Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigil Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigil
Daerah Predileksi Ekstrimitas atas dan bawah, wajah, badan dan Ekstrimitas atas dan bawah, wajah, badan
genitalia dan genitalia
Makula eritematous Eritema terang, seperti buah cerry “red cerry” Eritema cerah
Tepi Batas tegas Batas tidak tegas
Penonjolan Ada penonjolan Tidak terlalu menonjol
Vesikel atau Bula Biasanya disertai dengan vesikel atau bula Biasanya disertai dengan vesikel atau bula
Edema Edema Edema
Hangat Hangat Tidak terlalu hangat
Fluktuasi - Fluktuasi
TATALAKSANA
• Pada erisipelas di daerah kaki, istirahatkan tungkai bawah dan kaki
yang diserang ditinggikan. Pengobatan sistemik ialah antibiotik,
topikal diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik.
Infeksi berat
• Rawat inap, lakukan kultur dan tes sensitivitas, konsultasi penyakit infeksi
• Penicillin G 10,000,000 IU i.v
• Jika suspek terjadi infeksi staphylococcus, berikan nafcillin 500-1000 mg i.v atau flucloxacillin 1 g i.v
• Jika pasien alergi penicillin, berikan vancomycin 1.0-1.5 g i.v setiap hari
Obat Topikal :
• Kompres dengan Sodium Chloride 0,9 %.
• Salep atau krim antibiotika, misalnya: Natrium Fusidat, Mupirocin, Garamycin, Gentamycin.
PROGNOSIS
Prognosis pasien erisipelas adalah bagus. Komplikasi dari infeksi tidak
menyebabkan kematian dan kebanyakan kasus infeksi dapat diatasi
dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun, infeksi ini masih sering
kambuh pada pasien yang memiliki faktor predisposisi.
Jika tidak diobati akan ia menjalar ke sekitarnya terutama ke proksimal.
Kalau sering residif di tempat yang sama, dapat terjadi elephantiasis
PENCEGAHAN
Untuk mencegah terjadinya erysipelas maka hal-hal dibawah ini yang
perlu dilakukan yaitu menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur
dan menggunakan sabun atau shampo yang mengandung antiseptik
agar kuman pathogen secepatnya hilang dari kulit, mengatasi faktor
predisposisi, mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila
telah terjadi kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat atau
diobati
KORTIKOSTEROID
Kortikosteroid adalah suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan
di bagian korteks kelenjar adrenal sebagai tanggapan atas hormon
adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis.
Hormon ini berperan pada banyak sistem fisiologis pada tubuh
Kortikosteroid banyak digunakan dalam bidang dermatologi
karena obat ini mempunyai efek anti inflamasi dan imunosupresan.
Sejak kortikosteroid digunakan dalam bidang dermatologi, obat ini
sangat menolong penderita. Berbagai penyakit yang dahulu lama
penyembuhannya dapat dipersingkat
Berkat kemajuan dalam bidang pengetahuan mengenai
mekanisme kerja serta pemahaman patogenesis berbagai penyakit,
khususnya mengenai peradangan kulit, pemakaian kortikosteroid
menjadi semakin rasional dan efektif
Dalam klinik umumnya kortikosteroid dibedakan atas dua
golongan besar, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Efek utama
glukokortikoid ialah pada penyimpanan glikogen hepar dan efek anti-
inflamasi, sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan
elektrolit kecil.Sebaliknya golongan mineralokortikoid efek utamanya
adalah terhadap keseimbangan air dan elektrolit, sedangkan
pengaruhnya terhadap penyimpanan glikogen hepar sangat kecil
Umumnya golongan mineralokortikoid tidak mempunyai khasiat
anti-inflamasi yang berarti, kecuali 9 α-fluorokortisol
Sediaan kortikosteroid dapat dibedakan menjadi tiga golongan
berdasarkan masa kerjanya, antara lain kerja singkat (<12 jam), kerja
sedang (12-36 jam), dan kerja lama (>36 jam).
Tabel perbandingan potensi relatif dan dosis ekuivalen beberapa sediaan kortikosteroid
Potensi
Dosis ekuivalen
Kortikosteroid Retensi Lama kerja
Anti-inflamasi (mg)*
natrium
Kortisol (hidrokortison) 1 1 S 20
Kortison 0,8 0,8 S 25
Kortikosteron 15 0,35 S -
6-α-metilprednisolon 0,5 5 I 4
Fludrokortison (mineralokortikoid) 125 10 I -
Prednisone 0,8 4 I 5
Prednisolon 0,8 4 I 5
Triamsinolon 0 5 I 4
Parametason 0 10 L 2
Betametason 0 25 L 0,75
Deksametason 0 25 L 0,75
Keterangan:
* hanya berlaku untuk pemberian oral atau IV.
S = kerja singkat (t1/2 biologik 8-12 jam);
I = intermediate, kerja sedang (t1/2 biologik 12-36 jam);
L = kerja lama (t1/2 biologik 36-72 jam).
Indikasi dan Dosis Pada Kasus Dermatologi
Kortikosteroid banyak dipakai dalam bidang dermatologi untuk kasus:
• Penyakit berlepuh yang serius (pemfigus, pemfigoid, pemfigoid sikatrikal, dermatosis
bula linear imunoglobulin A, epidermolisis bullosa akuisita, herpes gestationis,
eritema multiforme, dan toksik epidermal nekrolisis.
• Penyakit jaringan ikat (dermatomiositis, SLE, mixed-connective tissue disease,
eosinophilic fasciitis, polychondritis relaps)
• Vasculitis.
• Neutrophilic dermatoses (pyoderma gangrenosum, dermatosis akut febril
neutrofilik, Behcet disease).
• Sarcoidosis.
• Type 1 reactive leprosy.
• Problematic hemangioma pada bayi.
• Kasabach-Merrit Syndrome.
• Panniculitis.
• Urticaria/angioedema.
Dosis inisial kortikosteroid sistemik sehari untuk orang dewasa pada
berbagai dermatosis
Nama penyakit Macam kortikosteroid dan dosisnya sehari
Dermatitis Prednison 4x5 mg atau 3x10mg
Erupsi alergi obat ringan Prednison 3x10 mg atau 4x10 mg
SJS berat dan NET Deksametason 6x5 mg
Eritrodermia Prednison 3x10 mg atau 4x10 mg
Reaksi lepra Prednison 3x10 mg
DLE Prednison 3x10 mg
Pemfigoid bulosa Prednison 40-80 mg
Pemfigus vulgaris Prednison 60-150 mg
Pemfigus foliaseus Prednison 3x20 mg
Pemfigus eritematosa Prednison 3x20 mg
Psoriasis pustulosa Prednison 4x10 mg
Reaksi Jarish-Herxheimer Prednison 20-40 mg
Metabolisme
• Metabolisme karbohidrat dan protein. Glukokortikoid meningkatkan
kadar glukosa darah sehingga merangsang pelepasan insulin dan
menghambat masuknya glukosa ke dalam sel otot.