Anda di halaman 1dari 16

Dina Novi Astuti

[15/383205/PA/16865]

Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas


Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada
PENDAHULUAN

Metode gravitasi Anomali gravitasi


Ada perbedaan densitas lapisan
g : 980 Gals bawah
Survei Gravitasi sering digunakan dalam langkah awal eksplorasi
sumber daya alam, yaitu dalam penggambaran struktur geologi 2D bawah
perrmukaan (Panjaitan,2010). Metode ini bisa dimanfaatkan :
- Identifikasi geothermal
- identifikasi batuan penyusun yang menjurus pada eksplorasi mineral
bijih.
- Identifikasi struktur yang tergambarkan meliputi perlapisan hingga
patahan
DASAR TEORI UNTUK
INTERPRETASI
DENSITAS  ANOMALI GRAVITASI
Pemahaman tentang PADA PATAHAN
densitas diperlukan
Anomali
gravitasi

Densitas

=
Massa/
volume
Massa
Batuan Beku : batuan beku
Densitas Batuan memiliki densitas lebih tinggi
dipandingkan batuan sedimen.
Densitas pada batuan beku
dikontrol oleh kandungan
silika..

Batuan Sedimen : densitas


pada batuan sedimen
dipengaruhi :
 Komposisi mineral (seperti
kasus batuan beku)
 Porositas (semakin besar
porositas , semakin kecil
densitas)
 Kompaksi dan Sementasi (
semakin terkompaksi dan
tersementasi , semakin
tinggi densitas)
 Tipe fluida pengisi pori ( air
> udara)
 Batuan sedimen yang
burried/mengalami
pembebanan akan
mengalami peningkatan
densitas.
Tabel 1. Data pendekatan densitas beberapa batuan.
(http://www.ukm.my/rahim/gravity%20lecture(MSc).htm
METODE PENELITIAN DAN
PENGOLAHAN DATA STUDI KASUS
  Pendugaan Lapisan
Reservoir Panas Bumi
Di Kawasan Gunungapi
Slamet dengan
Memanfaatkan Data
Anomali Medan
STUDI LITERATUR
Gravitasi Citra Satelit.
 Pendugaan Struktur
Patahan dengan Metode
Gayaberat.
STUDI KASUS  Metode Gravitasi

Dibahas tentang Konsep dasar Interpretasi Data Anomali


Gravitasi dalam Identifikasi Reservoar Panas Bumi
Dan Identifikasi Patahan
PROSE PENGOLHAN DATA PADA STUDI KASUS

Data

Koreksi : pasang-surut, drift,


Bouguer dan udara bebas
Memisahkan anomali regional
dan residual

Pemodelan bawah permukaan

Interpretasi

Skema 1. Skema pengolahan data gravitasi


(Sota,2011)

HASIL DAN
ANALISA/PEMBAHASAN
Studi Kasus a: Pendugaan Lapisan Reservoir
Panas Bumi Di Kawasan Gunungapi Slamet

Data gravitasi diperoleh


 dari http://topex.ucsd.edu/cgi-
bin/get_data.cgi, yang disediakan oleh The Scripps Institution of
Oceanography University of California San Diego USA. Diambil 361 posisi
pada lokasi 109,058o – 109,358o BT dan 7,107o – 7,404o LS

Gambar 2. Kontur
2D topografi daerah
penelitian; kawasan
Gunungapi Slamet.
(Reswara,2014)
Gambar 3. Peta kontur anomali medan gravitasi residual citra
satelit dan posisi sayatan pemodelan. (Reswara,2014)
Pemodelan sayatan menggunakan metode Talwani 2½D yang dikemas
dalam perangkat lunak Grav2DC for Window Hasil pemodelan pada setiap
sayatan adalah sebagai berikut : Sayatan yang akan dikaji adalah sayatan E-F.

Gambar 4. Hasil pemodelan


struktur geologi dan
anomali gravitasi pada
sayatan E-F (Reswara, 2014)
Pada daerah pusat Gunung Slamet, medan gravitasi yang
teridentifikasi bernilai sangat rendah sedangkan di bagian utara dan
selatan gunung terdapat nilai medan gravitasi yang sangat tinggi. Dengan
dasar interpretasi sebelumnya, maka daerah dengan g sangat tinggi tersebut
merupakan reservoar panas bumi.
Bagian pusat memiliki nilai gaya gravitasi sangat kecil karena
masih dalam bentuk magma ( fluida) sehingga densitasnya kecil.
Sedangkan zona dengan anomali tinggi diidentifiksi sebagai Batu
Andhesit. Batu Andhesit tersebut dapat menjadi reservoar panas bumi
karena air meteorik masuk melalui celah-celah batuan dan sesar. Sesar
yang ada ditandakan dengan adanya perbedaan gaya gravitasi di sisi
menuju F dan sisi menuju E. Anomali dari pusat menuju E lebih tinggi
dibandingkan anomali dari pusat menuju F. Hal tersebut menujukkan
bahwa blok dari pusat menuju F mengalami penurunan.
Studi Kasus b : Pendugaan Struktur Patahan Dengan
Metode Gayaberat


Berikut merupakan peta kontur anomali gravitasi di Sumatra
Selatan. Identifikasi anomali gravitasi di Sumatra Selatan ini bertujuan
untuk mengetahui stuktur geologi yang berkembang di bawah permukaan
yaitu sesar/patahan

Gambar 5. Peta
Anomali Residual.
(Sota,2011)
Gambar 6. Penampang 2D lintasan A-B dengan Grav2D.(Sota, 2011)
TL • Lapisan 1 = Endapan Rawa
• Lapisan 2 = Batupasir serpihan disisipi
lanau
• Lapisan 3 = Batupasir gampingan
disisipi batuserpih dan konglomerat
• Lapisan 4 = Perselingan batulempung
dengan serpih dan batulanau
bersisipan batupasir.
• Lapisan 5 = Batulanau serpihan disisipi
batupasir.
• Lapisan 6 = Batuan granit
Gambar 6. Penampang 2D lintasan A-B
dengan Grav2D.(Sota, 2011)

• Pertama anomali sedang, lalu terdapat anomali gravitasi yang turun sangat curam.
Ternyata diakibatkan oleh adanya sesar turun berpasangan.
• Kedua, semakin ke Timurlaut, terjadi anomali positif yang signifikan, akibat adanya
pengaruh dari lapisan 6.
• Ketiga, setelah semakin lama anomali semakin menurun, anomali kembali naik
karena adanya sesar turun dengan footwall bagian Timurlaut.
• Keempat, terjadi anomali negatif yang sangat drastis yang disebabkan oleh sesar
naik. Sesar naik tersebut mempunyai footwall di bagian Timurlaut.
KESIMPULAN

 Metode Gravitasi yang merupakan fungsi dari densitas dapat
digunakan untuk Identifikasi Reservoar Geothermal.
 Metode Gravitasi yang merupakan fungsi dari densitas dapat
digunakan untuk identifikasi sesar/patahan.
 Pada identifikasi geothermal (bahasan hidrotermal) dengan
metode gravitasi, anomali posistif mengindikasikan reservoar
panas bumi. Reservoar berada disekitar sumber panas bumi
seperti magma (anomali negatif karena fluida). Hidrotermal
berasal dari air meteorik yang masuk melalui struktur patahan.
Pada studi kasus panas bumi Gunung Slamet, reservoar
geothermal teridentifikasi berada di sisi Utara (Guci, Tegal) dan
Barat (Baturaden, Banyumas).
 Pada identifikasi patahan/sesar dengan metode gravitasi,
anomali gravitasi positif menujukkan daerah yang mengalami
upraised dan anomali negatif menunjukkan daerah yang
mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA

 Edu Mine, n.d. Density data, http://www.edumine.com/tools/rock-property-tables-
for-specific-gravity-density-and-porosity/, diakses pada 15 Maret 2017.
 Crain’s Petrophysical Habdbook, n.d. Crain’s Petrophysical Habdbook,
https://www.spec2000.net/05mineralprops.htm, diakses pada 15 Maret 2017
 Mariita,N.O., 2007, The Gravity Method, Short Course II on Surface Exploration for
Geothermal Resources organized by UNU-GTP and KenGen , Lake Naivasha Kenya, 2-17
November 2007.
 Reswara, A.P.A., 2014, Sehah, Pendugaan Lapisan Reservoir Panas Bumi di Kawasan
Gunungapi Slamet dengan Memanfaatkan Data Anomali Medan Gravitasi Citra
Satelit, Berkala Fisika, Vol.17, No.2, hal 45-54.
 Saptadji, N.M., 2009, Karakterisasi Reservoir Panas Bumi, Training “Advanced
Geothermal Reservoir Engineering, 6-17 Juli 2009 Institut Teknologi Bandung, Jl.
Ganesa 10 Bandung.
 Sota, Ibrahim, 2010, Pendugaan Struktur Patahan dengan Metode Gayaberat,
POSITRON, Vol.1, NO.1, hal 25-30.
 Vincent,A., Kassim,M. , Charles M., Willis A. , Gerald,M., n.d, Geophysical
Exploration of Iron Ore Deposit in Kimachia Area in Meru County in Kenya, Using
Gravity and Magnetic Techniques, International Journal of Science and Research (IJSR),
ISSN (Online): 2319-7064

Anda mungkin juga menyukai