Anda di halaman 1dari 32

Ilmu Kedokteran Forensik

Dan Medikolegal

Pembimbing :
dr. Meivy Isnoviana, SH, MH

Oleh :
IB Alit Raditya
15710372

LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
RST. Dr Soepraoen Malang
TAHUN 2017
KASUS
Seorang pasien laki-laki kurang lebih berumur 35 tahun datang
ke IGD diantar istrinya kurang lebih pada Pukul 22.45 setelah
terjatuh dari tangga lipat saat membenarkan lampu dengan
bahu kiri sebagai tumpuan, pemeriksaan fisik dan penunjang
telah dilakukan Oleh dokter Jaga saat pasien tiba di IGD dan
didiagnosa dengan Fraktur dislokasi glenohumeral joint
Sinistra.
Kemudian Dokter jaga IGD menghubungi dokter spesialis
bedah tulang untuk merencanakan tindakan reposisi tulang
pasien tersebut sesegera mungkin Karena masih dalam
“Golden Period” fraktur dislokasi, Namun dokter menolak tanpa
memberi alasan memaksa agar operasi di tunda besok harinya
pukul 08.00
Keesokan harinya pasien di Operasi, dengan durasi kurang
lebih 45 menit, setelah itu pasien di pindahkan keruangan.
Dilema Etik

BENEFICENCE (+) NONMALEFICENCE (+)


Dokter jaga IGD RST X memberikan Fraktur Dislokasi pada tulang sendi
pertolongan awal pada pasien dan bahu kiri dan perlu tindakan
sesegera mungkin menghubungi Reposisi segera (emergensi)
dokter spesialis bedah tulang namun diabaikan/ tidak
untuk dilakukanya prosedur ditindaklanjuti
reposisi, selagi dalam masa
“Golden Period”

PRIMA FACIE
BENEFICENCE
KDB 1 Beneficence
Kriteria Ada Tidak ada

1. Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban) √

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia √

3. Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung √


dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan √
dengan keburukannya

5. Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang √

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia √

7. Pembatasan goal based √


Kriteria Ada Tidak ada

8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan /preferensi pasien √

9. Minimalisasi akibat buruk √

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat √

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan √

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan √

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan √

14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus √

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah √

16. Menerapkan golden rule principle √


KDB 2 Non-Maleficence
Kriteria Ada Tidak
ada
1. Menolong pasien emergensi √
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah :
a) Pasien dalam keadaan berbahaya √
b) Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan √
c) Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif √
d) Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal) √

3. Mengobati pasien yang luka √


4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) √
5. Tidak menghina/caci maki √
6. Tidak memandang pasien sebagai objek √
7. Mengobati secara tidak proposional √
Kriteria Ada Tidak ada

8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya √

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien √

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √

11. Tidak memberikan semangat hidup √

12. Tidak melindungi pasien dari serangan √

13. Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan √


KDB 3 Autonomi
Kriteria Ada Tidak ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat √
pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan √

3. Berterus terang √

4. Menghargai privasi √

5. Menjaga rahasia pribadi √

6. Menghargai rasionalitas pasien √

7. Melaksanakan informed consent √


Kriteria Ada Tidak ada

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan √


sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi outonomi pasien √

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat keputusan, √


termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non √
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien √

13. Menjaga hubungan (kontrak) √


KDB 4 Justice
Kriteria Ada Tidak ada

1. Memberlakukan segala sesuatu proses secara universal √

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan √

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang √


sama
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accesbility, √
avaibility, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien √

6. Menghargai hak orang lain √

7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) √


Kriteria Ada Tidak ada
8. Tidak melakukan penyalahgunaan √

9. Bijak dalam makro alokasi √

10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan √


pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuan √

12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, √


beban, sanksi,) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat √
dan kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan √
sah/tepat
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan √
penyakit/gen kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, √
status social, dll
4 BOX METHOD OF
CLINICAL ETHICS
MEDICAL INDICATIONS QUALITY OF LIFE
Pasien dengan fraktur dislokasi Kemungkinan bisa terjadi
tulang sendi bahu kiri yang perlu Osteomielitis Karena sudah
tindakan reposisi segera melewati Golden Period
(emergensi) yang apabila ditunda
dapat beresiko terjadinya Infeksi
tulang (Osteomielitis)

CLIENT PREFERENCES CONTEXTUAL FEATURES


Pasien kompeten (cukup umur), Akhirnya pasien di haruskan
dalam keadaan sadar saat menunggu keesokan harinya untuk
dilakukan pemeriksaan oleh dilakukanya tindakan lanjutan.
dokter jaga IGD
Kesimpulan : Seorang pasien laki-laki kurang lebih berumur 35 tahun datang ke IGD
diantar istrinya kurang lebih pada Pukul 22.45 setelah terjatuh dari tangga lipat saat
membenarkan lampu dengan bahu kiri sebagai tumpuan, dan didiagnosa dengan Fraktur
dislokasi glenohumeral joint Sinistra. Dokter jaga IGD menghubungi dokter spesialis
bedah tulang untuk merencanakan tindakan reposisi tulang , Namun dokter menolak
tanpa memberi alasan dan memaksa agar operasi di tunda besok.
Prima Facie yang dipilih dokter : Beneficiance
Dokter Merujuk dan memberikan keputusan Tindakan medis selanjut sepenuhnya
kepada kepada dokter spesialis bedah tulang dengan dasar bahwa dirinya menyadari
tidak dapat menangani kasus tersebut
Dasar Hukum
 Undang-undang RI No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
Pasal 52 C :
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
 Undang-undang RI No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
 Pasal 51 B :
Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan
atau pengobatan..
PRINSIP PROFESIONALISME
EXCELLENCE (-)
Tidak ada hubungannya antara prinsip ini dan kasus
yang terjadi di IGD RST X.

ALTURISM (+)
Dokter jaga IGD RST X membantu pasien dengan cara
melakukan pemeriksaan fisik secara dan penunjang untuk
mengetahui kelainan apa saja yang dapat di temukan
sebelum dikonsulkan ke dokter spesialis bedah tulang.

ACCOUNTABILITY (-)
Dokter jaga IGD RST X bertanggung jawab kepada pasien
karena sudah melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang
untuk menemukan ada nya kelainan lain
PRINSIP PROFESIONALISME
DUTY (+)
Dokter jaga IGD RST X Telah menjalankan tindakan
sesuai prosedur, dengan cara melakukan pemeriksaan
fisik dan penunjang,menghubungi dokter spesialis, dan
meyarankan untuk melakukan reposisi sesegera
mungkin.

HUMANITY (+)
Dokter jaga IGD RST X berintegritas karena menyadari
bahwa dirinya tidak mampu menangani kasus tersebut
dan merujuk pasien ke dokter spesialis bedah tulang.

RESPECT FOR OTHER (+)


Dokter jaga IGD RST X menghormati hak kesembuhan
pasien dengan cara menghubungi sesegera mungkin
dokter spesialis bedah tulang, aga segera di lakukan
tindakan reposisi.
Kasus 2
KASUS
Tn. R usia 55 tahun datang ke Poli penyakit dalam RST X
dengan keluhan dengan keluhan mual,muntah, nyeri, pada ulu
hati. Nyeri pada ulu hati yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu
dan belum sempat minum obat. Pasien mengaku sering
terlambat makan dan baru pertama kali mengalami keluhan
seperti ini.
Oleh dokter pasien diperiksa secara menyeluruh dan pasien di
diagnosa menderita penyakit Gastritis akut, sehingga dokter
menjelaskan kepada pasien untuk tidak membiasakan telat
makan dan pasien harus diterapi dengan obat obatan untuk
membantu meredakan nyeri yang dirasakan.
KASUS
Namun pasien sempat menolak diterapi karena takut tidak
sanggup membayar pengobatan yang akan diberikan
Karena harganya obatnya yang mahal dan uang yang di
bawa pasien tidak cukup untuk membayar,
setelah di ketahui Karena pasien hanya bekerja sebagai
supir angkot dan memiliki keterbatasan biaya dokter tetap
menganjurkan pasien untuk diterapi, tetapi dengan
menggunakan obat-obatan generik yang harganya lebih
terjangkau. Pasien pun menyetujui, sehingga dokter di poli
penyakit dalam pun memberikan resep obat untuk pasien
kurang mampu tersebut.
Dilema
• Beneficiance
• Justice

• Prima Facie = ?
KDB 1 Beneficence
Kriteria Ada Tidak ada

1. Utamakan alturisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban) √

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia √

3. Memandang pasien/keluarga dan sesuatu tak sejauh menguntung √


dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan √
dengan keburukannya

5. Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang √

6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia √

7. Pembatasan goal based √


Kriteria Ada Tidak ada

8.Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan /preferensi pasien √

9. Minimalisasi akibat buruk √

10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat √

11. Menghargai hak pasien secara keseluruhan √

12. Tidak menarik honorarium diluar kepantasan √

13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan √

14. Mengembangkan profesi secara terus-menerus √

15. Memberikan obat berkhasiat namun murah √

16. Menerapkan golden rule principle √


KDB 2 Non-Maleficence
Kriteria Ada Tidak
ada
1. Menolong pasien emergensi √
2. Kondisi untuk menggambarkan kriteria ini adalah :
a) Pasien dalam keadaan berbahaya √
b) Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan √
c) Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif √
d) Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal) √

3. Mengobati pasien yang luka √


4. Tidak membunuh pasien (tidak melakukan euthanasia) √
5. Tidak menghina/caci maki √
6. Tidak memandang pasien sebagai objek √
7. Mengobati secara tidak proposional √
Kriteria Ada Tidak ada

8. Tidak mencegah pasien secara berbahaya √

9. Menghindari misrepresentasi dari pasien √

10. Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian √

11. Tidak memberikan semangat hidup √

12. Tidak melindungi pasien dari serangan √

13. Tidak melakukan white collar dalam bidang kesehatan √


KDB 3 Autonomi
Kriteria Ada Tidak ada
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat √
pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan √

3. Berterus terang √

4. Menghargai privasi √

5. Menjaga rahasia pribadi √

6. Menghargai rasionalitas pasien √

7. Melaksanakan informed consent √


Kriteria Ada Tidak ada

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan √


sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi outonomi pasien √

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dan membuat keputusan, √


termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non √
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien √

13. Menjaga hubungan (kontrak) √


KDB 4 Justice
Kriteria Ada Tidak ada

1. Memberlakukan segala sesuatu proses secara universal √

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan √

3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang √


sama
4. Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality, accesbility, √
avaibility, quality)
5. Menghargai hak hukum pasien √

6. Menghargai hak orang lain √

7. Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan) √


Kriteria Ada Tidak ada
8. Tidak melakukan penyalahgunaan √

9. Bijak dalam makro alokasi √

10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan √


pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuan √

12. Kewajiban mendistribusi keuntungan dan kerugian (biaya, √


beban, sanksi,) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat √
dan kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan √
sah/tepat
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan √
penyakit/gen kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, √
status social, dll
4 BOX METHOD OF
MEDICAL INDICATIONS CLINICAL ETHICS
• keluhan mual,muntah, nyeri,
pada ulu hati. yang QUALITY OF LIFE
dirasakan sejak 3 hari yang Kemungkinan keluhan dapat
lalu dan belum sempat meningkat seperti: mual muntah
minum obat. Pasien yang dapat mengganggu aktifitas
mengaku sering terlambat sehari hari dan mempengaruhi
makan dan baru pertama kali jadwal makan jadi tidak teratur
mengalami keluhan seperti Hingga meningkatnya skala nyeri
ini pada ulu hati.

CONTEXTUAL FEATURES
CLIENT PREFERENCES
Pasien takut tidak sanggup
Pasien kompeten (cukup umur), membayar pengobatan yang akan
dalam keadaan sadar dan diberikan Karena takut harganya
menyetujui saat diberi saran untuk mahal, Karena pasien hanya
menggunakan obat generic agar bekerja sebagai supir angkot
harga pengobatan lebih
.
terjangkau.
Kesimpulan : Tn. R usia 55 tahun datang ke Poli penyakit dalam RST X dengan keluhan
dengan keluhan mual,muntah, nyeri, pada ulu hati. Nyeri pada ulu hati yang dirasakan sejak 3
hari yang lalu dan belum sempat minum obat. pasien sempat menolak diterapi karena takut
tidak sanggup membayar pengobatan yang akan diberikan, namun dokter tetap menganjurkan
pasien untuk diterapi, tetapi dengan menggunakan obat-obatan generik yang harganya lebih
terjangkau.
Prima Facie yang dipilih dokter : Beneficiance
Dokter memberikan keputusan pengobatan medis sepenuhnya kepada pasien berdasar
dengan keadaan sosial dan keterbatasan ekonomi pasien.
Dasar Hukum
 Undang-undang RI No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
Pasal 52 C :
Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
 Undang-undang RI No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan :
Pasal 53(1) :
Pelayanan kesehatan perseorangan ditunjuk untuk menyembuhkan penyakit dan
memulihkan kesehatan Perseorangan dan Keluarga.
Pasal 54(1) :
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab,
aman bermutu, serta merata dan nondsikriminatif.
PRINSIP PROFESIONALISME
EXCELLENCE (-)
Tidak ada hubungannya antara prinsip ini dan kasus
yang terjadi di Poli penyakit dalam di RST X.

ALTURISM (+)
Dokter menganjurkan pasien tetap melakukan terapi yang
diperlukan tetapi dengan menggunakan obat generic
dikarenakan keterbatasan biaya

ACCOUNTABILITY (-)
Dokter memberikan solusi kepada pasien terhadap
keterbatasan biaya yang dialaminya dalam pembelian obat
PRINSIP PROFESIONALISME
DUTY (+)
Dokter melakukan pemeriksaan yang menyeluruh
terhadap pasien.

HUMANITY (+)
Karena pasien hanya bekerja sebagai supir angkot dan
memiliki keterbatasan biaya dokter tetap menganjurkan
pasien untuk diterapi, tetapi dengan menggunakan obat-
obatan generik yang harganya lebih terjangkau.

RESPECT FOR OTHER (+)


Dokter memberikan saran alternative kepada pasien
dalam pemilihan obat , dikarenakan ada nya
keterbatasan biaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai