Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN MONETER &

PERBANKAN
- AKHMAD REZA ABDILLAH
- LUTHFIL CHULUQ
- HERLIES ERVIANA DEWI
- HUMAIDAH HAYATUN THOYIBAH
- WIWIN KURNIAWATI
Suku bunga acuan
 Penjelasan BI Rate sebagai Suku Bunga Acuan
Definisi
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik.
Fungsi
 BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan
Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan
Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang
untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.
 Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku
bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB
ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan.
 Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank
Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia
akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah
sasaran yang telah ditetapkan.
 Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan
memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day
Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016. Selain BI Rate yang
digunakan saat ini, perkenalan suku bunga kebijakan yang baru ini tidak mengubah
stance kebijakan moneter yang sedang diterapkan.(www.bi.go.id2018)
Dirut BRI minta BI tahan suku bunga
acuan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ( BRI) Suprajarto
berharap Bank Indonesia ( BI) tidak menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days
Reverse Repo Rate.
BRI berharap Bank indonesia tidak menaikan suku bunga acuan BI 7 Days
Reverse Repo rate di karenakan Bank Sentral AS The Federal Reserve telah
menaikkan suku bunga acuannya.
Pada April 2018, BI menetapkan mempertahankan BI 7-Days Reverse Repo
Rate pada angka 4,25 persen dengan suku bunga penyimpanan dana di BI
atau Deposit Facility Rate tetap sebesar 3,5 persen dan suku bunga
penyediaan dana dari BI (Lending Facility Rate) tetap 5 persen. Kebijakan
tersebut di keluarkan dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan di tengah meningkatnya tekanan eksternal,
BI akan fokus menjaga stabilitas perekonomian sebagai landasan utama
terciptanya pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan.(KOMPAS2018)
Menurut kami dilihat dari kondisi ekonomi global dalam track membaik jadi
alangkah baiknya jika BI tidak menaikan suku bunga acuan, karena bank
sentral AS the federal reserve telah menaikan suku bunga acuannya jadi jika
keduanya sama" menaikkan bunga acuannya, hal ini menyebabkan BRI akan
sedikit berpengaruh. Saat ini melihat bahwa pertumbuhan ekonomi masih tetap
solid. Ditopang kondisi domestik dan eksternal yang masih baik. Domestik baik,
didukung investasi tumbuh dengan baik. Investasi dalam bentuk bangunan dan
non bangunan baik. Bangunan tumbuh ditopang proyek infrastruktur. Jadi lebih
baik jika BI tetap menahan suku bunga acuannya.
○Inflasi di indonesia sudah rendah 3,35 persen tahun lalu, BI rate harus turun
secara bertahap karena rupiah saat ini bergerak menguat. Alasan inilah yang
sebelumnya menjadi pegangan BI kuat mempertahankan suku bunga
acuannya. BI akan tetap menjadikan inflasi sebagai acuan utama untuk
menentukan kebijakan suku bunga. Inflasi domestik kemungkinan masih terjaga
karena pemerintah berkomitmen untuk tidak menaikkan tarif listrik maupun
harga bahan bakar minyak (BBM). Dengan inflasi yang terkendali, maka belum
ada alasan bagi BI untuk mengubah suku bunga acuan. Apalagi ada potensi
tekanan terhadap nilai tukar rupiah setelah The Federal Reserve/The Fed benar-
benar menaikkan suku bunga. BI akan berada di pasar untuk menjaga stabilitas
nilai tukar rupiah. Jadi, kenaikan suku bunga acuan akan tertunda. Hal tersebut
di karenakan BI ingin menjaga stabilitas makro ekonomi bangsa indonesia.
Pemerintah akan terus berupaya untuk terus menjaga stabilitas
perekonomian nasional. Walaupun saat ini dinamika ekonomi global
bergerak gradual dan terkadang tidak terprediksi, namun pemerintah
melalui BI akan terus menjaga agar faktor global tersebut tidak terlalu
menekan perekonomian nasional.Cara yang dilakukan oleh BI adalah
dengan terus meningkatkan koordinasi dengan multi stakeholder seperti
yang tergabung dalam Komite Kebijakan Sistem Keuangan ( KKSK ) dan
terus melakukan bauran kebijakan makro ekonomi. Sebagai contoh untuk
mewujudkan stabilitas keuangan domestik adalah menaikkan suku bunga
seven days repo rate sebesar 25 basis poin (bps). kebijakan ini menjadi bukti
bahwa pemerintah benar-benar komitmen untuk menjaga ekonomi
nasional membaik. Pihaknya tidak ingin ada pertumbuhan ekonomi yang
tinggi namun selang dua - tiga tahun berikutnya drop. Hal itu dianggapnya
akan mengancurkan sistem perekonomian yang dibangun dengan susah
payah. Jadi saat ini pertumbuhan ekonomi sedikit membaik karena Bi telah
manahan suku bunga acuannya.

Anda mungkin juga menyukai