(ILAE, 1993)
1/20/2019 3
Kejang demam
• Kejang demam sederhana
– Berlangsung singkat, tonik-klonik,umum, tidak
berulang dalam 24 jam
(ILAE,1993;Stafstrom,2002)
1/20/2019 4
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
– Darah tepi lengkap, elektrolit, gula darah
(Level II-2, rekomendasi D)
(Gerber dan Berliner, 1981; AAP, 1996)
• Pungsi lumbal
– Usia < 12 bulan sangat dianjurkan
– Usia 12 – 18 bulan dianjurkan
– Usia > 18 bulan selektif
(Level III, rekomendasi E)
(AAP, 1996)
1/20/2019 5
Tatalaksana Pengobatan
- Saat
kejang
- Pasca kejang – jangka panjang
1/20/2019 6
ALGORITME PENANGANAN KEJANG AKUT & STATUS KONVULSIF 3
Diazepam 5-
Prehospital 10mg/rekt max 2x 0-10 mnt
jarak 5 menit
ICU Refrakter
(Knudsen, 2000)
1/20/2019 10
Pengobatan
• Antipiretik
– Sangat dianjurkan walaupun tidak terbukti
mengurangi risiko berulangnya kejang
(Level I, rekomendasi E)
– Asetaminofen 10 – 15 mg/kg diberikan 4 kali
– Parasetamol 10-15 mg/kg/kali, diberikan 4-6
kali
– Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, diberikan 3-4 kali
(Camfield dkk, 1980; Schnaiderman dkk, 1993)
1/20/2019 11
Pengobatan
• Antikonvulsan
– Diazepam oral 0,3 – 0,5 mg/kg setiap 8 jam
saat demam, menurunkan risiko berulangnya
kejang
(Level I, rekomendasi E)
(Knudsen, 1991; Rosman dkk, 1993)
– Kesepakatan Saraf Anak 2004
• Diazepam oral 0,5 mg/kg/hari di bagi 4 dosis
– Fenobarbital, karbamazepin, fenitoin saat
demam tidak mencegah kejang
(Knudsen, 2002)
1/20/2019 12
Pengobatan
• Pengobatan rumatan
– Fenobarbital 3 – 6 mg/kg atau asam valproat 15 – 40
mg/kg setiap hari efektif menurunkan risiko
berulangnya kejang
(Level I)
Shortcut (2) to DSCF0002.lnk Shortcut (2) to DSCF0002.lnk
(Mamelle,1984; Farwell dkk, 1990)
1/20/2019 13
Pengobatan
• Dianjurkan profilaksis terus menerus:
– Kelainan neurologis nyata sebelum atau sesudah
kejang (paresis Tod’s, CP, hidrosefalus)
– Kejang lama > 15 menit
– Kejang fokal
• Dipertimbangkan:
– Kejang berulang dalam 24 jam
– Bayi usia < 12 bulan
– Kejang demam kompleks berulang > 4 kali
• Lama pengobatan 1 tahun bebas kejang
(Kesepakatan Saraf Anak 2004)
1/20/2019 14
Prognosis
• Faktor risiko berulangnya kejang demam
– Riwayat KD dalam keluarga
– Usia kurang dari 14 bulan
– Tingginya suhu sebelum kejang
– Lamanya demam demam ≤ 1 jam
• Bila semua faktor risiko ada kemungkinan
berulang 80 %, satu faktor 10 – 15%
(Berg dkk, 1992; Knudsen,1996)
1/20/2019 15
Prognosis
• Faktor risiko menjadi epilepsi
– Perkembangan saraf terganggu
– Kejang demam kompleks
– Riwayat epilepsi dalam keluarga
– Lamanya demam
• Risiko epilepsi 4 – 6%, meningkat bila ada
2 faktor menjadi 10 – 15%
• Jarang menimbulkan kecacadan serta
kematian
(Ellenberg da Nelson, 1978; NIHF, 1980;Knudsen, 1998.)
1/20/2019 16
Indikasi rawat
• Kejang demam pertama kali
• Kejang demam pada usia < 1 tahun
• Kejang demam kompleks
• Hiperpiraksia ( suhu di atas 40 0C)
• Pasca kejang anak tidak sadar atau
lumpuh (Tod’s paresisi)
• Permintaan orangtua
Tip’s untuk orang tua
• Orangtua harus mengetahui pada suhu berapa
anak mengalami kejang
• Sediakan termometer – ukur suhu tubuh setiap
anak demam
• Sediakan diazepam oral (puyer, sirup). Berikan
pada suhu di atas 38,5oC
• Sediakan diazepam rektal. Berikan bila suhu >
39oC atau pada suhu anak dapat kejang
• Bila anak kejang: miringkan posisi anak,
longgarkan pakaian, perhatikan jalan napas,
berikan diazepam rektal
1/20/2019 18
Kesimpulan
• KD adalah kejang akibat demam ok proses
ekstrakranium
• Pengobatan
– Antipiretik, diazepam oral, diazepam rektal
(intermitten)
– Asam valproat dan fenobarbital selama 1 tahun
(rumatan)
• Edukasi bagi orang tua – ukur suhu, cara
pemberian obat dan penanganan kejang
1/20/2019 19
Kasus
• Anak laki-laki, 3 tahun dg BB 15 kg,
datang dgn kejang 1 kali, kejang hanya
tangan dan kaki kiri, sebelumnya anak
demam baru 2 jam. Sampai di IGD, anak
tidak kejang lagi
• Px : T 39 0C, Faring hiperemis
• Dx ?
• Th ?
MENINGITIS BAKTERIALIS
• Batasan
Infeksi bakteri pd permukaan selaput dan ruang
subaraknoid otak atau sumsum tulang belakang yg
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
• Etiologi
- 0-2 bln : Escherichia coli, streptococcus
agalactiae (group B)
- 3bln-9 thn : H.Influenzae type B, S.Pneumonie,
N.Meningitidis
- 9-18 thn : Streptococcus pneumoniae, Neisseria
meningitidis
Patogenesis
• Fokus infeksi, komponen bakteri
hematogen/perkontinuitatum/implantasi
langsung masuk ke ruang subaraknoid,
melalui permeabilitas sawar darah otak ↑
akibat adanya reaksi dg mediator
peradangan (IL-1, TNF) protein LCS ↑,
pleositosis TIK ↑ hipoksia glukosa
LCS ↓, laktat LCS ↑
• Bentuk Klinis
- Akut : gejala meningitis muncul dl
72 jam setelah panas
- Subakut : gejala meningitis > 72
jam setelah panas, biasanya pd
kasus dg partial treatment
• Komplikasi
- Dini (early) : efusi subdural, abses
serebri, ventrikulitis, SIADH (sindroma
inappropriate antidiuretik hormone),
edema serebri, syok septik, DIC
- Lanjut (late) : gangguan mental,
pendengaran, penglihatan, defisit
neurologis, hidrosefalus, epilepsi.
• Prognosis
- Tergantung umur serta kecepatan /
ketepatan pengobatan.
- Angka kematian pd neonatus 15-20%,
bayi/anak 10%.
- Yg hidup dg sekuele neurologis 14%
• Diagnosis
1. Gejala klinis :
- Tidak ada patognomonik utk meningitis,
bervariasi tergantung : umur, lama sakit
dan reaksi anak terhadap infeksi
- GK pd bayi : panas, hiperirritable, ggn
kesadaran, poor muscle tone, kejang,
UUB membonjol, muntah
- GK pd anak : panas, sakit kepala, nausea,
muntah, photophobia, irritabilitas, letargi
ggn kesadaran, kejang.
Gejala neurologis : GRM ( Kaku kuduk,
Tanda Brudzinky I & II, tanda kernig)
• Diagnosis
2. Laboratorium
a. Pemeriksaan darah tepi
- Leukositosis dg pergeseran ke kiri
- LED meningkat
b. LCS
- Opalesen s/p keruh ( Std dini jernih)
- Reaksi Nonne & pandy + s/d +++
- Jlh sel ratusan s/d ribuan, tu PMN
- Kadar glukosa menurun
- Kadar protein meningkat
- CRP positif
- Mikrobiologi : dx pasti ditemukan kuman
Pd LCS melalui pengecatan, kultur.
• PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA
- AB sesuai kuman penyebab dan mampu
melewati Blood brain barrier
- AB polifragmasi sbl diketahui kuman
penyebab
- Ampisilin 300-400 mg/kgBB/hari dl 4
dosis (Max 4 gram/hari) dan kloramfenikol
75-100 mg/kgBB/hari dl 4 dosis (Max 2 gr/hr)
- Sefalosporin generasi ke III : ceftriaxon 100
mg/kgBB/hari, dosis sekali sehari (Max 2
gr/hari), cefotaxim 200 mg/kgBB/hari dibagi
2 dosis
• PENATALAKSANAAN
1. MEDIKAMENTOSA
- Perubahan AB sesuai dg hasil resistensi tes
- Antikovulsan diberikan bila kejang
- Untuk mengatasi edema otak diberikan
kortikosteroid 0,2-0,3 mg/kgBB/kali,
diberikan 6-8 jam selama 4-5 hari
Atau Mannitol 20% 0,5-1 gr/kgBB/hari
diberikan perinfus dl waktu 30 menit,
tiap 8 jam selam 2-3 hari.
• PENATALAKSANAAN
2. SUPPORTIF
- IUFD dg cairan glukosa NaCl 2:1 dg jlh ¾
kebutuhan pd 2 hari pertama, hal ini untuk
mencegah udema serebri
- Bl tidak ada muntah, diberikan mknan
peroral/sonde
- Pengaturan posisi mencegah pneumoni
ortostatik/dekubitus
- Pencegahan kekeringan kornea dg tetes mata
steril atau salap AB
- Kompres hangat jika hiperpireksia.
TINDAK LANJUT
PEMANTAUAN
• Fs vital, keseimbangan cairan & elektrolit
• Tanda TIK ↑ : kesadaran menurun progresif
Tonus otot ↑
Kejang yg tdk teratasi
Fontanella menonjol
Bradipnoe
Tekanan darah ↑
• Px kemajuan klinis 48 jam, jk tidak maju, ulangi LP. Jk
gambaran liquor tidak membaik, ganti antibiotika, atau
sesuaikan dengan hasil uji sensitivitas.
• Komplikasi penyakit, dg mengukur LK (pd UUB yg belum
menutup), kemajuan klinis yg tidak memadai: ventrikulitis,
subdural efusi, abses otak Transluminasi, USG kepala,
CT Scan
• Defisit neurologis : fisioterapi
• Tindak lanjut di poliklinik : semua
penderita dinilai KU, status neurologik &
pencapaian tumbuh kembangnya setelah
2 minggu pulang tes pendengaran &
pengukuran LK kepala.
• Bl tdk ada kelainan, kontrol 1 bulan,
minimal dl 1 thn.
ENSEFALITIS
• Batasan
Infeksi yang mengenai jaringan otak,
disebabkan berbagai macam
mikroorgnisma terutama oleh virus
• Etiologi
- 60% unknown
- Dr penyebab yg diketahui, 67% berhub dg
penyakit infeksi pd anak spt parotitis,
varisela, morbili dan rubela, 20% dr kel
arbovirus & herpes simplex, 5% dr kel
enterovirus.
• PETUNJUK DIAGNOSIS
1. GEJALA KLINIK
- Gejala dpt ringan s/p berat, tergantung jenis
virus & jar otak yg terkena. Ringan apabila
tidak ada sekuelle dan tdk ada gejala
neurologis. Berat bila didapatkan gejala
neurologis & sekuelle.
- GK : Panas mendadak tinggi (hiperpireksia),
sakit kepala, Nausea, muntah, Kesadaran
cepat menurun (letargi, stupor, dan koma),
Kejang umum/fokal/twiching.
- Defisit neurologis : paresis, paralisis, afasia,
dan reflek okulovestibular menghilang.
- Pd post infeksius ensefalitis penyakit primer
dpt membantu diagnosis, mis : mump, morbili,
varicella.
• PETUNJUK DIAGNOSIS
2. Laboratorium
LCS dlm batas normal (warna jernih, jlh
sel 50-200, dg dominasi sel limfosit,
kadar protein N/ ↑, dan glukosa normal)
Diagnosis pasti dg isolasi virus dr LCS
3. EEG
Proses inflamasi yg difus (aktivitas
lambat bilateral)
• PENGOBATAN
1. Terapi kausal tidak ada, krn umumnya
disebabkan oleh virus. Terapi berupa
simptomatis & supportif
2. Simptomatik
- Kejang dg diazepam
- Antipiretik untuk hiperpireksia
- Untuk mengatasi edema otak :
kortikosteroid: dexametason 0.2-0.3
mg/kgBB/kali, 6-8 jam, selama 4-5 hari.
- Untuk mencegah udema otak
kortikosteroid.
• PENGOBATAN
3. Suportif
- IVFD 2:1, kebutuhan ¾ pada 2 hari pertama
- Pemberian O2
- Posisi diubah-ubah
- Nutrisi adekuat
4. Profilaksis Antibiotika
Beri PP 50.000 IU/kgBB/hari, Kloramfenikol 75
mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis, Ampisislin 100
mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis Gentamisin 5
mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis. Diberikan sp 10 hari.
Jk msh panas 3 hr setelah pengobatan fikirkan
komplikasi atau antibiotikanya tidak adekuat.
Lumbar Puncture interpretation
CNS Infection White blood cell Protein (mg/dL) Glucose (mg/dL)
count (cell/mm3)
normal Neonates : 5 Neonates <120 >50 (or 60% blood
(20-30) Children : 10-40 glucose)
Children : 0-5
Bacterial Elevated 200- 100-500 Decreased <40
meningitis 2000 PMN (or <50% blood
(100-10.000) glucose)
Partially treated Normal to 100-500 Normal or
bacterial elevated decreased
meningitis (5-10.000 PMN)
Viral encephalitis 10-500 MN 50-200 normal
Tuberculous Normal to 100-3000 <50
meningitis elevated 10-500
(PMN early than
MN)
Martin GT, Urs BS. Bacterial infection of the nervous system. In : Kenneth FS, Stephen A, Donna MF, Nina FS,
editor. Swaiman’s pediatric neurology principles and practice. Elsevier. 2014.
Differential Diagnosis CNS Infection