Anda di halaman 1dari 39

HOSPITAL ACQUIRED

PNEUMONIA

Rizti Aqli
1407101030292

dr. Maimunah, Sp.P (K)


PENDAHULUAN

Infeksi Nosokomial Hasil penelitian yang


Pneumonia nosokomial dilakukan Depkes tahun
(Nosocomial Infections seringkali disebabkan oleh
atau Hospital-Acquired 2007 melalui Riskesdas
bakteri gram negatif dan Indonesia, melaporkan
Infections) adalah suatu sedikit disebabkan oleh
infeksi yang bahwa prevalensi
bakteri gram positif. pneumonia menurut
diperoleh/dialami Pneumonia nosokomial
pasien setelah pasien diagnosa dan gejala adalah
dapat disebabkan oleh 2,13% (rentang 0,8% -
48 jam dirawat di rumah kuman bukan multi drug
sakit dan infeksi itu 5,6%). Data pneumonia
resistance (MDR) menurut propinsi
tidak ditemukan/diderita misalnya S.pneumoniae,
pada saat awal pasien menunjukkan bahwa
H. Influenzae, Methicillin propinsi dengan prevalensi
masuk rumah sakit, Sensitive Staphylococcus
serta disingkirkan pneumonia tinggi (diatas
aureus (MSSA) dan angka nasional yaitu 3 %),
semua infeksi yang kuman MDR misalnya
terjadi sebelum masuk terdapat di Papua Barat,
Pseudomonas aeruginosa Papua, Gorontalo, NTT, DI
rumah sakit DLL Aceh, NTB, Sumatera
Barat,,
DEFINISI

Pneumonia adalah peradangan


parenkim paru dimana asinus
terisi dengan cairan radang,
dengan atau tanpa disertai
infiltrasi dari sel radang ke
dalam
interstisium,menyebabkan
sekumpulan gejala dan tanda
khas biasanya dengan
gambaran infiltrat sampai
konsolidasi pada foto rontgen
dada.
PROSEDUR DIAGNOSTIK

ANAMNESIS
 Batuk, dengan/tanpa dahak purulen kadang disertai darah
 Demam
 Sesak nafas
 Sakit dada
TINDAKAN DIAGNOSTIK
 Gambaran radiologis
 Pemeriksaan Khusus
 Pemeriksaan lain
DEFINISI

Pneumonia adalah peradangan parenkim paru


dimana asinus terisi dengan cairan radang,
dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel
radang ke dalam interstisium,menyebabkan
sekumpulan gejala dan tanda khas biasanya
dengan gambaran infiltrat sampai konsolidasi
pada foto rontgen dada

Infeksi Nosokomial (Nosocomial Infections


atau Hospital-Acquired Infections) adalah
suatu infeksi yang diperoleh/dialami pasien
setelah pasien 48 jam dirawat di rumah sakit
dan infeksi itu tidak ditemukan/diderita pada
saat awal pasien masuk rumah sakit, serta
disingkirkan semua infeksi yang terjadi
sebelum masuk rumah sakit
PATOFISIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

RISKESDA Propinsi-propinsi
S 2007 Data pneumonia
menurut propinsi
tersebut merupakan
propinsi yang
Indonesia, menunjukkan
bahwa propinsi
sedang
berkembang,
prevalensi dengan prevalensi
pneumonia tinggi
sehingga beberapa
sarana dan
pneumoni (diatas angka
nasional yaitu 3 %),
prasarana
pendukung
a menurut terdapat di Papua kesehatan masih
Barat, Papua, sangat minim
diagnosa Gorontalo, NTT, DI termasuk sulit air
dan gejala Aceh, NTB,
Sumatera Barat,
bersih dan ada
kemungkinan
adalah Jawa Barat,. perilaku hidup
penduduknya
2,13%
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan


• Demam • Inspeksi: simetris, Penunjang
• takipneu • Palpasi : simetris, • Foto toraks :bercak
• batuk serta pilek. Sfka=Sfki kecil, infiltrat, air
• Perkusi : bronkogram hingga
• sesak napas,
pneumonia
• Nyeri dada • Auskultasi :
interstisial
• kesulitan makan, vesikular melemah
• Lab: Leukositosis
gelisah, dan tidak • Ronkhi (+/+)
• Bakteriologis
dapat beristirahatk
DIAGNOSIS

Kriteria Diagnosis Pneumonia Nosokomial Menurut CDC :


Harus memenuhi satu dari 4 kriteria:
1. Ronki atau dullness pada perkusi toraks. Ditambah salah satu:
Onset baru sputum purulen atau perubahan karakteristiknya
Isolasi kuman dari darah, isolasi kuman dari bahan yang didapat dari aspirasi trans
trakeal, biopsi, atau sapuan bronkus.
2. Gambaran radiolagis berupa infiltrat baru yang progresif, konsolidasi,
kavitasi, atau efusi pleura. Dan salah satu dari a, b, atau c diatas
Isolasi virus atau detesi antigen virus dari sekret respirasi
Titer AB tunggal yang diagnostik (IgM) atau peningkatan 4 x titer IgG dari kuman
Bukti histopatologis pneumonia
3 Pasien sama atau < 12 tahun, dengan 2 dari gejala-gejala berikut: apneu,
takipneu, bradikardi, wheezing, ronkhi, atau batuk, disertai salah satu dari:
Peningkatan produksi sekresi respirasi atau salah satu dari kriteria no. 2 diatas

4. Pasien < 12 tahun yang menunjukan infiltrat baru atau progresif, kavitasi,
konsolidasi, atau efusi pleura pada foto toraks. Ditambah salah satu dari kriteria
nomer 3 di atas.
PENATALAKSANAAN

Onset Awal

Patogen potensial Antibiotik yang direkomendasikan

• Streptocoocus pneumoniae Betalaktam + antibetalaktamase


• Haemophilus influenzae (Amoksisilin klavulanat)
• Metisilin-sensitif Staphylocoocus atau
aureus
Sefalosporin G3 nonpseudomonal
• Antibiotik sensitif basil Gram negatif
enterik (Seftriakson, sefotaksim)
- Escherichia coli atau
- Klebsiella pneumoniae Kuinolon respirasi (Levofloksasin,
Moksifloksasin)
- Enterobacter spp
- Proteus spp
- Serratia marcescens
PENATALAKSANAAN

Onset Lanjut

Patogen potensial Terapi Antibiotik kombinasi


Sefalosporin antipseudomonal
• Patogen MDR tanpa atau dengan patogen pada Tabel 1 (Sefepim, seftasidim, sefpirom)
Pseudomonas aeruginosa atau
Klebsiella pneumoniae Karbapenem antipseudomonal
(ESBL) (Meropenem, imipenem)
Acinetobacter sp atau
Methicillin resisten
β-laktam / penghambat β laktamase
Staphylococcus aureus (Piperasilin – tasobaktam)
(MRSA) ditambah
Fluorokuinolon antipseudomonal
(Siprofloksasin atau levofloksasin)
atau
Aminoglikosida
(Amikasin, gentamisin atau tobramisin)
ditambah
Linesolid atau vankomisin atau teikoplanin
IDENTITAS PASIEN
Nama / CM Ny. Khairani

Umur 52 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan

Alamat Banda Aceh

Tgl. Pemeriksaan 23 April 2016

Pekerjaan PNS

Status Menikah
ANAMNESIS

KU Sesak Nafas

• Demam
Keluhan
Tambahan • Nyeri dada
• Batuk
ANAMNESIS
RPS

Pasien dating ke IGD RSUD ZA rujukan dari RSUD


Meuraxa dengan keluhan penurunan kesadaran riwayat terjatuh
dikamar mandi secara tiba-tiba pasien didiagnosa hemiparese
sinistra dd : stroke hemoragik ( ICH diluar) dan segera dilakukan
tindakan craniotomi evakuasi ICH

6 hari setelah masuk rumah sakit pasien dikonsulkan ke


bagian paru post craniotomi dengan keluhan batuk berdahak
disertai sesak napas yang semakin lama semakin memberat.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam naik turun dan keluhan
nyeri dada.
Sebelum masuk rumah sakit pasien tidak ada riwayat batuk, sesak
nafaas, ataupun demam, keluhan tersebut baru dirasakaan pasien
pada saat berada dirumah sakit.
ANAMNESIS
Pasien tidak pernah mengeluhkan keluhan
yang sama dan berhubungan dengan
RPD keluhan seperti saat ini.

Tidak ada pihak keluarga yang mengalami hal


yang sama seperti yang dialami oleh pasien.
RPK Riwayat sesak napas dan batuk pada keluarga
tidak ada.

tidak pernah minum OAT sebelumnya


RPO
PEMERIKSAN FISIK
VITAL SIGN

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 98 kali/ menit, regular,
kuat angkat, isi cukup
Frekuensi nafas : 22 kali/ menit, regular.
Suhu : 37,00C
Kepala : bentuk normocephal,
Kulit : warna kulit sawo matang , simetris, nyeri tekan (-)
sianosis (-), turgor kulit normal

Mata : Pupil bulat (+/+), isokor,


(3 mm/ 3mm),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Telinga : sekret (-)
Hidung : sekret (-),
deviasi septum (-) Leher : pembesaran limfanodi supraklavikula (
Mulut : bibir sianosis (-), kaku kuduk (-/-), deviasi trakea (-/-),
lidah kotor (-), selaput putih (-) bedungan JVP (-)

Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, venektasi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani pada ke empat kuadran, asites (-)
Ekstremitas: akral hangat (+),
Auskultasi : bising usus normal
edema (-/-),
sianosis (-),
Capillary Refill Time < 2 detik.
Pemeriksaan Fisik Kanan Kiri

Inspeksi Normal Normal

Palpasi Fremitus normal Fremitus normal

Perkusi Sonor sonor

Auskultasi Vesikuler Vesikuler


ronkhi ronkhi
Inspeksi : ictus cordis terlihat di SIC V
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V
Perkusi :
 Batas atas : SIC III garis midklavikula sinistra
 Batas kanan : SIC V garis para sternalis dekstra
 Batas kiri : SIC VI garis midklavikula
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular
tunggal, murmur
(-), gallop (-)
Follow up harian

16 Maret 2016 17 Maret 2016 18 Maret 2016

s/sesak (+), batuk (+),lemas s/sesak berkurang, batuk s/sesak (-), batuk berkurang,
(+) (+) (+),lemas (+) o/ TD : 110/70 mmHg
o/ TD : 100/60 mmHg o/ TD : 100/70 mmHg HR : 72x/i
HR : 72x/i HR : 74x/i RR : 20 x/I
RR : 24 x/I RR : 22 x/I T : 36,70c
T : 36,50c T : 36,90c Pem. Fisik Paru
Pem. Fisik Paru Pem. Fisik Paru I : ansimetris
I : ansimetris I : ansimetris P: fremitus normal/fremitus
P: fremitus normal/fremitus P: fremitus normal/fremitus melemah
melemah melemah P: sonor/redup
P: sonor/redup P: sonor/redup A:vesikuler/vesikuler
A:vesikuler/vesikuler A:vesikuler/vesikuler melemah
melemah melemah Ass/ Efusi pleura ec tumor
Ass/ Efusi pleura ec tumor Ass/ Efusi pleura ec tumor paru
paru paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Jenis pemeriksaan
Nilai Normal
15 April
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 11,7 14,0-17,0 g/dL
Hematokrit 36 45-55 %
Eritrosit 6,3 4,7-6,1.106/mm3
Leukosit 18,5 4,5-10,5.103/mm3
Trombosit 293 150-450.103U/L
Hitung Jenis
Eosinofil 0 0-6%
Basofil 0 0-2%
Netrofil Batang 0 2-6
Netrofil Segmen 81 5-70%
Limfosit 14 20-40%
Monosit 5 2-8%
Kimia Klinik
Hati dan empedu
Protein Total 6.8 6,4 – 8,3 g/dL
Albumin 3,70 3,5-5,2 g/dL
Globulin 3,00 <45 U/L
SGOT 14 <31
SGPT 20 <34
Elektrolit
Natrium 143 135-145 mmol/L
Kalium 4,2 3,5-4,5 mmol/L
Klorida 101 90-110 mmol/L
Ginjal- Hipertensi
Ureum 33 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,70 0,67-1,17 mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Thorax X-Ray

16 April 2016
Kesan: Cor: kesan
membesar.
Pulmo: tak tampak infiltrat
Kesimpulan: cardiomegali
DIAGNOSIS
- Hospital acquired
Diagnosis pneumonia
Banding - Tuberkulosis
- Efusi Pleura
+ post craniotomi

DIAGNOSIS
Hospital acquired
pnemonia + post
craniotomy
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Terapi nutrisi (tinggi kalori tinggi protein,
makanan berserat)
Suportif O2 2 liter/ menit via nasal kanul (intermitten)

IVFD Nacl 0,9% 20 gtt/menit


Drip Paracetamol 1 gr/8 jam
Inj Amikasin 1250 mg/hari
Inj omeprazole 40 mg/12 jam
Inj piracetam 1 gr/12 jam
Nebul ventolin + Nacl 3% 5cc/8 jam
Medika- Nebul pulmicort/ 12 jam
mentosa Vectrin 2x1
Meropenem 1gr/8 jam
PCT drip/ 8 jam
PLANNING

Kultur Mo
PROGNOSIS

Vitam Functionam Sanactionam:


dubia ad bonam dubia ad bonam dubia ad bonam
•Pasien dating ke IGD RSUD ZA
rujukan dari RSUD Meuraxa
dengan keluhan penurunan
kesadaran riwayat terjatuh
dikamar mandi secara tiba-tiba
pasien didiagnosa hemiparese
sinistra dd : stroke hemoragik ( ICH •Sesuai dengan teori bahwa Infeksi
diluar) dan segera dilakukan Nosokomial (Nosocomial
tindakan craniotomi evakuasi ICH Infections atau Hospital-Acquired
. Pasen dikonsulkan ke bagian Infections) adalah suatu infeksi
paru dengan keluhanbatuk yang diperoleh/dialami pasien
berdahak dan sesak yang timbul 6 setelah pasien 48 jam dirawat di
hari setelah tindakan craniotomi. rumah sakit dan infeksi itu tidak
Keluhan tersebut baru dirasakaan ditemukan/diderita pada saat
pasien pada saat berada dirumah awal pasien masuk rumah sakit,
sakit. serta disingkirkan semua infeksi
yang terjadi sebelum masuk
rumah sakit. Infeksi nosokomial
transmisi dapat terjadi akibat
tindakan-tindakan operatif.

kasus Teori
•Pasien juga mengeluhkan
batuk berdahak disertai
sesak napas yang semakin
lama semakin memberat.
Pasien juga mengeluhkan
adanya demam naik turun •Sesuai dengan teori bahwa
dan keluhan nyeri dada. gejala khas pada PN adalah
demam, menggigil,
berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau
menghasilkan sputum
berlendir, purulen, atau
bercak darah), sakit dada
karena pleuritis dan sesak.
Gejala umum lainnya adalah
pasien lebih suka berbaring
pada sisi yang sakit dengan
lutut tertekuk karena nyeri
dada

kasus Teori
•Pada pemeriksaan fisik paru
anterior dan posterior didapatkan
adanya peningkatan usaha napas
serta pada palpasi nyeri tekan dan
pada auskultasi adanya bunyi
tambahan ronkhi pada paru.
•Sesuai dengan teori bahwa
adanya peningkatan usaha napas,
dan penemuan rhonki pada
auskultasi paru. Takipneu
merupakan tanda klinis yang
spesifik terhadap pneumonia.
Dalam penelitian oleh Leventhal
tidak adanya takipneu dapat
bermanfaat untuk menyingkirkan
pneumonia dan adanya takipneu
meningkatkan kemungkinan
pneumonia. Leventhal
melaporkan jika tidak ditemukan
takipneu, rhonki dan penurunan
suara napas maka 100% dapat
mengeksklusi pneumonia.

kasus Teori
•Dari hasil pemeriksaan
darah juga didapatkan
adanya leukositosis yang
menunjukkan adanya
infeksi bakteri
•Sesuai teori bahwa pada
kasus pnemonia
Leukositosis umumnya
menandai adanya infeksi
bakteri; leukosit
normal/rendah dapat
disebabkan oleh
virus/mikoplasma atau
pada infeksi yang berat
sehingga tidak terjadi
respons leukosit, orang tua
atau lemah. Leukopenia
menunjukkan depresi
imunitas.
kasus Teori
•Pasien merupakan
seorang perokok •merokok
aktif sejak umur 18 merupakan
tahun dengan penyebab sebagian
kebiasaan merokok besar kanker paru
3 bungkus perhari. dimana perokok
berat (> 20
bungkus/tahun)
memiliki risiko
kanker paru
kasus seumur hidup
sebesar 10%, 10-
Teori
30 kali lebih besar
daripada bukan
perokok
•Palpasi: vokal fremitus
pada dada kiri menurun
•Perkusi :redup pada dada •Semua abnormalitas yang
kiri ditemukan pada pasien
• auskultasi :suara disebabkan karena
vesikuler yang menurun adanya timbunan cairan
pada dada kiri pada rongga pleura kanan
serta kolapsnya paru
akibat obstruksi yang
ditimbulkan massa dan
kompresi dari cairan efusi

kasus
Teori
•Pemberian
antibiotik
meropenem •sesuai dengan teori bahwa
pada PN onset lanjut dengan
patogen MDR dapat diberikan
antibiotik Sefalosporin
antipseudomonal (Sefepim,
seftasidim, sefpirom) atau
Karbapenem
antipseudomonal
(Meropenem, imipenem), atau
β-laktam / penghambat β
laktamase (Piperasilin –
tasobaktam) ditambah
Fluorokuinolon
kasus antipseudomonal
(Siprofloksasin atau
levofloksasin), atau Teori
Aminoglikosida (Amikasin,
gentamisin atau tobramisin)
ditambah Linesolid atau
vankomisin atau teikoplanin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai