PNEUMONIA
Rizti Aqli
1407101030292
ANAMNESIS
Batuk, dengan/tanpa dahak purulen kadang disertai darah
Demam
Sesak nafas
Sakit dada
TINDAKAN DIAGNOSTIK
Gambaran radiologis
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan lain
DEFINISI
RISKESDA Propinsi-propinsi
S 2007 Data pneumonia
menurut propinsi
tersebut merupakan
propinsi yang
Indonesia, menunjukkan
bahwa propinsi
sedang
berkembang,
prevalensi dengan prevalensi
pneumonia tinggi
sehingga beberapa
sarana dan
pneumoni (diatas angka
nasional yaitu 3 %),
prasarana
pendukung
a menurut terdapat di Papua kesehatan masih
Barat, Papua, sangat minim
diagnosa Gorontalo, NTT, DI termasuk sulit air
dan gejala Aceh, NTB,
Sumatera Barat,
bersih dan ada
kemungkinan
adalah Jawa Barat,. perilaku hidup
penduduknya
2,13%
DIAGNOSIS
4. Pasien < 12 tahun yang menunjukan infiltrat baru atau progresif, kavitasi,
konsolidasi, atau efusi pleura pada foto toraks. Ditambah salah satu dari kriteria
nomer 3 di atas.
PENATALAKSANAAN
Onset Awal
Onset Lanjut
Umur 52 Tahun
Pekerjaan PNS
Status Menikah
ANAMNESIS
KU Sesak Nafas
• Demam
Keluhan
Tambahan • Nyeri dada
• Batuk
ANAMNESIS
RPS
Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris, venektasi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani pada ke empat kuadran, asites (-)
Ekstremitas: akral hangat (+),
Auskultasi : bising usus normal
edema (-/-),
sianosis (-),
Capillary Refill Time < 2 detik.
Pemeriksaan Fisik Kanan Kiri
s/sesak (+), batuk (+),lemas s/sesak berkurang, batuk s/sesak (-), batuk berkurang,
(+) (+) (+),lemas (+) o/ TD : 110/70 mmHg
o/ TD : 100/60 mmHg o/ TD : 100/70 mmHg HR : 72x/i
HR : 72x/i HR : 74x/i RR : 20 x/I
RR : 24 x/I RR : 22 x/I T : 36,70c
T : 36,50c T : 36,90c Pem. Fisik Paru
Pem. Fisik Paru Pem. Fisik Paru I : ansimetris
I : ansimetris I : ansimetris P: fremitus normal/fremitus
P: fremitus normal/fremitus P: fremitus normal/fremitus melemah
melemah melemah P: sonor/redup
P: sonor/redup P: sonor/redup A:vesikuler/vesikuler
A:vesikuler/vesikuler A:vesikuler/vesikuler melemah
melemah melemah Ass/ Efusi pleura ec tumor
Ass/ Efusi pleura ec tumor Ass/ Efusi pleura ec tumor paru
paru paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Jenis pemeriksaan
Nilai Normal
15 April
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 11,7 14,0-17,0 g/dL
Hematokrit 36 45-55 %
Eritrosit 6,3 4,7-6,1.106/mm3
Leukosit 18,5 4,5-10,5.103/mm3
Trombosit 293 150-450.103U/L
Hitung Jenis
Eosinofil 0 0-6%
Basofil 0 0-2%
Netrofil Batang 0 2-6
Netrofil Segmen 81 5-70%
Limfosit 14 20-40%
Monosit 5 2-8%
Kimia Klinik
Hati dan empedu
Protein Total 6.8 6,4 – 8,3 g/dL
Albumin 3,70 3,5-5,2 g/dL
Globulin 3,00 <45 U/L
SGOT 14 <31
SGPT 20 <34
Elektrolit
Natrium 143 135-145 mmol/L
Kalium 4,2 3,5-4,5 mmol/L
Klorida 101 90-110 mmol/L
Ginjal- Hipertensi
Ureum 33 13-43 mg/dL
Kreatinin 0,70 0,67-1,17 mg/dL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Thorax X-Ray
16 April 2016
Kesan: Cor: kesan
membesar.
Pulmo: tak tampak infiltrat
Kesimpulan: cardiomegali
DIAGNOSIS
- Hospital acquired
Diagnosis pneumonia
Banding - Tuberkulosis
- Efusi Pleura
+ post craniotomi
DIAGNOSIS
Hospital acquired
pnemonia + post
craniotomy
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Terapi nutrisi (tinggi kalori tinggi protein,
makanan berserat)
Suportif O2 2 liter/ menit via nasal kanul (intermitten)
Kultur Mo
PROGNOSIS
kasus Teori
•Pasien juga mengeluhkan
batuk berdahak disertai
sesak napas yang semakin
lama semakin memberat.
Pasien juga mengeluhkan
adanya demam naik turun •Sesuai dengan teori bahwa
dan keluhan nyeri dada. gejala khas pada PN adalah
demam, menggigil,
berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau
menghasilkan sputum
berlendir, purulen, atau
bercak darah), sakit dada
karena pleuritis dan sesak.
Gejala umum lainnya adalah
pasien lebih suka berbaring
pada sisi yang sakit dengan
lutut tertekuk karena nyeri
dada
kasus Teori
•Pada pemeriksaan fisik paru
anterior dan posterior didapatkan
adanya peningkatan usaha napas
serta pada palpasi nyeri tekan dan
pada auskultasi adanya bunyi
tambahan ronkhi pada paru.
•Sesuai dengan teori bahwa
adanya peningkatan usaha napas,
dan penemuan rhonki pada
auskultasi paru. Takipneu
merupakan tanda klinis yang
spesifik terhadap pneumonia.
Dalam penelitian oleh Leventhal
tidak adanya takipneu dapat
bermanfaat untuk menyingkirkan
pneumonia dan adanya takipneu
meningkatkan kemungkinan
pneumonia. Leventhal
melaporkan jika tidak ditemukan
takipneu, rhonki dan penurunan
suara napas maka 100% dapat
mengeksklusi pneumonia.
kasus Teori
•Dari hasil pemeriksaan
darah juga didapatkan
adanya leukositosis yang
menunjukkan adanya
infeksi bakteri
•Sesuai teori bahwa pada
kasus pnemonia
Leukositosis umumnya
menandai adanya infeksi
bakteri; leukosit
normal/rendah dapat
disebabkan oleh
virus/mikoplasma atau
pada infeksi yang berat
sehingga tidak terjadi
respons leukosit, orang tua
atau lemah. Leukopenia
menunjukkan depresi
imunitas.
kasus Teori
•Pasien merupakan
seorang perokok •merokok
aktif sejak umur 18 merupakan
tahun dengan penyebab sebagian
kebiasaan merokok besar kanker paru
3 bungkus perhari. dimana perokok
berat (> 20
bungkus/tahun)
memiliki risiko
kanker paru
kasus seumur hidup
sebesar 10%, 10-
Teori
30 kali lebih besar
daripada bukan
perokok
•Palpasi: vokal fremitus
pada dada kiri menurun
•Perkusi :redup pada dada •Semua abnormalitas yang
kiri ditemukan pada pasien
• auskultasi :suara disebabkan karena
vesikuler yang menurun adanya timbunan cairan
pada dada kiri pada rongga pleura kanan
serta kolapsnya paru
akibat obstruksi yang
ditimbulkan massa dan
kompresi dari cairan efusi
kasus
Teori
•Pemberian
antibiotik
meropenem •sesuai dengan teori bahwa
pada PN onset lanjut dengan
patogen MDR dapat diberikan
antibiotik Sefalosporin
antipseudomonal (Sefepim,
seftasidim, sefpirom) atau
Karbapenem
antipseudomonal
(Meropenem, imipenem), atau
β-laktam / penghambat β
laktamase (Piperasilin –
tasobaktam) ditambah
Fluorokuinolon
kasus antipseudomonal
(Siprofloksasin atau
levofloksasin), atau Teori
Aminoglikosida (Amikasin,
gentamisin atau tobramisin)
ditambah Linesolid atau
vankomisin atau teikoplanin
TERIMA KASIH