Anda di halaman 1dari 59

ILMU PSKIATRI

TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI


Psychotic Symptom
Diagnosis Karakteristik
Psikotik akut Onset < 2 minggu, gejala beraneka ragam & berubah cepat atau
schizophrenia like, adanya stres akut yang berkaitan.
Psikotik akut Onset < 2 minggu, terdapat gejala skizofrenia untuk sebagian besar
lir skizofrenia waktu, tidak memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut.
Polimorfik 1) Onset < 2 minggu,
psikotik akut 2) ada beberapa jenis halusinasi/waham yang jenis & intensitasnya
tanpa gejala berubah-ubah,
skizofrenia 3) terdapat keadaan emosional yang beragam,
4) walau gejala beragam tapi tidak satupun dari gejala itu konsisten
memenuhi kriteria skizofrenia/manik/depresi
Polimorfik Onset < 2 minggu, ada beberapa jenis halusinasi/waham yang jenis &
psikotik akut intensitasnya berubah-ubah, memenuhi poin 1-3 psikotik polimorfik
dengan gejala akut disertai gejala yang memenuhi skizofrenia. Jika lebih dari 1
skizofrenia bulan maka diagnosis menjadi skizofrenia
PPDGJ
Sign & Symptom
Signs/Symptoms Description
Cerea flexibilitas The same as catalepsy

Catatonic rigidity Fixed and sustained motoric position that is resistant to change.

Catalepsy Condition in which persons maintain the body position into


which they are placed; observed in severe cases of catatonic
schizophrenia. Also called waxy flexibility and cerea flexibilitas

Catatonic stupor Stupor in which patients ordinarily are well aware of their
surroundings, reduced reactivity to surroundings & reduced
spontaneous activity

Posturing catatonic Voluntary assumption of an inappropriate or bizarre posture,


generally maintained for long periods of time.

1) PPDGJ, 2) Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


Skizofrenia – Gejala Klinis, Diagnosis
• Gejala positif • Diagnosis (PPDGJ) (harus
– Halusinasi: auditori, visual, ada 1 gejala berikut, >1
somatik, olfaktori, bulan)
gustatori a. Tought echo: thought
– Delusi: bizarre, non-bizarre insertion, thought
– Disorganisasi: tangensial, withdrawal, thought
sirkumstansial, derailment, broadcasting
neologisme, world salad b. Delusion of
• Gejala Negatif control/influence/passivit
y/perception
– Affective symptoms,
c. Halusinasi auditorik
– Cognitive dysfunction
d. Waham
Skizofrenia – Patogenesis (Teori
Dopamin)
• Jaras dopamin di otak • Skizofrenia terjadi karena
– Jaras mesolimbik- ketidakseimbangan aktivitas
mesokortikal  berhubungan dopamin di otak
dengan tingkah laku – Gejala + karena ↑ aktivitas
– Jaras nigrostriatal  dopamin di jaras mesolimbik
koordinasi gerakan sadar – Gejala - karena ↓ aktivitas
– Jaras tuberonfundibular  dopamin di jaras mesokortikal
menghambat sekresi
prolaktin
– Jaras medullary
periventrikular 
berhubungan dengan
kebiasaan makan
– Jaras incertohypotalamic 
belum diketahui fungsinya
Skizofrenia – Klasifikasi
• Paranoid: cenderung ditemukan gejala berupa
waham dan halusinasi
• Hebefrenik: cenderung menyendiri dan tidak
dapat merawat diri sendiri
• Katatonik: cenderung ditemukan gangguan
motorik
• Residual
• Simpleks
• Tak terinci
• Depresi pasca skizofrenia
Skizofrenia
Skizofrenia Gangguan isi pikir, waham, halusinasi, minimal
1 bulan
Paranoid merasa terancam/dikendalikan
Hebefrenik 15-25 tahun, afek tidak wajar, tidak dapat
diramalkan, senyum sendiri
Katatonik stupor, rigid, gaduh, fleksibilitas cerea
Skizotipal perilaku/penampilan aneh, kepercayaan aneh,
bersifat magik, pikiran obsesif berulang
Waham menetap hanya waham
Psikotik akut gejala psikotik <2 minggu.
Skizoafektif gejala skizofrenia & afektif bersamaan
PPDGJ
• Tata laksana:
• Antipsikotik tipikal (murah, tapi
kemungkinan efek samping ekstrapiramidal
tinggi) :
• chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik tipikal (frekuensi efek samping
ekstrapiramidal rendah, tapi mahal):
• risperidon, aripirazole, clozapine
Skizofrenia
• Keywords
– S: sulit tidur di malam hari, perilaku halusinatorik,
waham kebesaran, halusinasi dengar, sejak 2 bulan
yang lalu
• Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi dan
waham yang dialami >1 bulan sehingga diagnosis
skizofrenia dapat ditegakkan.
• Psikotik akut: gejala-gejala seperti pada
skizofrenia tapi kurang dari 1 bulan
• Skizofrenia
Skizofrenia Paranoid
• Keyword:
– berkata-kata sendiri, marah-marah, dan mengamuk
menghancurkan kedai orang lain
– Pasien merasa semua pedagang berkompromi untuk
membuatnya bangkrut.
– Pasien juga medengar suara-suara bisikan aneh dan
merasa ada yang mau membunuhnya
• Pada kasus ini ditemukan adanya waham rujukan
dan halusinasi auditorik. Diagnosis yang tepat
pada kasus ini adalah skizofrenia paranoid.
• Skizofrenia Paranoid
Psychotic Symptom
 Gangguan Afektif Bipolar:
 episode berulang minimal 2 kali,
 pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek &
penambahan energi dan aktivitas,
 pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan
energi & aktivitas.
 Biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
 Tipe:
▪ Afektif bipolar, episode kini hipomanik
▪ Afektif bipolar episode kini manik tanpa/dengan gejala psikotik
▪ Afektif bipolar episode kini depresif ringan atau sedang
▪ Afektif bipolar episode kini depresif berat tanpa/dengan gejala psikotik
▪ Afektif bipolar episode kini campuran

PPDGJ
Bipolar, Siklotimia, Depresi
• Bipolar I
– Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa episode
depresi mayor
– Tata laksana: lithium
• Bipolar II
– Minimal satu episode hipomania dan minimal satu episode depresi
mayor, tidak boleh ada episode mania
– Tata laksana: lithium + antidepresan
• Siklotimia
– Beberapa episode hipomania dan beberapa episode depresi minor
dalam 2 tahun terakhir
– Tata laksana: lithium + quetiapine
• Beda depresi mayor dan minor?
– Pada depresi mayor, aktivitas dan fungsi sehari-hari sangat terganggu
BIPOLAR
• a. Bipolar tipe I:
• Setidaknya ada satu episode mania atau campuran (ada ciri mania dan depresi
dalam
• saat bersamaan)
• Boleh ada episode depresi, boleh juga tidak
• b. Bipolar tipe II:
• Setidaknya ada satu episode hipomania DAN satu episode depresi mayor
• Apa beda mania dengan hipomania?
• a. Mania: fungsi sehari-hari menurun, ada ide kebesaran, bisa menjadi psikosis
• b. Hipomania: fungsi sehari-hari normal atau bahkan meningkat, tidak ada ide
• kebesaran, tidak menjadi psikosis
• c. Tata laksana:
• Episode manik: lithium
• Episode campuran: asam valproat
• Episode depresi: lithium + lamotrigine/antidepresan. Jadi, jangan beri
antidepresan saja.
Gangguan Bipolar
• Keywords • Ada episode manik (sering belanja
– S: pasien saat ini: sering keluar rumah, barang, membagi barang kepada
belanja, membagi-bagi; pasien dulu: orang yang baru ditemui) dan depresi
sering mengurung diri di kamar; sejak 1 (sering mengurung diri di kamar) =
bulan yang lalu bipolar I
• Pasien ini saat ini mengalami gejala • Bipolar II? Depresi + hipomanik
manik, berbeda dengan gejala
sebelumnya yang berupa depresi. • Siklotimia? Hipomanik + depresi
minor
• Bipolar (bi-,-pole) yang secara
harafiah berarti dua kutub ditandai • Apa beda mania dengan hipomania?
dengan adanya 2 episode gejala klinis – Hipomania tidak mengganggu fungsi
yang berubah pada kurun waktu sehari-hari dan tidak menurunkan
kualitas hidup
tertentu; episode berupa episode
depresif dan episode manik; dapat • Ingat, mania dapat berupa elasi
ditemukan gejala psikotik pada maupun iritabilitas
bipolar
• Gangguan bipolar tipe I
Gangguan Neurosis
• Kecemasan dan kekhawatiran • Gangguan stres pasca
yang berlebihan dan terus melahirkan? Awitan dalam 4
menerus akan hal sehari-hari: minggu setelah melahirkan
gangguan cemas menyeluruh – Tata laksana: CBT + SSRI
– Tata laksana: CBT + SSRI • Gangguan penyesuaian? Ada
• Gangguan panik? Serangan stresor yang jelas
panik berat yang hilang timbul – Tata laksana: psikoterapi,
(episodik), tapi di antara benzodiazepine, antidepresan
serangan pasien tidak merasa • Insomnia primer? Sekedar
cemas kesulitan tidur yang
– Tata laksana: (1) serangan akut mengganggu aktivitas sehari-
 benzodiazepine (alprazolam, hari
clonazepam); (2) preventif 
CBT + SSRI – Tata laksana: benzodiazepine
(pilihan: lorazepam)
Anxiety Disorder
 The DSM-IV-TR contains two diagnostic criteria for panic disorder, one without
agoraphobia and the other with agoraphobia, but both require the presence of
panic attacks.
 Panic attack: A discrete period of intense fear or discomfort, in which four (or
more) of the following symptoms developed abruptly and reached a peak within
10 minutes: palpitations, pounding heart, or accelerated heart rate
 sweating
 trembling or shaking
 sensations of shortness of breath or smothering
 feeling of choking
 chest pain or discomfort
 nausea or abdominal distress
 feeling dizzy, unsteady, lightheaded, or faint
 derealization (feelings of unreality) or depersonalization (being detached from oneself)
 fear of losing control or going crazy
 fear of dying
 paresthesias (numbness or tingling sensations)
 chills or hot flushes

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


Ansietas
Diagnosis Karakteristik
Gangguan cemas Ansietas berlebih terus menerus disertai ketegangan motorik
menyeluruh (gemetar, sulit berdiam diri, dan sakit kepala), hiperaktivitas
otonomik (sesak napas, berkeringat, palpitasi, & gangguan
gastrointestinal), kewaspadaan mental (iritabilita).
Gangguan panik Serangan ansietas yang intens & akut disertai perasaan akan
datangnya kejadian menakutkan. Tanda utama: serangan panik
yang tidak diduga tanpa adanya stimulus.
Fobia Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu objek atau
situasi, antara lain: hewan, bencana, ketinggian, penyakit, cedera,
dan kematian.
Fobia sosial Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu objek atau
situasi, antara lain: hewan, bencana, ketinggian, penyakit, cedera,
dan kematian.
Agorafobia Kecemasan timbul di tempat atau situasi di mana menyelamatkan
diri sulit dilakukan atau tidak tersedia pertolongan pada saat
terjadi serangan panik.
PPDGJ
Ansietas Fobik
 Agorafobia
 Kecemasan timbul ketika berada di tempat atau situasi di mana
meyelamatkan diri sulit dilakukan (atau memalukan) atau tidak
tersedia pertolongan pada saat terjadi serangan panik.
 Situasi tersebut mencakup berada di luar rumah seorang diri, di
keramaian, atau bepergian dengan bus, kereta, atau mobil.

 Fobia Sosial
 Rasa takut yang berlebihan akan dipermalukan atau melakukan hal
yang memalukan pada berbagai situasi sosial, seperti bicara di depan
umum, berkemih di toilet umum, atau makan di tempat umum.

 Fobia Khas
 Rasa takut yang kuat dan persisten terhadap suatu objek atau situasi,
antara lain: hewan, bencana, ketinggian, penyakit, cedera, dan
kematian.

PPDGJ
Ansietas
• Acrophobia fear of heights
• Agoraphobia fear of open places
• Ailurophobia fear of cats
• Hydrophobia fear of water
• Claustrophobia fear of closed spaces
• Cynophobia fear of dogs
• Mysophobia fear of dirt and germs
• Pyrophobia fear of fire
• Xenophobia fear of strangers

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


PTSD
• Gejala cemas akibat suatu • Tata laksana gangguan stres pasca
kejadian traumatik dimana gejala trauma dan reaksi stres akut
berlangsung satu bulan atau – Nonfarmakologis: cognitive
lebih: gangguan stres pasca- behavioral therapy (CBT) dan eye
trauma movement desensitization therapy
(EMDR)
• Reaksi stres akut? berlangsung < – Farmakologis: SSRI
30 hari
• Gangguan cemas menyeluruh?
tidak ada pencetusnya
• Fobia? Cemas terjadi setiap
kontak dengan stimulus tertentu
yang sebenarnya tidak berbahaya
• Gangguan panik? Serangan panik
akut dan berat yang hilang
timbul, tapi pencetusnya tidak
jelas
Gangguan Cemas/PTSD
• Keywords
– S: keluhan cemas, aktivasi gejala otonom, muncul sejak 1 bulan yang
lalu sejak anaknya meninggal tenggelam di laut, sulit tidur dan takut.
• Pasien mengalami gangguan cemas. Ciri khas gangguan cemas
adalah aktivasi sistem saraf otonom dan muncul gejala depresi.
Beberapa diagnosis banding yang perlu dipikirkan:
– Gangguan cemas menyeluruh: kecemasan akan hal yang tidak
diketahui penyebabnya dan belum terjadi
– Gangguan panik: kecemasan akan hal yang diketahui dan akan terjadi
– Gangguan stres pasca trauma: gangguan cemas setelah suatu
peristiwa yang menyebabkan trauma psikologis minimal 1 bulan; bila
kurang dari 1 bulan disebut acute stress reaction
• Reaksi stress pasca trauma
Gangguan Cemas/Gangguan Cemas
Menyeluruh
• Keywords
– S: otot terasa tegang, sulit konsentrasi, sering terbangun di malam
hari, gelisah memikirkan banyak hal, sejak 6 bulan yll
– O: mood dan fisik tidak ada kelainan
• Pasien mengalami gangguan cemas. Ciri khas gangguan cemas
adalah aktivasi sistem saraf otonom dan muncul gejala depresi.
Beberapa diagnosis banding yang perlu dipikirkan:
– Gangguan cemas menyeluruh: kecemasan akan hal yang tidak
diketahui penyebabnya dan belum terjadi
– Gangguan panik: kecemasan akan hal yang diketahui dan akan terjadi
– Gangguan stres pasca trauma: gangguan cemas setelah suatu
peristiwa yang menyebabkan trauma psikologis minimal 1 bulan; bila
kurang dari 1 bulan disebut acute stress reaction
• Gangguan cemas menyeluruh
Gangguan Psikosomatik
• Banyak gejala somatik, tapi pada pemeriksaan tidak ada
kelainan  gangguan somatisasi
• Hipokondriasis? ketakutan akan menderita suatu penyakit
tertentu (co/ “saya kanker payudara dok”), meskipun sudah
diperiksa dan diyakinkan kalau pasien tidak sakit
• Malingering? Pura-pura sakit dengan tujuan eksternal,
seperti malas kerja atau mendapatkan narkoba.
Malingering bukan penyakit.
• Factitious disorder? Pura-pura sakit karena ingin
mendapat perhatian atau perawatan, bukan karena tujuan
eksternal. Factitious disorder adalah penyakit.
• Penyakit psikosomatik? Penyakit-penyakit fisik yang
memiliki aspek mental (co/ hipertensi dengan stres)
Gangguan Somatoform

Diagnosis Karakteristik
Gangguan somatisasi Banyak keluhan fisik (4 tempat nyeri, 2 GI tract, 1
seksual, 1 pseudoneurologis).
Hipokondriasis Keyakinan ada penyakit fisik.

Disfungsi otonomik Bangkitan otonomik: palpitasi, berkeringat,


somatoform tremor, flushing.

Nyeri somatoform Nyeri menetap yang tidak terjelaskan.

PPDGJ
Gangguan Somatisasi
• Keywords
– S: pasien mengeluh nyeri ulu hati, sakit kepala, kembung, BAB
tidak lancar
• Gangguan somatisasi: banyak keluhan fisik/gejala somatik
pada berbagai organ yang mengenai banyak sistem organ
dan tidak ada kelainan saat pemeriksaan, selama 6 bulan
• Hipokondriasis: ketakutan menderita/mengalami suatu
penyakit, dan terus menetap walaupun sudah dibuktikan
tidak ada kelainan.
– Akibatnya, sering ganti dokter krn merasa tidak puas dengan
dokter yg tidak bisa membuktikan penyakitnya
• Gangguan Somatisasi
Gangguan Fobia
• Keywords • Keluhan dirasakan jika pasien
– S: cemas bila berada di kamar kecil berada di ruang sempit 
yang tertutup rapat klaustrofobia. Berarti kalau tidak
• Gangguan fobia adalah ansietas di ruang sempit, pasien tidak
yang dicetuskan oleh adanya merasakan keluhan  bukan
situasi atau obyek yang jelas (dari gangguan stres pasca trauma
luar individu sendiri), yang • Agorafobia? takut sendirian di
sebenarnya pada saat kejadian tempat umum
tidak membahayakan. • Fobia sosial? takut situasi-situasi
• Pasien ini mengalami gejala interpersonal yang berpotensi
gangguan fobia, khususnya memalukan
klaustrofobia (fobia ruang sempit) • Gangguan panik? tidak ada
• Klaustrofobia pencetusnya
• Reaksi stres akut? muncul
setelah sebuah kejadian
traumatik
Gangguan Kepribadian
Gangguan kepribadian kluster A • Histrionik: emosi berlebihan,
• Paranoid: sangat curiga terhadap mencari perhatian, seduktif
orang lain berlebihan
• Schizoid: tidak tertarik dengan • Narsisistik: preokupasi dengan
hubungan sosial, lebih senang citra diri, merasa diri paling
menyendiri, tertutup, emosi hebat, merendahkan orang lain
dingin, tidak peduli Gangguan kepribadian kluster C
Gangguan kepribadian kluster B • Avoidant: menghindari hubungan
• Antisosial: tidak peduli, bahkan sosial karena takut tidak diterima
cenderung melanggar hak-hak • Dependen: bergantung pada
orang lain orang lain untuk kebutuhan fisik
• Borderline: impulsivitas dan dan emosi mereka
instabilitas dalam hal afek, • Obsesif-kompulsif: terpaku pada
hubungan sosial, dan pandangan keteraturan dan kesempurnaan
terhadap diri sendiri (labil)
Gangguan kepribadian

• a. Hanya dapat didiagnosis bila usia >18 tahun. Harus menyebabkan gangguan
bermakna
• dalam aktivitas sehari-hari, namun belum cukup untuk dikategorikan pada psikosis
atau
• neurosis.
• b. Kluster A
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak suka berhubungan dengan orang lain
• Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan curiga terhadap orang lain
• Skizotipal: memiliki pikiran, persepsi, dan perilaku yang aneh
• c. Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang melanggar peraturan
• Ambang: impulsivitas serta hubungan interpersonal dan mood yang intens tapi
tidak
• stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsisistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan orang lain, mudah iri
• d. Kluster C
• Cemas (menghindar) : sangat pemalu, merasa tidak layak
• Dependen : merasa tidak mampu
bertanggung jawab atas diri sendiri, sehingga
terlalu bergantung pada orang lain, apapun
konsekuensinya
• Obsesif-kompulsif: preokupasi dengan
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan,
• terlalu kaku dalam memandang suatu hal
Gangguan Kepribadian tipe Skizoid
• Keywords
– S: tidak punya banyak teman dan teman dekat
• Ciri kepribadian skizoid
– Sedikit aktivitas yang memberikan kesenangan
– Emosi dingin, afek mendatar atau tidak peduli
– Kurang mampu mengekspresikan kehangatan, kelembutan dan kemarahan
pada orang lain
– Tampak nyata ketidak pedulian baik terhadap pujian atau kecaman
– Kurang tertarik untuk mengalami pengalaman seksual dengan orang lain
– Hampir selalu memilih aktivitas yang dilakukan sendiri
– Preokupasi dengan fantasi dan introspeksi yang berlebihan
– Tidak punya teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab dan tidak ada
keinginan untuk menjalin hubungan seperti itu
– Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku
• Skizoid
Gangguan Disosiasi
• Kerasukan  dissosiasi trans (trance)
• Amnesia dissosiatif? Hilang ingatan
• Gangguan identitas dissosiatif? Kepribadian
ganda atau lebih
• Fugue dissosiatif? Tiba-tiba pergi dari rumah atau
tempat kerja, dengan kesulitan mengingat
sebagian atau seluruh masa lalu. Pasien bisa
menggunakan identitas baru.
• Depersonalisasi? Merasa dunia di sekitarnya
berubah bentuk, merasa orang-orang lain bukan
manusia
Gangguan Disosiatif
Diagnosis Karakteristik
Amnesia Hilang daya ingat mengenai kejadian stressful atau traumatik yang
baru terjadi (selektif)
Fugue Melakukan perjalanan tertentu ke tempat di luar kebiasaan, tapi
tidak mengingat perjalanan tersebut.
Stupor Sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan volunter & respons
normal terhadap rangsangan luar (cahay, suara, raba)
Trans Kehilangan sementara penghayatan akan identitias diri &
kesadaran, berperilaku seakan-akan dikuasai kepribadian lain.
Motorik Tidak mampu menggerakkan seluruh/sebagian anggota gerak.
Konvulsi Sangat mirip kejang epileptik, tapi tidak dijumpai kehilangan
kesadaran, mengompol, atau jatuh.
Anestesi & Anestesi pada kulit yang tidak sesuai dermatom.
kehilangan Penurunan tajam penglihatan atau tunnel vision (area lapang
sensorik pandang sama, tidak tergantung jarak).
PPDGJ
Trans Disosiatif
• Keywords
– S: seperti orang kesurupan
• Gangguan disosiatif adalah kelompok gangguan
dengan gejala utama kehilangan sebagian atau seluruh
integrasi normal (di bawah kendali kesadaran) antara
ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan
penginderaan segera, serta kontrol terhadap pada
gerakan tubuh.
• Trans disosiatif adalah kehilangan sementara aspek
penghayatan atas identitas diri dan kesadaran atas
lingkungan
• Trans disosiatif
Sexual Dysfunction
• Sexual desire disorders
– Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD);
• Persistently or recurrently deficient (or absent) sexual
fantasies and desire for sexual activity
– Sexual Aversion Disorder (SAD)
• Persistent or recurrent extreme aversion to, and avoidance of,
all (or almost all) genital sexual contact with a sexual partner.
• Sexual arousal disorders
– Female Sexual Arousal Disorder (FSAD)
• Persistent or recurrent inability to attain, or to maintain until
completion of the sexual activity, an adequate lubrication-
swelling response of sexual excitement.
– Male Erectile Disorder
• Persistent or recurrent inability to attain, or to maintain until
completion of the sexual activity, an adequate erection.

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


Sexual Dysfunction
• Orgasmic disorders
– Female Orgasmic Disorder (Inhibited Female Orgasm)
– Male Orgasmic Disorder (Inhibited Male Orgasm): sometimes called
inhibited orgasm or retarded ejaculation, a man achieves ejaculation
during coitus with great difficulty
– Premature Ejaculation
• Sexual pain disorders
– Dyspareunia: recurrent or persistent genital pain associated with sexual
intercourse.
– Vaginismus: involuntary muscle constriction of the outer third of the
vagina that interferes with penile insertion and intercourse.
• Sexual dysfunction due to general medical condition
• Substance-Induced Sexual Dysfunction
– With impaired desire/With impaired arousal/With impaired orgasm/With
sexual pain/With onset during intoxication

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


Transvestisme
• Mendapatkan kepuasan seksual dengan menggunakan
pakaian jenis kelamin lawannya  transvestisme
• Gangguan identitas kelamin  bila seorang laki-laki
ingin menjadi perempuan atau sebaliknya
• Gangguan preferensi seksual  istilah umum untuk
ketertarikan seksual terhadap hal-hal yang
sesungguhnya tidak memiliki nilai seksual
• Fetishisme  gairah seksual dipicu oleh benda tertentu
• Autoginefilia  kepuasan seksual didapat saat
membayangkan diri menjadi lawan jenis
Troilism
• Keywords
– S: puas melihat istrinya berhubungan dengan pria lain
• Gangguan seksual disebut dengan parafilia:
– Fetisisme: kepuasan seksual dari benda
– Ekshibisionisme: kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat
kelamin
– Masokisme: kepuasaan seksual dengan disiksa secara fisik atau
mental
– Troilism: kepuasan seksual dengan melihat pasangannya
melakukan hubungan seksual dengan orang lain
– Voveurisme: kepuasan seksual dengan mengintip, tanpa
keinginan melakukan hubungan seksual
• Troilism
Sleep Disorder
• DSM-IV-TR divides primary sleep disorders
into:
– Dyssomnias: disorders of quantity or timing of
sleep
• Insomnia
• Hypersomnia
– Parasomnias: abnormal behaviors during sleep or
the transition between sleep and wakefulness.
• Sleep walking , night terror, nightmare

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


Sleep Disorder
• Insomnia is difficulty initiating or maintaining sleep. It is the
most common sleep complaint and may be transient or
persistent.
• Primary insomnia is commonly treated with benzodiazepines.

Kaplan & Sadock synopsis of psychiatry


Insomnia
 According to severity: • According to form of
 Mild: almost every night, presentation:
minimum impairment of – Sleep onset/early
quality of life (QoL)
insomnia (difficulty
 Moderate: every night, falling asleep)
moderate impairment
QoL with symptoms – Sleep
(irritability, anxiety, maintenance/middle
fatigue) insomnia (waking
 Severe: every night, frequently)
moderate impairment – End of sleep/late
QoL with more severe insomnia (waking too
symptoms of irritability, early)
anxiety, fatigue
Insomnia
• Early insomnia: susah memulai tidur
• Middle insomnia: mudah terbangun di malam
hari (berkali-kali) saat tidur
• Late insomnia: biasanya tidak sulit tidur, tp akan
terbangun dini hari (lama tidur <6,5 jam)
• Somnabulisme: berjalan dalam tidur
• Parasomnia: istilah umum untuk semua gangguan
saat tidur
• Middle insomnia
Baby blue syndrome
• Mood depresif yang terjadi dalam masa 14
hari pascapersalinan
• Baby blue syndrome
Subtance Abuse Disorder
• Urutan tata laksana pecandu narkoba:
– Diagnosis
– Detoksifikasi (mengeluarkan racun dari dalam
tubuh)
– Rehabilitasi (membiasakan hidup tanpa narkoba)
– Resosialisasi (adaptasi kembali ke dalam
kehidupan bermasyarakat)
• Jawaban: Diagnosis, detoksifikasi, rehabilitasi,
resosialisasi
Depresi pasca Menopause
• Untuk sulit tidur dan cemas, kombinasi
estrogen dan progesteron dosis rendah cukup
sebagai tata laksana
• Depresi berat memerlukan SSRI
• Depresi ringan cukup dengan hormone
replacement therapy
• Jawaban: Estrogen + Progesteron
Antipsikotik
• gangguan skizoafektif
• Masalah psikosis pada gangguan skizoafektif
ditangani dengan antipsikotik, diutamakan yang
generasi 2 (risperidon), karena efek sampingnya
lebih sedikit
• Masalah moodnya ditata laksana sesuai jenis, bila
depresi diberi SSRI, bila manik diberi lithium
• Prochlorperazine lebih sering dipakai sebagai
antiemetik
• Jawaban: Risperidone
Distonia Akut
• Pasien mengalami distonia. • Dari kedua obat tersebut,
Apa penyebabnya? haloperidol-lah yang
• Dua hari lalu, pasien datang memiliki efek samping
dengan gaduh gelisah. berupa reaksi distonia akut
Umumnya, pasien gaduh • Tata laksana reaksi distonia
gelisah akan diterapi akut akibat obat adalah
dengan lorazepam IM atau antikolinergik. Bisa
haloperidol IM. diberikan benztropine
– Bila penyebabnya withdrawal IV/IM atau difenhidramin
alkohol atau benzodiazepine, IV/IM (lebih cepat IV).
lorazepam lebih baik. Hati-
hati depresi napas. • Jawaban: Sulfas atropine
– Bila penyebabnya psikosis, IM
haloperidol atau CPZ lebih
baik. Hati-hati akathisia,
distonia, atau kejang.
Ekopraksia
• Katalepsi: fiksasi tubuh pada postur tertentu
yang tidak dapat diubah dengan stimulus
eksternal (contohnya pada skizofrenia
katatonik)
• Katapleksi: hilangnya tonus otot secara
mendadak dan sesaat, biasanya akibat emosi.
Sering ditemukan pada penderita narkolepsi.
• Ekolalia: mengulang kata yang didengarkan
• Ekopraksia: mengulang gerakan yang dilihat
Sindroma Neuroleptik Maligna
Manifestasi klinis sindrom Pada pasien ini, memang ada
neuroleptik maligna adalah: gejala mendelikkan mata
• Tubuh kaku (distonia) dan sering
• Hipertermia mengeluarkan air liur
(pseudoparkinsonisme) yang
• Instabilitas otonom mengarah ke sindrom
(hipertensi, takipnea, ekstrapiramidal, pernyataan
takikardia, diaforesis) kejang dari keluarga pasien
• Penurunan kesadaran tidak jelas apakah seperti
gerakan kedutan wajah atau
kaku badan. Tapi, sindrom
neuroleptic maligna HARUS
ada hipertermia dan kekakuan
tubuh
Sindroma Ekstrapiramidal
Sindrom Ekstrapiramidal sering 4 gejala ekstrapiramidal utama
dihubungkan dengan sindrom • Pseudoparkinsonisme:
neuroleptic maligna, keduanya tremor, rigiditas, bradikinesia,
disebabkan oleh penggunaan akinesia, hipersalivasi, muka
obat neuroleptic (haloperidol) topeng, jalan diseret
• Akathisia: perasaan gelisah
yang menyebabkan pasien
tidak bisa diam
• Distonia: kontraksi spastis otot
(bisa terjadi di mata, leher,
punggung, dan lain-lain)
• Diskinesia tardif: gangguan
gerakan involunter (mioklonus,
tik, korea, dll.)
Depresi
• Gejala utama:  Gejala lainnya:
1. afek depresif, 1. konsentrasi menurun,
2. hilang minat & 2. harga diri & kepercayaan diri
berkurang,
kegembiraan,
3. rasa bersalah & tidak berguna
3. mudah lelah & yang tidak beralasan,
menurunnya 4. merasa masa depan suram &
aktivitas. pesimistis,
5. gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh
diri,
6. tidur terganggu,
7. perubahan nafsu makan (naik
atau turun).
PPDGJ
Depresi
 Episode depresif ringan: 2 gejala utama + 2 gejala lain > 2
minggu
 Episode depresif sedang: 2 gejala utama + 3 gejala lain, >2
minggu.
 Episode depresif berat: 3 gejala utama + 4 gejala lain > 2
minggu. Jika gejala amat berat & awitannya cepat,
diagnosis boleh ditegakkan meski kurang dari 2 minggu.
 Episode depresif berat dengan gejala psikotik: episode
depresif berat + waham, halusinasi, atau stupor depresif.

PPDGJ
Depresi
 Kombinasi psikoterapi & farmakoterapi adalah terapi
paling efektif.
 The different antidepressant class adverse effect
profiles make the SSRIs more tolerable than the TCAs
 SSRI is commonly used as first line drug for major
depression.
Gangguan Makan
Diagnosis Karakteristik
Bulimia nervosa Kriteria diagnosis harus memenuhi ketiga hal ini:
1. Preokupasi menetap untuk makan
2. Pasien melawan efek kegemukan (merangsang muntah,
pencahar, puasa, obat-obatan penekan nafsu makan)
3. Rasa takut yang berlebihan akan kegemukan & mengatur
beratnya di bawah berat badan yang sehat.
Anoreksia nervosa Kriteria diagnosis harus memenuhi semua hal ini:
1. Berat badan dipertahankan < 15% di bawah normal
2. Ada usaha mengurangi berat (muntah, pencahar, olahraga,
obat penekan nafsu makan)
3. Terdapat distorsi body image
4. Adanya gangguan endokrin yang meluas (amenorea,
peningkatan GH, kortisol.
5. Jika terjadi pada masa prepubertas, maka pubertas dapat
tertunda.
PPDGJ
Gangguan Mental Organik
 Gangguan mental organik: gangguan mental
yang berkaitan dengan penyakit/gangguan
sistemik atau otak yang dapat didiagnosis
tersendiri.
 Gambaran utama:
 Gangguan fungsi kognitif: daya ingat, daya pikir, daya
belajar
 Gangguan sensorium: kesadaran & perhatian
 Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam
bidang: persepsi (halusinasi), isi pikir (waham),
suasana perasaan.

PPDGJ
Heroine Withdrawal
• Alcohol withdrawal syndrome
– Gejala: cemas, tremor, insomnia, keringat dingin, disorientasi
– Tata laksana: benzodiazepine
• Sedative-hypnotic withdrawal syndrome
– Gejala: mirip alcohol withdrawal
– Tata laksana: penurunan dosis perlahan
• Opioid withdrawal
– Gejala: mirip flu berat, tidak ada penurunan kesadaran
– Tata laksana: metadon atau buprenorfin
• Stimulant withdrawal
– Gejala: depresi, hipersomnia, lapar, retardasi psikomotor
• Jawaban: Heroine withdrawal
Substances-Related Disorders (1)
Alcohol & CNS Depressant Psychostimulants: Cocaine & Amphetamines

Intoxication Witdrawal Intoxication Witdrawal

• Disinhibition (eg, • Anxiety or psychomotor • Stimulation (euphoria, • Depression (dysphoria)


inappropriate sexual or agitation hypervigilance, anxiety, • Psychomotor retardation
aggressive behavior, • Tremor tension, anger, impaired • Fatigue (increased need
impaired judgment, • Craving judgment) for sleep)
mood lability) • Autonomic hyperactivity • Psychomotor agitation • Increased appetite
• Somnolence, stupor, or (eg, tachycardia, (stereotyped behaviors, • Craving
coma hypertension, sweating, dyskinesias, dystonias)
• Impaired attention or hyperthermia, • Energy (decreased need
memory Slurred speech arrhythmia) for sleep)
• Incoordination • Insomnia • Anorexia (nausea or
• Unsteady gait • Sensory distortions or vomiting, weight loss)
• Nystagmus hallucinations (eg, • Autonomic arousal
transient visual, tactile, (tachycardia,
or auditory) hypertension, pupillary
• Nausea or vomiting dilation, perspiration or
• Seizures chills)
• Delirium • Chest pain, cardiac
arrhythmias, respiratory
depression
• Confusion
Substances-Related Disorders (2)
Opioid Cannabis

Intoxication Witdrawal Intoxication Witdrawal

• Activation or "rush" • Depressed mood and • Euphoria, drowsiness, or None


(early or with low anxiety sedation
dosages) and • Dysphoria • Sensation of slowed
sedation/apathy or • Craving time
"nod" (late or with high • Piloerection ("goose • Auditory or visual
dosages) flesh") distortions, dissociation
• Euphoria or dysphoria • Lacrimation or • Impaired judgment,
• Feelings of warmth, rhinorrhea motor coordination,
facial flushing, or itching • Hyperalgia, joint and attention, or memory
• Impaired judgment, muscle aches • Slowed reaction time
attention, or memory • Diarrhea and • Conjunctival injection
• Analgesia gastrointestinal • Tachycardia
• Constipation cramping, nausea, or • Increased appetite
• Pupillary constriction vomiting • Anxiety, acute panic
• Drowsiness • Pupillary dilation and reactions, paranoia,
• Respiratory depression, photophobia illusions, or agitation
areflexia, hypotension, • Insomnia
tachycardia • Autonomic hyperactivity
• Apnea, cyanosis, coma (eg, tachypnea,
hyperreflexia,
tachycardia,
hypertension, sweating,
hyperthermia)
• Yawning
Substances-Related Disorders (3)
Hallucinogen

Intoxication Witdrawal

• Marked anxiety or None


depression
• Perceptual changes (eg,
intense perceptions,
depersonalization,
derealization, illusions,
hallucinations,
synesthesias)
• Thought disorders (eg,
ideas of reference,
paranoia, impaired
reality testing)
• Impaired judgment
• Autonomic arousal (eg,
pupillary dilation,
tachycardia, sweating,
palpitations, blurring of
vision, tremors,
incoordination)
Substances-Related Disorders -
Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai