Anda di halaman 1dari 36

Presentasi Kasus

Oleh:
Rikka Wijaya, S.Ked
Syah Fitri, S.Ked

Pembimbing:
dr. Suprapti, Sp.PD

Bagian Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit DR. Mohammad Hoesin Palembang
1
2018
OUTLINES

PENDAHULUAN

ANALISIS KASUS

TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MASALAH
2
PENDAHULUAN
EFUSI PLEURA • Keganasan
• Bakteri Transudat
penimbunan cairan didalam rongga pleura akibat
• Virus
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari
• Jamur Eksudat
permukaan pleura
• Gagal jantung kongestif
• Sirosis hati

insufisiensi pernafasan dan juga dapat


mengakibatkan gangguan pada jantung
dan sirkulasi darah

PLEURA
membran tipis, halus, dan licin yang
membungkus dinding anterior toraks dan
permukaan superior diafragma
3
STATUS PASIEN
Identifikasi

Nama : Tn. YBU


Umur : 49 tahun
Jenis Kelamin :Laki-Laki
Agama :Islam
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sukarami, Palembang
No. Med Rec : 1032416
Tgl masuk RS : 22 Mei 2018

Autoanamnesis (dilakukan pada tanggal 22 Mei 2018)


Keluhan Utama:
Sesak nafas semakin memberat sejak ± 5 jam sebelum masuk rumah sakit
4
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
 Sejak ± 2 minggu SMRS, pasien mengeluh batuk terus menerus, pasien mengaku dahak
batuk sebanyak ± setengah gelas belimbing per hari batuk tidak berdahak (-), batuk tidak
berdarah (-), nyeri dada (-), pilek (-), sembab pada seluruh tubuh (-), demam (-), nyeri
kepala (-), mual dan muntah (-), BAK dan BAB tidak ada keluhan, penurunan nafsu makan
(+), penurunan berat badan (+). Pasien belum pernah berobat dan belum dapat
pengobatan
 ± 1 minggu SMRS pasien mengeluh sesak nafas yang semakin hari semakin memberat
tanpa dipengaruhi aktivitas, cuaca, dan emosi. Sesak nafas tidak dipengaruhi posisi, tidak
disertai mengi, nyeri dada (-). Pasien juga mengaku keluhan batuk semakin memberat,
dahak batuk sebanyak ± satu gelas belimbing perhari, batuk berdahak (-), batuk berdarah
(-), pilek (-), demam (-), nyeri kepala (-), sembab pada seluruh tubuh (-), mual dan
muntah (-), nafsu makan menurun, penurunan berat badan 10 kg dari berat badan 50 kg
dalam satu bulan terakhir. Pasien merasakan dari celana pasien yang semakin longgar. BAK
dan BAB tidak ada keluhan. Pasien belum pernah berobat dan belum dapat pengobatan.
5
 Sejak ± 5 jam SMRS pasien mengeluh sesak nafas semakin hebat disertai batuk yang
bertambah parah. Sesak nafas Sesak nafas tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai mengi,
nyeri dada (-). Pasien juga mengaku keluhan batuk semakin memberat, dahak batuk
sebanyak ± satu gelas belimbing perhari, batuk berdahak (-), batuk berdarah (-), pilek (-),
demam (-), nyeri kepala (-), sembab pada seluruh tubuh (-), mual dan muntah (-), nafsu
makan menurun, penurunan berat badan Pasien mengaku lemas, mata berkunang-kunang
(+), sempoyongan (+). Pasien dibawa ke RS Charitas Palembang dan dilakukan rongten
thorax dengan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kumpulan cairan pada lapisan paru.
Pasien kemudian dirujuk ke IGD Rs. Mohammad Hoesin Palembang.

6
LAPORAN KASUS
Riwayat penyakit dahulu dan kebiasaan :
• Riwayat TB sebelumnya (-)
• Riwayat kontak TB (-)
• Riwayat minum obat 6 bulan (-)
• Riwayat Asma (-)
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Diabetes Melitus (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat merokok selama 20 tahun (1 bungkus per hari)

RPK : Riwayat penyakit TB dalam keluarga disangkal.


Kesan Sosial ekonomi : Status ekonomi menengah kebawah
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang • BB : 50 kg
• Kesadaran : Compos mentis • TB : 155 cm
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
Pemeriksaan • Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup,
Fisik •
tegangan kuat.
Frekuensi pernafasan : 30x/menit, abdomino-torakal.
7
• Suhu : 36.5oC
LAPORAN KASUS

Keadaan spesifik
Kepala : Normosefali, simetris, warna rambut hitam kecoklatan, alopesia (-)
Mata : Edema palpebra (-), konjungtiva palpebra pucat(-), sclera ikterik (-), exophthalmus (-)
Hidung : deviasi septum asal (-), sekret (-)
Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (-), sariawan (-) , gusi berdarah (-), lidah berselaput (-),
atrofi papil (-), Tonsil T1-T1, faring hiperemis (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB(-)

8
LAPORAN KASUS

Thoraks Jantung
Inspeksi :Iktus cordis tidak terlihat
Inspeksi : Barrel chest (-), venektasi (-),
Palpasi :Iktus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis
Perkusi : Batas jantung atas ICS II sinistra
Paru-Paru
Batas jantung kiri linea midklavikularis ICS
Inspeksi : Statis dan dinamis paru kanan tertinggal, paru kiri
sinistra
normal, retraksi dinding dada (-/-)
Batas jantung kanan sulit dinilai
Palpasi : Stem fremitus kanan menurun, nyeri tekan (-), Stem
Auskultasi : HR=88 x/menit,ireguler, murmur (-), gallop (-)
fremitus normal di lapangan kiri, nyeri tekan (-), sela iga
kanan kiri tidak melebar.
Perkusi : Redup mulai dari ICS II kebawah pada lapang paru kanan, Abdomen
sonor di seluruh lapangan paru kiri, nyeri ketok (-/-). Inspeksi : Datar, jaringan parut (-), venektasi (-), caput
Auskultasi : Vesikuler menurun pada lapang paru kanan, rhonki (-), medusae (-), striae (-)
wheezing (-). Vesikuler normal (+) diseluruh lapang paru kiri, Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
rhonki (-), wheezing (-). tekan suprapubik (-), ballotement (-)
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal

9
Pemeriksaan Foto Rotgen Thorax
Di RS Charitas
(Tanggal 14 Juni 2018)

10 Kesan: Efusi pleura masif kanan


Pemeriksaan Sputum BTA
Pemeriksaan Sputum BTA (25 Juni 2018)
BTA I (sewaktu) : - (negatif)
BTA II (pagi) : - (negatif)
BTA III (sewaktu) : - (negatif)

Hasil Laboratarium
Hemoglobin : 13,6 g/dL (N: 13.48 – 17.40)
Eritrosit (RBC) : 5,18x 106/mm3 (N: 4.40 – 6.30)
Leukosit (WBC) : 7,4 x 106/mm3 (N: 4.73 – 10.89)
Hematokrit : 20% (41 – 51)
Trombosit (PLT) : 337 x 103/µl (N: 170 – 396)
Diff. Count : 0/1/72/18/9 (N: 0-1/1-6/50-70/20-40/2-8)
11
Analisis Cairan Pleura

12
Pemeriksaan Imunoserologi
 Penanda tumor marker
Hasil Nilai rujukan
Cyfra 21-1 7,06 <2,08

13
Pemeriksaan Patologi Anatomi
 Makroskopik : terima cairan volume 500 cc, warna merah
kehitaman
 Kesan : Mesotel reaktif pada sitologi cairan pleura

14
LAPORAN KASUS (con’t)
Diagnosis Banding Tatalaksana
• - Efusi Pleura Dextra ec malignancy
• - Efusi Pleura Dextra ec pleuritis TB Nonfarmakologi
• Tumor paru kanan • Bedrest
Diagnosis Sementara • Edukasi
• Efusi Pleura Dextra ec malignancy • 02 4L/m via nasal kanul
Rencana Pemeriksaan Farmakologis
• Analisa cairan pleura • IVFD Nacl 0,9% 500cc gtt XX/m (makro)
• Gene Expert • Omeprazolle 1x40 gr
• Ceftriaxon 2x1 gr
• Prognosis • Metronidazole 3x50 g
– Quo ad vitam : dubia ad bonam • Paracetamol 500 mg p.o (bila suhu melebihi
– Quo ad functionam : dubia ad bonam 38,5 ºC)
– Quo ad sanationam : dubia ad bonam
15
TINJAUAN PUSTAKA
1. Efusi Pleura
2. Keganasan Paru

16
EFUSI PLEURA

Rongga pleura
EFUSI PLEURA Cairan ± 0,3 ml kg-1
suatu keadaan dimana terdapat Protein ± 1 g dl-1
penumpukan cairan dari dalam kavum Eskresi cairan ± 0,01
pleura diantara pleura parietalis dan ml kg-1 jam-1
pleura viseralis dapat berupa cairan Drainase limfatik ±
transudat atau cairan eksudat 0,20 ml kg-1 jam-1

17
FISIOLOGI

Normal = dibentuk
secara lambat sebagai Cairan masuk ke
filtrasi melalui pembuluh rongga pleura masuk
darah kapiler melalui sel mesotelial

Filtrasi terjadi karena


perbedaan tekanan Cairan masuk melalui
osmotik plasma dan pembuluh limfe
jaringan intersisial sekitar pleura
18
submesotelial
EFUSI PLEURA (con’t)
Etiologi
 Transudatif; berisi cairan bening
 Eksudatif; berisi cairan keruh
 terjadi kalau faktor sistemik yang
 terjadi jika faktor lokal yang
mempengaruhi pembentukan dan
mempengaruhi pembentukan dan
penyerapan cairan pleura mengalami
penyerapan cairan pleura mengalami
perubahan.
perubahan.

 Darah (Hemothorax)
 Terjadi akibat trauma dada

19
EFUSI PLEURA (con’t)
Etiologi
 Transudatif
 Eksudatif
 Gangguan kardiovaskuler
 Virus
 Hipoalbumiemia
 Mikosis
 Hidrothorax hepatik
 Bakteri piogenik
 Meig’s Syndrome
 Fungi
 Tuberculosis
 Neoplasma

20
PATOFISIOLOGI
EFUSI PLEURA

Penyakit non paru Peradangan

Peradangan  peningkatan permeabilitas


Gagal jantung Kongestif, sirosis, SN pembuluh darah  sel mesotelial menjadi
bulat  terjadi pengeluaran cairan kedalam
pleura

TRANSUDAT EKSUDAT
PATHWAY

22
DIAGNOSIS
rasa penuh dalam dada atau
Sesak dispneu

Nyeri dada Nyeri dada pleuritik atau nyeri


Anamnesis tumpul

Demam, menggigil, dan nyeri dada


Gejala penyakit pleuritis (pneumonia), panas tinggi
(kokus), subfebril (tuberkulosisi),
penyebab banyak keringat, batuk, banyak riak
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Pengembangan paru Palpasi Auskultasi
menurun, gerakan Perkusi
dada sisi sakit Perkusi pekak pada sisi Bunyi napas
tertinggal, tampak Stem fremitus yang sakit vesikuler menurun
lebih cembung menurun
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Foto
Thoraks PA
Ditemukan permukaan cairan yang
terdapat dalam rongga pleura akan
membentuk bayangan seperti
kurva, dengan permukaan daerah
lateral lebih tinggi dari pada bagian
medial, tampak sudut
kostrofrenikus menumpu
TORAKOSINTESIS
Pelaksanaannya sebaiknya dengan
Aspirasi cairan pleura selain bermanfaat posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada
untuk memastikan diagnosis, aspirasi bagian bawah paru sela iga garis
juga dapat dikerjakan dengan tujuan aksilaris posterior dengan jarum
terapeutik. abbocath nomor 14 atau 16.
Pengeluaran cairan pleura sebaiknya
tidak melebihi 1000-1500 cc pada
setiap aspirasi.

Untuk diagnosis efusi pleura dapat pula


dilakukan:
• Sitologi
• Bakteriologi
• Biopsi pleura
Diagnosis Banding
1. Tumor paru
2. Pneumonia
3. Pneumothorak
4. Fibrosis paru

27
TATALAKSANA
Terapi penyakit dasarnya antibiotika dan
terapi paliatif.
• Jika jumlah cairannya sedikit
pengobatan terhadap penyebabnya.
• Jika jumlah cairannnya banyak 
menyebabkan penekanan maupun sesak
nafas,  drainase

Drainase dapat dilakukan dengan:


• Torakosintesis
• Pemasangan WSD
• Pleurodesis
KEGANASAN PARU
 Definisi
tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas atau
epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel
yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan
yang normal.
 Etiologi
 Paparan zat karsinogen
 Polusi udara
 Genetik
 Paparan radiasi

29
KEGANASAN PARU (con’t)
 Manifestasi klinis
 Lokal
batuk, hemoptisis, mengi/ stridor
 Invasi lokal
nyeri dada, sesak nafas karena efusi pleura, tamponade atau
aritia akibat invasi ke perikardium
 Sindroma paraneoplastik

30
KEGANASAN PARU (con’t)
 Pemeriksaan diagnostik
1. Radiologi
2. Bronkhografi
3. MRI
4. BiopsiTTB
5. Torakoskopi

31
KEGANASAN PARU (con’t)
 Klasifikasi
Klasifikasi histologi kanker paru menurutWHO tahun 1999 adalah sebagai berikut:10
1. Squamous carcinoma ( epidermoid carcinoma )
2. Small cell carcinoma
3. Adenocarcinoma
4. Large cell carcinoma
5. Adenosquamous carcinoma
6. Carcinoma wirh pleomorphic, sarcomatoid atau sarcomatous with elements
7. Carcinoid tumours
8. Salivary gland type carcinoma
9. Unclassified carcinoma

32
ANALISIS KASUS

33
ANALISIS KASUS
Batuk kronik -> TB paru, PPOK, pertussis,
Batuk terus meneurs 2 manifest keganasan paru
minggu SMRS
batuk terus menerus semakin memberat, dahak batuk sebanyak
± satu gelas belimbing perhari, batuk berdahak (-), batuk
berdarah (-)
Sesak nafas yang dialami os merupakan sesak
Sesak yang semakin nafas kronik dan progresif  gangguan paru
/ jantung/ dan ginjal
memberat 1 minggu SMRS EFUSI PLEURA
Ec. Susp.
sesak tidak dipengaruhi aktivitas, cuaca dan emosi, sesak tidak Asma  tidak ada riwayat asma dan
membaik dengan istirahat,
Malignancy dd/ TB
temuan wheezing paru
Ginjal / jantung  sesak yang tidak
dipengaruhi aktivitas, tidak ada riwayat darah
tinggi

Batuk, keringat malam, dan DD dapat disingkirkan


penurunan berat badan Susp. Malignancy
34
dd/ TB paru
ANALISIS KASUS
Statis dan dinamis paru kanan
INSPEKSI tertinggal, paru kiri (+) normal,
retraksi dinding dada (-/-)

Stemfremitus kanan menurun


PALPASI dibanding paru kiri

pada kedua lapangan paru, nyeri ketok (-


PERKUSI /-), batas paru hepar ICS V, peranjakan 1
sela iga
EFUSI PLEURA
Vesikuler menurun pada paru kanan, paru Ec. malignancy
AUSKULTASI kiri vesikuler (+) normal, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
RADIOLOGI Kesan: efusi pleura

TORAKOSINTESIS Kecoklatan- keruh

KONFIRMASI TB Pemeriksaan Sputum BTA : negatif


IMUNOSEROLOGI
Peningkatan marker Cyfra 21-1 : 7,06 (nilai rujukan : <2,08)
(PENANDA TUMOR) 35
TATALAKSANA Sesuai etiologi dan tindakan WSD (bila perlu)
TERIMAKASIH

36

Anda mungkin juga menyukai