Anda di halaman 1dari 37

ANATOMI FISIOLOGI

SISTIM REPRODUKSI
WANITA

Oleh ;
S. Eko Purnomo, SKp, MKes (MMR)
Pengantar
Perkembangan organ reproduksi wanita disebelah
depan ginjal yang membentuk kelenjar
reproduksi wanita.
Perkembangan sifat terjadi mulai umur 11 – 14
tahun yang ditandai dengan menarche (haid I),
uterus dan vagina membesar, buah dada
membesar serta jaringan ikat dan salurah darah
bertambah, lengkung tubuh berkembang,
tumbuh bulu ketiak dan pubis, pelvis/panggul
melebar.
Secara psikologis juga terjadi proses pematangan
kejiwaan lebih cepat dibanding laki-laki.
Organ Reproduksi Wanita
Organ genitalia wanita terpisah dengan organ
perkemihan (berbeda dengan pria), organ ini
dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu ;
1. Alat genitalia luar, terdiri dari ;
 Tundun (mons veneris)
 Bibir besar (labia mayora)
 Bibir kecil (labia minora)
 Kelentit (clitoris)
 Serambi (vestibulum)
 Selaput dara (hymen)
 Kerampang (perineum)
2. Alat genitalia dalam, terdiri dari ;
 Liang sanggama (vagina)
 Rahim (uterus)
 Indung telur (ovarium)
Alat Genitalia Luar
Tundun (Mons Veneris)
Bagian menonjol yang menutupi bagian simfisis (tulang kemaluan)
yang tersusun oleh jaringan dan lemak. Pada masa pubertas
bagian ini ditutupi lemak.
Bibir besar (Labia Mayora)
Dua lipatan besar yang saling bertaut pada bagian anterior &
posterior, pada bagian anterior/atas terdapat banyak ujung
syaraf.
Bibir kecil (Labia Minora)
Dua lipatan kecil yang berada pada bagian dalam dari labia
mayora. Pada inspeksi bibir ini tidak terlihat dari luar.
Kelentit (Clitoris)
Jaringan erektil sebesar kacang hijau yang dapat mengeras karena
banyak mengandung syaraf. Secara histologi clitoris ini
menyerupai penis pada pria
Serambi (Vestibulum)
Merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labia minora)
dimana bagian depan dibatasi oleh clitoris dan bagian
belakang oleh perineum (kerampang). Pada vestibulum
terdapat muara-muara antara lain ;
1. Liang sanggama (introitus vagina)
2. Urethra
3. Kelenjar Bartholini
4. Kelenjar Scene kiri dan kanan
Selaput dara (Hymen)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang sanggama,
pada permukaan berlubang (perforata) untuk keluar darah
menstruasi. Letak hymen dekat dengan mulut vagina tersusun
oleh selaput yang elastis (ada yg rapuh) dan berpembuluh drh.
Kerampang (Perineum)
Bangunan yang memisahkan antara genital dan anus dengan
panjang + 4 cm. pada saat melahirkan akan meregang lebar.
Vagina

Figure 27.16
Organ Genitalia Dalam
Liang Sanggama (Vagina)
Sebuah tabung yang dilapisi membran epitelium bergaris khusus
(berlipat) yang disebut ruggae. Lipatan ini banyak dialiri
pembuluh darah dan serabut syaraf. Panjang vagina (dari
vestibulum hingga mulut uterus 7,5 cm, namun dinding depan
sepanjang 9 cm lebih pendek dari dinding vagina bagian
belakang. Pada puncak vagina terdapat mulut rahim (cervix
uteri) yang disebut portio.
Rahim (Uterus)
Sebuah organ yang tebal, berbentuk buah pir, sebesar telur angsa
dan terletak dalam rongga pelvis antara rektum dan kandung
kemih pada bagian depan. Uterus terdiri dari 3 lapis dari dalam –
keluar ;
 Endometrium
 Myometrium
 perimetrium
Ukuran uterus ;
 Berat 50 gr
 Tebal 2,5 cm
 Panjang 7,5 cm
 Lebar 5 cm
Pada wanita yang belum pernah hamil/melahirkan, maka panjang
uterus antara 5 – 8 cm dengan berat 30 – 60 gr. Bagian uterus ;
1. Dasar rahim (fundus uteri)
bagian uterus yang terletak diantara kedua pangkal saluran
telur (tuba falopii). Pada saat hamil fundus uteri akan
mendorong keatas menuju diaphragma.
2. Badan rahim (corpus uteri)
Bagian terbesar dari uterus, tempat dimana janin berkembang.
Pada bagian ini terdapat rongga di tengah (cavum uteri)
3. Leher rahim (cervix uteri)
Bagian ujung yang berhubungan dengan vagina. Pada bagian
ujung disebut porsio, saluran dalam cervix ada 2 (ostium uteri
internum dan ostium uteri externum)
Suplai darah Uterus

Arteri uterina – cabang dari arteri iliaka interna, berjalan


di samping uterus dan bercabang masuk ke dinding
uterus
Arteri arkuata – cabang arteri uterina pada myometrium
nantinya bercabang menjadi arteri radial
Arteri radial – turun masuk ke endometrium dan menjadi:
 Arteri spiralis menuju stratum fungsional
 Arteri linier menuju ke stratum basalis
Lapisan-lapisan uteri
1. Endometrium
Tersusun oleh lapisan epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh
darah. Lapisan endometrium terdiri dari 5 lapis yang selalu
berubah oleh karena pengaruh hormonal (estrogen-
progesteron). Pada saat kehamilan lapisan endometrium
akan menebal dan banyak pembuluh darah untuk memberi
makan janin yang ada didalamnya.
2. Myometrium
Tersusun oleh lapisan otot polos yang membujur memanjang,
melintang dan diagonal. Pada saat hamil otot ini akan
membesar hingga sepanjang 30 – 40 cm dan setelah
kelahiran akan kembali mengecil seperti semula.
3. Perimetrium/epimetrium
Lapisan pembungkus terbuat dari lapisan serosa dan
membungkus uterus dalam bentuk ligamen untuk menguatkan
uterus dan menjaga untuk tetap ditempatnya.
Ligamentum uterii
1. Ligamentum cardinale kanan dan kiri, berfungsi
menjaga uterus tidak turun
2. Ligamentum sacrouterinum kanan dan kiri, berfungsi
menjaga uterus tidak banyak gerak
3. Ligamentum rotundum kanan dan kiri, berfungsi
menahan uterus agar tetap posisi antefleksi
4. Ligamentum latum kanan dan kiri, berfungsi
membungkus tuba fallopii
5. Ligamentum infundibulo-pelvikum, berfungsi menahan
tuba fallopii agar tetap ditempatnya
Indung Telur (Ovarium)
Berbentuk seperti buah kenari terletak di kanan dan
kiri uterus, dibawah tuba fallopii dan terkait
disebelah belakang oleh lig. Latum uterii. Ovarium
tersusun oleh jaringan ikat yang tersusun oleh
calon ovum yang disebut follicel de Graaf. Bagian
dalam disebut medulla ovarii dan bagian luar
disebut korteks ovarii dengan berat 5 – 6 gram.
Folikel akan matang dan akhirnya terjadi pelepasan
telur (ovulasi) pada saat 14 hari sbl haid berikut.
Ovarium yang ditinggalkan ovum akan terjadi
perdarahan dan berubah kuning akan
menghasilkan hormon-hormon kewanitaan
Ovarium

Figure 27.12
Siklus Ovarium

Figure 27.20
Tahapan Oogenesis

Figure 27.19
Tuba Fallopii
Berjalan dari corpus uteri membentuk seperti tanduk (cornu
uterii) mengarah ke ovarium seperti huruf S ke kanan
dan kiri sepanjang + 12 cm dgn diameter 3 – 8 mm.
Bagian tuba fallopii terdiri atas ;
1. Pars interstitialis, bagian yang bersambung dengan uterus
2. Pars isthmika/isthmus, bagian medial tuba yang membentuk
saluran sempit
3. Pars ampularis, bagian dari tuba yang mendekati ujung
membentuk ruang lebar sebagai tempat konsepsi
4. Infundibulum, bagian yang membentuk seperti tangan terbuka
yang berfungsi menangkap ovum saat ovulasi, bagian
menyerupai umbai disebut fimbriae dan menyalurkan ke tuba.
Kelenjar Mammae
Payudara sebagai pelengkap organ reproduksi wanita dan
mengeluarkan air susu. Buah dada terletak pada fascia
superfisialis daerah antara sternum dan aksila, melebar ke
iga II – VII. Pada bagian puncak terdapat putting (nipple of
mamma) yang dikeliling kulit berwarna coklat muda
hingga tua/kehitaman. Pada dasar putting terdapat
kelenjar Montgomeri yang mengeluarkan zat lemak
supaya putting tetap lemas. Pada putting terdapat 15 – 20
buah saluran keluar susu. Jaringan putting merupakan
jaringan erectil karena dapat mengeras/menegang.
Buah dada tersusun oleh kelenjar susu (jar alveolar) yang
terpisah oleh jar ikat dan lemak. Setiap lobus bermuara
pada duktus lactiferus (saluran air susu). Proses
pembesaran payudara disebut proses mammogenesis.
Mamalia:
makhluk menyusui, memproduksi susu untuk
makanan anaknya

Susu:
cairan dengan komposisi khas untuk menjamin
pertumbuhan optimal pada tiap spesies

Manusia:
memiliki kelenjar susu: sepasang payudara
Letak: dibawah kulit, tertanam dalam jaringan
penunjang dan lemak di atas otot dada depan.
Bentuk luar payudara

a
a : korpus mammae
c
b b : areola
c : papilla mammae
Structure of Lactating Mammary
Glands

Figure 27.17
Bentuk & Ukuran Payudara
Bentuk luar payudara
a. Korpus mammae:
stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh
darah, syaraf, getah bening
parenchym: kelenjar susu, terdiri dari
duktus, duktulus, lobus, lobulus, alveolus

b. Areola:
daerah yang hiperpigmentasi, di dalam
daerah ini saluran susu melebar (sinus
laktiferus)
Bermacam bentuk puting susu

c. Papilla mammae:
Normal Pendek muara pengeluaran
susu, terdiri dari
jaringan erektil, dan
ujung saraf sensoris.

Panjang Terbenam/Terbalik

Bentuk-bentuk Puting Susu


Anatomi kelenjar susu
ALVEOLUS
Alveolus:
unit terminal
Secretory Cell
1. sel asiner:
sekresi susu
Ductule
2. duktulus: sal.
terkecil
3. myoepitel:
Myoepithehial Cells otot polos
(form contractile unit)
Anatomi kelenjar susu
Sekelompok alveolus
Penampang Melintang Payudara bersatu  lobulus,
beberapa lobulus
bergabung  15-20
lobus
Alveolus
Duktus (saluran)
Duktulus berkumpul
Sinus Laktiferus (penampungan)
 duktus laktiferus
Puting Susu
Areola
 sinus laktiferus
 muara (papilla).
Pembentukan Payudara
1. Embryo: 18-19 minggu, calon duktus.
2. Pubertas:
premenses: estrogen dan growth hormon
maturasi dan percabangan duktus
setelah mens: estrogen dan progesteron
lobus, lobulus,duktulus, alveolus
3. Kehamilan: progesteron, prolaktin
plasenta maturasi alveolus, mulai sekresi
susu
Akhir kehamilan: progestron menurun
Pembentukan Payudara
4. Laktasi:
- hormon prolaktin: sekresi ASI
- hormon oksitosin : ekskresi ASI
5. Involusi:
penyapihan, tidak ada rangsangan prolaktin,
produksi susu berhenti

Apoptosis alveoli, diikuti dg pembentukan


kembali seperti sebelum hamil (remodelling )
Siklus laktasi:
a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan):
penambahan & pembesaran lobulus-
alveolus
b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan
sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi ASI
c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis):
mempertahankan sekresi ASI dari 4-9 hari,
dst
d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae):
mulai 40 hari setelah berhenti menyusui

Anda mungkin juga menyukai