Company
LOGO
Kerangka Maddah
Mawashofat yang
ingin dicapai
Tujuan Khusus
Rasm
III. SASARAN APLIKATIF DAN PSIKOMOTORIK.
Rasm
III. SASARAN APLIKATIF DAN PSIKOMOTORIK.
Rasm
V. PILIHAN KEGIATAN PENDUKUNG.
Rasm
VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABA’AH
Rasm
VII. SASARAN PEMBELAJARAN
Rasm
Muwashafat yang ingin dicapai
SALIMUL AQIDAH
1. Mengimani rukun iman
2. Tidak bersumpah dengan selain Allah swt
3. Tidak tasya'um (merasa sial karena melihat atau
mendengar sesuatu)
4. Mengikhlaskan amal untuk Allah swt
5. Mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat
6. Menjadikan syetan sebagai musuh
7. Tidak mengikuti langkah-langkah syetan
Muwashafat yang ingin dicapai
• SHAHIHUL IBADAH
1. Ihsan dalam shalat
2. Bersemangat untuk shalat berjamaah
3. Bersemangat untuk berjamaah di masjid
4. Menjauhi dosa besar
5. Hafal surat Adh-dhuha sampai An-Naas
6. Qiyamul-Lail minimal sekali sepekan
7. Berpuasa sunnat minimal sehari dalam sebulan
8. Komitmen dengan wirid tilawah harian
9. Berdoa pada waktu-waktu utama
10. Menutup hari-harinya dengan bertaubat dan beristighfar
Muwashafat yang ingin dicapai
• MATINUL KHULUQ
1. Tidak menjadikan orang buruk sebagai
teman / sahabat
2. Tidak memotong pembicaraan orang lain
3. Tidak mencibir dengan isyarat apapun
4. Menyayangi yang kecil
5. Menghormati yang besar
6. Menyimpan rahasia
Muwashafat yang ingin dicapai
• MUTSAQAFUL FIKRI
1.Baik dalam membaca dan menulis
2.Memperhatikan hukum-hukum tilawah
3.Mengkaji marhalah Makkiyah dan
menguasai karakteristinya
4.Tidak menerima suara-suara miring tentang
kita
5.Membaca satu juz tafsir Alquran (juz 30)
Muwashafat yang ingin dicapai
• MUNAZHAM FI SYU’UNIHI
–Memperbaiki penampilannya
• NAFI’UN LIGHAIRIHI
– Membantu yang membutuhkan
– Ikut berpartisipasi dalam kegembiraan
– Memberi petunjuk orang tersesat
VIII. Muhtawa
Rasm
ALUR MATERI
ا ْل ُمقَ ِد َمةُ
أَ َه ِميَّةُ ا ْل َو ْق ِ
ت فِي ا ْل َحيَا ِِ
س ُم ِبا ْل َو ْق ِ
ت ا ْلقَ َ
أَ َه ِميَّةُ ا ْل َحيَا ِِ ا ْل ُم ْنبَثِقَةُ ِم َن ا ْل َو ْق ِ
ت
ا ْل ُخ ْ
س َر ُ
ان أَحْ َوا ٌل َكثِي ٌْر ِم َن النَّ ِ
اس فِي الد ْن َيا ص ُر
العَ ْ
اْل ْي َم ُ
ان ِ
صا ِل َحةُ
األ َ ْع َما ُل ال َّ
ان سالَ َم ِة ِم َن ا ْلخ ْ
س َر ِ ا ْل َحل ِلل َّ
ص ْوا ِبا ْل َح ِ
ق الت َّ َوا َ
ْ ََوا ْلع
ص ِر
Demi masa.
Allah bersumpah dengan al ‘ashr yang bermakna waktu, zaman atau
masa. Pada zaman/masa itulah terjadinya amal perbuatan manusia
yang baik atau pun yang buruk. Jika waktu atau zaman itu digunakan
untuk amal kebajikan maka itulah jalan terbaik yang akan menghasilkan
kebaikan pula. Sebaliknya jika digunakan untuk kejelekan maka tidak
ada yang dihasilkan kecuali kerugian dan kecelakaan. Itulah kehidupan
manusia.
Rasulullah saw bersabda:
الص َّح ُة َوا ْل َف َرا ُغ ٌ ُ نِ ْع َمتَا ِن َم ْغب
ِ ون فِ ْي ِه َما َكثِ ْي ٌر ِم َن ال َّن
ِ :اس
“Dua kenikmatan yang kebanyakan orang lalai di dalamnya;
kesehatan, dan waktu senggang” (At Tirmidzi no. 2304, dari
sahabat Abdullah bin Abbas)
Waktu adalah Kehidupan
Pentingnya hidup yang memancar melalui waktu
ُسهَ ب فِ ْي َها نَ ْف ُ س ِ عةٌ يُ َحا َ سا َ اجى فِ ْي َها َربَّهُ َو ِ َساعَةٌ يُن َ ٌساعَات َ ُع ْق ِل ِه أ َ ْن يَك ُْو َن لَه
َ علَى َ علَى ا ْلعَاقِ ِل َما لَ ْم يَك ُْن َم ْغلُ ْوبًا َ
علَى ا ْلعَاقِ ِل أ َ ْن َّلَ يَك ُْو َنَ ب َو ِ ساعَةٌ يَ ْخلُ ْو فِ ْي َها ِل َحا َجتِ ِه ِم َن ا ْل َم ْطعَ ِم َوا ْل َمش َْر ِ ص ْن ِع
َ هللا َو َ ساعَةٌ يَتَفَك َُّر فِ ْي َها فِى َ َو
ًعلَى ا ْلعَاقِ ِل أ َ ْن يَك ُْو َن بَ ِصي ًْرا ِب َز َمانِ ِه ُم ْق ِبال َ غي ِْر ُم َح َّر ٍم َو َ اش أ َ ْو لَذًَِّ فِى ٍ َث ت َ َز َّو ُد ِل َمعَا ٍد أ َ ْو َم ْر َمةً ِل َمعٍ ََظا ِعنًا ِإَّلَّ ِلثَال
ع َم ِل ِه قَ َّل َكالَ ُمهُ ِإَّلَّ ِف ْي َما َي ْع ِن ْي ِه
َ ب َكالَ ِم ِه ِم ْن ِ سَ سا ِن ِه َو ِم ْن َحَ ظا ِل ِل ً علَى شَأ ْ ِن ِه َحا ِف َ
• Orang yang berakal selama belum hilang akalnya membagi hidupnya pada 4 waktu:
1. Waktu untuk bermunajat (ibadah) kepada Allah
2. Waktu untuk muhasabah diri
3. Waktu untuk tafakkur terhadap ciptaan Allah
4. Waktu untuk memenuhi kebutuhannya dari makan dan minum
• Orang yang berakal tidaklah akan bekerja dengan sungguh-sungguh kecuali untuk tiga
perkara:
1. Memperbanyak untuk hari akhir
2. Meningkatkan kemampuan untuk kehidupan
3. Meraih kenikmatan selama bukan yang haram
• Orang yang berakal harus senantiasa sadar dalam menjaga waktu, perhatian dengan
kondisinya dan menjaga lisannya. Dan cukuplah baginya ucapan daripada perbuatan dengan
sedikit berbicara kecuali yang bermanfaat (Ibnu Hibban)
Nabi saw bersabda:
ص ْب ِر
َّ ص ْوا ِبال ِ ص ْوا ِبا ْل َح
َ ق َوت َ َوا َ ت َوت َ َوا َّ ين آ َ َمنُوا َوع َِملُوا ال
ِ صا ِل َحا َ ِإ ََّّل الَّ ِذ
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran.
Pertama: Keimanan
Sifat yang pertama adalah beriman, diambil dari penggalan ayat:
ِإالَّ الَّذ ْي َن َءا َمنُ ْوا
“Kecuali orang-orang yang beriman”
Iman adalah keimanan terhadap seluruh apa yang Allah perintahkan untuk
mengimaninya, dari beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
malaikat-malaikat-Nya, hari akhir, dan beriman kepada takdir, serta segala
sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah dari keyakinan-keyakinan yang
benar dan ilmu yang bermanfaat.
Penggalan ayat di atas memiliki kandungan makna yang amat berharga
yaitu tentang kewajiban menuntut ilmu agama yang telah diwariskan oleh
Nabi.
Mengapa demikian? Tentu, karena tidaklah mungkin seseorang mencapai
keimanan yang benar dan sempurna tanpa adanya ilmu pengetahuan terlebih
dahulu dari apa yang ia imani dari Al Qur’an dan As Sunnah.
Solusi Agar selamat dari Kerugian