NENENG SEPTIANI
P07220116107
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum
A.Latar Belakang C. Tujuan
Masalah
2. Khusus
3. Bagi
E. Sistematika
Perkembangan
Penulisan
Ilmu Pengetahuan
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan
manusia yang sangat mendasar dan disamping itu
setiap individu berhak untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan bagi dirinya secara maksimal. Oleh karena itu
kesehatan merupakan salah satu faktor dalam
menentukan indeks pembangunan sumber daya
manusia/Human Development Index disamping faktor
pendidikan dan pendapatan (Depkes RI, 2012).
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi
dalam kanal anal. Hemeroid sangat umum terjadi. Pada
usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemeroid
internal, yaitu hemoroid yang terjadi diatas sfingter anal
sedangkan yang muncul di luar sfingter anal disebut
hemoroid eksternal. (Brunner& Suddarth,2002)
Hemoroidektomi adalah teknik bedah untuk
menghilangkan hemoroid, atau secara awan disebut
wasir atau ambeien. Operasi bedah hemoroid dilakukan
pada pasien dengan hemoroid yang sudah derajat 3
atau derajat 4. Anda akan diberikan anestesi umum atau
anestesi spinal sehingga Anda tidak akan merasa sakit
pada saat dilakukan pembedahan (Jevuska, 2012).
Hemoroidektomi dapat dilakukan dengan pisau
(scalpel), alat kauter, atau laser. Insisi/sayatan dilakukan
dalam jaringan sekitar wasir. Vena yang bengkak di
dalam wasir diikat untuk mencegah pendarahan, dan
wasir dibuang. Bagian yang dibedah mungkin dijahit
tertutup atau dibiarkan terbuka. Operasi biasanya
dilakukan di bagian bedah, khsusnya bedah digestif.
Pasien mungkin pulang pada hari yang sama (rawat
jalan) (Jevuska, 2012).
Ada pula prosedur yang menggunakan perangkat
circular stapling untuk menghilangkan jaringan hemoroid
dan menutup luka. Pada teknik ini tidak dilakukan
sayatan. Wasir hanya diangkat dan kemudian dilipat
kembali ke tempatnya pada terusan anal. Operasi ini
disebut stapled hemorrhoidopexy.
Dalam hal ini, peran perawat sangat dibutuhkan
dalam membantu klien yang mengalami hemoroid atau
klien dengan post operatif hemoroidektomi agar
mempu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki
dalam melaksanakan aktivitas daily living untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,
kami sempat tertarik untuk membahas asuhan
keperawatan pada klien dengan post operatif
hemoroidektmi (Merdikoputro, 2006).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka
maka rumusan masalah pada karya tulis ilmiah ini
adalah bagaimanakah Asuhan Keperawatan klien
dengan post operasi hemeroidectomy dengan indikasi
hemoroid di RSUD Dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan klien dengan
post operatif hemoroidectomy di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan.
Tujuan Khusus
a. Mengkaji klien dengan post operatif hemoroidectomy di RSUD Dr.
Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan klien dengan post operatif
hemoroidectomy di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan
c. Menyusun perencanaan keperawatan klien dengan post operatif
hemoroidectomy di RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan
pengalaman belajar dilapangan dan dapat meningkatkan
pengetahuan peneliti tentang asuhan keperawatan klien
dengan post operatif hemoroidectomy.
Anal dilator/obdurator
sirkular dimasukkan
melalui analis kanalis
untuk mendorong
hemoroid yang prolapse
kembali naik ke atas / ke
tempat semula.
2. Mempersiapkan jahitan
Hemoroid internal
diposisikan ke tempat
semula dan jahitan
dipersiapkan di mukosa
rektal atau submukosa
kira – kira sekitar 4 – 6
cm dari dentate line.
Casing stapler
didekatkan kepala
stapler dengan memutar
tombol adaptor pada
pangkal stapler
4. Menutup dan menarik
stapler
Proses Stapling ini
kemudian menutup
dengan semurna, dinding
kanalis analis direkatkan
5. Reposisi Mukosa dan
Hemoroid
Akhir dari proses
Stapling. Mengembalikan
hemoroid internal yang
prolapse ke posisi
anatomis semula.
PATHWAY POST OPERASI
HEMOROIDECTOMY menurut Smeltzer &
Bare (2002)
Intervensi
Intervensi, Implementasi dan
Evaluasi
BAB II PROPOSAL NENENG.docx
BAB III METODE PENELITIAN
a. Rancangan Penelitian
b. Subyek Penelitian
c. Fokus Studi
d. Definisi Operasional
e. Lokasi dan Waktu Penelitian
f. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
3. Studi Dokumentasi
g. Prosedur Penelitian
h. Keabsahan Data
i. Pengolahan dan Analisis Data
Metode Penelitian
A. Rancangan penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, bentuk studi
kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan klien dengan post operatif hemoroidectomy
di RSUD dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
B. Subyek penelitian
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian
keperawatan adalah individu dengan kasus yang akan
diteliti secara rinci dan mendalam. Adapun subyek
penelitian yang akan diteliti adalah klien dengan
diagnosa medis post operatif hemoroidectomy. Dengan
kriteria sebagai berikut:
a. Pasien dengan kasus post operatif hemoroidectomy.
b. Pasien yang mengalami pembedahan hemoroidectomy
karena indikasi penyakit hemoroid.
c. Pasien dan keluarga menyetujui tindakan yang
dilakukan.
C. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah pada pasien
yang mengalami tindakan invasive / proses pembedahan
karena indikasi hemoroid.
D. Definisi operasional
1. Asuhan keperawatan adalah bentuk pelayanan
keperawatan yang professional yang diberikan kepada
klien dengan menggunakan metodelogi proses
keperawatan. Proses keperawatan sendiri meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
2. Post operatif hemoroidectomy adalah pasien yang telah
menjalani pembedahan pada bagian anus guna
memperbaiki keadaan sistem pencernaan yang
mengalami gangguan.
– Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan data yang didapatkan dari
pemeriksaan diagnostik.
2. Instrumen pengumpulan data
Alat atau instrument pengumpulan data
menggunakan format pengkajian Asuhan keperawatan
medikal bedah sesuai ketentuan yang berlaku di
Poltekkes Kemenkes Kaltim.
G. Prosedur penelitian
1. Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal
penelitian dengan menggunakan metode studi kasus.
2. Setelah disetujui oleh penguji proposal maka penelitian
dilanjutkan dengan kegiatan pengajuan izin
pengumpulan data di lokasi penelitian.
3. Selanjutnya kegiatan penelitian dilanjutkan dengan
menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu pada kepala
ruang atau perawat penanggung jawab di lokasi
penelitian dan meminta persetujuan untuk melibatkan
subyek.
4. Kegiatan penelitian dilanjutkan dengan menemui responden
yang akan dijadikan subyek penelitian untuk menjelaskan
maksud, tujuan dan manfaat dilakukan nya penelitian serta
meminta persetujuan / informed consent.