Anda di halaman 1dari 17

Efektifitas pengaturan posisi semi fowler terhadap perubahan

pola napas pada pasien TB Hemaptoe

Kelp: IA.2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS


KEPERATAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI S. 1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2018
1,7 juta TB paru penyebab
kematian nomor
kematian
tiga setelah
(who)
penyakit
202.301 kardiovaskuler dan
(indo) penyakit saluran
pernapasan pada
semua kelompok
3.481 usia, dan nomor satu
(RSUP) dari golongan
penyakit menular
(Harrison, 2013).
TB Paru

Microbacterium
tuberculosis

Hipervaskularisasi
bronkus

Pemeriksaan :
Gejala : 1. X-Foto
1. Batuk keras tak 2. Pemeriksaan sputum
tertahankan 3. Pemeriksaan mantoox
2. Gatal di tenggorokan test
3. Batuk disertai darah
Analisa picot
PROBLEM :

1,7 juta kematian


secara global
(WHO )

2012 sebanyak
202.301 (indo)

2014 tercatat ada 3.481


pasien TB paru RSUP Prof
Dr. R. D. Kandou Manado
PRE-TEST

POSISI SEMI
FOWLER

POST-TEST

posisi semi fowler


terhadap kestabilan P-value sebesar
pola napas pada 0,020 < nilai ά
pasien TB paru 0,05, sehingga
dengan nilai p value H0 ditolak.
= 0,000.

Irina C5 RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado pada


tanggal 5 Desember 2014 – 6 Januari 2015
COMPARATION

Pengaruh Pemberian Posisi Semifowler


Terghadap Respiratory Rate Pasien
Tubercolosis Paru Di Ruang Flamboyan
RSUD SOEWONDO Kendal
OUTCOME

Hasil analisis pengaruh pemberian posisi


semifowler terhadap kestabilan pola nafas
memiliki rata-rata skor dyspnea lebih rendah
yaitu 23,53. frekuensi pernafasan sebelum
diberikan posisi semifowler termasuk frekuensi
pernafasan normal, yaitu sebanyak 32 orang
(80%) dari 40 responden. Dengan kesimpulan
terdapat pengaruh pemberian posisi semifowler
terhadap kestabilan pola nafas pada pasien tb
paru.
TIME

Penelitian ini dilakukan di Irina C 5 RSUP


Prof Dr. R. D. Kandou pada tanggal 5
desember 2014 – 6 januari 2015.
TERIMA KASIH
Tn. A usia 61 tahun di rawat di ruang paru RSUD
Ulin Banjarmasin dengan diagnosa TB paru +
Hemaptoe dengan keluhan batuk yang disertai
darah, kadang gatal di tenggorokan sehingga pasien
mengalami batuk terutama pada malam hari, pasien
juga mengatakan mengalami konstipasi. Pasien ada
riwayat TB paru, hipertensi, dm dan fraktur lumbal
sehingga pasien mengalami kelemahan pada
anggota gerak. Ttv tekanan darah 140/80, N: 102
x/mnt, RR: 28x/mnt, T: 360C, SpO2: 95% tingkat
kesadaran comp. BB: 55kg, TB:159.
NO Tanggal Data Fokus Etiologi Problem
1 04 DS : Akumulasi Ketidakefektifan
Desemb 1. Pasien mengatakan 3 hari sebelum masuk rumah sakit mengeluh secret (Batuk bersihan jalan
er 2018 batuk kering kemudian keluar darah beku sebanyak 3 kali di susul darah) nafas
keluarnya darah segar sebanyak 40 cc. (NANDA-I
2. Pada tanggal 28 november batuk darah semakin banyak ± 1 gelas Diagnosis
dan darah juga keluar dari hidung. Keperawatan
3. Pasien mengatakan saat keluar darah Pasien merasakan dadanya 2018-2020, Hal:
terasa panas seperti terbakar disertai sesak. 384)

DO :
1. TTV
TD : 140/80 mmHg
N : 102 x/m
RR : 26 x/m
T : 36oC
SPO2 : 95% (menggunakan oksigen nasal kanul 2 lpm)
1. Paru (IPPA)
I : Bentuk dada simetris antara dextra dan sinistra, dada sebelah
kiri terlihat naik terlebih dahulu, sesekali nampak menggunakan
otot bantu nafas
P : Taktil premitus bergetar pada dada dextra dan dada sinistra,
tapi tidak terapa pada bagian bawah paru dextra dan sinistra.
P : Dada dextra dan sinistra terdengar sonor sedangkan pada
bagian bawah dextra dan sinistra terdengar redup.
A : Terdengar suara nafas vesikuler pada dada dextra dan sinistra,
sedangkan pada bagian bawah hampir tidak terdengar suara
paru, tidak ada suara nafas tambahan.
2 04 DS : Pola tidur tidak Gangguan pola tidur
Desember 1. Pasien masih mengeluh batuk kering menyehatkan (NANDA-I Diagnosis
2018 hingga saat pengkajian dilakukan, Keperawatan 2018-2020,
batuk lebih terasa apabila suhu Hal: 214)
lingkungan dingin terutama bila
menggunakan kipas angin lebih dari 1
jam.
2. Pasien mengeluh karena batuknya
sehingga Pasien mengalami gangguan
tidur, sebab sering terbangun di
malam hari karena batuk.

DO :
1. Pasien tampak lemah
2. Mata Pasien tampak cekung karena
kurag tidur

3 04 DO : Tidak Hiperglikemia
Desember 1. Pasien mengatakan sering makan adekuatnya
2018 frekuensi makan selama rumah sakit faktor insulin
sebanyak 4-5 kali dalam sehari,
minum sebanyak 2 botol air mineral
botol besar.
2. Pasien juga mengatakan sering BAK,
bahkan saat malam hari BAK bisa
sampai 6 kali
DO :
1. Hasil laboratorium Rabu 28
November 2018
GDS : 345
(Normal : < 200.00 mg/dl)
1. Hasil laboratorium senin 03
Desember 2018
Gula darah 2 jam PP : 237
(Normal : < 140.00 mg.dl)
4
04 Desember Faktor resiko : Resiko dekubitus
2018 1. Setelah tindakan operasi Pasien dapat
berjalan dan melakukan aktivitas dengan
menggunakan kruk. kemudian ± 2 tahun yang
lalu Pasien mengalami kelemahan anggota
gerak bagian bawah dan langsung terjatuh.
Semenjak itu Pasien tidak bisa melakukan
aktivitas seperti biasanya karena kedua
anggota gerak bagian bawahnya mengalami
kelemahan, kelemahan juga terjadi pada
anggota gerak bagian atas sebelah kanan.
2. Skala otot Pasien :
4444 2222
2222 2222
Keterangan :
0 : tidak terdapat kontraksi atau paralisis
sempurna
1 : tidak terdapat gerakan, kontraksi otot dapat
dipalpasi / dilihat.
2 : ada gerakan, tetapi tidak mampu melawan
gravitasi.
3 : ada gerakan, hanya mampu mengatasi adanya
gravitasi.
4 : mampu melawan gravitasi dan melawan sedikit
tahanan.
5 : mampu melawan gravitasi dan tahanan
maksimal.
INTERVENSI
No. Diagnosa
No. Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
Keperawatan

1 00081 Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui perubahan


bersihan jalan b/d asuhan keperawatan 2. Auskultasi bunyi TTV
akumulai secret selama 1x 5 jam nafas sebelum dan 2. Mengetahui adanya bunyi
masalah batuk darah sesudah batuk nafas tambahan
dapat erkurang dengan 3. Atur posisi 3. Untuk mengurangi sesak
kriteria hasil : semifowler yang diderita Pasien
1. Pasien tidak 4. Berikan O2 Nasal 4. Mengurangi rasa sesak
mengalami kesulitan kanul
dalam bernafas
2. Pola nafas kembali
nomal
3. Tidak ada batuk
darah
2 00198 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Mengetahui
b/d pola tidur tidak asuhan keperawatan kebutuhan tidur kebutuhan tidur
menyehatkan selama 1x8 jam 2. Jelaskan Pasien
masalah pola tidur pentingnya tidur 2. Agar Pasien tahu
dapat berkurang yang adekuat betapa pentingnya
dengan kriteria hasil : 3. Ciptakan tidur
1. Tidur Pasien teratur lingkungan yang 3. Agar Pasien merasa
2. Tidur Pasien tidak nyaman nyaman dan dapat
terganggu 4. Anjurkan untuk tidur dengan nyaman
membaca 4. Agar cepat
sebelum tidur mengantuk
5. Kolaborasi 5. Agar dapat tidur
dengan dengan pulas
pemberian obat
tidur
3 Hiperglikemia b/d tidak Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor dan catat 1. Menentukan diagnosa
adekuatnya faktor keperawatan selama 1x8 gula darah perifer, dan perencanaan
insulin jam masalah glukosuria dan keperawatan
hiperglikemia dapat berat badan setiap selanjutnya
teratasi dengan kriteria hari 2. Hiperglikemia
hasil : 2. Menentukan dan menyebabkan dehidrasi
1. pasien akan mengalami memberikan yang berhubungan
perbaikan nilai gula darah cairan perifer dengan efek
2. pasien menunjukkan 3. Kolaborasi Berikan hiperosmolar.
tidak ada tanda-tanda insulin atau obat- 3. Insulin mengakibatkan
hipoglikemi obatan pemasukan glukosa
hiperglikemia oral dalam sel dan
sesuai dengan menurunkan
program medik glukogenesis.
4 00249 Resiko dekubitus Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Agar kelembaban
asuhan keperawatan kelembaban kulit kulit Pasien terjaga
selama 1x 2 jam Pasien 2. Agar tidak muncul
diharapkan resiko 2. Anjurkan dan lecet atau luka
dekubitus tidak terjadi ajarkan Pasien 3. Agar tidak muncul
dengan kriteria hasil : untuk mika miki’ lecet atau luka
1. Kelembaban kulin 3. Beritahu 4. Agar tidak muncul
Pasien terjaga keluarga untuk lecet atau luka
2. Tidak terdapat luka selalu menjaga
dekubitus kebersihan kulit
Pasien
4. Berikan alas
tempat tidur
untuk
pencegahan
resiko dekubitus
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai