Anda di halaman 1dari 28

BAGIAN ILMU BEDAH REFERAT I

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2017


UNIVERSITAS PATTIMURA

CEDERA KEPALA

Oleh:
Vicentia Pical (2017-84-020)

Pembimbing:
dr. Ninoy Mailoa, Sp.B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU BEDAH RSUD DR. M. HAULUSSY
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Cedera kepala

Penyebab Kematian Dan Kecacatan

Prognosis pasien cedera kepala akan lebih baik bila


penatalaksanaan dilakukan secara tepat dan cepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
CEDERA KEPALA JARINGAN LUNAK

Cakmekei H. Essentials of trauma: head and spine. Pediatr Radiol. 2009:39; S391-S405
Trauma pada SCALP meliputi:
• Abrasi (excoriasi)
• Laserasi
• Kontusio
• Avulsi
Fraktur Tulang Tengkorak
Klasifikasi fraktur tulang tengkorak dapat dilakukan berdasarkan:

• Gambaran fraktur, dibedakan atas:

– Linier (garis fraktur tunggal)

– Diastase (terjadi pemisahan sutura)

– Comminuted

– Depressed
• Lokasi anatomis, dibedakan atas:

– Konveksitas (kubah tengkorak)

– Basis cranii (dasar tengkorak)

• Keadaan luka, dibedakan atas:

– Terbuka

– Tertutup
Fraktur Basis Cranii
• Fossa anterior
• Fossa media
• Fossa posterior
Fraktur Basis Cranii Fossa Anterior
Manifestasi klinis:

– Anosmia

– Rhinorea

– Ecchymosis periorbita
Fraktur basis cranii fossa media
Manifestasi klinis:

– Ecchymosis pada mastoid (battle’s sign)

– Otorrhea, Hemotympanum

– Kelumpuhan nervus VII atau VIII

– Carotid – cavernosus fistula (CCF)


Fraktur Basis Cranii Fossa Posterior

• Bilateral mastoid ecchymosis/ Battle’s sign


Cedera Otak
Kerusakan primer
• Kerusakan fokal
– Kontusio serebri
– Kontusio ‘intermediate coup’ terletak di antara lesi ‘coup’
dan ‘kontra-coup’
– Laserasi
– Perdarahan intrakranial
• Perdarahan ekstradura
• Perdarahan intradura
Epidural hematom

Subdural hematom4
• Kerusakan menyeluruh (difus)
– Diffuse Axonal Injury (DAI),
Terjadi pada saat benturan, tetapi ada yang memberi batas
waktu dalam 60 menit sejak kejadian (primary axotomy).
Putusnya akson terjadi antara 12-48 jam (secondary
axotomy)
– Diffuse Vascular Injury (DVI),
Biasanya pasien segera meninggal dalam beberapa menit.
Kerusakan Sekunder
Berdasarkan mekanismenya, kerusakan ini dapat dikelompokkan
atas dua yaitu:
a. Kerusakan hipoksik-iskemik menyeluruh (Diffuse hypoxic-
ischemic damage)
b. Pembengkakan otak menyeluruh (Diffuse brain swelling)
Diffuse hypoxic-ischemic damage
(Sudah berlangsung pada saat antara terjadinya trauma dan awal
pengobatan)
• Kerusakan ini timbul karena:
– Hipoksia: penurunan jumlah O2 dalam alveoli
– Iskemia: berhentinya aliran darah
– Obstruksi jalan napas
– Cedera thoraks
– Spasme arteri
Diffuse brain swelling
Terjadi karena peningkatan kandungan air dalam jaringan otak
atau peningkatan volume darah (intravaskuler), atau kombinasi
keduanya

Edema Otak
Penatalaksanaan Penderita Cedera Kepala

Sesuai ATLS (Advanced Trauma Life Support)


• Primary Survey (ABCDE)
• Secondary survey
ATLS (Advanced Trauma Life Support)

Airway (jalan napas)


membersihkan jalan napas dengan memperhatikan kontrol servikal

Bersihkan jalan napas dari segala sumbatan

dipasang mayo (gudle),


Breathing
Evaluasi fungsi ventilasi (Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

Circulation
Kelas I Kelasi II Kelas III Kelas IV
Kehilangan 750 cc 750-1500 cc 1500-2000 cc >2000 cc
darah
Denyut nadi <100 100-120 120-140 >140
Tekanan sistolik normal normal menurun Menurun
Tekanan nadi Normal menurun menurun Menurun
meningkat
Frekuensi napas 14-20 20-30 30-40 >35
Urine output >30 20-30 5-15 Tidak ada
SSP Agak gelisah Cukup gelisah Sangat gelisah Lethargi
Resusitasi kristaloid kristaloid Kristaloid dan Kristaloid dan
cairan inisial darah darah
Disability
• GCS setelah resusitasi
• Bentuk, ukuran dan reflex cahaya pupil
• Menilai kekuatan motorik

Exposure
• Pemeriksaan teliti dari kepala sampai kaki untuk
mencari cedera yang lain
Secondary survey
• Dilakukan evaluasi terhadap adanya tanda-tanda
trauma eksternal seperti kontusio jaringan, ekimosis,
laserasi atau pembengkakkan jaringan lunak.
Tatalaksana Medikamentosa
untuk Cedera Kepala
• Cairan intravena
• Manitol
Tindakan Emergensi
• Burr Hole
Salah satu tindakan diagnostik, terutama pada tempat
yang tidak memiliki fasilitas radiodiagnostik. Pada saat
yang bersamaan, jika hasilnya memang terdapat lesi
EDH ataupun SDH dapat dilakukan dekompresi segera

• Kraniotomi Evakuasi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
• Cedera kepala bisa menyebabkan kematian tetapi juga

penderita bisa mengalami penyembuhan total.

• Terjadinya cedera kepala, kerusakan dapat terjadi dalam dua

tahap, yaitu cedera primer dan cedera sekunder

• Prinsip penanganan awal meliputi primary survey dan

secondary survey
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai