Anda di halaman 1dari 39

Dengue Hemoragik Fever,

Congestive Heart Failure


DIPRESENTASIKAN OLEH : DERAJAT FAUZAN NARDIAN
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. M
Usia : 49 tahun
No RM : 1803116821
Alamat : Sambu, Simo
Agama : Islam
Suku : Jawa
Warga Negara : Warga Negara Indonesia (WNI)
Pekerjaan : Petani
Status pernikahan : Menikah
anamnesis
Keluhan Utama : Demam

Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Keluhan demam dirasakan tidak
terlalu tinggi dan naik turun. Keluhan demam disertai dengan nyeri perut dan sakit kepala.
Pasien sudah meriksakan sakitnya ke dokter dan diberikan obat penurun panas tapi dirasakan
belum membaik. Pasien juga mengeluh sedikit sesak, mual, dan diare 5x sehari sejak 1 hari. BAB
cair tanpa ampas. BAK pasien tidak ada keluhan. Pasien mengaku hanya makan dan minum
sedikit karena mual.
RPD
◦ Keluhan serupa : disangkal
◦ Riwayat hipertensi : disangkal
◦ Riwayat DM : disangkal
◦ Riwayat asma : disangkal

RPK
◦ Riwayat hipertensi : disangkal
◦ Riwayat DM : disangkal
◦ Riwayat asma : disangkal

RPSOS
◦ RPSos : pasien sehari-hari bekerja sebagai petani, kini semenjak sakit pasien tidak bekerja, tetangga
tidak ada yang menderita keluhan serupa.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sesak
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
◦ Tekanan Darah : 100/60 mmHg
◦ Nadi: 88 x/menit
◦ RR: 22x/menit
◦ Temp: 37.8 C
Kepala leher:
Mata : Reflek pupil +/+ , Pupil isokor 2mm/2mm , konjunctiva anemis -/-, ikterus -/-.
◦ THT :
Telinga: sekret (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : dbn
◦ Bibir: sianosis (-)
◦ pembesaran KGB (-)
Thorax:
◦ Pulmo:
◦ Inspeksi : simetris, retraksi (-)
◦ Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri
◦ Perkusi : sonor di seluruh lapang paru
◦ Auskultasi: Vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-,
◦ Cor:
◦ Inspeksi: tak tampak ictus cordis
◦ Palpasi: ictus cordis tidak kuat angkat
◦ Perkusi: Batas jantung
Kanan atas SIC II LPSD
Kanan bawah SIC V LPSD
Kiri atas SIC II LPSS
Kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMCS
◦ Auskultasi: S1 > S2, regular, murmur (+) di LPSD dan LPSS, gallop –
Abdomen:
Inspeksi : datar
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Perkusi : Timpani, tes pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : Supel, undulasi (-), nyeri tekan (+) epigastrium
Hepar : Liver span meningkat tepi tumpul permukaan rata
Lien : Tidak teraba
Ekstrimitas :
◦ Superior : KM 5/5, RF +/+, RP -/-, tonus N/N, trofi eu/eu, edem -/-
◦ Inferior : KM 5/5, RF +/+, RP -/-, tonus N/N, trofi eu/eu, edem -/-
Pemeriksaan penunjang
Cek Ig G/Ig M 23/3/2018
Ig G (+)
Ig M (-)

Hasil Rontgen Thorak PA 24/3/18


-Cardiomegali CTR 0,6
-Gambaran Pnumonia
EKG 22/3/18
Diagnosis
Dengue Hemoragik Fever
Congestive Heart Failure
terapi
02 3 LPM
Inf RA 20 tpm
Inj Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Inj Furosemid 1 amp/12 jam
Inj Ondansentron 1 amp/8jam
Inj Ranitidin 1 A/12 jam
P.O PCT 3 x 500 mg
P.O Attapulgit 3x1 tab
Monitoring
◦ Keadaan umum
◦ Vital Sign
◦ Urin Output
◦ Glukosa darah
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
FOLLOW UP
TINJAUAN PUSTAKA
DHF
Definisi
Dengue Fever (DF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus (Arthropod-borne viruses) artinya virus yang di tularkan melalui gigitan
arthropoda misalnya nyamuk aedes aegypti (betina).
Patofisiologi DHF
- Aktifnya sel mast dan mediator inflamasi
- meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah (kapiler),
- perembesan atau kebocoran plasma
- volume plasma berkurang
- trombosit berkurang (trombositopenia) > perdarahan
- terjadinya hipotensi (tekanan darah rendah) > syok
- hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit > 20 %)
Gejala Klinis
a. Demam
Demam mendadak disertai dengan gejala klinis yang tidak spesifik seperti anoreksia, lemah,
nyeri pada punggung, tulang sendi dan kepala. Pada umumnya gejala klinik ini tidak
mengkhawatirkan. Demam berlangsung antara 2-7 hari kemudian turun.
b. Perdarahan
Umumnya muncul pada hari kedua sampai ketiga demam bentuk perdarahan dapat berupa uji
rumple leed positif, petechiae, purpura, echimosis, epistasis, perdarahan gusi dan yang paling
parah adalah melena.
c. Hepatomegali
Hati pada umumnya dapat diraba pada pemulaan demam, kadang-kadang juga di temukannya
nyeri, tetapi biasanya disertai ikterus.
e. Trombositopenia
Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit, apabila dibawah 150.000/mm3
biasanya di temukan di antara hari ketiga sampai ketujuh sakit.
f. Kenaikan Nilai Hematokrit
Meningkatnya nilai hematokrit merupakan indikator yang peka terhadap terjadinya shock
sehingga perlu di lakukan pemeriksaan secara periodik.
g. Gejala Klinik Lain
Gejala Klinik Lain yang dapat menyertai penderita adalah epigastrium, muntah-muntah, diare
dan kejang-kejang (Depkes ,2006)
Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan hematokrit (Ht) : ada kenaikan bisa sampai 20%, normal: pria 40-50%; wanita 35-
47%
b. Uji torniquit: caranya diukur tekanan darah kemudian diklem antara tekanan systole dan
diastole selama 10 menit untuk dewasa dan 3-5 menit untuk anak-anak. Positif ada butir-butir
merah (petechie) kurang 20 pada diameter 2,5 inchi.
c. Ig G dan Ig M
c. Tes serologi (darah filter)
d. Isolasi virus
CHF
DEFINISI
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana seorang pasien harus memiliki
tampilan berupa: Gejala gagal jantung (nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau saat
melakukan aktifitas disertai / tidak kelelahan); tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema
pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istrahat
(PERKI, 2015).
KLASIFIKASI
KRITERIA DIAGNOSIS

Kriteria mayor : Kriteria minor :


Paroksismal nokturnal dispneu Edema ekstremitas
Ronki paru Batuk malam hari
Edema akut paru Hepatomegali
Kardiomegali
Dispnea d’effort
Gallop S3
Efusi pleura
Distensi vena leher
Takikardi (120 x/menit)
Refluks hepatojugular
Kapasitas vital berkurang 1/3 dari normal
Peningkatan tekanan vena jugularis

KRITERIA MAYOR DAN MINOR : PENURUNAN BERAT BADAN ≥ 4,5 KG DALAM 5


HARI PENGOBATAN. DIAGNOSIS GAGAL JANTUNG DITEGAKKAN DENGAN DUA
KRITERIA MAYOR ATAU SATU KRITERIA MAYOR DAN 2 KRITERIA MINOR.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
EKG
RO THORAKS
CT SCAN
EKOKARDIOGRAFI
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGI
Anjuran umum :
◦ Edukasi mengenai hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
◦ Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahakan agar dapat dilakukan seperti biasa. Sesuaikan kemampuan fisik
dengan profesi yang masih bisa dilakukan.
◦ Gagal jantung berat harus menghindari penerbangan panjang.
Tindakan Umum :
◦ Diet (hindarkan obesitas, rendah garam 2 g pada gagal jantung ringan dan 1 g pada gagal jantung berat, jumlah
cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
◦ Hentikan rokok
◦ Hentikan alkohol pada kardiomiopati. Batasi 20-30 g/hari pada yang lainnya.
◦ Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu selama 20-30 menit atau sepeda statis 5 kali/minggu
selama 20 menit dengan beban 70-80% denyut jantung maksimal pada gagal jantung ringan dan sedang).
◦ Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan eksaserbasi akut.
FARMAKOLOGI
Penghambat ACE, Antagonis Angiotensin II, diuretik, Antagonis aldosteron, β-blocker, vasodilator lain,
digoksin, obat inotropik lain, anti-trombotik, dan anti-aritmia.
komplikasi
Atrial aritmia
Ventrikel aritmia
Thromboemboli
TATALAKSANA DHF DENGAN CHF
Pasien dengan DHF dapat memicu muncul atau bertambah parahnya berbagai factor komorbid
seperti CHF dan edema pulmoner. Pada pasien DHF adanya demam, takikardia, dan
meningkatnya kebutuhan metabolism tubuh dapat menyebabkan dekompensasi fungsi jantung.

Prinsip terapi pasien DHF dengan CHF adalah tetap memberikan cairan sesuai kebutuhan namun
jangan sampai pasien mengalami fluid overload. Diperlukan monitoring ketat pada
keseimbangan cairan, keadaan klinis, hematocrit dan analisa gas darah. Diuretik dapat diberikan
saat kondisi hemodinamik stabil (WHO, 2012).
TERIMAKASIH
Davis RC, Hobbs FDR, Lip GYH. 2000. ABC of heart failure: History and epidemiology. BMJ.
Depkes RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Klinis Infeksi Dengue Di sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
Figueroa, Michael S., Jay I Peter. 2006. Congestive Heart Failure: Diagnosis, Pathophysiology, Therapy, and
Implications for Respiratory Care.
Grady KL, Dracus K, Kennedy G. 2000. Team management of patients with heart failure. The Cardiovascular
Nursing Councils of The American Heart Assiciation Circulation.
Hauser K, Longo B, Jameson F. 2005. Harrison’s principle of internal medicine. Ed XVI.
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta: PB
PERKENI.
PERKENI. 2015. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB
PERKENI.
PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung.
Soegijanto.S, 2004. Demam Berdarah Dengue, Dalam:Tinjauan dan Temuan Baru di era 2003, Airlangga University
Press, Surabaya.
Sri Rejeki H.Hadinegoro. 2001. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia, DKKS RI Direktorat Jendral
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
World Health Organization-South East Asia Regional Office. 2011. Comprehensive Guidelines for Prevention and
Control of Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever. India: WHO
World Health Organization. 2012. Handbook for Clinical Management of Dengue. WHO: Geneva.

Anda mungkin juga menyukai