Anda di halaman 1dari 19

Dosen : St. Fauziah, S.Si, M.

Si

KIMIA DASAR
MATERI KULIAH KIMIA DASAR
1. STRUKTUR ATOM
2. SISTIM PERIODIK
3. IKATAN KIMIA
4. STOKHIOMETRI
5. LARUTAN
6. KESETIMBANGAN KIMIA
7. KESETIMBANGAN ASAM BASA

8. UJIAN TENGAH SEMESTER

9. TERMODINAMIKA
10. KINETIKA KIMIA
11. ELEKTROKIMIA
12. SENYAWA HIDROKARBON
13. GUGUS FUNGSIONAL SENYAWA ORGANIK
14. ASAM BASA ORGANIK DAN TURUNANNYA
15. DASAR-DASAR BIOMOLEKULER

16. UJIAN AKHIR SEMESTER


SRUKTUR ATOM DAN KONFIGURASI ELEKTRON

STRUKTUR ATOM

Perkembangan teori atom

 Democritus (filsafat Yunani) ; semua materi tersusun atas partikel-partikel


yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi yang disebut atomos (tak
dapat dibagi).
 John Dalton (ilmuan Inggris) mengformulasikan definisi atom sebagai :
1. Tiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak bisa
dihancurkan atau dibagi, yang disebut atom. semua atom-atom suatu
unsur mempunyai ukuran, massa dan sifat kimia yang sama. Atom-atom
dari suatu unsur berbeda dari atom atom unsur yang lain.
2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua atau lebih unsur. Dalam
senyawa, rasio jumlah atom dari kedua unsur yang ada merupakan
bilangan yang bulat dan mudah.
3. Reaksi kimia melibatkan pemisahan, kombinasi atau pengaturan
kembali atom-atom. Zat tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan dalam
reaksi kimia.
Partikel Dasar Penyusun Atom.

Elektron

 J. Plucker (1855) Membuat sinar katoda untuk menemukan elektron.

 W. Crookers 1875 dan J.J. Thomson (1879); meneliti sifat sinar yang
dipancarkan di dalam tabung katoda yang bergerak dari kutub negatif (katoda)
ke kutub positif (anoda), yaitu:
1. bergerak lurus,
2.dapat memutar baling-baling, berarti sinar ini mempunyai momentum oleh
karena itu mempunyai massa.
3.Tertarik oleh pelat bermuatan positif dan dibelokkan oleh medan magnet,
berarti sinar ini bermuatan negatif
4. tidak bergantung pada bahan yang digunakan untuk membuat katoda,
berarti sinar ini adalah partikel dasar yang ditemukan pada setiap materi.
 J.J. Thomson pada awal abad ke-19, dengan spektroskopi massa, berhasil
menentukan perbandingan antara muatan dan massa elektron, yaitu;
e/m= 1,76 x 108 C g-1
 Robert A. Milikan 1906, dengan percobaan tetes minyak, berhasil
menentukan muatan elektron (e)= 1,062 x10-19 C
 Berdasarkan hasil percobaan J.J. Thomson (muatan/massa elektron, e/m)
dan hasil percobaan Milikan (muatan elektron) maka massa elektron
adalah : 19
e 1,6 x10 C  28
m  8
 9,11x10 g
e / m 1,76 x10 C / g
Proton
 Golstein 1886, mengamati sinar yang berada di sisi belakang katoda pada
tabung sinar katoda dan menyimpulkan bahwa sifat sinar tersebut adalah :
1. tidak dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet, berarti sinar ini
adalah sinar positif.
2. jika tabung diisi gas lain menghasilkan sinar positif yang berbeda, berarti
sinar positif tergantung jenis gas dalam tabung.
3. nilai e/m sinar ini berbeda-beda antara satu dengan yang lain, berarti sinar
positif mempunyai massa tertentu, dan massanya jauh lebih besar
dari massa elektron.
4. sinar positif yang paling ringan berasal dari gas hidrogen (H+) dan
bermuatan sama dengan elektron tetapi tandanya berlawanan, massanya
1837 x massa elektron.

Neutron
 Rutherford 1920, meramalkan bahwa kemungkinan besar di dalam inti
terdapat partikel dasar yang tidak bermuatan.
 J.J. Chandwick 1932, menemukan netron berdasarkan reaksi inti,
4
2 He  B 
11
5
14
7 N  1
0 n
Isotop nitrogen ada yang bermassa 14 sma dan 15 sma. Ini berarti ada
tambahan massa dari partikel netral yang mana oleh J.J. Chandwick diberi
nama neutron. partikel ini bermassa 1,6750 x 10-24
Model Atom

A. Thomson 1904, menyatakan bahwa atom merupakan sebuah bola kecil


bermuatan positif dan dipermukaanya tersebar elektron yang bermuatan
negatif (seperti roti kismis)

B. Rudherford menyatakan bahwa, atom terdiri dari suatu inti yang kecil.
Seluruh muatan positif atom terpusat pada inti atom dan elektron bergerak
mengelilingi inti.
kesimpulan tersebut berdasarkan hasil penelitian penghamburan sinar alfa
pada logam emas yang sangat tipis, dimana ;
1. sebagian besar sinar alfa diteruskan
2. sebagian kecil dibelokkan
3. hanya 1 dari 20 ribu sinar alfa yang dipantulkan
- Bagaimana elektron dapat berputar mengelilingi inti terus menerus tanpa
kehilangan energi?

- Pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Rutherford;


Rutherford menganggap bahwa elektron bergerak disekitar inti pada jarak
tertentu, sehingga gaya sentripetal akan mengimbangi gaya tarik
kelistrikan.
- Anggapan ini menimbulkan kesulitan baru sebab menurut teori mekanika
klasik, partikel bermuatan apabila bergerak dan mengalami percepatan itu
akan memancarkan sinar spektrum berkesinambungan sehingga akan
kehilangan energi dan jatuh ke dalam inti. ini bertentangan dengan
kenyataan bahwa inti atom cukup stabil.
C. Bohr 1913, bedasarkan model atom Rudherford dan teori kuantum planck
yang didasarkan pada anggapan :
1. Elektron mengelilingi inti dalam lintasan atau orbit yang berbentuk
lingkaran, gaya sentrifugal = gaya tarik inti.
mv2/r = e2/r2
2. Lintasan yang diperlukan adalah lintasan dimana momenum sudut
elektron merupakan kelipatan dari h/2 “lintasan kuantum” (h = tetapan
Planck, 6,626 x 10-34 js)
3. Momentum sudut elektron (massa = m) yang bergerak dengan kecepatan
v (dalam lintasan dengan jari jari r) adalah :
nh
mvr  (n  1, 2, 3,.......)

4. Bila elektron bergerak dalam satu lintasan kuantum, maka elektron


tidak memancarkan energi (e- dalam keadaan stasioner).
E = -1/2mv2
5. Bila elektron pindah dari tingkat E1 (rendah) ke E2 (tinggi) akan terjadi
radiasi energi. bila sebaliknya akan menyerap energi radiasi.
hν = E1 – E2
- Dari persamaan (3) diperoleh kecepatan elektron :
nh nh  1 
mvr   v  
2π 2π  mr 
- jika hukum-hukum klasik dipadukan, maka jari-jari lintasan yang diperbolehkan
adalah :
Jika :
2 2 2
e mv e e2
2
   mv 2
 mv 2
r r r r
e2  nh 
2
E  Ek  Ep
 m 
r  2πmr  e2 e2
E  1/2 mv  2
atau E  
e 2
 n h2 2
 r 2r
 m  2 2 2 
r  4π m r  - subtiusi r pada E
n 2h 2 e2 2π 2 me 4
r 2 2 E  E
4π me  n 2h 2  n 2h 2
2  2 2 
- h, m dan e telah diketahui. untuk n  1  4π me 
o  karena h, e, m dan π konstan, maka :
r  0, 529 x 10 cm atau 0, 529 A
-8

2π 2 me 4 A
jadi r  0, 529 x n 2
A  E
h2 n2
- Berdasarkan penalaran tersebut, maka Bohr merumuskan teori (model)
atomnya sebagai berikut :
1. atom terdiri atas inti bermuatan positif.
2. elektron bergerak mengelilingi inti dalam lintasan tertentu.
3. elektron dalam lintasannya tidak menyerap atau memancarkan energi,
karena tiap lintasan mempunyai tingkat energi tertentu.
4. jika elektron pindah lintasan, maka terjadi perubahan energi sebesar
E = E2 – E1, dimana E1 dan E2 adalah energi pada tingkat rendah dan tinggi.

c 2π 2 me 4
ΔE  hυ  h  E
 n 2h 2
energi nukleus energi ΔE  E1 - E 2
diserap dilepas
 2π 2 me 4   2π 2 me 4 
n=1 ΔE    2 2 
 
 2 2 

n=2  n 2 h   n1 h 
n=3
2π 2 me 4  1   1 
ΔE   2  2 
h2 n  n 
 1   2 
 1   1 
ΔE  2,18 x 10  2    2 
-18
(n  1, 2, 3,.....)
 n1   n 2 
Spektrum atom Hidrogen
- Atom hidrogen hanya memiliki satu elektron sehingga spektrumnya paling
sederhana dibandingkan spektrum unsur yang lain. Deret spektrum hidrogen
dapat dibagi atas deret, yaitu Lyman, Balmer, Paschen, Brackett, dan pfund.
- Balmer meneliti nilai  spektrum hidrogen di daerah sinar tampak dan
dilanjutkan oleh Rydberg kepada deret lainnya. Akhirnya ia menemukan
hubungan antara  garis spektrum dengan bilangan bulat sederhana.
R = konstanta Rydberg (109,678 cm-1)
1  1   1  n = bilangan bulat yang tergantung pada deretnya.
 R  2    2 
  n1   n 2 

Deret n1 n2 Daerah
Lyman 1 2, 3, 4..... Ultraviolet
Balmer 2 3, 4, 5..... Tampak
Paschen 3 4, 5, 6..... Inframerah
Brackett 4 5, 6, 7..... Inframerah
pfund 5 6, 7, 8..... Inframerah
Teori Kuatum
- Kelemahan teori Bohr adalah tidak menjelaskan mengapa elektron bertahan
pada orbit tertentu saja. Bohr berasumsi bahwa momentum angular elektron
adalah terkuantisasi, yakni terbatas pada harga tertentu, akan tetapi dia tidak
menjelaskan mengapa sampai demikian.
- Louis de Broglie 1942, mengusulkan untuk menjelaskan sifat terkuantisasi
elektron dalam atom sebagai gelombang seperti gelombang cahaya.

h h h
 n  2r  mvr  n
mv mv 2

- Planck 1900, mengemukakan teori kuantum berdasarkan radiasi benda


hitam pada suhu tinggi, dimana radiasi tidak dipancarkan atau diserap
secara kontinyu tetapi dalam paket energi yang disebut “kuantum”.
energi sistem ini disebut “terkuantisasi”, jadi energi tidak dapat berubah
secara kontinyu, melainkan hanya dapat bertambah atau berkurang dengan
1, 2, 3,..... n kuanta.
E = hν h; kostanta planck 6,626 x 10-3 J.s
D. Model atom mekanika gelombang

Teori mekanika gelombang dirumuskan oleh Wegner Heisenberg dan


Schrodinger hampir bersamaan waktunya meskipun di tempat yang berbeda.
teori ini dapat menjelaskan materi baik dalam skala makro maupun mikro, yang
menyangkut elektron, atom dan molekul.

- Prinsip ketidakpastian Heisenberg.

Akibat dualisme sifat elektron sebagai patikel dan gelombang, Wegner


Heisenberg (1925) mengemukakan bahwa tidak mungkin dapat mengetahui
momentum (kecepatan ) dan kedudukan suatu partikel seperti elektron dengan
tepat dalam waktu yang bersamaan. Bila pengukuran momentum atau
kecepatan dapat dilakukan dengan tepat, maka kedudukanya tidak akan
diketahui dengan tepat dan sebaliknya. Batas terendah ketidakpasian tersebut
adalah:
h
(Px )( x) 
4
ΔPx  ketidakpas tian momentum (pada arah x)
Δx  ketidakpas tian kedudukan (pada arah x)
h  tetapan Planck
distribusi elektron
Bilangan kuantum
Scrodinger mengemukakan persamaan gelombang elektron dalam atom
yang dikaitkan dengan bilangan kuantum yang berhubungan dengan
kuantisasi momentum sudut yaitu; (i) dalam orbital, (ii) sepanjang arah radial
dalam inti, (iii) dalam medan magnet dan (iv) sepanjang sumbu, yaitu :
1. Bilangan kuantum utama (n) ; menentukan tingkat energi (kulit) dan
mempunyai harga positif dan bulat (n=1, 2, 3, ......). Bilangan kuantum ini
menentukan ukuran orbital.
2. Bilangan kuantum Azimut ( l ) ; menentukan besarnya momentum sudut
elektron yang terkuantisasi. Bilangan kuantum ini juga disebut bilangan
kuantum orbital, karena bilangan ini menentukan bentuk ruang dari orbital.
Harga bilangan ini adalah 0, 1, 2, 3, ..... (n-1), dimana setiap l dinyatakan
dengan huruf; l = 0; orbital s
l = 1; orbital p
l = 2; orbital d
l = 3; orbital f
3. Bilangan kuantum Magnetik (ml); menentukan orientasi dari orbital dalam
ruang (ml= 0, 1, 2, 3, .....). Untuk harga l pada sejumlah (2l + 1),
harga ml = -l dan +l
4. Bilangan kuantum Spin (s) ; menyatakan arah perputaran elektron, yaitu
searah jarum atau berlawanan arah, yang nilainya -1/2 dan +1/2.
Bentuk orbital
tiap orbital dicirikan oleh 3 bilangan kuantum n, l dan mi yang mempunyai
ukuran, bentuk dan orientasi tertentu dalam ruang. Kumpulan orbital-orbital
dengan bilangan kuantum yang sama disebut “kulit”, dimana jumlah orbital
dalam kulit = n2.
- orbital s hanya satu macam. n kulit jum. orb
1 K 1
- orbital p, 3 macam; px, py dan pz 2 L 4
2 2
- orbital d, 5 macam; dxy, dxz, dyz, dx -y , dz 2
3 M 9
- orbital f, 7 macam; fx3, fy3, fz3, fxyz, f(x2-y2) z, f(z2-y2)x, f(z2-x2)y 4 N 16

kulit s kulit p

kulit d
Konfigurasi Elektron Dalam Atom

 Prinsip Aufbau; elektron dalam setiap atom sedapat mungkin memiliki energi
terendah (berada dalam orbital atom dengan energi terendah). Oleh karena
itu pengisian elektron dimulai dari obital dengan tingkat energi terendah.
 Aturan (n + l),
aturan tingkat energi dalam pengisian elektron adalah sebagai berikut:
1s<2s<2p<3s<3p<4s<3d<4p<5s<4d<5p<6s
jika (n + l) harganya sama, maka orbital yang mempunyai energi terbesar
adalah obital dengan bilangan kuantum utama terbesar.
 Asas larangan Pauli,
dalam suatu sistem, baik atom maupun molekul, tidak terdapat elektron yang
mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti bahwa tiap
orbital hanya dapat ditempati oleh maksimal dua elektron.
 Aturan Hund,
Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopi, beberapa hal yang perlu
diperhatikan adalah :
(i) pada pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang sama, sebanyak
mungkin elektron berada dalam keadaan tidak berpasangan.
(ii) jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda, maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
7 s p

6 s p d

5 s p d f

4 s p d f

3 s p d

2 s p

1 s

4. Orbital penuh dan setengah penuh,


Konfigurasi elektron suatu unsur harus mengambarkan sifat unsur tersebut.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa orbital yang terisi penuh dan orbital
setengah penuh merupakan struktur yang relatif lebih setabil.

24Cr : [Ar] 3d5 4s1 bukan : [Ar] 3d4 4s2


10 4s1 bukan : [Ar] 3d9 4s2
29Cu : [Ar] 3d

Anda mungkin juga menyukai