5
Sifat-sifat Negara
Artinya bahwa peraturan perundangan-undangan
ditaati dan dengan demikian pemerintahan dalam
masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah,
Sifat
memaksa maka negara memiliki kekuasaan untuk memaksakan
kehendak dan kekuasaannya untuk
menyelenggarakan ketertiban, baik dengan kekerasan
fisik maupun jalur hukum.
Artinya negara memiliki hak menetapkan tujuan
bersama masyarakat. Dalam hal ini, negara memiliki
Sifat
monopoli hak untuk melarang sesuatu yang bertentangan dan
menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan
masyarakat.
Legislatif
+ Eksekutif + Yudikatif
8
Lanjutan...
Van Vollenhoven, membedakan fungsi negara menjadi empat (Catur
praja) :
regeling + +
+ bestuur rechtspraak politie
9
Lanjutan...
+
Mengusahakan Menegakkan
+ +
Melaksanakan Pertahanan
penertiban kesejahteraan keadilan
10
Lanjutan...
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa fungsi
negara sbb :
Keadilan
Pertahanan
+
+ Pengaturan + Kesejahteraan menurut
dan dan dan hak dan
keamanan ketertiban kemakmuran
kewajiban
11
Pengertian Konstitusi
13
Lanjutan...
Sri Soemantri, Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu
bangunan negara dan sendi-sendi system pemerintahan negara.
Miriam Budiardjo, Konstitusi adalah sejumlah aturan dasar suatu
negara mengenai kehidupan warga negara dalam sistem
hubungan bermasyarakat dan sistem kekuasaan bernegara.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
ada 2 pengertian konstitusi, yaitu:
Dalam arti Luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan
ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur mengenai suatu
pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara.
Dalam arti Sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu
dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
yang bersifat pokok dari ketatanegaraan suatu negara.
14
Hubungan Negara dengan Konstitusi
Konstitusi lahir merupakan usaha untuk melaksanakan
dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal,
yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal.
Konstitusi merupakan satu kesatuan utuh, dimana
didalamnya tercantum dasar negara. Melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Di Indonesia konstitusi adalah UUD 1945, dimana
didalamnya tercantum dasar negara (Pancasila).
Tujuan
dibentuknya
NKRI
Era
Era Reformasi
Orde Baru
Era
Orde Lama
Era
Orde Lama
Era Awal
Kemerdekaan
UUD 1945 Konstitusi RIS UUDS 1950 UUD 1945 UUD 1945 (Amendemen)
(1945-1949) (1949 – 1950) (1950 – 1959) (1959 – 1999) (1999 – sekarang)
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Di Indonesia
TAP MPR
UU/PERPU
UU/PERPU
PP
PP
PERPRES
KEPPRES
PERDA PROV
17
KONSEP DASAR
DEMOKRASI
KONSEP DASAR DEMOKRASI
MENURUT PARA AHLI
Lanjutan...
Hans Kelsen, Demokrasi ialah pemerintahan yang dilakukan dari
rakyat dan untuk rakyat.
CF Strong, Demokrasi ialah sistem pemerintahan yang
didalamnya banyak anggota dewan yang berasal dari masyarakat.
Mereka ikut berperan aktif dalam kegiatan politik shg
pemerintahan dpt bertanggungjawab dan menjamin tindakan yang
dilakukan dimasa mendatang.
Affan Gaffar, Pengertian demokrasi memiliki dua makna, yaitu
demokrasi normatif ialah sistem demokrasi ideal yang ingin
diwujudkan oleh sebuah negara, dan demokrasi empirik ialah
sistem demokrasi yang diwujudkan dlm bidang politik.
Nurcholis Madjid, Demokrasi ialah sistem pemerintahan yang
mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk mempengaruhi
keputusan politik, baik langsung maupun tdk langsung.
21
KOMPONEN PENEGAK
DEMOKRASI
PERILAKU BUDAYA DEMOKRASI
WARGA NEGARA INDONESIA
Tujuan penyelenggaraan Pemilu
1. Memperkuat sistem ketatanegaraan yang demokratis;
2. Mewujudkan Pemilu yang adil dan berintegritas;
3. Menjamin konsistensi pengaturan sistem Pemilu;
4. Memberikan kepastian hukum dan mencegah duplikasi
dalam pengaturan Pemilu;
5. Mewujudkan Pemilu yang efektif dan efisien.
TAHAPAN DAN MEKANISME PENYELENGGARAAN PILPRES
Tahapan Persiapan
1. Perencanaan Program dan Anggaran;
2. Penyusunan dan Pengesahan Peraturan Penyelenggaraan
Pemilihan;
3. Sosialisasi kepada masyarakat;
4. Pembentukan PPK, PPS, dan KPPS;
5. Pengolahan daftar penduduk potensial pemilih pemilihan
6. Pemutakhiran data dan daftar pemilih;
27
Tahapan Penyelenggaraan
1. Pendaftaran pasangan calon;
2. Penetapan pasangan calon;
3. Sosialisasi pasangan calon kepada masyarakat;
4. Masa kampanye/ debat publik;
5. Masa tenang;
6. Pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
7. Rekapitulasi hasil pemungutan suara di tingkat PPK;
8. Rekapitulasi hasil pemungutan suara di KPU;
9. Penetapan pasangan calon terpilih;
10. Pengusulan pengesahan pengangkatan pasangan calon terpilih;
28
SUMATERA KALIMANTAN
IRIAN JAYA
JAVA
Pengertian Geopolitik
Istilah geopolitik berasal dari dua pengertian, yaitu geo yang
berarti bumi, dan politik, berarti kekuatan yang didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan dasar dalam menentukan alternatif
kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
Dengan demikian, geopolitik dapat diartikan sebagai sebuah
kebijakan politik suatu negara yang memanfaatkan geografi
sebagai basis penguasaan ruang hidup demi terjaminnya
kelangsungan hidup dan pengembangan kehidupan negara yang
bersangkutan.
Mengapa geografi? Geografi adalah ruang hidup, ruang hidup
adalah sumber daya, sumber daya adalah energi dan ekonomi,
energi dan ekonomi adalah kekuasaan (power). Oleh karena itu,
geografi, teritorial dan ruang hidup dengan segala isinya harus
dikuasai bila perlu dengan menggunakan senjata.
30
Lanjutan...
Konsep geopolitik tumbuh karena adanya kesadaran akan
kebutuhan ruang hidup manusia, masyarakat dan bangsa.
Kesadaran ini terkait secara tidak langsung dari kebutuhan
keamanan bagi diri manusia, lebih-lebih bagi manusia yang telah
berbangsa.
Setelah bangsa bernegara, kesadaran ruang menjadi kesadaran
kedaulatan, sehingga membuat batas-batas negara, melalui
seperangkat hukum dan aparat penjamin tegaknya tertib hukum
dan kedaulatan.
Tujuan penentuan garis batas selain untuk integrasi bangsa, juga
untuk memperjelas batas pembinaan sumber daya alam untuk
keperluan keamanan maupun kesejahteraan.
31
Sejarah Lahirnya Konsep Geopolitik
32
Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
35
Landasan Wawasan Nusantara
Pertama, Pancasila diakui sebagai idiologi dan dasar negara
yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila
mencerminkan nilai keseimbangan, dan kearifan dalam membina
kehidupan nasional.
Pancasila sebagai falsafah, idiologi bangsa dan negara
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penyelenggara
negara, pemimpin pemerintahan, dan seluruh rakyat Indonesia.
Wawasan nusantara pada hakekatnya merupakan pancaran dari
falsafah Pancasila yang diterapkan dalam kondisi nyata Indonesia.
Dengan demikian , Pancasila sbg falsafah bangsa Indonesia telah
dijadikan landasan idiel dan dasar negara sesuai dengan Pembukaan
UUD 1945 .Pencerminan Pancasila sebagai konsep Wawasan
Nusantara tercermin dalam Sila Ke-3 Pancasila. Sila ini mengandung
pengertian bahwa Bangsa Indonesia lebih mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi/golongan.
36
Lanjutan...
37
KETAHANAN NASIONAL
KONSEPSI
Pengertian tannas
• Kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan yang datang dari luar atau dalam yang langsung /
tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar tunas.
Langsung
Keuletan Kemampuan Tantangan
Mengembangkan Ancaman Dari luar Hal
dan upaya
ketangguhan Kekuatan Hambatan
nasional gangguan Dari dalam
Tidak langsung
TANTANGAN, ANCAMAN, HAMBATAN, DAN GANGGUAN
45
Karakteristik Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan pada hakekatnya adalah relasi kekuasaan
antara kekuasaan eksekutif dan kekuasaan legislatif. Menurut
Asshiddiqie , apabila disederhanakan sistem pemerintahan yang
dikenal di dunia dewasa ini dapat dirumuskan dalam empat model,
yaitu :
Model Inggris
Model Amerika Serikat
Model Perancis
Model Swiss
48
Lanjutan...
Setelah Kabinet Syahrir, lalu silih berganti Kabinet Amir
Sjarifoeddin, Kabinet Mohammad Hatta , Kabinet Soesanto
Tirtoprojo, Kabinet Abdul Halim, Kabinet Muhammad Nasir,
Kabinet Sukiman Wirjosandjojo, Kabinet Wilopo, Kabinet Ali
Sastroamidjojo, Kabinet Burhanuddin Harahap, Kabinet Ali
Sastroamidjojo, Kabinet Djuanda Kartawidjaja (9 April 1957 –
Juli 1959).
Pada masa Orde Baru, terdapat dua ciri institusionalisasi sistem
presidensial dalam UUD 1945. Pertama, kedudukan presiden sebagai
kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Kedua, kekuasaan dan hak
prerogratif presiden untuk mengangkat dan memberhentikan anggota
kabinet.
Beberapa kepincangan sistem pemerintahan presidensial pada masa Orde
Baru adala sebagai berikut :
1. Sistem presidensial yang diterapkan tanpa mekanisme checks and
balance antara presiden dan parlemen. Presiden menjalankan
kekuasaannya tanpa dikontrol parlemen .
49
Lanjutan...
2. Masa jabatan presiden bersifat tdk tetap dan tanpa
pembatasan.
3. Fungsi wakil presiden yang inferior di hadapan presiden,
padahal dalam sistem presidensial posisi wakil presiden
cukup kuat, karena jabatan presiden dan wakil presiden
merupakan institusi tunggal.
Pada masa Reformasi, proses pemurnian sistem presidensial
mulai muncul pada masa pemerintahan BJ Habibie. Kemudian
dilanjutkan masa pemerintahan KH. Abdurahman Wahid, dan
Megawati Soekarnoputri.
50
OTONOMI DAERAH
2. Dekonsentrasi
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari
pemerintah kepada daerah otonom sebagai wakil
pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah dalam
kerangka negara kesatuan, dan lembaga yang melimpahkan
kewenangan dapat memberikan perintah kepada pejabat
yang mendapat pelimpahan kewenangan itu mengenai
pengambilan keputusan.
3. Tugas pembantuan
Tugas pembatuhan adalah keikutsertaan pemerintah daerah
untuk melaksanakan urusan pemerintah yang
kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah
tersebut.
UNDANG-UNDANG OTODA
UU UU UU
22/1999 32/2004 23/2014
RASIONALISASI
KESENJANGAN
TINGGI KLASIFIKASI URUSAN
PEMBAGIAN URUSAN
PEMBANGUNAN
PENYELENGGRAAN
BERIMBANG (BASIS URUSAN
Kemiskinan NKRI)
masih tinggi, PERTUMBUHAN &
IPM masih PEMERATAAN
rendah
TUJUAN OTODA
TUJUAN
TUJUAN
OTONOMI
OTDA
DAERAH
• MENINGKATKAN KUALITAS DAN
MEMPERCEPAT DEMOKRATISASI DI DAERAH
POLITIK • MENINGKATKAN PERAN SERTA DAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
KEPEMERINTAHAN
KEWENANGAN PUSAT DAN DAERAH
(BERDASARKAN UU 23/2014)
1. Pusat: berwenang membuat norma-norma, standar,
prosedur, kriteria, monitoring dan evaluasi, supervisi,
fasilitasi, pengawasan dan urusan-urusan pemerintahan
dengan eksternalitas nasional.
2. Provinsi: berwenang mengatur dan mengurus urusan-
urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas
Kabupaten/Kota) dengan mengacu pada norma, standar,
pedoman dan kriteria (NSPK) dari Pemerintah.
3. Kabupaten/Kota: berwenang mengatur dan mengurus
urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal
(dalam satu Kabupaten/Kota) dengan mengacu pada
norma, standar, pedoman dan kriteria (NSPK) dari
Pemerintah.