HAMUNI BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN
ATRIBUT KENEGARAAN
Pancasila dan UUD 1945
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35) Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36) Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) ** Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) ** Pancasila pada hakekatnya dibedakan atas dua kelompok, yaitu secara material dan formal. Secara material Pancasila adalah merupakan filsafat hidup bangsa yang dapat dihayati sbg jiwa bgs, kepribadian bgs, sarana tujuan hidup bgs, pandangan hidup bgs, dan pedoman hidup bgs. Secara formal Pancasila adalah merupakan dasar filsafat negara, yaitu sbg sumber dari segala sumber hukum negara dan juga sbg perjanjian luhur bgs Indonesia dlm bernegara. Pancasila sbg dasar negara mengandung makna bhw nilai2 yg terkandung dlm Pancasila menjadi dasar atau landasan dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Pancasila sbg dasar negara juga berarti bhw Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur penyelenggaraan negara. Sebagai landasan untuk menyelenggarakan negara, maka Pancasila dalam bentuk aturan yang menjadi pedoman normatif bagi penyelenggaraan negara. Rumusan tsb memiliki konsekuensi bhw seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indononesia termasuk peraturan per-UU-an mrpkn pencerminan nilai2 Pancasila. Sebagai dasar negara (asas dasar kerohanian negara), Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara yuridis. Dengan demikian, seluruh tatanan hidup bernegara yg bertentangan dgn Pancasila sbg kaidah yuridis konstitusional pada dasarnya tdk berlaku dan hrs dicabut. Penetapan Pancasila sbg dasar falsafah negara menunjukkan bhw moral bgs telah menjadi moral negara. Sedangkan penetapan Pancasila menjadi moral negara berarti bhw moral Pancasila telah menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukum negara, serta jiwa seluruh kegiatan negara dlm segala bidang kehidupan. Pancasila sbg dasar negara berfungsi sbg acuan bagi warga negara dlm memahami hak dan kewajibannya sbg warga negara, sehingga berkaitan dgn pengelolaan dan implementasi peraturan perundang- undangan yg berlaku di NKRI. Pancasila sbg ideologi nasional berfungsi sbg acuan bagi bgs Indonesia dlm mengelola berbagai kegiatan dlm mencapai tujuan yg ingin diwujudkan oleh negara. Kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam dikelola sesuai dgn konsep, prinsip dan nilai yg terkandung dlm Pancasila Sec. Hukum Pemb UUD 1945 yg memuat Pancasila menjadi dasar falsafah negara yg melahirkan cita hukum (rechtside) dan dasar sistem hukum tersendiri sesuai dgn jiwa bgs Indonesia sendiri. Pancasila sbg dasar negara menjadi sumber dari segala sumber hukum negara yg memberi penuntun hukum serta mengatasi semua peraturan per-UU-an termasuk UUD. Dlm kedudukannya yg demikian, Pemb UUD 1945 dan Pancasila yg dikandungnya menjadi staatsfun- damentalnorms dan tdk dpt diubah dgn jalan hukum, kecuali perubahan mau dilakukan terhadap identitas Indonesia dari aslinya yg dilahirkan pada tahun 1945. Pancasila dipandang sbg cita2 hukum dpt memenuhi fungsi konstitutif dan regulatif: 1. Fungsi konstitutif: Pancasila menentukan dasar st tata hukum yg memberi arti dan makna bagi hukum itu sendiri. Tanpa dasar yg diberikan oleh Pancasila, hukum itu akan kehilangan arti dan maknanya. 2. Fungsi regulatif: Pancasila menentukan apakah st hukum positif itu merupakan produk yg adil atau tdk adil. UU No. 10 tahun 2004 ttg Pembentukan peraturan Per-UU-an dan telah diubah dgn UU No. 12 tahun 2011, menegaskan bhw Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. UUD negara RI Thn 1945 merupakan hukum dasar dlm peraturan per-UU-an. UU ini juga memerintahkan untuk menem- patkan UUD 1945 dalam LN RI tidak merupakan dasar pember-lakuannya. Pancasila yg sudah terkait dgn struktur kekuasaan negara secara formal adalah Pancasila sbg dasar negara. Sbg dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat sec. hukum. Rumusan dasar negara Pancasila yang sah dan benar, yaitu yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 karena di samping mempunyai kedudukan konstitusional juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh Bgs Indonesia (PPKI) yang berarti disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Pengucapan/pembacaan dan tata urutan sila-sila Pancasila tsb kemudian ditegaskan dalam instruksi Presiden No. 12 tahun 1968. 1. Pancasila sbg norma dasar dan sumber normatif bagi penyusunan hukum positif; 2. Operasionalisasi Pancasila sbg dasar negara diwujudkan dgn pembentukan sist hukum nasional dlm st tertib hukum di mana Pancasila menjadi norma dasarnya; 3. Pancasila dasar negara menjadi norma dasar fundamental negara. Kedudukan Pancasila sbg dasar negara ini merupakan kedudukan yuridis formal oleh krn tertuang dlm ketentuan hukum negara, dalam hal ini UUD 1945 pada bagian Pembukaan Alinea IV. Penegasan akan kedudukan Pancasila sbg dasar negara semakin kuat dgn keluarnya Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang penegasan Pancasila sbg Dasar Negara dan Pencabutan Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4. Tap MPR No. XVIII/MPR/1998 Pasal 1 Tap MPR tsb menyatakan bhw Pancasila sebagaimana dimaksud dlm Pemb. UUD 1945 adalah dasar negara dari NKRI yg hrs dilaksanakan secara konsisten dlm kehidupan bernegara sehingga semakin memperkuat dan mendudukkan kembali Pancasila pada kedudukannya yg benar yakni sbg dasar negara Indonesia. Pelaksanaan Pancasila pada era reformasi cenderung meredup. Hal tsb terjadi antara lain: Adanya globalisasi yang melanda Indonesia dewasa ini. Masyarakat terbius oleh kenikmatan hedonisme. Banyak kalangan elit politik serta sebagian masy beranggapan bhw Pancasila mrpakn label politik ORBA Ada anggapan sinis bhw mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan mengembalikan kewibawaan ORBA. 1. Mengapa Pancasila disebut dasar negara dan ideologi nasional? Jelaskan! 2. Apakah benar Pancasila yang ada sekarang sama pengertiannya dengan istilah Pancasila dalam buku Sutasoma dan Negarakertagama? Beri penjelasan! 3. Jelaskan apakah benar nilai-nilai Pancasila sudah dipraktekkan pada masa kejayaan nusantara? 4. Jelaskan mengapa Pancasila menjadi sumber Etika Politik di Indonesia. 5. Jelaskan mengapa Pancasila disebut sebagai sistem filsafat. Catatan: Hasil pekerjaan ditunggu jam 14.00 dikordinir masing-masing ketua tingkat (Perdos BLOK K No. 24) Utk menampung perumusan2 yg bersifat perorangan terkait usulan dasar negara, maka dibentuklah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul yg terdiri atas`sembilan orang yg diketuai Bung Karno, yg kemudian Panitia ini disebut juga “Panitia Sembilan”. Panitia Sembilan merupakan tokoh2 nasional, wakil2 golongan Islam dan nasionalis kebangsaan Piagam Jakarta yang berintikan Pancasila merupakan perjanjian luhur bgs Indonesia hasil kesepakatan tokoh-tokoh bgs Indonesia dari golongan Islam dan golongan nasionalis. Utk mengetahui hal ini, perlu ditinjau kemungkinan2 dari sembilan pemimpin bgs Indonesia yg telah menandatangani Piagam Jakarta, baik agama yg dianutnya maupun pandangan politiknya. 1 Ir. Sukarno, beragama Islam seorang nasionalis, pendiri dan ketua PNI (1927), dan kemudian Ketua Partai Indonesia (Partindo, 1933) 2 Drs. Mohammad Hatta, beragama Islam seorang nasionalis demokrat (taat pada agamanya), pengurus Perhimpunan Indonesia di Nederland (1923), dan kemudian pengurus Pendidikan Nasional Indonesia (1933). 3 Mr. Alexander A. Maramis, beragama Kristen, seorang nasionalis, pernah menjadi Sarekat Rakyat 4 Abikusno Tjokrosuyoso, beragama Islam seorang nasionalis-Islam, pengurus Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) 5 Abdul Kahar Muzakkir, beragama Islam seorang nasionalis-Islam, anggota Majelis Syuro Muslimin 6 H. Agus Salim, beragama Islam, seorang nasionalis-Islam, Anggota Masyumi 7 Mr. Achmad Soebardjo, beragama Islam, seorang nasionalis, PETA, terakhir anggota Masyumi 8 Wachid Hasyim, beragama islam, seorang nasionalis-Islam, kemudian anggota Masyumi 9 Mr. Muhammad Yamin, beragama Islam, seorang nasionalis, anggota Partai Indonesia (Partindo 1933), anggota Partai Murba, kemudian Front Pembela Pancasila Jelas bhwa penanda tangan Piagam Jakarta sebagian besar beragama Islam dan seorang beragama Kristen. Dan dari segi pandangan politiknya sebagian berfaham Islam yg nasionalis dan patriotis. Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi 2. Hamidhan, wakil dari Kalimantan 3. I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara 4. Latuharhary, wakil dari Maluku. Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD yg juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang berbunyi, "Ketuhanan dgn kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya". Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah tujuh kata tersebut menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pengubahan kalimat ini telah dikonsultasikan sebelumnya oleh Moh. Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia. PENGAMPU: HAMUNI 1. Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa. 2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing2 dan beribadah menurut agamanya. 3. Membina adanya kerjasama antara sesama pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 4. Mengakui dan memberikan kebebasan pada orang lain utk memeluk agama dan mengamalkan ajaran agamanya. 5. Bertoleransi dalam beragama. 6. Menciptakan pola hidup saling menghargai dan menghormati antar umat beragama 1. Kesadaran sikap dan perilaku yag sesuai dgn nilai-nilai moral dan hati nurani; 2. Menempatkan manusia sesuai dgn hakikatnya sbg makhluk Tuhan. 3. Pengakuan terhadap adanya martabat manusia (hak asasi manusia) 4. Perlakuan yg adil terhadap sesama manusia. 5. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa. 6. Mewujudkan keadilan dan peradaban 1. Menjunjung tinggi rasa nasionalisme. 2. Cinta tanah air dan bangga berkebangsaan Indonesia. 3. Menggalang persatuan dan kesatuan bgs Indonesia yg mencakup seluruh wil. Indonesia. 4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna kulit. 5. Menjalin kerjasama yang erat dlm wujud kebersamaan dan kegotongroyongan 6. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 1. Pengakuan bahwa rakyat Indonesia adalah pemegang kedaulatan. 2. Pengambilan keputusan mengutamakan prinsip musyawarah mufakat. 3. Bertanggung jawab melaksanakan keputusan 4. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. 5. Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama. 1. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama 2. Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban 3. Saling bekerja sama utk mendptkan keadilan 4. Keadilan utk mendptkan sst yg menjadi haknya 5. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing. 6. Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan bidangnya. Dibandingkan sila-sila yang lain, sila kelima ini mempunyai keistimewaan dlm rumusannya, yaitu didahului oleh kata-kata, yang menegaskan empat sila yg mendahuluinya adalah “utk mewujudkan” apa yg terkandung dlm sila yang kelima, ialah “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Tempatnya di dlm Pancasila sbg sila yang terakhir itu ialah karena menjadi tujuan daripada empat sila yang mendahuluinya, menjadi tujuan bgs kita dgn bernegara. Dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia terkandung pula sila kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga segala sst yg berkaitan dgn keadilan yang terkandung dlm sila kedua dgn sendirinya terjelma dlm sila keadilan sosial.