Anda di halaman 1dari 42

ABSES HEPAR

Fadel Al-Habsy, S.Ked


Jevanlia Karlina Hutabalian, S.Ked
Lia Pertiwi, S.Ked
Uswathun Hasannah Sholihin, S.Ked

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


DEFINISI ABSES HATI

•Abses hati adalah rongga patologis berisi


jaringan nekrotik yang timbul dalam
jaringan hati akibat infeksi amuba,
bakteri, parasit, atau jamur dari sistem
gastrointestinal.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


EPIDEMIOLOGI

• Dinegara-negara yang sudah berkembang,


Abses hepar amebik didapatkan secara
endemik dan jauh lebih sering dibandingkan
AH Piogenik. AHP tersebar di seluruh dunia
dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi
sanitasi yang kurang. AHP lebih sering terjadi
pada pria dibandingkan perempuan, dengan
rentang usia berkisarlebih dari 40 tahun,
dengan insidensi puncak pada dekade ke-6

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


ETIOLOGI ABSES HATI

ABSES HATI AMEBIK disebabkan oleh


strain virulen Entamoeba hystolitica yang
tinggi. Diduga adadua jenis E. histolytica
yaitu strain pathogen dan non pathogen.
Bervariasinya virulensi strain ini berbeda
berdasarkan kemampuannya menimbulkan
lesi dihepar. E. histolytica diperoleh dari
ingesti kista yang berasal dari air, makanan
dan tangan yang terkontaminasi secara
fekal.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


ABSES HATI PIOGENIK disebabkan oleh
kuman gram negatif dan penyebanya yang
terbanyak adalah E. Coli. Selain E.coli,
penyebab lainnya adalah Microaerophilic
streptococci, Anaerobic streptococci,
Klebsiella pneumonia, bacteroides,
fusobacterium, Staphylococcus aureus,
Staphylococcus milleri, Candida albicans,
Aspergillus, Actinomyces, Salmonellatyphii,
dan fungal.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
GEJALA KLINIS
Ditemukan sindrom klinis berupa nyeri spontan perut
kanan atas, yang ditandai dengan jalan membungkuk ke
depan, dengan kedua tangan diletakkan di atasnya.
Demam/panas tinggi merupakan keluhan paling utama
Gejala lainnya terdapat rasa mual dan muntah,
berkurangnya nafsu makan, terjadi penurunan berat
badan, kelemahan berat badan, ikterus, buang air besar
bewarna seperti kapur, dan buang air kecil bewarna
gelap

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Pada palpasi terdapat hepatomegali serta
perkusi terdapat nyeri tekan hepar, yang
diperberat dengan adanya pergerakan
abdomen, splenomegali didapatkan bila telah
menjadi kronik, bisa di dapatkan asites,
ikterus, dan tanda-tanda hipertensi portal.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


FAKTOR RESIKO

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
HOW TO DIAGNOSE ?
HEPATIC abscess?

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosis berdasar penyebab pada pemeriksaan
kultur hasil aspirasi, merupakan standar emas untuk
menegakkan diagnosis abses hati piogenik. Pada
abses hepar amuba dapat ditemukan kista pada
pemeriksaan feses dan tes serologi yang positif.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
 Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan
awal yang baik dengan ketepatan mencapai
90% yang penting untuk membantu
mendiagnosis serta menentukan lokasi dan
besarnya abses. Abses biasanya terketaj ditepi
hati, tunggal dan terisi cairan hipoekoik. USG
adalah pemeriksaan radiologi pilihan terbaik
sedangkan pemeriksaan CT Scan dan MRI
jarang dibutuhkan

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
PENATALAKSANAAN
Pada abses hati amuba dapat diberikan Metronidazol (35-50
mg/kg/hari dibagi 3 dosis selama 7-10 hari) atau tinidazol (60
mg/kg/hr selama 5 hari) merupakan terapi pilihan. memudahkan
terjadinya relaps.
Drainase per kutaneus dilakukan jika hasil serologis negatif pada
absesberukuran besar (> 3-4 cm), tidak memberi respons terhadap
terapi antiamuba setelah 4-5 hari atau jika terdapat ruptur ke
peritoneum, pleura atau perikardium. Tindakan drainase operatif
hanya diperlukan jika abses telah ruptur sehingga
menyebabkanperitonitis amuba atau jika pasien tidak
berresponsterhadap obat walaupun sudah dilakukan aspirasi dan
drainase dengan kateter.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


KOMPLIKASI

Adanya septikemia/bakterimia, ruptur hati


dengan peritonitis generalisata, kelainan
pleuropulmonal, gagal hati, perdarahan ke
dalam rongga abses, hemobilia, empiema,
fistula hepatobronkial, ruptur ke dalam
perikard atau retro peritoneum.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
IDENTITAS PASIEN
NAMA : TN. SH
UMUR : 37 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
NO RM : 95 75 52
ALAMAT : RENGAT
MASUK RS : 10 JUNI 2017
WAKTU : 19.00 WIB
TGL PEMERIKSAAN : 12 JUNI 2017

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


KELUHAN UTAMA

Nyeri perut kanan atas yang


semakin memberat sejak 10 hari
SMRS

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


± 1 bulan SMRS, pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas,
nyeri perut dirasakan spontan, dan terus menerus serta
terasa semakin nyeri bila bergerak.Nyeri terasa seperti
ditekan/ditusuk, kemudian perut dirasakan semakin
membengkak.Bertambah nyeri saat di beri makan-makanan
berlemak (-), rasa penuh (-), nyeri menjalar (-).Demam (-),
riwayat demam (+) 3 minggu terakhir, demam dirasakan
semakin tinggi pada saat malam hari, menggigil (-), sakit
kepala (+), keringat berlebihan (+), kemudian pasien pergi ke
bidan dan diberi obat demam dan antibiotik (amox), demam
dirasakan turun.Badan terasa lemas sehingga mengganggu
aktifitas, pasien juga merasakan mual (+), muntah (-), nafsu
makan menurun, BB turun (62kg-59kg). BAK dan BAB tidak
ada keluhan.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
RPS
 ± 10 hari SMRS pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas
semakin memberat, nyeri perut dirasakan seperti sebelumnya,
desertai nyeri pada bahu kanan atas, demam, menggigil, dan
keringat berlebih, mual (+), muntah (+) 1 kali berisi makanan
yang dimakan, darah (-), nafsu makan turun, BB turun (59kg-
56kg), BAK dan BAB tidak ada keluhan. Kemudian pasien
dibawa ke RS Pematang Rebah dan langsung dirujuk ke RSUD
AA karena adanya penyakit infeksi hati.
 tidak pernah berobat ke dokter sebelumnya, hanya konsumsi
obat penurun panas dan antibiotik dari bidan.

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


 Pasien pernah memiliki keluhan yg sama (Maret
2016) tetapi dengan abses di bagian iliaka sinistra :
pecah (darah + nanah)
 Riw. HT (+), Riw. nyeri ulu hati (-), Riw. DM (-), Kencing :
batu (-) atau darah (-).
 Riw. mencret berlendir (+) darah (-) : pada tahun
2015.
 Riw. Hepatitis B (-).
 Riw. TB paru (-), riw. Sakit jantung (-).

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Tidak ada keluhan yang sama
Riwayat hipertensi (+) : ibu dan adik kandung
pasien.
Riwayat DM (-)
Riwayat penyakit jantung (-), riw. Hepatitis B (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Pasien bekerja sebagai buruh PT sawit.
Riwayat merokok (+) sejak usia 14 tahun sebanyak
32 batang perhari. Berhenti merokok sejak MRS.IB :
23 x 32 = 736 (perokok berat)
Alkohol (+) sejak usia 28 Th dan berhenti sejak 1
tahun yang lalu.
Jamu-jamuan (-), makan-makanan berlemak (-).

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 86 x/menit, reguler, kuat angkat, pengisian
cukup
RR : 16 x/menit
Suhu : 36,7oC
BB : 56 kg
TB : 168 cm
IMT : 19,8 (normoweight)
VAS (Visual Analog Scale): 4

PEMERIKSAAN UMUM : TANDA VITAL HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Kepala
 Mata : konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-),
pupil bulat, isokor, diameter 2 mm/2 mm,
reflek cahaya +/+.
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : hiperemis faring (-)
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP
5 ± 2 cmH2O

PEMERIKSAAN FISIK KEPALA DAN LEHER


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
Paru (thoraks depan)
Paru (thoraks belakang)
Inspeksi: normochest, pergerakan
simetris, spider nevi (-), jejas (-),
Inspeksi: Kelainan tulang belakang (-
jaringan parut (-), 16x/menit, ), gerakan simetris (-), scar (-)
Palpasi: nyeri tekan (-), Vokal fremitus Palpasi: Nyeri tekan (-), Vokal
teraba sama di hemitoraks dekstra fremitus normal (+/+)
dan sinistra, Perbesaran KGB (-) Perkusi: Lapang paru (sonor), batas
supraclavicula sinistra & dextra pengembangan paru VT X
Perkusi: lapang paru (sonor), batas paru Auskultasi: lapangan paru vesikuler,
hati SIK VI dextra ronki (-) pada basal paru kiri,
Auskultasi: vesikuler pada seluruh wheezing (-)
lapang paru , ronki (-), wheezing (-)

PEMERIKSAN FISIK THORAKS HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Inspeksi:
 Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi:
 Iktus kordis teraba di SIK V 1 jari lateral dari linea midklavikula
sinistra
Perkusi:
 Batas atas jantung : SIK III, linea midclavicula sinistra
 Batas kanan jantung : linea sternalis dextra
 Batas jantung kiri : linea midclavicula sinistra
Auskultasi:
 HR 86x/menit, BJ1dan BJ2 normal reguler, M1>M2, A2>A1, P2>P1,

gallop(-), murmur (-)

PEMERIKSAN FISIK JANTUNG HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Inspeksi : Perut datar, venektasi (-), scar (-).
Auskultasi : Bising usus (+) 9 x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) di regio hipokondrik dekstra
dan epigastrium, lien tidak teraba, murphy sign (-),
cudwig sign (+). Hepar teraba 12 cm di bawah arcus
costa,permukaan fluktuatif, konsistensi lunak, tepi
reguler. Masa tumor (-), acites (-)
Perkusi : Timpani diseluruh regio abdomen

PEMERIKSAN FISIK ABDOMEN


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
• Akral hangat
• clubbing finger (-)
• CRT < 2 detik
• Eritema (-)
• Edema (-).
• Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-), A. Femoralis
(teraba), A. Tibialis posterior (teraba), A. Dorsalis pedis
(teraba)

PEMERIKSAN FISIK EKTREMITAS HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


Darah Rutin Urin Rutin
Hb : 10,7 gr % Warna : Kuning
Leukosit : 12.480/UI Kejernihan : Jernih
Trombosit : 582.000/UI Protein :-
Hematokrit : 33% Glukosa : +0,2
Bil :-
Kimia darah Urobi : 0,2 u Mol/L
SGOT : 14 U/L Ph : 6,0
SGPT : 18 U/L Bj : 1.020
Darah, keton, nitrat dan leu estrase (-)
Imnoserologi
HBsAg Kualitatif : non-reaktif

PEMERIKSAAN PENUNJANG HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG ABDOMEN
HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
USG ABDOMEN
-Tampak lesi heterogen, batas`tegas, bentuk bulat ukuran 13,46x8,82 cm pada
lobus kanan hepar, yang pada Doppler tidak tampak gambaran vaskularisasi
pada lesi.
- GB: kontraktil
- Pankreas /; Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
mass/cyst.
- Lien: Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
mass/cyst.
- Kedua ginjal : Ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
dilatasi PCS, tidak tampak echo batu/mass/cyst.
- VU: Dinding dan mukosa regular. Tidak tampak echo batu/mass/cyst.
Kesan: Abses hepar

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
Anamnesis Pemeriksaan Penunjang :

• Nyeri abdomen dekstra Leukositosis : 12.480

• Demam, menggigil (+) Hb : 10,7 gr%


• Anoreksia Glukosa urin : +2
• Mual muntah SGOT : 14 U/L
• Nyeri bahu kanan Dilakukan punksi : merah gelap
disertai pus
• Lebih nyaman berbaring ke sisi kanan
untuk mengurangi rasa sakit
Pemeriksaan Fisik :
• Kepala (anemis +)
• Hepatomegali
• Nyeri tekan (+) pada regio hipokondrium dekstra
• Cudwig sign (+)

RESUME
HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
Non-farmakologi :
Bed rest
Diet tinggi kalori tinggi protein
IVFD RL = 50 cc/kgBB/24jam = 2800 cc/ 24 jam

Farmakoterapi
Metronidazole 3 x 750 mg (7-10 hari).

Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam

PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
Follow up (13/06/17)
S / Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah post punksi abses hepar
O/ TD : 130/90 mmHg, HR : 89x/i, RR : 18x/i, T : 36,80C
A/ post punksi abses hepar
P/ metronidazole 3 x 750 mg

Follow up (14/06/17)
S / Pasien mengeluhkan nyeri pada daerah post punksi abses hepar sudah
berkurang
O/ TD : 120/80 mmHg, HR : 84x/i, RR : 16x/i, T : 36,30C
A/ post punksi abses hepar
P/ metronidazole 3 x 750 mg

FOLLOW UP
HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT
Follow up (15/06/17)

S / nyeri pada daerah post punksi abses hepar sudah semakin berkurang
O/ TD : 140/90 mmHg, HR : 84x/i, RR : 18x/i, T : 36,70C
A/ post punksi abses hepar
P/ metronidazole 3 x 750 mg

FOLLOW UP

HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT


HEPATIC ABSCESS - CASE REPORT

Anda mungkin juga menyukai