Anda di halaman 1dari 31

Analisis jurnal

Oleh
Ni Luh Anda Kristianti
I Komang Budiana
Novi Cintya Suandari
Alasan Pengambilan Judul
Penulis mengangkat judul mengenai “Active One Leg
Standing Exercise Lebih Efektif daripada Contactual Hand
Orientating Response (Chor) Exercise untuk Meningkatkan
Kemampuan Mobilitas Pasien Pasca Stroke”.
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit
neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan
saraf pusat1. Serangan stroke akan menimbulkan gejala neurologis yang
tergantung dari berat ringannya gangguan pembuluh darah diotak dan
lokasinya. Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan
penyebab kematian nomor tiga dunia. Gangguan pada kemampuan mobilitas
dalam hal ini adalah gangguan keseimbangan dan fungsional berjalan
merupakan salah satu gangguan yang paling sering dijumpai pada pasien pasca
stroke
Dilihat dari gangguan motorik yang menjadi
perhatian utama dalam proses rehabilitasi pasien pasca
stroke menurut kami penelitian ini sangat baik untuk
dilakukan untuk melihat terapi mana yang lebih efektif
untuk dilakukan pada pemulihan fungsi motorik pada
pasien pasca stroke serta untuk mencegah terjadinya
kecacatan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dilihat dari stroke yang merupakan penyebab kecacatan
nomor satu di dunia dan penyebab kematian nomor tiga
dunia sehingga layak untuk diteliti, namun
kekurangannya adalah peneliti kurang mencantumkan
data atau presentase jumlah pasien yang mengalami
stoke serta pasien pasca stroke yang mengalami
kecacatan baik di Indonesia maupun internasional.
Judul
Penulis mengangkat judul mengenai “Active One Leg Standing
Exercise Lebih Efektif daripada Contactual Hand Orientating
Response (Chor) Exercise untuk Meningkatkan Kemampuan Mobilitas
Pasien Pasca Stroke”. Jumlah kata dalam judul menurut kami cukup
banyak yaitu terdiri atas 21 kata, dan telah melebihi batas maksimal
jumlah kata dalam judul. Menurut tata cara penulisan artikel penelitian
dikti maksimal judul terdiri atas 15 kata. Judul telah menggambarkan
masalah yaitu membuktikan bahwa Active One Leg Standing Exercise
lebih efektif daripada Contactual Hand Orientating Response (Chor)
Exercise) dalam meningkatkan kemampuan mobilitas pasien pasca
stroke. Dalam judul penelitian ini tidak dicantumkan tempat penelitian
dan waktu penelitian, dimana penelitian ini dilakukan di Sasana Husada
Stroke Service Grup, Jakarta. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Desember 2016 sampai dengan bulan Maret 2017. Sebaiknya
peneliti mencantumkan tempat dan waktu penelitian untuk melengkapi
jurnal ini.
Penulis (Peneliti ) dan Alamat
 Nama Penulis
a. Bambang Widayanto
Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana
b. Alex Pangkahila
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
c. Muh Irfan Fakultas
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul
d. Ida Bagus Ngurah
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
e. I Putu Adiartha Griadhi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
f. Mutiah Munawarah
Fakultas Fisioterapi Universitas Esa Unggul
Pada bagian nama penulis telah ditulis tanpa
gelar serta asal universitas masing – masing
penulis. Namun tidak dicantumkan alamat
peneliti serta kontak peneliti baik No. telepon
maupun alamat e-mail. Sebaiknya pada bagian
nama peneliti dicantumkan No. telepon serta
alamat e-mail untuk melengkapi penelitian ini.
Absrak
Penelitian ini bertujuan membandingkan Active One Leg
Standing dan Contactual Hand Orientating Response (CHOR)
Exercise untuk meningkatkan kemampuan mobilitas pada pasien
pasca strokeini menggunakan metode eksperimental dengan
rancangan penelitian pre-test and post-test control group design.
Dimana metode eksperimen (percobaan) adalah suatu tuntutan
dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar
menghasilkan suatu produk yang dapat dinikmati masyarakat
secara aman dan dalam pembelajaran melibatkan siswa dengan
mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan
itu, kemudian rancangan penelitian yang digunakan yaitu pre-test
and post-test control group design sesuai digunakan dalam
penelitian ini karena meneliti tentang peningkatan kemampuan
motorik pasien pasca stroke sesuai dengan latihan yang diberikan,
sehingga harus dilihat hasil sebelum dan sesudah latihan untuk
membuktikan efektifan latihan tersebut.
Jumlah sampel tiap kelompok sebanyak 7
orang. Kelompok I diberikan palatihan Active
One Leg Standing, kelompok II diberikan
pelatihan Contactual Hand Orientating Response
(CHOR). Tiap kelompok diberikan latihan
dengan durasi waktu satu jam, 3 kali seminggu
selama 6 minggu. Tes pengukuran kemampuan
mobilitas menggunakan POMA-Tinetti Test.
Jumlah kata dalam abstrak 230 kata, dan
jumlah kata kunci 4 yaitu stroke, kemampuan
mobilitas, active one leg standing exercise,
contactual hand orientating response (chor).
Secara keseluruhan, abstrak dalam penelitian ini
sudah cukup lengkap terdiri atas desain
penelitian, sampel penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan, dan abstrak telah menggambarkan
isi dari jurnal penelitian ini. Namun masih ada
beberapa poin yang tidak tercantum seperti
teknik pengambilan data , tempat penelitian dan
waktu penelitian.
Pendahuluan
Pada pendahuluan jurnal ini seriousness of the
problem/keseriusan masalah dilihat dari serangan stroke
yang akan menimbulkan gejala neurologis salah satunya
adalah gangguan fungsi motorik sampai dapat
menimbulkan kecacatan. Tidak hanya mempengaruhi
kondisi pasien secara fisik, selain itu kualitas hidup pasien
menjadi menurun, dan pasien menjadi kehilangan
perannya baik dalam keluarga maupun kehidupan social
sehinnga hal tersebut akan mempengaruhi biopsikososial
pasien, maka diperlukannya penelitian ini untuk membatu
pemulihan kondisi fisik pasien sehingga kemampuan
motorik pasien dapat ditingkatkan, mencegah kecacatan
permanen, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pada pendahuluan jurnal ini Magnitude/besar
masalah dimana stroke merupakan penyebab
kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab
kematian nomor tiga dunia. Dilihat dari penelitian
ini masih belum mencantumkan presentase atau
jumlah pasien stroke yang mengalami gangguan
fungsi motorik di Indonesia. Namun secara umum
pasien stroke dengan gangguan fungsi motorik perlu
direhabilitasi dan diberikan latihan untuk
meningkatkan kemampuannya dari yang
sebelumnya ketergantungan total menjadi dapat
melakukan aktivitas secara mandiri atau paling tidak
mampu beraktivitas dengan bantuan alat atau orang
lain.
Pada pendahuluan jurnal ini Manageability/pengelolaan
atau penyelesaian masalah adalah dengan melakukan
penelitian untuk mengetahui latihan yang lebih efektif
antara Active One Leg Standing dan Contactual Hand
Orientating Response (CHOR) Exercise sehingga pasien
dapat memilih latihan yang dapat lebih meningkatkan
mempuan motoriknya dan dapat mencegah terjadinya
kecacatan. Masih belum ada community concern/peran
pemerintah dan political concern/kebijakan pemerintah
yang berperan dalam penelitian jurnal ini. Terdapat sedikit
kekurangan pada penelitian ini yaitu peneliti kurang
mencantumkan data atau presentase jumlah pasien yang
mengalami stoke serta pasien pasca stroke yang
mengalami kecacatan baik di Indonesia maupun
internasional.
Metode Penelitian
Jenis penelitian pada jurnal ini adalah penelitian kuantitatif,
dimana penelitian eksperimental dengan rancangan yang
digunakan adalah Pre and Post Test Group Design, yaitu
membandingkan antara perlakuan pada dua kelompok perlakuan.
Dengan jumlah sampel sebanyak 7 orang pada tiap kelompok
perlakuan, dengan usia sampel antara 45 – 65 tahun. Kedua
kelompok dilakukan pengukuran awal dengan POMA-tinetti test.
Kelompok I diberikan One Leg Standing Exercise dan pada
kelompok II diberikan Contactual hand Orientating Response
(CHOR) Exercise. Menurut kami rancangan yang digunakan
yaitu Pre and Post Test Group Design sesuai digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui perkembangan kondisi sampel
sebelum dam sesudah dilakukan latihan dan membandingkan
efektiivitas dari kedua latihan tersebut.
Tempat dan waktu penelitian, dimana lokasi
penelitian dilakukan di Sasana Husada Stroke
Service Grup, Jakarta. Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai
dengan bulan Maret 2017.

Kriteria sampel penelitian dimana pengambilan


sampel dilakukan dengan teknik random sampling
yaitu dengan memilih sample secara acak atau
diundi dalam penelitian ini dengan tujuan
mendapatkan sampel yang mewakili status populasi
yang diambil sebagai anggota sampel. Dengan
jumlah sampel sebanyak 7 orang pada setiap
kelompok perlakuan.
 Metode analisa data, dimana statistik deskriptif untuk menganalisis
karakteristik subjek penelitian terkait dengan usia, jenis kelamin,
BMI, skor MMSE, skor NIHSS, Tinetti test, pendidikan dan
pekerjaan yang datanya diambil pada saat assesmen dan pengukuran
pertama atau tes awal.
a. Uji normalitas data untuk menganalisis distribusi data dari
masing-masing kelompok perlakuan.Uji statistik yang digunakan
adalah shapiro wilk test. Shapiro wilk test adalah metode uji
normalitas yang efektif dan valid digunakan untuk sampel
berjumlah kecil. Menurut kami uji statistic yang digunakan cocok
untuk penelitian ini karena jumlah sampel yang sedikit yaitu 7
orang dalam setiap kelompok perlakuan.
b. Uji homogenitas untuk menganalisis variasi data dari masing-
masing kelompok perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah
levene’s test of varians. Levene’s test of varians adalah statistik
inferensial yang digunakan untuk menilai kesetaraan varian untuk
variabel yang dihitung untuk dua atau lebih kelompok, dimana
pada penelitian ini menilai kesetaraan antara dua kelompok
perlakuan.
c. Uji hipotesis 1 dan 2 pada penelitian ini merupakan uji komparasi
data pre test dan post test dari ke dua kelompok perlakuan yang
bertujuan untuk mengetahui beda peningkatan kemampuan
mobilitas pasien pasca stroke setelah intervensi atau perlakuan
pada masing-masing kelompok tersebut. Uji statistik parametrik
yang digunakan adalah t-test related.

d. Uji hipotesis 3 merupakan uji komparasi dua sampel tidak


berpasangan atau mencari beda pengaruh pada kelompok
perlakuan I dan kelmpok perlakuan II. Uji statistik yang digunakan
adalah parametrik Independent t-test. Independent t-test adalah
jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata
dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan.
Menurut kami uji statistic yang digunakan sudah sesuai dimana
penelitian ini menggunakan 2 kelompok perlakuan yang setiap
kelompok tersebut diberikan latihan yang berbeda.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data
pada penelitian ini adalah melakukan studi
kepustakaan dari buku, jurnal, internet file, dan
berbagai topik lain yang relevan. Selain itu juga
dengan melakukan tes MMSE untuk mendapatkan
skor fungsi kognisi pasien, pengukuran dan
penilaian dapat dilanjutkan terhadap subjek jika
skor hasil tes MMSE, tes NIHSS untuk
mendapatkan skor tingkat keparahan stroke pasien,
tes BBS untuk mengetahui tingkat keseimbangan
pasien, dan tes pengukuran kemampuan mobilitas
menggunakan POMA-Tinetti Test.
Instrument Penelitian

Jenis instrument yang digunakan dalam


penelitian ini yaitu melakukan tes MMSE untuk
mendapatkan skor fungsi kognisi pasien, tes
NIHSS untuk mendapatkan skor tingkat
keparahan stroke pasien, tes BBS untuk
mengetahui tingkat keseimbangan pasien, tes
POMA-Tinetti untuk pengukuran kemampuan
mobilitas.
Hasil dan Bahasan
 Diketahui bahwa sebelum diberikan program latihan nilai rerata
pada kelompok I adalah 15,57 dan SB sebesar 2,29 dan sesudah
diberikan program latihan nilai rerata sebesar 21,42 dan SB
sebesar 2,50. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai p < 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan kemampuan
mobilitas pada kelompok I setelah diberikan program ActiveOne
Leg Standing Exercise.
 Pada kelompok II mempunyai nilai rerata sebesar 13,85 dan SB
sebesar 3,93 dan sesudah diberikan program latihan nilai rerata
sebesar 18,14 dan SB sebesar 3,89. Berdasarkan perhitungan
didapatkan nilai p < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada
peningkatan kemampuan mobilitas pada kelompok II setelah
diberikan program latihan Contactual Hand Orientating
Response (CHOR).
 Diketahui bahwa nilai rerata untuk selisih sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok I sebesar 6,85 dan nilai SB sebesar 1,06.
Sedangkan pada kelompok II didapatkan nilai rerata sebesar 4,28 dan
SB sebesar 0,75. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai p <
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian Active One
Leg Standing Exercise lebih efektif daripada Contactual Hand
Orientating Response (CHOR) Exercise untuk meningkatkan
kemampuan mobilitas pasien pasca stroke.
 Dibandingkan dengan pelatihan Contactual Hand
Orientating response (CHOR) pelatihan One Leg Standing
lebih komprehensif dalam memberikan stimulasi pada
anggota tubuh, dibandingkan dengan pelatihan Contactual
Hand Orientating response (CHOR). Dimulai dari adanya
tumpuan atau pembebanan pada tungkai kemudian adanya
aktivasi otot sepanjang tungkai sampai dengan kemampuan
trunk dalam mempartahankan postur selama latihan
berlangsung, Metode One Leg Standing memperhatikan
segala aspek yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam
membentuk keseimbangan yang diperlukan dalam proses
berjalan. Sedangkan metode Contactual Hand Orientating
response (CHOR) merupakan optimalisasi sensori reseptor
dalam membentuk reaksi keseimbangan.
Simpulan dan Saran
• Active One Leg Standing Exercise
meningkatkan kemampuan mobilitas pada
pasien pasca stroke.
• Contactual Hand Orientating Response
(CHOR) meningkatkan kemampuan mobilitas
pada pasien pasca stroke.
• Pelatihan Active One Leg Standing Exercise
lebih efektif daripada Contactual Hand
Orientating Response (CHOR) untuk
meningkatkan kemampuan mobilitas pasien
pasca stroke.
Menurut kami kesimpulan jurnal sudah
menggambarkan hasil dari penelitian ini, namun
masih belum dilengkapi dengan saran, alangkah
baiknya untuk dilengkapi saran baik untuk
pembaca maupun untuk penelitian selanjutnya.
Kaidah Penulisan
 Pada penelitian ini judul telah menggunakan huruf
capital, dicetak tebal, namun tidak menggunakan
huruf Times New Roman font 12, dan jumlah kata
dalam judul cukup banyak yaitu 21 kata
 penulis telah ditulis di bawah judul tanpa gelar,
tidak disingkat, diawali dengan huruf capital, serta
tanpa diawali dengan kata “oleh”.
 nama perguruan tinggi kedua penulis tercantum,
alamat surel yang tercantum hanya milik penulis 2
dan tidak tidak menggunakan huruf Times New
Romanfont 10.
Abstrak
• Pada penelitian ini abstrak ditulis dalam bahasa
Indonesia dan bahasa inggris, berisi inti
permasalahan, tidak tercantum cara penelitian, dan
telah tercantum hasil yang diperoleh. Kata abstrak
telah dicetak tebal.
• jumlah kata dalam abstrak adalah 230 kata dan
telah diketik 1 spasi.
• jenis huruf abstract tidak menggunakan Times New
Romanfont 1. Telah disajikan rata kiri dan rata
kanan, dalam satu paragraph dan ditulis tanpa
menjorok pada awal kalimat.
• abstrak telah dilengkapi dengan 4 keyword yang
mmenjadi inti uraian. Kata keyword telah dicetal
tebal.
Refrensi

• Pada penelitian ini penulisan refrensi sudah


sesuai dengan kaidah penulisan refrensi
menurut sistem Harvard Referencing
Standard.
Referensi
• Sumber – sumber yang digunakan dalam
pembuatan penelitian ini diambil dari buku
ajar, riset kesehatan, serta jurnal kesehatan
yang berkaitan dengan rehabilitasi pasien
pasca stroke.
Implikasi penelitian
• Implikasi penelitian ini dalam keperawatan
diharapkan pasien pasca stoke dapat
menggunakan latihan Active One Leg Standing
Exercise yang telah diteliti lebih efektif untuk
meningkatkan kemampuan mobilisasi.
Meningkatnya kemampuan mobilisasi dapat
meningkatkan kemandirian pasien, kualitas hidup
mereka lebih meningkat dan mampu untuk
beraktivitas secara mandiri dengan diimbangi
dengan istirahat yang cukup dan pengobatan yang
teratur.
Kesimpulan Jurnal
Secara keseluruhan jurnal penelitian ini sudah baik.
Penelitian ini sangat bermanfaat dalam dunia kesehatan
khususnya untuk penyakit stroke dalam peningkatan
kemampuan mobilisasi pasien. Selain itu kita juga dapat
mengetahui perbandingan antara efektifitas Active One Leg
Standing Exercise yang lebih baik digunakan dibandingkan
dengan Contactual Hand Orientating Response (CHOR) untuk
meningkatkan kemampuan mobilitas pasien pasca stroke.
Namun perlu ditambahkan pada pendahuluan atau pada latar
belakang presentase jumlah pasien stoke yang mengalami
gangguan mobilisasi baik internasinal dan di Indonesia, serta
kurang dijelaskan ketentuan dan durasi dari latihan Active One
Leg Standing Exercise dan Contactual Hand Orientating
Response (CHOR) exercise.
Rekomendasi
• Penggunaan latihan Active One Leg Standing
Exercise dapat direkomendasikan pada pasien pasca
stroke yang mengalami gangguan pada mobilitasnya
karena terbukti efektif untuk meningkatkan
kemampuan mobilitas pasien dengan melakukan
latihan sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 6
minggu. Namun untuk diperhatikan pada pasien
yang memiliki skor resiko jatuh yang tinggi dan
indeks masa tubuh dalam rentang lebih dari normal
untuk mengkonsultasikannya dengan dokter dan
fisioterapis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai