Anda di halaman 1dari 58

Waktu: 8 x 45 Menit

(Keseluruhan KD)

Standar Kompetensi:
3. Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi

Kompetensi Dasar :
3.1. Mendeskripsikan Pengertian, Fungsi, Dan Peran Serta Perkembangan
Pers Di Indonesia.
3.2. Menganalisis Pers Yang Bebas Dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode
Etik Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokrasi Di Indonesia.
3.3. Mengevaluasi Kebebasan Pers Dan Dampak Penyalahgunaan Kebeba-
san Media Massa Dalam Masyara-kat Demokrasi Di Indonesia.
Waktu:
4 x 45 Menit

Standar Kompetensi:
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi

Kompetensi Dasar:
3.1. Mendeskripsikan Pengertian, Fungsi, Dan Peran
Serta Perkembangan Pers Di Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:

 Menjelaskan Pengertian Pers.


 Menguraikan Tentang Teori-teori Pers.
 Mendeskripsikan Sistem Pers Di Beberapa Negara.
 Menganalisis Sifat, Fungsi, Dan Peranan Pers Serta
Perkembangan Pers Di Indonesia.
Pengertian Pers Otoritarian
Libertarian
Teori-teori
PERKEMBANGAN Tentang Pers Komunis
PERS
Barat (USA)
Sistem Pers di
Komunis (Rusia)
Beberapa Negara
Karakteristik Pers
Sifat, Fungsi dan Barat dan Komunis
Peranan Pers

Perkembangan Pers di Indonesia


1. PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERAN SERTA PERKEMBANGAN
PERS DI INDONESIA

a. Pengertian Pers
Istilah Pers diberi pengertian dengan penerbitan pers.

Belakangan pengertiannya meliputi dua hal :


a. Pers dalam arti sempit, yakni media cetak
b. Pers dalam arti luas, yakni meliputi semua barang cetakan yang
ditujukan untuk umum sebagai pengganti istilah printed mass
media.

Wartawan sebagai bagian dari pers adalah orang yang secara


teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik (tulis-menulis berita).
1. Ensiklopedi Pers Indonesia, istilah Pers merupakan sebutan bagi
penerbit/perusahaan/kalangan yang berkaitan dengan media masa atau
wartawan.
2. UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, adalah lembaga sosial dan wahana
komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi :
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, serta
data dan grafik maupun dlm bentuk lainnya dengan menggunakan media
cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.
3. Profesor Oemar Seno Adji, Pers dalam arti sempit mengandung penyiaran-
penyiaran pikiran, gagasan atau berita-berita dengan kata tertulis. Dalam
arti luas, yaitu memasuk-kan di dalamnya semua media mass
communications yang memancarkan pikiran, dan perasaan seseorang
baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
4. L. Taufik, dalam bukunya, pengertian pers terbagi dua :
a. Pers dalam arti sempit diartikan sebagai surat kabar, koran,
majalah, tabloid, dan buletin-buletin kantor berita. Jadi, pers
terbatas pada media tercetak.
b. Pers dalam arti luas mencakup semua media massa, termasuk
radio, televisi, film dan internet.

5. Leksikom Komunikasi, Pers berarti : 1) usaha percetakan dan


penerbitan, 2) usaha pengumpulan dan penyiaran berita, 3)
penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Istilah “press” atau pers : surat kabar dan majalah (dalam arti
sempit) dan dalam arti luas yaitu, menyangkut media massa (surat
kabar, radio, televisi, dan film).
b. TEORI-TEORI TENTANG PERS

Teori Pers Otoritarian


Menganggap negara merupakan ekspresi tertinggi dari organisasi
kelompok manusia, mengungguli masyarakat dan individu.

Menurut Mc. Quail, prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pers otoritarian:

1. Media selamanya (akhirnya)harus tunduk kepada penguasa yang ada.


2. Penyensoran dapat dibenarkan.
3. Kecaman thd penguasa atau penyimpangan dari kebijakan resmi tidak
dapat diterima.
4. Wartawan tidak mempunyai kebebasan di dalam organisasinya.
TEORI PERS LIBERTARIAN

Berpendapat bahwa pers harus memiliki kebebasan yang seluas-luasnya


untuk membantu manusia mencari dan menemukan kebenaran yang
hakiki tersebut.

Teori ini memandang sensor merupakan tindakan yang


inkonstitusional thd kemerdekaan pers. Karena pers mempunyai
tugas :
1. Melayani kebutuhan kehidupan ekonomi (iklan)
2. Melayani kebutuhan kehidupan politik
3. Mencari keuntungan (demi kelangsungan hidupnya)
4. Menjaga hak warga negara
5. Memberi hiburan.
Krisna Harahap, Menyebutkan Ciri-ciri Pers Libertarian:

1. Publikasi bebas dari setiap penyensoran pendahuluan,


2. Penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi setiap orang tanpa
memerlukan izin atau lisensi,
3. Kecaman terhadap pemerintah, pejabat atau partai politik tidak
dapat dipidana,
4. Tidak ada kewajiban mempublikasikan segala hal,
5. Publikasi “kesalahan” dilindungi sama halnya dengan publikasi
kebenaran dalam hal-hal yang berkaitan dengan opini dan
keyakinan,
6. Tidak ada batasan hukum terhadap upaya pengumpulan
informasi untuk kepentingan publikasi,
7. Wartawan mempunyai otonomi profesional dalam organisasi
mereka.
TEORI TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Bahwa kebebasan pers harus disertai tanggung jawab kepada


masyarakat. Kebebasan pers itu perlu dibatasi oleh dasar moral,
etika dan hati nurani insan pers.

Komisi Kemerdekaan Pers, bahwa kemerdekaan pers itu


harus diartikan:
1. Bahwa kebebasan tersebut tidaklah berarti bebas untuk
melanggar kepentingan-kepentingan individu lain.
2. Bahwa kebebasan harus memperhatikan segi-segi keamanan
negara.
3. Bahwa pelanggaran terhadap kemerdekaan pers membawa
konsekuensi/ tanggung jawab terhadap ukuran yang berlaku.
Lanjutan ………….
Prinsip utama teori Tanggung Jawab Sosial:
1. Media mempunyai kewajiban tertentu kepada masyarakat.
2. Menetapkan standar yang tinggi atau professional tentang keinformasian,
kebenaran, obyektivitas, keseimbangan, dsb.
3. Dapat mengatur diri sendiri dalam kerangka hukum dan lembaga yang
ada.
4. Menghindari segala sesuatu yang mungkin menimbulkan kejahatan, yang
akan mengakibatkan ketidaktertiban atau penghinaan terhadap minoritas
etnik atau agama.
5. Bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan.
6. Memberi kesempatan yang sama untuk mengemukakan berbagai sudut
pandang dan hak untuk menjawab.
7. Masyarakat memiliki hak mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan
intervensi dapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum.
TEORI PERS KOMUNIS
Pers merupakan alat pemerintah (partai yang berkuasa) dan bagian
integral dari negara, sehingga pers harus tunduk kepada
pemerintah. Berfungsi sebagai alat untuk melakukan “indoktrinasi
massa”.

Ciri-ciri Teori Pers Komunis :


1. Media berada di bawah pengendalian kelas pekerja, karenanya ia
melayani kepentingan kelas tersebut.
2. Media tidak dimiliki secara pribadi.
3. Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya
untuk mencegah atau menghukum setelah terjadinya peristiwa
publikasi anti masyarakat.
c. SISTEM PERS DI BEBERAPA NEGARA

Sistem Pers Barat (USA)


Representasi sistem pers barat ini dapat diwakili oleh sistem pers Amerika
Serikat dan Eropa. Pada umunya baik Amerika maupun Eropa menganut
falsafah “Liberalisme”, yang menjadi landasan sistem sosial, sistem politik
dan sistem pemerintahan mereka.

Di Amerika Serikat, pers mempunyai kebebasan untuk bergerak. Di dalam


sistem liberal, pers tidak berorientasi pada politik pemerintah (bukan
merupakan terompet pemerintah seperti di negara-negara).
Lanjutan ………….
SISTEM PERS KOMUNIS (RUSIA)

Pers di negara Komunis dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah;


tidak adak kepemilikan oleh perorangan atau swasta.

Pers digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan


kekuasaan pemerintah dan partai untuk kegiatan propaganda
dan agitasi.

Ada lembaga kontrol/sensor yang diberi nama


GLAVIT. Tugasnya : mengawasi bahan-bahan pers
yang akan dipublikasikan dan tugas-tugas untuk
mengamankan politik ideologis dan keamanan.
Lanjutan ………….

MENURUT F. RACHMADI, FUNGSI PERS KOMUNIS:

1. Pers sebagai alat propaganda, agitator, dan organisator kolektif.


2. Pers merupakan tempat pendidikan kader-kader komunis di
kalangan masa.
3. Pers bertugas sebagai lembaga yang memmobilisasi dan
berorganisir masa untuk pembangunan ekonomi.
4. Pers menerapkan dan menyiarkan semua dekrit, keputusan,
intruksi yang di keluarkan oleh Komite Sentral Partai maupun
oleh Pemerintah Rusia serta bahan publikasi lain dari
pemerintah.
5. Pers berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol dan kritik.
SISTEM PERS DI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
Ciri-ciri khusus :
1. Cenderung mengikuti sistem pers negara bekas penjajahnya.
2. Masih mencari bentuk yang tepat, sehingga kurang stabil.
3. Dituntut dapat berperan sebagai “agent of social change” dan
mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan pembangunan.
4. Dalam pelaksanaannya, terdapat pembatasan-pembatasan
dengan menganut sistem pers tanggung jawab sosial (social
responsibility).
5. Mengalami masalah di bidang komunikasi, yaitu; ketimpangan
informasi, monopoli, dan pemusatan yang berlebihan dari
sumber dan jalur komunikasi.
6. Pola hubungan antara pers dan pemerintah mempunyai tendensi
perpaduan antara sistem-sistem yang ada (libertarian,
authoritarian, social responsibility, dll).
PENUGASAN PRAKTIK KEWARGANEGARAAN
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet,
buletin dan sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :

1. Rumuskan kembali pemahaman tentang “Sistem Pers” yang diterapkan


di beberapa negara (Barat, Komunis dan Berkembang) !
2. Berikan alasan penjelasan, mengapa sistem pers di negara-negara
barat (terutama di Amerika Serikat yang berfalsafah liberalisme) ada
tidak sependapat dengan kebebasan pers yang ada !
3. Berikan alasan penjelasan, mengapa di negara-negara Komunis pada
umumnya, kebebasan pers sulit diwujudkan !
4. Tulisakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) karakteristik sistem pers di
negara-negara berkembang pada umumnya !
5. Berikan penjelasan, bagaimana hubungan antara keberadaan pers
yang bebas dan bertanggung jawab dengan hak asasi manusia dan
demokrasi !
d. SIFAT, FUNGSI DAN PERANAN PERS

SIFAT PERS
Sifat (Falsafah) Pers, mencakup:
• Liberal Democration press (Pers Demokrasi liberal),
• Communist Press (Pers Komunis),
• Authoritarian Press (Pers Otoriter ),
• Freedom and Responsibility Press (Pers Bebas dan
Bertanggung-jawab),
• Development Press (Pers Pembangunan), dan
• Five Foundation Press (Pers Pancasila)
MISI DAN FUNGSI PERS

Pers mempunyai misi :


1. Ikut mencerdaskan masyarakat,
2. Menegakkan keadilan,
3. Memberantas kebatilan.

Sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,


pada Pasal 3 antara lain disebutkan pers nasional berfungsi
sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial
dan dapat juga sebagai lembaga ekonomi.
Menurut Kusman Hidayat, Pers mempunyai 4 fungsi:
1. Fungsi Pendidik, yaitu melalui karya-karya tercetaknya,
membantu masyarakat meningkatkan budayanya.
2. Fungsi Penghubung, merupakan sarana lalu-lintas
hubungan antar manusia.
3. Fungsi Pembentuk Pendapat Umum; melalui rubrik-rubrik
dan kolom-kolom tertentu, merupakan ruang untuk
memberikan pandangan/pikiran kepada khalayak
pembaca.
4. Fungsi Kontrol, pers berusaha melakukan bimbingan dan
pengawasan kepada masyarakat tentang tingkah laku
yang benar/yang tidak dikehendaki oleh khalayak.
PERANAN PERS
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,
menyebutkan tentang peranan pers:

1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.


2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong
terwujudnya supremasi hukum, dan Hak Asasi Manusia,
serta menghormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi
yang tepat, akurat dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
e. PERKEMBANGAN PERS DI INDONESIA
PERS JAMAN PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG

 Pemerintah penjajah Belanda memandang perlu membuat


undang-undang khusus untuk membendung pengaruh pers
Indonesia, karena menjadi momok yang harus diperangi.
 Masa pendudukan Jepang, pers Indonesia banyak yang
berjuang tidak hanya dengan tulisan, melainkan juga
melalui: organisasi, keagamaan, pendidikan, politik, dsb.
 Baik masa kolonial Belanda maupun Jepang,
menggambarkan bahwa kehidupan pers masa itu sangat
tertekan.
PERS DI MASA PERGERAKAN
 Dengan munculnya pergerakan modern Budi Utomo (20 Mei 1908),
surat kabar yang dikeluarkan lebih banyak berfungsi sebagai alat
perjuangan.
 Pers menjadi “terompet” dari organisasi pergerakan sema-cam
parlemen orang Indonesia yang terjajah.
 Pers menyuarakan kepedihan, penderitaan dan sekaligus menjadi
pendorong untuk memperbaiki nasib dan kedudukan bangsa.
 Saat itu, pers mendapat tekanan dari pemerintah Hindia Belanda,
dengan cara memberantas dan menutup usaha penerbitan pers
pergerakan.
 Pada masa pergerakan, berdirilah Kantor Berita Nasional Antara
pada tanggal 13 Desember 1937.
PERS DI MASA PENJAJAHAN JEPANG

 Pers semata-mata menjadi alat pemerintah Jepang dan bersifat


pro Jepang.
 Pers banyak mengalami penderitaan dan pengekangan kebebasan
yang lebih daripada jaman Belanda.
 Namun, ada beberapa keuntungan bagi insan pers Indonesia yang
bekerja pada penerbitan Jepang :
1. Pengalaman yang diperoleh para karyawan bertambah.
2. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam pemberitaan makin
sering dan luas.
3. Adanya pengajaran untuk rakyat agar berpikir kritis terhadap
berita yang disajikan oleh sumber-sumber resmi Jepang.
PERS DI MASA REVOLUSI FISIK
 Periode revolusi fisik terjadi antara tahun 1945 sampai 1949.
 Saat itu, pers terbagi menjadi dua golongan:
a. Pers yang diterbitkan dan diusahakan Sekutu dan Belanda
yang dinamakan Pers Nica (Belanda).
b. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia
yang disebut Pers Republik.
 Sesuai dengan fungsi, naluri dan tradisinya, pers harus menjadi
penjaga kepentingan publik (public watch dog).
 Untuk menangani masalah-masalah pers, pemerintah membentuk
Dewan Pers pada tanggal 17 Maret 1950, yang terdiri dari orang-
orang persuratkabaran, cendikiawan, dan pejabat-pejabat
pemerintah.
 Akibat kekuasaan pemerintah yang tidak terlawan, saat itu
organisasi-organisasi pers tidak berkutik.
PERS DI ERA DEMOKRASI LIBERAL (1949-1959)

 Di era demokrasi liberal, landasan kemerdekaan pers adalah


Konstitusi RIS 1949 dan UUD Sementara 1950.
 Pers pada waktu itu, lebih banyak diperlakukan negatif. Selama
periode tahun 1952-1959, terjadi tindakan anti pers sebanyak 374
kali, dan yang terbanyak selama tahun 1957, yaitu mencapai
angka 125 kali.
 Awal pembatasan terhadap kebebasan pers adalah efek samping
dari keluhan para wartawan thd pers Belanda dan Cina.
 Pemerintah selalu mencari cara untuk membatasi penerbitan,
karena negara tidak akan membiarkan ideologi “asing”
merongrong Undang-Undang Dasar.
 Pada akhirnya pemerintah melakukan pembredelan pers, dengan
tindakan-tindakannya yang tidak terbatas pada pers asing saja.
PERS DI ZAMAN ORDE LAMA ATAU PERS TERPIMPIN (1956-1966)

 Pers Terpimpin, merupakan pers yang lebih banyak menjadi alat


penguasa daripada alat penyambung lidah rakyat.
 Tahun 1960, penguasa perang mulai mengenakan sanksi-sanksi
perizinan terhadap pers dan tindakan tekanan terhadap pers terus
berlangsung.
 Memasuki tahun 1964, kondisi kebebasan pers semakin
memburuk, saat itu Kementerian Penerangan dan badan-badannya
mengontrol semua kegiatan pers.
 Tindakan-tindakan penekanan terhadap kebebasan pers merosot,
ketika ketegangan dalam pemerintahan menurun. Para wartawan
diwajibkan untuk berjanji mendukung politik pemerintah.
PERS DI ERA DEMOKRASI PANCASILA DAN ORDE BARU
 Di awal pemerintahan Orde Baru, lahirlah istilah Pers Pancasila.
 Masa “bulan madu” antara pers dan pemerintah, dipermanis dengan
keluarnya UU Nomor 11 Tahun 1966 tentang Pokok-pokok Pers, yang
menjamin tidak ada sensor dan pembredelan.
 Sejak terjadinya “Peristiwa Malari” 1974, kebebasan pers mengalami set-
back yang berakibat beberapa surat kabar dilarang terbit.
 Penguasa lebih menggiatkan larangan-larangan melalui telepon supaya
pers tidak menyiarkan suatu berita. Demikian juga pengawasan terhadap
kegiatan pers dan wartawan diperketat, terutama menjelang Sidang
MPR-1978.
 Pada saat itu, pers jarang malah tidak pernah melakukan kontrol sosial
secara krisis, tegas dan berani.
 Rezim Orde Baru melihat pers tidak lebih dari sekedar institusi politik
yang harus diatur dan dikontrol seperti halnya dengan organisasi massa
dan Partai Politik.
KEBEBASAN PERS DI ERA REFORMASI
 Pemerintahan pada masa reformasi sangat mempermudah izin
penerbitan pers. Akibatnya, pada awal reformasi banyak sekali
penerbitan pers atau koran-koran, majalah atau tabloid baru
bermunculan.
 Kalangan pers mulai bernafas lega ketika pemerintah mengeluarkan UU
No. 39/1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 40/1999 tentang
Pers.
 Di dalam UU Pers, dengan tegas menjamin adanya kemerdekaan pers
sebagai hak asasi manusia, tidak lagi di kenakan penyensoran,
pembredelan dan pelarangan penyiaran.
 Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum,
wartawan mempunyai hak tolak.
 Pers nasional melaksanakan peran penting dalam mengawal demokrasi,
supremasi hukum, keadilan dan kebenaran.
PENUGASAN PRAKTIK KEWARGANEGARAAN
Carilah sumber informasi lain baik dari buku, koran, majalah, internet, buletin dan
sebagainya, kemudian lakukan hal-hal berikut :

1. Rumuskan kembali pemahaman anda tentang perkembangan kehidupan pers


di Indonesia semenjak pra kemerdekaan hingga sekarang ini !
2. Berikan penjelasan bagaimana peranan pers Indonesia pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang !
3. Berikan penjelasan kembali tentang peranan pers di masa revolusi yang
dikatakan sebagai “penjaga kepentingan publik” !
4. Berikan sekurang-kurangnya 2 (dua) indikator yang mendasar antara peranan
pers pada masa orde lama dan orde baru !
5. Identifikasikan kembali dalam bentuk apa sajakah perubahan pers di
Indonesia paska rezim orde baru atau era reformasi dewasa !
Waktu:
4 x 45 Menit

Standar Kompetensi :
Mengevaluasi Peranan Pers Dalam Masyarakat Demokrasi

Kompetensi Dasar:
3.2. Menganalisis Pers Yang Bebas Dan Bertanggung Jawab Sesuai
Kode Etik Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokrasi Di
Indonesia.
3.3. Mengevaluasi Kebebasan Pers Dan Dampak Penyalahgunaan
Kebebasan Media Massa Dalam Masyarakat Demokrasi Di
Indonesia.
(Indikator)
Hasil Yang Diharapkan:

 Menguraikan Tentang Landasan Hukum Pers Indonesia


Dan Norma-norma Pers Nasional.
 Menjelaskan Tentang Orgnisasi Pers Indonesia
 Mendeskripsikan Kode Etik Jurnalistik Dan Tanggung
Jawab Profesi Kewartawanan.
 Mendeskripsikan Tentang Kebebasan Pers Indonesia
 Menganalisis Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Media
Massa Dalam Masyarakat Demokrasi Indonesia.
Landasan Hukum

Norma-norma Pers Nasional


PERS Organisasi Pers Nasional
INDONESIA
Sistem Pers Indonesia

Kode Etik Jurnalistik dan Tanggung Jawab Profesi


Kewartawanan

Kebebasan Pers
Pers Pers, Masyarakat dan Pemrth
Indonesia
Dampak Penyalahgunaan
Kebebasan Pers
2. Pers Yang Bebas dan Bertanggung Jawab Sesuai Kode Etik
Jurnalistik Dalam Masyarakat Demokratis Di Indonesia

a. Landasan Hukum Pers Indonesia


 Pasal 28 UUD 1945
 “Pasal 28 F UUD 1945
 “Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
 Undang-Undang No. 39 Tahun 2000 tentang Hak Asasi Manusia
Pasal 14 Ayat 1 dan 2
 Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4
ayat 1 tentang pers
b. NORMA-NORMA PERS NASIONAL

 Pers Nasional, menganut Norma-norma:


a. Keserasian sosiologis yang berpedoman pada Pancasila,
b. Pola pikir dan kerja berdasarkan nilai-nilai gotong-royong.
 Lingkup hubungannya pers :
a. Hubungan antara pers dan pemerintah
b. Hubungan antara pers dan masyarakat cq. golongan-
golongan dalam masyarakat.
 Hubungan antara pers dan pemerintah terjalin dalam bentuk yang
dijiwai oleh semangat persekawanan (partnership) dalam
mengusahakan terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
c. ORGANISASI PERS
Dalam komponen sistem pers nasional, terdapat Dewan Pers.
Anggota Dewan Pers terdiri dari:
1. Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan;
2. Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi
perusahaan pers;
3. Tokoh masyarakat, ahli bidang pers atau komunikasi dan bidang
lainnya yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers;
4. Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh anggota;
5. Keanggotaan Dewan Pers sebagaimana yang dimaksud dalam
ayat 3 pasal 15 ditetapkan dengan keputusan presiden;
6. Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan
sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu periode
berikutnya.
d. SISTEM PERS NASIONAL
Sistem pers nasional adalah sistem pers yang berlaku di
Indonesia.
Ciri khas sistem pers nasional :
1. Integrasi (integaration )
2. Keteraturan (regularity )
3. Keutuhan (wholeness )
4. Organisasi (organization )
5. Koherensi (coherence )
6. Keterhubungan (connectedness ) dan
7. Ketergantungan (interdependence ) dari
bagian-bagiannya.
e. KODE ETIK JURNALISTIK DAN TANGGUNG
JAWAB PROFESI KEWARTAWANAN

Kehidupan pers nasional Indonesia, merupakan produk dari


sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat yang
diproyeksikan ke dalam bidang kegiatan pers.

Aturan main (rules of the game ) pers nasional:


 Landasan Idiil : Pancasila (Pemb UUD 1945).
 Landasan Konstitusi : Undang-Undang Dasar 1945.
 Landasan Yuridis : Undang-undang Pokok Pers.
 Landasan Profesional : Kode Etik Jurnalistik.
 Landasan Etis : Tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.
PERTANGGUNGJAWABAN :

 Dalam menjalankan profesinya seorang wartawan harus :


a. Dengan sadar menjalankan tugas, hak, dan kewajiban,
b. Mengemukakan apa yang sebenarnya terjadi, jelas, terang,
dan mudah dimengerti serta bersifat terbuka.

 Pers dalam pengembangan kegiatan sehari-hari harus berada


dalam konteks interaksi positif antara pers dan Pemerintah serta
masyarakat.

 Jika ada masalah dalam masyarakat, pers berupaya membantu


menjernihkan persoalan (fungsi mendidik), bukan sebaliknya.
KODE ETIK JURNALISTIK
 Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) telah menetapkan Kode
Etik Kewartawanan.
 Kode Etik Wartawan telah dijadikan pedoman ;
a. Sejak berdirinya PWI di Surakarta bulan Februari 1946.
b. Penegasan kembali dilaksanakan pada tgl 1 Mei 1955.
c. Kongres PWI di Medan (1955), telah dikeluarkan pengesahan
berlakunya Kode Etik Jurnalistik tersebut.
d. Dalam sidang gabungan PWI Pusat dengan Badan Pekerja
Kongres yang berlangsung di Ujung Pandang (1968), telah
menetapkan perubahan Kode Etik Jurnalistik th 1955.
 Kode Etik Jurnalistik merupakan aturan mengenai perilaku dan
pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media
pers dalam siarannya.
M. Alwi Dahlan, Ph. D, menyebutkan bahwa ada 3 faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik :

1. Etik Institusional, yaitu sistem aturan, kebijakan, dan kendala


formal yang dikembangkan oleh institusi yang memiliki media,
maupun yang mengawasi media.

2. Etik Personel, yaitu sistem nilai dan moralitas per-orangan yang


merupakan hati nurani wartawan (keyakinan pribadi yang
menimbang tindakan yang hendak dilakukannya).

3. Etik Profesional, yaitu menentukan cara pemberian yang paling


tepat sehingga informasi itu mudah diterima oleh khalayak, dlm
proporsi yang wajar.
3. Kebebasan Pers dan Dampak Penyalahgunaan Kebebasan
Media Massa Dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia

a. Kebebasan Pers Indonesia


Landasan hukum kebebasan pers Indonesia :
1. Undang-undang No. 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
2. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
PEMAHAMAN TENTANG KEBEBASAN PERS

 Adalah kebebasan mengemukakan pendapat, baik secara tulisan


maupun lisan, melalui media pers, seperti harian, majalah, dan
buletin.
 Pers dituntut tanggung jawabnya untuk menegakkan keadilan,
ketertiban dan keamanan dalam masyarakat.
 Kebebasan harus disertai tanggung jawab, sebab kekuasaan
mudah sekali disalahgunakan dan dibuat semena-mena.
 Pers harus mempertimbangkan apakah berita yang disebarkan
dapat menguntungkan masyarakat luas atau sebaliknya.
PERS, MASYARAKAT DAN PEMERINTAH

Hal terpenting yang harus diperhatikan:


1. Interaksi harus dikembangkan sekreatif mungkin.
2. Negara Indonesia, berpaham pada keseluruhan dan
keseimbangan, baik antara individu dan masyarakat
3. Harus dikembangkan hubungan fungsional.
4. Adanya pendekatan kultural terhadap segala persoalan,
sebagai identitas Indonesia.
5. Pengembangan kultur politik yang memungkinkan ber-
fungsinya sistem kontrol sosial dan kritik secara efektif dan
terbuka.
6. Pembangunan masyarakat bisa berlangsung dalam pola
evolusi, reformasi dan revolusi.
7. Pembangunan seluruh bidang kehidupan masyarakat yang
pelaksanaannya bertahap dan selektif.
8. Adanya kekurangan merupakan gejala umum yang harus kita
terima bersama.
9. Mrp hubungan kekerabatan dan fungsional yang terus
menerus dikembangkan dalam mekanisme dialog.
10.Adanya otonomi masing-masing lembaga sesuai asas
Demokrasi Pancasila.
11.Pers “lahir” di tengah-tengah masyarakat, sehingga pers dan
masyarakat tidak dapat dipisahkan.
12.Menurut Wilbur Schramm, pers adalah “Watcher, forum and
teacher” (pengamat, forum dan guru).
DAMPAK PENYALAHGUNAAN KEBEBASAN MEDIA
(Hasil jejak pendapat Kompas, 12/2/2007):
 Dunia pers Indonesia semakin tenggelam dalam ideologi
komersial,
 Fungsi media masa sebagai alat pendidikan masyarakat tidak lagi
menjadi ciri yang kuat melekat.
 Cenderung melebih-lebihkan sebuah pemberitaan.
 Sering berbenturan dengan kepentingan pemerintah.
 Cenderung berorientasi pada aspek komersial ketimbang
idealisme.
 Penayangan adegan kekerasan di televisi sudah berlebihan,
termasuk tayangan yang berbau pornograf dan mistik.
 Wajah kebebasan pers Indonesia saat ini, justru dikhawatirkan
dapat menghancurkan moral bangsa.
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1. Jelaskan yang anda ketahui makna pers dalam kehidupan masyarkat


demokratis !
2. Salah satu karakteristik pers adalah adanya kebebasan yang bertanggung
jawab, berikan alasan mengapa demikian !
3. Beri penjelasan singkat perbandingan sisem dan kemerdekaan pers pada
negara barat dengan negara berkembang pada umumnya !
4. Berikan contoh sekurang-kurangnya 3 (tiga) dampak positif kelahiran era
reformasi dengan kebebasan pers di Indonesia !
5. Beri penjelasan perbedaan yang mendasar antara sifat pers pada negara
yang berfalsafah demokrasi liberal dengan komunis !
6. Jelaskan yang dimaksud bahwa pers memiliki fungsi pendidik dan
penghubung !
7. Berikan alasan, mengapa salah satu peranan pers berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 yaitu memperjuangkan keadilan
dan kebenaran !
8. Menurut pendapat anda, apa langkah-langkah yang paling mungkin
dilaksanakan pemerintah Indonesia dalam rangka menghadapi pers di
era reformasi yang cenderung mengedepankan kebebasannya dari
pada tanggungjawabnya !
9. Jelaskan, mengapa dalam melaksanakan tugas kewartawanan
diperlukan Kode Etik Jurnalistik !
10. Berikan alasan mengapa Kode Etik Jurnalistik menjadi aturan
mengenai perilaku dan pertimbangan moral yang harus dianut dan
ditaati oleh media pers dalam siarannya !
TUGAS DAN DISKUSI

1. Diskusikan dengan teman-temanmu tentang topik-topik berikut


ini !
a. Hubungan kebebasan pers dengan demokratisasi.
b. Tantangan dunia pers dalam menjembatani kepentingan
rakyat dan pemerintah.
c. Pentingnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi dan
peranan pers di Indonesia.
d. Melalui pers yang bebas dan bertanggung jawab dapat
terwujud tegaknya keadilan !
2. Carilah referensi lain baik dari buku, koran, buletin, majalah,
internet dan sebagainya yang berhubungan dengan pers yang
bebas dan bertanggung jawab !
BENTUKLAH KELOMPOK SESUAI DENGAN KEBUTUHAN !
a. Rumuskan kembali yang dimaksud dengan pers !
b. Jelaskan mengapa di negara Indonesia lebih tepat menerapkan teori
pers tanggung jawab sosial !
c. Jelaskan kembali fungsi dan peranan pers dalam kehidupan
masyarakat!
d. Berikan contoh dampak positif dan negatif pers Indonesia di era orde
baru dan pasca orde baru (reformasi) !
e. Buatlah analisis tentang penerapan peranan pers yang bebas dan
bertanggung jawab di Indonesia dalam rangka mendorong masyarakat
dan pemerintah menuju kehidupan yang demokratis !
f. Buatlah makalah sehubungan dengan pembahasan tersebut dan
presentasikan hasilnya di depan kelas !
TERIMAKASIH

pknpedia.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai