PARU
FEBRIAN PUTRA
PENDAHULUAN
Emergency
Cardiac Care
A-B-C C-A-B
A
hilangkan
bantuan ventilasi
• Pada bayi kompresi dilakukan dengan menggunakan jari tegah dan jari manis pada
sternum, sejajar dengan puting.
◦ CPP >20mmHg
◦ SCVO2 >30%
DEFIBRILASI
Defibrilasi harus diberikan dalam waktu 2-4 menit dari kejadian henti jantung
Pilihan Monofasik dan Bifasik
Bifasik lebih direkomendasikan :
karena membutuhkan energi yang lebih kecil untuk keberhasilan defibrilasi,
dan secara teori memberikan resiko kerusakan otot jantung yang lebih kecil
AED bifasik
Tabel 2. Energi yang dibutuhkan untuk kardioversi
RESUSITASI JANTUNG PARU
INVASIF
Thoracotomy and open-chest cardiac massage
Tidak rutin dilakukan karena tingginya angka komplikasi
Membantu pada kondisi tertentu, dimana resusitasi jantung paru biasa
kurang efektif
trauma tusuk atau tumpul dada, trauma tusuk abdomen, deformitas
berat dada, tamponade perikardium, emboli paru
AKSES INTRAVENA
•Lidokain, epinefrin, sulfas atropin, naloxone, dan vasopressin bisa
diberikan melalui ETT, dengan dosis 2-2 ½ kali lebih tinggi, diencerkan
menjadi 10 ml (pada dewasa)
•Ideal akses sentral (jika sudah ada)
•Jika belum ada akses perifer
•Karena terdapat keterlambatan sirkulasi mencapai jantung, diberikan
flush (20 ml pada dewas) dan mengangkat ekstremitas selama 10-20
detik
•Pada anak akses intraoseus
PRECORDIAL THUMP
Dapat dipertimbangkan, untuk kejadian VT tidak stabil yang disaksikan,
dan alat defibrilasi belum tersedia
Gambar 4. Algoritme henti