Anda di halaman 1dari 35

SINUS PARA-NASAL

DEPARTEMEN THT – KL FK USU /


RSUP. H.ADAM MALIK
MEDAN
Sinus para-nasal
• “Nasal asessory sinuses”
Rongga dalam tulang kepala berisi udara

• Sinus maksila
• Sinus frontal
• Sinus etmoid
• Sinus sfenoid
Perkembangan sinus
• S. Maksila dan etmoid  mulai fetus 3-4
bulan  invaginasi mukosa rongga
hidung
• Epitel: Pseudo stratified kolumnar bersilia
(epitel torak berlapis semu)
• S.Frontal  dari s. etmoid anterior  8 th
• S.Sfenoid  dari pneumatisasi posterior-
superior rongga hidung  10 th
Sinus maksila
• Sinus para-nasal terbesar
• Anak  dasar sinus setinggi ostium 
jarang infeksi
• 9-12 th  dasar sinus = dasar hidung
• 25 th  dasar sinus rendah dari dasar
hidung  mudah infeksi
Batas sinus maksila
• Anterior : Fosa canina
• Posterior: permukaan infra temporal
maksila
• Media : dinding lateral rongga hidung
• Superior : dasar orbita
• Inferior : Prosesus alveolaris dan palatum
Persarafan sinus maksila

• N. Infra orbitalis  Foramen infra orbital


 Bagian atas sinus

• N. Alveolaris superior  Dasar sinus


Klinis sinus maksila

• Dasar sinus dekat akar gigi P1, P2, M1,


M2 kadang2 C dan M3  Caries 
sinusitis
• Komplikasi ke orbita
• Sinus yang paling sering terinfeksi
Klinis sinus maksila
• Ostium sinus maksila:

Lebih tinggi dari dasar sinus (gravitasi)


letak pada Hiatus semilunaris (sempit)

gangguan drainase
Sinus frontal
• Terletak dalam os frontal kiri dan kanan
• Dinding  tulang tipis membatasi orbita dan
fosa serebri anterior  komplikasi
• Biasanya tidak simetris, dipisah oleh septum
• Orang dewasa: 15 %  satu sinus frontal
5 %  rudimenter
Ostium: Duktus frontonasal  rongga hidung
Sinus etmoid
• Sel-sel terletak di lateral os etmoid,antara
konkha media dan dinding orbita (sarang
lebah)
• Grup anterior : kecil, banyak
ostium  meatus media
Grup posterior: besar, sedikit
ostium  meatus superior
Sel etmoid terbesar: Bula etmoid
Batas sinus etmoid
• Superior : rongga tengkorak

• Atap : Fovea etmoid

• Posterior : Sinus sfenoid

• Lateral : Lamina papirasea


Batas sinus sfenoid
superior : fosa serebri media
hipofisa
inferior : atap nasofaring
lateral : sinus kavernosus
a. karotis intr
posterior : fosa serebri posterior
Terletak dalam os sfenoid
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Inspeksi: pembengkakan muka, pipi
 sinusitis maksila akut.

pembengkakan kelopak mata


atas  sinusitis frontal akut
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Palpasi: nyeri tekan/ketok gigi  sinusitis
maksila.
nyeri tekan medial atap orbita 
sinusitis frontal
nyeri tekan cantus media 
sinusitis etmoid
Pemeriksaan sinus para-nasal

Rinoskopi anterior
Rinoskopi posterior
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Transiluminasi:
Penggunaan: s. maksila dan s. frontal
bila fasilitas radiologik
tidak ada.
Sumber cahaya: lampu senter/batrei
Tempat : ruangan gelap
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Transiluminasi:
Cara untuk sinus maksila: Masukkan sumber
cahaya ke rongga mulut
Penilaian: Terang pada pipi infra orbital
 normal/ kista sinus maksila
Gelap  pus, penebalan mukosa,
neoplasma, jaringan lunak menutupi
antrum, sinus tidak berkembang.
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Transiluminasi: untuk sinus frontal
Cara : sumber cahaya didasar sinus
Penilaian: terang  sinus berkembang
baik
gelap  sinus tidak
berkembang baik
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Radiologi: posisi Waters, PA, Lateral
dan Cald well-Luc.

• CT.Scan  potongan koronal

• MRI
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Endoskopi  Naso-endoskopi
Sumber cahaya 
kabel optik  Teleskop 0°,
30° dan 70°
Penilaian: dinding lateral hidung,
nasofaring.
Pemeriksaan sinus para-nasal
• Naso-endoskopi  Dinding lateral hidung:

Konkha inferior / media


Prosesus unsinatus
Ostio Meatal Complex (OMC)
Frontal-reses
Sfeno-etmoid reses

Anda mungkin juga menyukai