ULAMA
NN
Latar belakang berdirinya NU:
a.Antisipasi dari para kyai dan santri atas perkembangan gerakan mordenisasi dalam
Islam Muhammadiyah
b.Antisipasi untuk menjaga kemurnian dan keluhuran ajaran Islam.Karena pada waktu
itu Belanda berusaha meruntuhkan potensi Islam.
d. Sebagai upaya ulama untuk memelihara ketentraman dan ketenangan bangsa yang
mayoritas beragama Islam
Programnya meliputi:
a. Dakwah Islam
Adanya polygami
Persatuan Pergerakan Kum Buruh (PPKB) tahun 1919 berada dalam satu
federasi yaitu PPKB.
Merupakan penjelmaan perkumpulan pelajar
Indonesia di negri Belanda yang bernama
INDICHE VERENINGING
Sikap dan kebijakan Pemerintah colonial Belanda yang keras dan kaku untuk
menjaga ketertiban dan keamanan.
Tujuan PPPKI :
Hak suara
Tujuan :
Keputusan:
bahasa
hukum adat
pendidikan
keamanan
Rapat II :
Tanggal : 28 Oktober 1928 (hari Minggu) pukul 08.00 sampai
pukul 12.00 WIB.
Tempat : Gedung Java Oast Bioscoop.
Rapat III :
Tanggal : 28 Oktober 1928 (hari Minggu) pukul 17.30 WIB.
Tempat : Gedung Indonasasche Club HUIS (Jl. Kramat Raya
Nomor 106 Jakarta).
Sunario SH berceramah tentang Pergerakan Pemuda dan Persatuan
Bangsa.
Pada saat istirahat, Wage Rudolf Supratman menyanyikan lagu
Indonesia Raya untuk pertama kalinya.
Pada puncak acara, diikrarkanlah Sumpah Pemuda yg dirumuskan
oleh Muhammad Yamin.
Merupakan fusi dari PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) dan BU (Budi Utomo)
Menjalankan aksi politik, sehingga memperoleh hak-hak dalam politik dan dalam system
pemerintahan yang berdasarkan demokrasi dan nasionalisme.
Mendirikan sekolah-sekolah
Tujuan MIAI :
Mempererat hubungan diantara perhimpunan-perhimpunan islam di
Indonesia.
GAPI adalah gabungan dari berbagai organisasi politik (Parindra, Gerindo, Pasundan,
Persatuan Minahasa, PII, Partai Katolik Indonesia, PSII ).
Tujuan GAPI :
Pembentukan parleman yang di pilih secara bebas dan umum (Indnesia Berparlemen).
Selain membentuk KRI, GAPI juga menetapkan bendera merah putih dan lagu
Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu persatuan Indonesia.
Pembentukan komisi ini ditolak oleh GAPI, Karena dianggap tidak bisa terwujud
dengan itu, KRI diubah menjadi MRI.
Meskipun demikian ternyata tuntutan GAPI tidak disetujui oleh ratu Belanda,
bahkan sesuai dengan keadaan saat itu pemerintah Belanda menerapkan wajib milisi
untuk menghadapi perang.
Sejak bangsa Eropa datang di wilayah
Indonesia, telah menimbulkan reaksi dari
berbagai wilayah yang berbentuk perlawanan-
perlawanan kedaerahan (perlawanan
etnik/suku). Setelah adanya Sumpah Pemuda,
perlawanan tersebut berubah menjadi
perlawanan dengan pergerakan nasional.
Pada masa pergerakan, nama Indonesia sangat penting
artinya bagi perjuangan. Sebab nama Indonesia dijadikan
sebagai perekat, pemersatu semua unsur yang ada di
masyarakat.
Earl G. Widsor