SKENARIO Seorang perempuan AN berusia 22 tahun, sedang kuliah semester 5 public relation ,di sebuah perguruan tinggi swasta terkenal, datang konsultasi ke Poliklinik Psikiatri RSU UKI karena merasa hidup kurang berarti. Di lingkungan rumah kurang bergaul, kalau berteman dan berkegiatan di kampus suka memilih-milih, sulit untuk menerima gagasan atau ide kawan. Kawan-kawannya sering kesal dengan keras kepalanya bahkan yakin semua yang dilakukannya baik dan akan berhasil. Dari hasil pemeriksaan dokter terungkap bahwa AN merasa selama ini tidak ada sebuah kebanggaan dalam dirinya, karena selalu mengalami kegagalan apapun yang dilakukannya. Kawan-kawannya dianggap kurang mendukungnya. walaupun dari segi materi semua tersedia dan orang lain melihat dirinya mempunyai potensi. Hidupnya dirasakan kurang berarti sebagai manusia, bahkan dirasakan Tuhan tidak menolongnya. JAWABLAH DENGAN JUJUR!! SKALA
Dalam banyak aspek, saya merasa 7= Sangat setuju
hidup saya mendekati ideal____ Kondisi hidup saya sekarang 6= setuju sedang bagus___ 5= Agak setuju Saya puas dengan hidup saya___ 4= Ragu-ragu Sejauh ini saya telah mendapat hal-hal penting bagi hidup saya___ 3= agak tidak setuju Seandainya saya dapat mengulang 2= tidak setuju hidup saya, nyaris tidak ada hal yang ingin saya ubah___ 1= sangat tidak setuju
KUESIONER SKORING DAN INTERPRETASI
5-9 = sangat tidak puas dengan hidup
10-14 = tidak puas dengan hidup
15-19 = sedikit tidak puas dengan hidup
20 = netral
21-25 = cukup puas dengan hidup
26-30 = puas dengan hidup
31-35 = sangat puas dengan hidup.
SUBJECTIVE WELL BEING
Didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan
afektif seseorang mengenai kondisi hidupnya. Konsep yang luas. Yang menyangkut pengalaman emosi yang menyenangkan, rendahnya mood yang negatif, dan tingginya kepuasan hidup. PENEMUAN TERKINI
Wilson (1967): Kebahagiaan seseorang berkaitan
dengan: Young, healthy, well-educated, well-paid, extroverted, optimistic, worry-free, religious, married person with high self esteem. Watten, Vassend, Myhrer, dan Syversen (1997) Kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh persepsi subyektif seseorang dalam memandang hidupnya. Tidak terlalu tergantung situasi obyektif. DIMENSI WELL BEING Self acceptance: Bukan narsis. Akan tetapi ia menyadari kegagalan dan keterbatasannya akan tetapi dengan senang hati menerima dirinya apa adanya. Positive Relationship with others: Intimacy, generativity Autonomy: Kemampuan seseorang untuk memilih hal yang ia suka dan mengejar keinginan dan kepercayaannya sendiri. Environmental Mastery: Mampu menggunakan kesempatan yang tersedia di lingkungan bagi dirinya dengan efektif Purpose in life: Kemampuan seseorang untuk menentukan makna dan arah dari pengalaman-pengalaman hidupnya dan menentukan tujuan dari hidupnya Personal Growth: Kemampuan seseorang untuk menyadari potensi dan bakat pada dirinya dan mampu membangun potensi baru. Dikaitkan dengan terbuka terhadap pengalaman baru dan tidak takut menghadapi kesulitan DAMPAK DARI WELL BEING Kepuasan/kebahagiaan terhadap hidup berpengaruh kepada kesehatan, relasi dengan teman dan keluarga. Menurut Seligman (2002): If you want to be happy... ...for an hour, take a nap ...for a day, go fishing ...for a month, get married ...for a year, get an inheritance ...for a lifetime, help someone GANGGUAN DISTIMIK Merupakan bentuk depresi yang lebih ringan dari depresi mayor. Biasanya berawal dari masa kanak-kanak atau remaja. Si penderita merasakan spirit yang buruk atau keterpurukan sepanjang waktu, namun mereka tidak mengalami depresi yang sangat parah. Jika depresi mayor cenderung parah dan terbatas waktunya, gangguan distimik terjadi relatif ringan dan kronis, biasanya berlangsung selama beberapa tahun. Perasaan depresi dan kesulitan sosial terus ada bahkan setelah orang tersebut menampakkan kesembuhan. Memiliki resiko tinggi untuk kambuh lagi. Keluhan mengenai depresi seolah-olah menjadi semacam pelengkap dari kehidupan orang tersebut sehingga sepertinya menjadi bagian tak terpisahkan dari struktur kepribadian mereka. Biasa disebut “Si Pengeluh” atau “Si Perengek”