Kasus BPH
Kasus BPH
Pembimbing:
dr. Asmin Lubis, DAF, Sp.AN,KAP,KMN.
• Nama : SG
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Umur : 72 Tahun
• Agama : Islam
Identitas • Alamat : Bangun Rejo Dusun 1
Tanjung morawa
• Pekerjaan : Pensiunan
• Status Perkawinan : Menikah
• No RM : 25.26.82
LAPORAN STATUS PASIEN
• Riwayat Pengobatan:
• (-) tidak ada
LAPORAN STATUS PASIEN
• THORAX
• Paru
• Inspeksi : Pergerakan nafas simetris,
• tipe pernafasan : Abdominotorakal
• retraksi Costae : -/-
• Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
• Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Pemeriksaan • Auskultasi : vesikuler seluruh lapang paru
Fisik • ABDOMEN
• Inspeksi : Datar, Simetris
• Palpasi : Nyeri tekan (+), Hepar dan Lien
tidak teraba
• Perkusi : Nyeri ketok (+)
• Auskultasi : Peristaltik (+) Normal
• Ekstermitas : Edema -/-
• GENITALIA : Tidak Diperiksa
LAPORAN STATUS PASIEN
• Pemeriksaan Penunjang:
• Hasil Laboratorium
• Darah Rutin
• Hb : 11.7 g/dL
• Ht : 35,3 %
• Eritrosit : 3,9 10^6µL
Pemeriksaan • Leukosit : 8.700 /µL
Penunjang • Trombosit
• Metabolik
: 240.000 /µL
• KGDS : 85 mg/dL
• Asam Urat : 5,5
• Fungsi Ginjal
• Ureum :39 mg/dL
• Kreatinin : 1,36 mg/dL
LAPORAN STATUS PASIEN
• Rencana Tindakan
• Tindakan : TURP
Pre Operasi • Anestesi : RA-SAB
• PS.ASA : II
• Posisi : Litotomi
• Pernapasan : Spontan + Nasal Kanul O2
LAPORAN STATUS PASIEN
• PRA BEDAH
• Premedikasi : Ranitidin 25 mg dan injeksi
Ketrolac 30 mg
• Pemeriksaan Pre Operatif
• B1 (Breath)
• Airway : Clear
• RR : 22x/menit
• SP : Vesikuler ka = ki
Pre Operasi • ST : Ronchi (-), Wheezing (-/-)
• B2 (Blood)
• Akral : Hangat / Merah / Kuning
• TD : 130/80 mmHg
• HR : 83x/menit
• B3 (Brain)
• Sensorium : Compos Mentis
• Pupil : Isokor ka = ki 3mm/3mm
• RC : (+)/(+)
LAPORAN STATUS PASIEN
• B4 (Bladder)
• Urine Output :-
• Kateter : Terpasang
• Jumlah Cairan
• PO : RL 500 cc + 500 cc
• DO : NaCl 0,9 % : 500 cc
• Produksi Urin : 300
• Perdarahan
Operatif • Kasa Basah : 2 × 10= 20
• Kasa ½ basah : 0 x 5 = 0
• Suction :-
• Jumlah : 20
• EBV : 75x57 = 3705 cc
• EBL
• 10% = 370 cc
• 20% = 741 cc
• 30% = 1.111,5 cc
• Intervensi Operatif
• Lama Anestesi : 13.40 s/d selesai WIB
• Lama Operasi : 13.50 – 14.20 WIB
LAPORAN STATUS PASIEN
• POST OPERASI
• Operasi berakhir pukul : 14.20 WIB
• Setelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery Room.
Tekanan darah, nadi dan pernapasan dipantau hingga
kembali normal.
• Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette score >9
Anestesi spinal merupakan tipe blok konduksi saraf yang luas berupa blok
simpatis, analgesia sensoris dan blok motorik (tergantung pada dosis,
konsentrasi atau volume dari anestesi lokal) dengan memasukkan anestesi
local dalam ruang subarachnoid di tingkat lumbal (biasanya L4 dan L5). Cara ini
menghasilkan anesthesia pada ekstermitas bawah, perenium dan abdomen
bawah. Keuntungan lain dari penggunaan neuraxial blok yang efektif adalah
penurunan tekanan darah arteri yang dapat diprediksi dan juga denyut nadi
sehubungan dengan simpatektomi dengan kejadian vasodilatasi dan blokade
serabut kardioselarator, untuk menjaga tekanan darah dan denyut nadi tetap
dalam batas normal, sering dibutuhakan obat vasoaktif dan cairan intravena.
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
Benigna Prostate Hyperplasia (BPH)
• Teori hormonal
•Teori Growth Factor (Faktor Pertumbuhan)
Etiologi •Teori Sel Stem (stem cell hypothesis)
•Teori Dehidrotestosteron (DHT)
•Teori Reawakening
Benigna Prostate Hyperplasia (BPH)
Pembesaran prostat
OBSTRUKSI
• Hesitansi : harus
IRITASI
menunggu permulaan
miksi
• Frekuensi :
• Poor stream: pancaran
Manifestasi miksi lemah
bertambahnya
Klinis • Inttermitensi: kencing
frekuensi miksi
• Nokturia: miksi pada
tiba tiba berhenti dan
malam hari
lancar kembali ( miksi
• Urgensi :miksi sulit di
terputus)
tahan
• Terminal dribbling:
• Disuria: nyeri saat
menetes pada akhir miksi
miksi
• Sesation of incomplite
bleder emplayyinh: rasa
belum puas setelah miksi
Benigna Prostate Hyperplasia (BPH)
Diagnois BPH
• Pemeriksaan laboratorium :
Darah
urin
• Pemeriksaan penunjang :
Foto polos abdomen (BNO)
Pielografi Intravena (IVP)
Sistogram retrograd
USG secara transrektal (Transrectal
Ultrasonography = TURS)
Pemeriksaan Sistografi
MRI atau CT jarang dilakukan
• Pemeriksaan lainnya :
Uroflowmetri
Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow
Studies)
Pemeriksaan Volume Residu Urin
Penatalaksaan BPH
Inkontinensia Paradoks
Batu Kandung Kemih
Hematuria
Sistitis
Pielonefritis
Retensi Urin Akut Atau Kronik
Hidroureter
Hidronefrosis
Gagal Ginjal
REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID
• Kontraindikasi Absolut.
• Pasien menolak, Deformitas pada lokasi
injeksI, Hipovolemia berat, Sedang dalam
terapi antikoagulan, Cardiac ouput yang
terbatas; seperti stenosis aorta, Peningkatan
Kontra tekana intracranial.
• Kontraindikasi Relatif
Indikasi • Infeksi sistemik (sepsis, bacteremia), Infeksi
sekitar tempat penyunikan, Kelainan
neurologis, Kelainan psikis, Bedah lama,
Penyakit jantung, Hipovolemia ringan,
Nyeri punggung kronis.
REGIONAL ANESTESI SUBARACHNOID
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan laboratorium, radiologi
Pre Operatif • Konsultasi dan koreksi terhadap kelainan
fungsi organ vital
• Menentukan prognosis pasien
perioperative menggunakan kriteria PS.
ASA.
• Persiapan Pasien
Durante • Pemakaian Obat Anestesi
Operatif • Terapi Cairan
• Monitoring