Anda di halaman 1dari 12

Journal reading

Syphilis: Prevalence in a Hospital in


Lisbon

Ahmat Tasnim
1110311033

Preseptor
Dr. Gardenia Akhyar, Sp. KK
Pendahuluan
 Sifilis  PMS  Spirochete Treponema pallidum
 Gambaran klinis Polimorfik;ulkus genital,ruam kulit,
pembengkakan KGB, melibatkan jantung dan neurologi
 Diagnosis  tes non treponema dan konfirmasi treponema
 Sifilis primer  mikroskop lapangan gelap dan PCR
 Insiden  10 jt/tahun
 Meningkat di Eropa, khususnya kelompok MSM
Tujuan Penelitian
 Mengidentifikasi jumlah pasien dengan sifilis di rumah sakit
umum tersier daerah Lisbon
 Mengklasifikasi berbagai tahap dan menganalisis berkaitan
dengan laboratorium dan variabel demografis
Bahan dan Metode
 Studi retrospektif dan analisis deskriptif
 Dilakukan 1 Jan – 31 Des 2013 di RS de Santa Maria, Lisbon
 Karakteristi ; epidemiologi, JK, umur, tempat
diagnosis,klinis, FR
 Kriteria inklusi  minimal 16 tahun, dengan tes treponema
positif ( CLIA/TPHA) pada pasien rawat jalan, gawat
darurat, rawat inap
Hasil
 Total dilakukan Tes treponema  8637 org (2013)  580
pasien (kriteria inklusi)  51 pasien dikeluarkan (kurang
data klinis) dan 45 pasien tes positif palsu
 Final  484 pasien ; 363 laki2
 Late sifilis (54 pasien)  49 Latent syphilis of unknown duration
dan 5 dengan Late Laten Sifilis
 8 pasien sifilis sekunder  keterlibatan SSP
 Early Sifilis 42% (n=52)  infeksi HIV dan 33% (n=41) 
riwayat sifilis
 PMS lain ditemukan ; infeksi HPV (n=5), infeksi HVC (n=3),
herpes genital (n=3), clamidia trachomatis(n=3),gonore(n=1)
 Tes positif  73 psien (IGD), 127 (rawt jlan), 284 (rawat inap)
 Pada sifilis primer dan sekunder  61 (IGD), 10 (poliklinik
dermatology dan penyakit infeksi), 3 org (bagian lain)
Diskusi
 Sifilis dan penyalit ulkus genital lainnya  fasilitator
penularan HIV
 50 % pada early sifilis  perilaku seksual dan ketidakpatuhan
pencegahan penularan sifilis
 Dianjurkan skrening Lab  yg berisiko (narkona,HIV,MSM,
bbrp pasangan seksual)
 Skrening DSTs (HIV, HBV,dan skrining darah HCV, PCR
untuk klamidia dlam urin, gonore)
 Pedoman eropa mengenai skrining (2009)  low risk tes
treponemal (CLIA) sensitifitas 95%-99% dan spesifisitas 98%99%
 Jika positif uji TPHA dan uji non treponema (VDRL) harus
dilakukan
Kesimpulan
 Kurangnya sumber daya untuk peningkatan pendidikan
kesehatan seksual, rendahnya tingkat kesadaran kesehatan,
serta kehadiran PMS lainnya meningkatkan risiko penularan
sifilis
 Sifilis  masalah kesehatan masyarakat  skrining 
mengurangi prevalensi dan penyaringan pasangan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai