Anda di halaman 1dari 15

REFARAT

FRAKTUR GALEAZZI
FENNY CARLA PRATIWI
16174026

Pembimbing dr. Hasmija.MH,


Sp.B. F.I.CS

Fakultas Kedokteran
Univ. Abulyatama
DEFINISI

Fraktur Galeazzi

Fraktur Galeazzi pertama kali diuraikan oleh


Riccardo Galeazzi (2004) yaitu fraktur pada 1/3
distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulnar
distal. Fraktur galeazzi merupakan fraktur radius
distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal

.
EPIDEMIOLOGI
Fraktur Galeazzi meliputi 3-7 % dari semua fraktur
lengan bawah. Ia biasanya lebih sering terjadi pada laki-
laki. Fraktur Galeazzi lebih banyak ditemukan daripada
fraktur Monteggia. Kebanyakan ditemukan pada orang
dewasa dan jarang pada anak-anak.
ANATOMI
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit
mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar osteoblas
(pembentukan tulang), osteosit (pemeliharaan fungsi
tulang) dan osteoklas (penghancuran, resorpsi dan
remodeling tulang). Tulang berasal dari embryonic hyaline
cartilage yang mana melalui proses “Osteogenesis”
menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang
disebut “Osteoblast”. Proses mengerasnya tulang akibat
penimbunan garam kalsium.
MEKANISME TRAUMA
Ada beberapa perbedaan pendapat pada mekanisme
yang tepat yang menyebabkan terjadinya fraktur
Galeazzi. Mekanisme yang paling mungkin adalah jatuh
dengan tumpuan pada tangan disertai dengan pronasi
lengan bawah yang ekstrim. Daya tersebut diduga
melewati artikulasi radiocarpal, mengakibatkan dislokasi
dan pemendekan dari tulang radius. Terjadi fraktur pada
1/3 distal radius dan subluksasi atau dislokasi sendi
radioulnar distal. Deforming force termasuk brakioradialis,
kuadriseps pronator, dan ekstensor ibu jari, serta berat
tangan. Cedera otot dan jaringan lunak yang deformasi
yang terkait dengan fraktur ini dapat dikontrol dengan
imobilisasi plester.
ETIOLOGI
a. Trauma.
Langsung (kecelakaan lalulintas)
Tidak langsung (jatuh dari ketinggian
dengan posisi berdiri/duduk sehingga
terjadi fraktur tulang belakang).
b. Patologis : Metastase dari tulang.
c.Degenerasi
d. Spontan : Terjadi tarikan otot yang
sangat kuat
MANIFESTASI KLINIS
• Terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal
lengan bawah. Adanya tonjolan tulang atau nyeri pada
ujung ulnar adalah manifestasi yang paling sering
ditemukan. Nyeri dan edema pada jaringan lunak bisa
didapatkan pada daerah fraktur radius 1/3 distal dan
pada pergelangan tangan. Cedera ini harus
dikonfirmasikan dengan pemeriksaan radiologi

.
Identitas Pasien
• No MR : 139307
• Tanggal Pemeriksaan : 09 Mei 2016
• Nama : Sarinasam
• Umur : 39 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Bukit Redelong
Anamnesis
•Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan kepala
bengkak setelah terjatuh, pasien mengeluhkan nyeri di
pangkal paha kiri dan kaki kiri sulit digerakkan.
•Keluhan Tambahan : mual (+), pusing (+), riwayat pingsan
saat terjatuh (-), muntah (-).
•Riwayat Penyakit Terdahulu : Belum pernah mengalami
gejala yang sama sebelumnya..
•Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat ke
puskesmas.
•Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga lain
yang menderita keluhan seperti yang dialami oleh pasien.
Riwayat penyakit sistemik sepeti asma, hipertensi dan
diabetes mellitus pada keluarga disangkal oleh pasien.
•Riwayat Alergi : Pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap obat-obatan maupun makanan
PENATALAKSANAAN

Open reduction internal fixation merupakan terapi


pilihan, karena closed treatment dikaitkan dengan
tingkat kegagalan yang tinggi. Fiksasi plate dan
screw adalah terapi pilihan. Pendekatan Henry
anterior (internal antara fleksor karpi radialis dan
brakioradialis) biasanya menyediakan eksposur yang
cukup untuk melihat fraktur radius, dengan fiksasi
plate pada permukaan yang datar, permukaan volar
dari radius.
KOMPLIKASI

• Mal Union
•Non Union
•Compartement syndrome
•Cedera neurovaskuler
•Radioulnar synostosis
•Dislokasi rekuren
PROGNOSIS

•Pada kasus fraktur, prognosisnya bergantung dari tingkat


keparahan serta tata laksana dari tim medis terhadap pasien
dengan korban fraktur. Jika penanganannya cepat, maka
prognosisnya lebih baik. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan
dari tingkat keparahan, jika fraktur yang di alami ringan, maka
proses penyembuhannya akan berlangsung dengan cepat
dengan prognosis yang baik. Tetapi pada kasus yang berat
prognosisnya juga akan buruk. Bahkan jika parah frakturnya,
tindakan yang dapat diambil adalah cacat fisik hingga amputasi.
Selain itu penderita dengan usia yang lebih muda akan lebih
bagus prognosisnya di banding penderita dengan usia lanjut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai