Desinfektan dan
Penanganan Infeksi
Perioperatif
Pembimbing:
Dr. Cynthia Dewi Sinardja Sp. An. MARS
Kelompok Pasien Khusus
• Antimikroba melewati plasenta
• Liver janin imatur -> sulit metabolisme obat
Ibu Hamil • Keterlambatan pengosongan gaster
• Perubahan fisiologis
• Penentuan dosis
Lanjut Usia • Pemantauan fungsi ginjal
Indikasi klinis
• Untuk pengobatan infeksi pneumococcal, streptococcal, meningococcal
• Konsumsi profilaksis : efektif dalam melawan infeksi streptococcus
• Konsumsi dosis tinggi oenisilin g iv : resiko neurotoksisitas dan hiperkalemia
• Konsumsi intratekal : tidak direkomendasikan
Ekskresi
60 % - 90% dosis intramuskuler diekskresikan pada 1 jam pertama.
Durasi
Probeneacid dikonsumsi untuk memperpanjang durasi kerja penisilin.
Penisilin Resisten Penisilinase
• Betalaktamase menghidrolisis cincin
Mekanisme betalaktam
resistensi
Ampisilin Amoksisilin
• Tingkat aktivitas • Secara kimiawi
lebih luas identik dengan
dibandingkan ampisilin
penisilin G • Penyerapan melalui
• Stabil dalam asam saluran
• 50% dosis gastrointestinal
diekskresikan oleh lebih efisien
ginjal dalam 6 jam dibandingkan
pertama ampisilin
Penisilin Generasi Ketiga
Carbenicillin
• Dihasilkan dari perubahan asam amino
menjadi pengganti carboxy
• Efektif dalam pengobatan pseudomonas
aeruginosa
• Tidak diserap melalui gastrointestinal
• Waktu paruh eliminasi: 1 – 2 jam
Spektrum Panjang (Generasi Keempat)
Cephalosporin
• Antimikroba bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel bakteri dan memiliki
toksisitas intrinsik rendah
• Merupakan turunan dari asam 7 – aminocephalosporanic.
• Pemberian secara intravena beresiko menimbulkan thrombophlebitis
• Reaksi coomb’s muncul pada pemberian dosis tinggi
• Reaksi alergi muncul sebanyak 1%-10% pasien
Cephalosporin dan Alergi Terhadap Penisilin
• Hipersensitivitas merupakan efek tambahan yang sering terjadi
• Reaksi alergi muncul pada 1%-10% pasien
• Manifestasi reaksi akut : edema laring, bronkospasme, dan kolaps kardiovaskuler
• Cephalotin
• Ekskresi dalam ginjal
• Diabsorbsi buruk melalui gastrointestinal
Generasi • Dapat mencapai level konsentrasi dalam darah lebih rendah dibandingkan
pertama cefazolin.
Eritromisin
• Spektrum aktivitas melawan bakteri gram positif
• Cocok untuk pasien yang intoleran terhadap penisilin
• Efek samping : intoleransi gastrointestinal, thrombophlebitis, memperlambat repolarisasi kardio
Azithromycin
• Menyerupai eritromycin
• Waktu paruh eliminasi yang cukup lama (68 jam)
Clindamycin
• Aktif melawan bakteri anaerob
• 10 % diekskresikan dalam bentuk aktif dalam urin
• Efek samping : efek pada neuromuscular junction
Vancomycin
• Merusak sintesis dinding bakteri gram positif
• Diserap secara buruk melalui jalur gastrointestinal
• Kegunaan : MRSA, endokarditis
• Efek samping : hipotensi, henti jantung
Bacitracin
• Efektif untuk melawan berbagai macam bakteri gram positif
• Penggunaan topikal pada dermatologi dan oftalmologi
Metronidazole
• Bakterisidal terhadap sebagian besar bakteri gram negatif dan Clostridium.
• Diserap secara baik melalui pemberian oral
• Efek samping : mulut kering, mual
Fluoroquinolones
• Bakterisidal dalam melawan bakteri enterik gram negatif
• Sangat cepat diserap melalui saluran gastrointestinal
• Waktu paruh eliminasi tergolong lambat (3-8 jam)
• Efek samping : mual, muntah, pusing, dan insomnia
Ciprofloxacin
• Efektif pada pengobatan infeksi saluran urogenital
• Konsentrasi serum dan availabilitas tinggi pada pemberian intravena
Moxifloxacin
• Pengobatan jangka panjang untuk sinusitis bakterial akut, bronkitis bakterial eksaserbasi akut,
pneumonia.
• Efek samping : neuropati perifer hingga SJS.
Profilaksis Antiseptik dan Desinfektan
untuk Prosedur Pembedahan
Antiseptik Topikal
Alkohol
• Digunakan secara topikal
• Aktifitas antiseptik meningkat pada kulit yang bersih
• Alkohol 70% membunuh hingga 90% bakteri kulit pada waktu 2 menit
Chlorhexidine
• Merupakan larutan biguanide tak berwarna yang merusak membran sel bakteri
• Bekerja cepat, memiliki keseimbangan residu yang cukup
Iodin
• Antiseptik kerja cepat
• Toksisitas topikal rendah
Idiophor
• Kompleks longgar unsur yodium dengan pembawa organik
• Paling sering digunakan dalam bentuk povidone iodine
• Digunakan sebagai cairan pencuci tangan, persiapan kulit, dan pengobatan luka ringan
• Povidone – iodine 10% menurunkan >90% bakteri kutaneous
Hexachlorophene
• Bisphenol poliklorinat yang bakteristatis terhadap bakteri gram positif
• Populasi bakteri dapat diturunkan hingga 30%-50%
Metode Sterilisasi Instrumen
Formaldehida
• Desinfektan yang mudah menguap
• Konsentrasi 0,5% membutuhkan 6 – 12 jam untuk membunuh bakteri, 2 – 4 hari
untuk membunuh spora
• Konsentrasi 2% - 8% digunakan untuk sterilisasi alat
Glutaraldehida
• Kurang volatil dibandingkan formaldehida
• Dibutuhkan waktu 10 jam untuk mensterilkan spora kering
Pasteurisasi
• Menghancurkan mikroorganisme dengan media air panas
• Dibutuhkan suhu 55o C sampai 75o C
Cresol
• Banyak digunakan untuk desinfeksi benda mati
• Bakterisidal terhadap organisme patogen termasuk M. Tuberculosis
Perak nitrat
• Zat kaustik dan antiseptik
• Digunakan untuk membuka luka dan jaringan granulasi
• Menyebabkan hipokloremia dan juga hiponatremia
Etilena oksida
• Mudah larut, tidak korosif, antimikroba pada semua organisme dalam suhu kamar
• Banyak digunakan untuk alternatif sterilisasi panas
Thank You