Anda di halaman 1dari 11

NAMA KELOMPOK 5:

1.PRAMESTI APRILIA 5. SELVI DAMAYANTI

2. TARISYAH PRAMUNIA 6. PAHRI PAUJI

3. UUN FIAH 7. RIKI MARTIN

4. WIDIA
WAHYUNINGSIH 8. NAUFAL LAKSAMANA
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Keramik telah di temukan sejak jaman dahulu,terbukti dengan ditemukan benda-benda sejarah yang
terbuat dari tanah liat seperti guci-guci,wadah,perlengkapan tempat makanan,tempat air minum dan lain
sebagainya.Keramik merupakan material organik non logam yang mengandung unsur logam dan non
logam yang terutama berikatan ionik dan kovalen.mateial dari keramik tersebut mengandung tingkat
perbadaan dalam ikatan kimia nya.
Keramik pada proses pembuatannya memiliki beberapa tahap proses agar berhasil.proses
pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama. Bahan pembuatan keramik terdiri dari tanah liat.
Dari tanah liat tersebut lalu dapat diolah seperti menjadi batu bata,celengan,lantai yang terbuat dari
keramik,piring,cobekan dan lain-lain.
Pada umumnya material keramik memiliki tekstur keras dan rapuh,dengan tingkat kekerasan yang
rendah. Keramik adalah bahan isolator yang dan panas yang baik karena tidak ada elektron yang
terkonduksi. Material keramik memiliki titik leleh yang tinggi dan kestabilan kimia terhadap lingkungan
yang tinggi karena tingkat kestabilan.
NEXT
NEXT

ISI
2.1.LANDASAN TEORI
Keramik merupakan campuran padatan yang terdiri dari sebuah unsur logam dan nonlogam atau unsur logam
dan nonlogam padat, gabungan dari unsur nonlogam dan unsur nonlogam padat, atau gabungan dari dua buah unsur
nonlogam padat yang dibentuk dengan perlakuan panas (Barsoum, 1997). Dalam definisi yang lebih khusus lagi,
keramik didefinisikan sebagai bahan inorganik yang merupakan pencampuran senyawa logam dan nonlogam dengan
memberi perlakuan seperti pemanasan, pemberian tekanan sehingga memiliki sifat kuat, keras dan memiliki titik
cair yang tinggi serta lambat terhadap proses kimia (Yet Ming Chiang et al, 1997)
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang
telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu
hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin,
dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru
mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. Umumnya senyawa keramik lebih stabil
dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah
felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia
dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana bahan
diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas. Kurangnya beberapa
elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan
juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik
secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan
tariknya. Kamus dan ensiklopedia pada tahun 1950-an mendefenisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan
sebagainya. Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi defenisi keramik berkembang tidak hanya pada
penghasil barang dari tanah liat namun berkembang mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat.
• SEJARAH PERKEMBANGAN KERAMIK DI INDONESIA
Kepandaian membuat keramik di Indonesia sebenarnya sudah tua umurnya, sebagaimana halnya sejarah keramik
diberbagai belahan Dunia, seperti China, Jepang, Mesir, Yunani, Korea, Thailand, Peru, Philipina, Vietnam dan lain
sebagainya. Di mana ketrampilan membuat keramik tersebut muncul dan tumbuh secara alami, ada yang tumbuh
dalam waktu yang bersamaan tanpa adanya pengaruh hubungan kebudayaan satu dengan lainnya. Kepandaian
membuat keramik dapat dikatakan setua manusia mengenal api dan dapat memanfaatkannya.
Penemuan teknik membuat keramik atau pengetahuan mengenai sifat tanah liat yang mengeras setelah
dibakar, diperoleh secara tidak sengaja oleh orang primitif pada zaman Pra-sejarah. Ralph Mayer dalam bukunya A
Dictionary of Art Term and Techniques, menyatakan bahwa kebanyakan seni primitif dibuat dari kayu, batu dan
tanah liat, yang diciptakan untuk beberapa tujuan relegi atau tujuan yang praktis (Mayer, 1969). Awal mulanya
keramik dibuat cenderung sebagai “wadah”. Inspirasi pembuatan wadah tersebut berasal dari pemanfaatan buah-
buahan berkulit tebal seperti labu, kelapa dan sebagainya, yang isinya dikeluarkan. Juga dari ruas-ruas pohon
bambu, daun-daunan berukuran besar seperti daun pisang daun talas dan lainnya. Cekungan bekas telapak kaki dan
batu pada tanah basah yang digenangi air hujan juga memberi inspirasi, dimana air yang tergenang tersebut dapat
bertahan lama bahkan bisa berhari-hari lamanya. Berdasarkan kenyataan tersebut, suatu ketika orang memakai
keranjang bambu yang dilapisi tanah liat sebagai
NEXT
NEXT
tempat atau wadah cairan (liquid) dan wadah semacam ini tentu tidak bertahan lama. Secara tidak sengaja
keranjang tersebut dibuang keperapian dengan maksud untuk dimusnahkan. Namun yang terjadi keranjangnya
musnah, sedang tanah pelapis masih tersisa dan ditemukan mengeras dengan meninggalkan bekas anyaman
keranjang. Dari pengalaman-pengalaman itulah, orang mulai dengan sengaja membentuk tanah liat secara utuh
sebagai wadah dan untuk keperluan religi lainnya.
Dengan diketemukan tanah yang mengeras ini, secara tidak sengaja mereka telah menemukan keramik
dengan unsur dekorasinya sekaligus. Lebih lanjut hiasan diterapkan secara sengaja, yaitu menggunakan kulit
kerang, kulit kayu, permukaan batu, tali, anyaman, serat tumbuh-tumbuhan, kain atau benda-benda keras lain
yang bertekstur / bermotif, dengan cara mengecapkannya pada permukaan benda dalam keadaan masih basah
(lembab) sebelum dibakar. G. Nelson, dalam bukunya yang berjudul Ceramics menulis bahwa suatu kenyataan
yang ada pada benda-benda tembikar atau keramik masa Neolitik, tekstur yang banyak ditemukan adalah bekas
anyaman (Nelson, 1960). Dengan demikian , jelas bahwa keramik lahir pada mulanya sebagai benda praktis dan
sekaligus sebagai benda estetis.
Di Indonesia, keramik jenis gerabah dikenal sejak zaman Pra-sejarah atau zaman Neolitikum, yaitu
pada tahun 3.000 sebelum Masehi, dimana manusia saat itu sudah mulai hidup menetap dan bercocok tanam
serta membentuk kelompok-kelompok masyarakat. Sebagai masyarakat yang menetap, hidupnya memerlukan
peralatan atau perlengkapan untuk kebutuhan sehari-hari, diantaranya adalah tempat menyimpan cairan
(minuman) dan makanan yang dibuat dari gerabah (tanah liat).
Para pemuka masyarakat / pemimpin, kemudian sangat mempengaruhi kehidupan selanjutnya, dimana
orang yang dihormati dan dipercaya tersebut dianggap dapat melindungi warganya, bahkan sampai meninggalpun
tatap dapat mempengaruhi manusia yang masih hidup. Muncullah suatu bentuk kepercayaan penghormatan
kepada nenek-moyang, sebagai penghormatan maka dibuatlah perlambangan-perlambangan dan pemujaan-
pemujaan untuk menenangkan arwah
nenek moyang mereka. Penyertaan benda kubur seperti patung kecil (figurin), manik-manik serta tempat makanan
dan minuman merupakan bentuk penghormatan leluhur sebagai bekal dalam perjalanan ke alam baka. Peruk kecil
berisi perhiasan dan periuk besar berisi tulang-belulang adalah hasil tradisi kepercayaan masyarakat di zaman Pra-
sejarah.

1.Bahan
Secara garis besar bahan baku yang dipergunakan untuk membuat keramik Terdiri atas 3 macam (triaxial), yaitu
Tanah liat (clay), Pasir, Feldspar.
• Tanah liat (Clay ) Kandungan utama dari tanah liat antara lain Kaolinite (Al2O3.2SiO2.2H2O), Montmorillinote,
Illite, Halloysite, Perbedaan kandungan tanah liat memberikan sifat yang berbeda-beda. Sifat tanah liat yang
penting untuk pembuatan keramik antaralain Plastisitas (kemampuan untuk dibentuk tanpa mudah retak),
Fusibilitas (kemampuan untuk dilebur), Bahan baku pasir (kwarsa), Fungsi (sebagai bahan non plastik).
• Pasir Berfungsi sebagai bahan pengisi, namun jika penambahan terlalu banyak silikat dalam pasir menyebabkan
keretakan pada waktu pembakaran.
• Feldspar Bahan baku feldspar berfungsi sebagai bahan pengikat dalam pembuatan keramik, dan Menurunkan
temperatur pembakaran. Ada beberapa jenis bahan feldspar yang diantaranya K-feldspar, Na-feldspar, Ca-feldspar.
Bahan lainnya yaitu :
• Kaolin Nama kaolin berasal dari bahasa cina, kauling yang berarti pegunungan tinggi, yaitu gunung yang terletak
dekat Jakhau Cina yang tanah lempungnya sudah dimanfaatkan dalam pembuatan keramik sejak beberapa abad
lalu. Kaolin adalah tanah liat putih yang mempunyai mutu penyusutan yang baik selama pengeringan dan
pembakaran. Clay jenis ini merupakan clay yang paling penting dalam pembuatan keramik dan paling putih di
antara clay lainnya, karena kandungan besinya yang paling rendah.

NEXT
NEXT

Sifat-sifat kaolin : Tidak terlalu plastis, Kekuatan keringnya rendah, Titik leburnya 1700oC-1785oC, Dalam
keadaan kering berwarna putih, Memberi warna putih pada masse badan keramik, dan Setelah dibakar berwarna
putih.
• Kuarsa Kuarsa adalah mineral yang berasal dari batuan beku asam metamorf dan sedimen, dalam bentuk
dengan komposisi sebagian besar berupa silika dan terdapat pada sebagian batu pasir kuarsa. Fungsi kuarsa di
dalam pembuatan keramik pengarah benang adalah : Tidak mengurangi keplastisan dan penyusutan pada bodi
keramik, Mengurangi susut kering dan susut bakar dari tanah liat, Memudahkan air untuk menguap sewaktu proses
pengeringan dan proses pembakaran, Memberi sifat kuat pada barang-barang yang dibuat dan dapat mencegah
perubahan bentuk pada waktu dibakar, dan Dapat mengurangi daya memuai dari benda yang sudah jadi
2. Alat
Macam-macam alat untuk membentuk keramik, yaitu;
• Kayu bulat/penggiling berguna untuk membuat lempengan.
• Meja putar berguna untuk membuat keramik bentuk lingkaran atau silinder.
• Tali pemotong berguna untuk memotong tanah liat atau mengambil keramik yang masih basah dari meja
putar.
• Cetakan biasanya terbuat dari gips. bentuknya persis seperti model yang akan kita buat.
• Butsir berguna untuk membantu pembentukan tanah liat.
• Pisau pahat berguna untuk membuat dekorasi pada keramik.
• Sudip berguna untuk membuat hiasan saat tembikar masih basah.
• Tungku pembakaran berguna untuk membakar keramik yang sudah kering atau keramik berglasir.
2.2 PROSES PEMBUATAN KERAMIK

1. - Flint: Batuan Silida berbentuk serbuk


• Feldspar: Lempung dari batu karang
• China Clay: Lempung Tanah liat
• Ball Clay: Lempung dari pasir
2. Semua bahan dimasukkan kedalam Hopper bins dengan mesin timbangan berjalan, bahan keluar sesuai dengan
wadah kebutuhan yang keluar di blunger
3. Di Blunger ditambahkan air dan di aduk sampai benar-benar tercampur semua bahan nya dengan kecepatan
tinggi
4. Kemudian ke Magnetic separator untuk memisahkan pengotor
5. Lalu ditampung di Storage Cistern
6. Masuk Ke filter press disini adonan di tekan hingga kadar air di adonan hilang
7. Adonan yang dimasukkan kedalam Pug Mill untuk di giling dan di kilaskan
8. Lalu dicetak sesuai ukuran di Hydraulic Press
9. Lalu dikeringkan NEXT
NEXT

10. Dirapihkan pinggirannya agar halus dan rapih dengan kerapihan bubut di Flimming Lathe
11. Lalu di oven untuk dibakar
12. Kemudian keramik yang sudah jadi di poles, di kilapkan,di proses glazing
13. Kemudian di bakar di kiln dengan suhu tinggi 750 oC-1000 oC
14. Kemudian di testing (pengujian dengan alat uji,di injak dengan beban tertentu,dan untuk
menstabilkan suhu keramik agar tidak mudah pecah)
15. Kemudian dilakukan penyortiran yakni KW1,KW2,KW3
16. Porselen siap di packing dan dijual
NEXT
GLAZE/PELAPIS BODY
BODY

KAUL FELD
FRITT IN SPAR CLAY
FELD KAULI
CLAY BALT FLINT
SPAR N

BALLMIL

STORAGE UTAMA STORAGE


GLAZE

ANNE
BLAZING ALIN QC PACKANGI
PRESS DRIER KLIN NG
LINE G

Anda mungkin juga menyukai