Anda di halaman 1dari 21

Antimikroba, Antiseptik,

Desinfektan dan
Penanganan Infeksi
Perioperatif
Pembimbing:
Dr. Cynthia Dewi Sinardja Sp. An. MARS
Kelompok Pasien Khusus
• Antimikroba melewati plasenta
• Liver janin imatur -> sulit metabolisme obat
Ibu Hamil • Keterlambatan pengosongan gaster

• Perubahan fisiologis
• Penentuan dosis
Lanjut Usia • Pemantauan fungsi ginjal

• Peningkatan resiko infeksi post operatif


HIV
Obat Toksisitas Maternal Toksisitas Janin Ekskresi dalam Colostrum
Golongan aman      
Penisilin Reaksi alergi Tidak diketahui Sedikit
Cephalosporin Reaksi alergi Tidak diketahui Sedikit
Eritromisin Reaksi alergi Tidak diketahui Ya
Iritasi Gastrointestinal
       
Penggunaan dengan Perhatian    
Aminoglikosida Ototoksik Ototoksik Ya
Nefrotoksik  
Clindamycin Reaksi alergi Tidak diketahui Sedikit
Kolitis
Ethambutol Neuritis optikus Tidak diketahui Tidak diketahui
Isoniazid Reaksi alergi Neuropati Ya
Hepatotoksis Kejang
Rifampin Reaksi alergi Tidak diketahui Ya
Hepatotoksik
Sulfonamid Reaksi alergi Kernikterus Ya
Hemolisis
       
Dihindari      
Metronidazol Reaksi alergi Tidak diketahui Ya
Intoleransi alkohol
Neuropati perifer
       
Kontraindikasi      
Chloramphenicol Depresi sumsum tulang Gray sindroma Ya
Erythromycin estolelate Hepatotoksik Tidak diketahui Ya
Nalidixic acid Iritasi gastrointestinal Peningkatan TIK Tidak diketahui
Fluoroquinolon Iritasi gastrointestinal Arthropathy Tidak diketahui
Nitrofurantoin Reaksi alergi Hemolisis Sedikit
Neuropati perifer
Iritasi gastrointestinal
Tetrasiklin Hepatotoksik Perubahan warna gigi dan displasia Ya
Nefrotoksik Gengguan pertumbuhan tulang
Trimethroprim Reaksi alergi Teratogenesis Ya
Antibakteri Periode Perioperatif
• Penisilin : merupakan nukleus disiklik yang mengandung cincin thiazolidine yang terhubung
pada cincin betalaktam.
• Aktivitas bakterisidal : mengganggu sintesis peptidoglikan dan menurunkan kemampuan
inhibitor murein hidrolase

Indikasi klinis
• Untuk pengobatan infeksi pneumococcal, streptococcal, meningococcal
• Konsumsi profilaksis : efektif dalam melawan infeksi streptococcus
• Konsumsi dosis tinggi oenisilin g iv : resiko neurotoksisitas dan hiperkalemia
• Konsumsi intratekal : tidak direkomendasikan

Ekskresi
60 % - 90% dosis intramuskuler diekskresikan pada 1 jam pertama.

Durasi
Probeneacid dikonsumsi untuk memperpanjang durasi kerja penisilin.
Penisilin Resisten Penisilinase
• Betalaktamase menghidrolisis cincin
Mekanisme betalaktam
resistensi

• Infeksi yang disebabkan oleh staphylococcus


• Penetrasi nafcillin ke SSP cukup untuk
Indikasi
khusus mengobati meningitis staphylococcus.

• Melalui ginjal dan berlangsung lama


• >80% nafcillin diekskresikan di kantong empedu.
Ekskresi
Penisilin Spektrum Luas
Penisilin Generasi Kedua
• Contoh : Ampisilin, amoxisilin

Ampisilin Amoksisilin
• Tingkat aktivitas • Secara kimiawi
lebih luas identik dengan
dibandingkan ampisilin
penisilin G • Penyerapan melalui
• Stabil dalam asam saluran
• 50% dosis gastrointestinal
diekskresikan oleh lebih efisien
ginjal dalam 6 jam dibandingkan
pertama ampisilin
Penisilin Generasi Ketiga

Carbenicillin
• Dihasilkan dari perubahan asam amino
menjadi pengganti carboxy
• Efektif dalam pengobatan pseudomonas
aeruginosa
• Tidak diserap melalui gastrointestinal
• Waktu paruh eliminasi: 1 – 2 jam
Spektrum Panjang (Generasi Keempat)

Acylaminopenicillin memiliki spektrum paling luas,


namun tidak efektif melawan S. Aureus penghasil
penisilinase
Kombinasi betalaktamase Inhibitor
Penisilin
Kombinasi Betalaktamase Inhibitor Penisilin
• Asam klavulanat, sublaktam, tazobactam merupakan senyawa betalaktam yang memiliki aktivitas
antimikroba intrinsik.

Cephalosporin
• Antimikroba bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel bakteri dan memiliki
toksisitas intrinsik rendah
• Merupakan turunan dari asam 7 – aminocephalosporanic.
• Pemberian secara intravena beresiko menimbulkan thrombophlebitis
• Reaksi coomb’s muncul pada pemberian dosis tinggi
• Reaksi alergi muncul sebanyak 1%-10% pasien
Cephalosporin dan Alergi Terhadap Penisilin
• Hipersensitivitas merupakan efek tambahan yang sering terjadi
• Reaksi alergi muncul pada 1%-10% pasien
• Manifestasi reaksi akut : edema laring, bronkospasme, dan kolaps kardiovaskuler
• Cephalotin
• Ekskresi dalam ginjal
• Diabsorbsi buruk melalui gastrointestinal
Generasi • Dapat mencapai level konsentrasi dalam darah lebih rendah dibandingkan
pertama cefazolin.

• Cefoxitin dan cefamandole


• Cefoxitin resisten terhadap bakteri penghasil cephalosporinase
• Cefamandole menimbulkan resiko perdarahan dan disulfiram pada
Generasi penggunaan alkohol
Kedua

• Telah dikembangkan dalam melawan hidrolisis betalaktamase


• Cefotaxime
• Waktu paruh : 1 jam, dengan clearance melalui ginjal dan metabolisme di
Generasi hepar
Ketiga • Cefixime : efektif dengan konsumsi oral
Antimikroba Betalaktam Lainnya
Azetronam
• Antimikroba monobactam yang tidak memiliki cincin thiazolidine
maupun dihydrothiazine
• Terbatas hanya pada gram negatif
• Tidak diserap melalui jalur gastrointestinal
• Waktu paruh eliminasi 1.5 jam, dengan clearance di ginjal
Antimikroba Aminoglikosida
• Memiliki kelarutan yang rendah dalam lemak dan sangat bakterisidal terhadap bakteri gram
negatif aerob
• Penyerapan sistemik dari pemberian oral <1%
• Waktu paruh eliminasi 2-3 jam pada fungsi ginjal normal
• Diberikan secara parenteral
• Aktif melawan bakteri gram negatif dan M.
Streptomycin tuberculosis

• Aktif melawan P. Aeruginosa dan basil gram


Gentamicin
negatif

• Pada pengobatan bakteri gram negatif dan


juga resisten terhadap gentamicin
Amikacin • Tidak dapat dikombinasi dengan penisilin
Efek Samping
Efek samping yang membatasi kegunaan klinis dari obat ini adalah:
• Ototoksisitas
• Nefrotoksisitas
• Kelemahan muskuloskeletal
Macrolides
• Stabil pada asam lambung
• Karakteristik: memiliki susunan 14 – 16 atom karbon

Eritromisin
• Spektrum aktivitas melawan bakteri gram positif
• Cocok untuk pasien yang intoleran terhadap penisilin
• Efek samping : intoleransi gastrointestinal, thrombophlebitis, memperlambat repolarisasi kardio

Azithromycin
• Menyerupai eritromycin
• Waktu paruh eliminasi yang cukup lama (68 jam)

Clindamycin
• Aktif melawan bakteri anaerob
• 10 % diekskresikan dalam bentuk aktif dalam urin
• Efek samping : efek pada neuromuscular junction

Vancomycin
• Merusak sintesis dinding bakteri gram positif
• Diserap secara buruk melalui jalur gastrointestinal
• Kegunaan : MRSA, endokarditis
• Efek samping : hipotensi, henti jantung
Bacitracin
• Efektif untuk melawan berbagai macam bakteri gram positif
• Penggunaan topikal pada dermatologi dan oftalmologi

Metronidazole
• Bakterisidal terhadap sebagian besar bakteri gram negatif dan Clostridium.
• Diserap secara baik melalui pemberian oral
• Efek samping : mulut kering, mual

Fluoroquinolones
• Bakterisidal dalam melawan bakteri enterik gram negatif
• Sangat cepat diserap melalui saluran gastrointestinal
• Waktu paruh eliminasi tergolong lambat (3-8 jam)
• Efek samping : mual, muntah, pusing, dan insomnia

Ciprofloxacin
• Efektif pada pengobatan infeksi saluran urogenital
• Konsentrasi serum dan availabilitas tinggi pada pemberian intravena

Moxifloxacin
• Pengobatan jangka panjang untuk sinusitis bakterial akut, bronkitis bakterial eksaserbasi akut,
pneumonia.
• Efek samping : neuropati perifer hingga SJS.
Profilaksis Antiseptik dan Desinfektan
untuk Prosedur Pembedahan

Antiseptik Topikal
Alkohol
• Digunakan secara topikal
• Aktifitas antiseptik meningkat pada kulit yang bersih
• Alkohol 70% membunuh hingga 90% bakteri kulit pada waktu 2 menit

Chlorhexidine
• Merupakan larutan biguanide tak berwarna yang merusak membran sel bakteri
• Bekerja cepat, memiliki keseimbangan residu yang cukup

Iodin
• Antiseptik kerja cepat
• Toksisitas topikal rendah
Idiophor
• Kompleks longgar unsur yodium dengan pembawa organik
• Paling sering digunakan dalam bentuk povidone iodine
• Digunakan sebagai cairan pencuci tangan, persiapan kulit, dan pengobatan luka ringan
• Povidone – iodine 10% menurunkan >90% bakteri kutaneous

Preferensi Chlorhexidine atau Iodin untuk Desinfeksi Kulit


Sebuah meta-analisis dari delapan penelitian menyimpulkan bahwa kejadian infeksi pada
aliran darah secara signifikan berkurang apabila kateter vaskular sentral dimasukkan setelah
dilakukan persiapan kulit menggunakan chlorhexidine gluconate dibanding povidone iodine.
Senyawa amonium kuartener
• Bakterisida terhadap berbagai jenis bakteri gram positif dan negatif
• Alkohol dapat meningkatkan aktivitas dari senyawa amonium kuartener terhadap
bakteri
• Benzalkonium dan cetylpyridinium adalah contoh senyawa amonium kuartener

Hexachlorophene
• Bisphenol poliklorinat yang bakteristatis terhadap bakteri gram positif
• Populasi bakteri dapat diturunkan hingga 30%-50%
Metode Sterilisasi Instrumen
Formaldehida
• Desinfektan yang mudah menguap
• Konsentrasi 0,5% membutuhkan 6 – 12 jam untuk membunuh bakteri, 2 – 4 hari
untuk membunuh spora
• Konsentrasi 2% - 8% digunakan untuk sterilisasi alat

Glutaraldehida
• Kurang volatil dibandingkan formaldehida
• Dibutuhkan waktu 10 jam untuk mensterilkan spora kering

Pasteurisasi
• Menghancurkan mikroorganisme dengan media air panas
• Dibutuhkan suhu 55o C sampai 75o C
Cresol
• Banyak digunakan untuk desinfeksi benda mati
• Bakterisidal terhadap organisme patogen termasuk M. Tuberculosis

Perak nitrat
• Zat kaustik dan antiseptik
• Digunakan untuk membuka luka dan jaringan granulasi
• Menyebabkan hipokloremia dan juga hiponatremia

Etilena oksida
• Mudah larut, tidak korosif, antimikroba pada semua organisme dalam suhu kamar
• Banyak digunakan untuk alternatif sterilisasi panas
Thank You

Anda mungkin juga menyukai