PENCEGAHAN PENULARAN
HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA)
Subdit Bina Kesehatan Ibu Hamil
Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Kementerian Kesehatan
Jumlah Kunjungan
Kabupaten/Kota Bumil HIV
Bumil Antenatal
Kabupaten/Kota Epidemi
50,721
meluas (Papua dan Papua 82,714 3,003
(61%)
Barat) (3,63%)
Kab/Kota daerah
2.776.673 7,106
terkonsentrasi (131 2.842.341
(98%) (0,25%)
Kabupaten/Kota)
5.174.015
TOTAL 5,434,384 16,382
(95,2%)
(0,30%)
Target Ibu Hamil di Tes HIV dan sifilis pada Pemeriksaan Antenatal
(RAN PPIA Tahun 2013-2017)
WHY? WHY?
Puskesmas:
1.Memberikan pelayanan Pencegahan penularan HIV
dan sifilis dari ibu ke anak , tanpa stigma dan
diskriminasi
2.Melakukan pemeriksaan dan atau merujuk / menerima
rujukan ibu
3.Memastikan pasien datang ke layanan rujukan
Perlindungan menyeluruh dan dinamis terhadap penularan HIV dari ibu ke bayi
Permenkes No 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan
HIV dan AIDS
Pasal 25
(1) Tes HIV untuk diagnosis dilakukan oleh tenaga
medis dan/atau teknisi laboratorium yang terlatih.
(2) Dalam hal tidak ada tenaga medis dan/atau teknisi
laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bidan atau perawat terlatih dapat melakukan tes
HIV.
(3) Tes HIV sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan metode rapid diagnostic test (RDT)
atau EIA ( Enzyme Immuno Assay ).
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN
LABORATORIUM UNTUK IBU
HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS
BAB II
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pasal 3
(1) Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk ibu hamil, bersalin,dan nifas meliputi:
a. pemeriksaan rutin;
b. pemeriksaan rutin pada daerah/situasi tertentu; atau
c. pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit.
(2) Pemeriksaan rutin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a merupakan jenis pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan untuk
ibu hamil, bersalin dan nifas yang meliputi pemeriksaan hemoglobin dan golongan darah.
(3) Pemeriksaan rutin pada daerah/situasi tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan
atau ditawarkan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas yang meliputi pemeriksaan anti HIV,
malaria, dan/atau pemeriksaan lain tergantung pada kondisi daerah/situasi tertentu tersebut.
(4) Pemeriksaan rutin atas indikasi penyakit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c merupakan pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan untuk ibu hamil,
bersalin dan nifas jika ditemukan indikasi penyakit tertentu.
Pasal 9
(1) Tenaga teknis laboratorium yang dapat melaksanakan pemeriksaan laboratorium
untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas paling rendah memiliki kualifikasi pendidikan
diploma tiga analis kesehatan.
(2) Untuk Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pondok Bersalin Desa (Polindes),
pemeriksaan laboratorium untuk ibu hamil, bersalin dan nifas dapat dilakukan oleh
bidan atau perawat.
(3) Bidan atau perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus telah mendapatkan
pelatihan pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan oleh institusi dan/atau
organisasi profesi terkait.
(4) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota menetapkan bidan atau perawat yang dapat
melaksanakan pemeriksaan laboratorium untuk ibu hamil, bersalin dan nifas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
RAPAT PANEL AHLI
27 Februari Tahun 2013
Kesimpulan
Diagnosis HIV dilaksanakan di puskesmas