikir yang salah tentang
makanan bergizi harus mahal.
Manfaat
• Bagi Puskesmas
• Dengan adanya penyuluhan mengenai pengenalan stunting dan bahaya
stunting pada masyarakat diharapkan terjadi peningkatan kesadaran akan
pentingnya gizi dan membantu untuk mencegah berulangnya kejadian
balita stunting di masa mendatang.
• Bagi Dokter Internsip
• Memberikan pengalaman untuk terjun langsung di lapangan dan
berkoordinasi dengan masyarakat di desa.
• Sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan untuk memahami
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.
• Bagi Masyarakat
• Diharapkan masyarakat dapat mengetahui mengenai pentingnya
memperhatikan gizi anak-anak sejak dalam kandungan sampai usia dibawah 5
tahun karena pada tahap tersebut merupakan tahap penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan.
• Diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat mengenai
kemungkinan terjadinya stunting pada anak-anak mereka.
• Mengurangi angka kejadian stunting di desa Blambangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Status Gizi
Keadaan yang diakibatkan oleh status
keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi
atau jumlah makanan (zat gizi) yang dikonsumsi
dengan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh yang merupakan cerminan dari ukuran
terpenuhinya kebutuhan gizi yang secara parsial
dapat diukur dengan antropometri atau
biokimia secara klinis
Untuk penentuan status gizi balita, penentuan status
gizinya diatur dalam KEMENKES RI,
NOMOR:1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar
gizi balita.

Berat Badan menurut Umur (BB/U),

Panjang Badan atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U


atau PB/U),

Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan


(BB/PB ATAU BB/TB),

Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U).


Stunting pada anak balita
Balita Pendek (Stunting) adalah status gizi yang
didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U dimana
dalam standar antropometri penilaian status gizi
anak, hasil pengukuran tersebut berada pada
ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -
3 SD (pendek/ stunted) dan <-3 SD (sangat
pendek / severely stunted)
Stunting dibentuk oleh growth faltering dan
catcth up growth yang tidak memadai yang
mencerminkan ketidakmampuan untuk
mencapai pertumbuhan optimal, hal tersebut
mengungkapkan bahwa kelompok balita yang
lahir dengan berat badan normal dapat
mengalami stunting bila pemenuhan kebutuhan
selanjutnya tidak terpenuhi dengan baik
Di Indonesia, sekitar 37% (hampir 9 Juta) anak
balita mengalami stunting dan di seluruh dunia,
Indonesia adalah negara dengan prevalensi
stunting kelima terbesar. Balita/Baduta (Bayi
dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami
stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak
maksimal, menjadikan anak menjadi lebih
rentan terhadap penyakit dan di masa depan
dapat beresiko pada menurunnya tingkat
produktivitas
Faktor Penyebab Stunting
Faktor Langsung Faktor Tidak Langsung

Akses Rumah Tangga ke


Acupan Gizi Balita
makanan bergizi

Penyakit Infeksi Status Gizi Ibu Hamil

Berat Badan dan


Panjang Badan Lahir

Akses ke air bersih dan


sanitasi
Kerangka Intervensi Stunting di Indonesia

1. Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran


Ibu Hamil

2. Intervensi Gizi Spesifik dengan


sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6
Bulan

3. Intervensi Gizi Spesifik dengan


sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-
23 bulan.
Intervensi gizi sensitif yang telah
dilakukan oleh pemerintah
1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih melalui
program PAMSIMAS (Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi berbasis
Masyarakat).

2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi melalui


Kebijakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan (Garam, Terigu, dan Minyak


Goreng)
4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga
Berencana (KB)

5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal)

7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua

8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universal


9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat

10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual


dan Reproduksi serta Gizi pada Remaja

11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial


bagi Keluarga Miskin

12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi


melalui Program Ketahanan Pangan dan Gizi
Seratus Kabupaten/ Kota Prioritas
Stunting

Prevalensi Jumlah Tingkat Jumlah


Provinsi Kabupaten/Kota Penduduk Stunting Balita Kemiskinan Penduduk
2016 (ribu 2013 (%) Stunting 2016 (%) Miskin 2016
jiwa) 2013 (jiwa) (ribu jiwa)

LAMPUNG 980 43.01 42971 16.16 158


SELATAN
LAMPUNG LAMPUNG 1016 43.17 40790 16.98 173
TIMUR
LAMPUNG 1247 52.68 59838 13.28 166
TENGAH

Anda mungkin juga menyukai